1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Perkebunan nusantara VIII (Persero) adalah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang perkerbunan teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah perca. Kantor pusat di bandung dengan wilayah operasi di jawa barat.yang beralamat di Jln. Sindang Sirna no.4 Bandung Jawa Barat. Sampai saat ini PT. Perkebunan Nusantara VIII mengelola 41 kebun dan 1 unit rumas sakit yang tersebar di 11 kabupaten/kota di jawa barat. Penilitian ini dilakukan pada perkebunan wilayah Batulawang yang beralamat di jl. Raya cisaga-km 15 yang beroprasi pada komuditi perkebunan karet dan kakao. PT. Perkebunan nusantara wialayah Batualwang tentunya sangat memperhatikan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia melalui penilaian kinerja. Keberhasilan PT. Perkebunan Nusantara wilayah Batulawang dalam memperbaiki kinerja lembaganya sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang bersangkutan dalam berkarya dan bekerja sehingga organisasi tersebut memiliki karyawan yang berkemampuan tinggi. Pelaksanaan penialaian kerja di PT. Perkebunan nusantara Wilayah Batulawang dilaksanakan oleh tim penilai setiap satu tahun sekali tepatnya dilaksanakan pada akhir bulan Desember. 1
2 Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan Bapak Ir.Setia Mulyana kepala sub bagian kekaryawan dan umum PT. Perkebunan Nusantara Wilayah Batulawang menyatakan bahwa ada beberpa prilaku yang mengidikasikan adanya penurunan tingkat motivasi kerja karyawan di PT.Perkebunan seperti masih adanya tindakan indisipliner seperti masih ditemuinya fenomena masih banyaknya karyawan yang pulang kerja lebih awal dari waktu yang ditetapkan, kemudian dalam berkerja karyawan cenderung selalu menunggu periantah atasan, dan adanya kejenuhan dalam bekerja, hal ini diindikasikan oleh karyawan yang keluar ruangan atau kantor pada saat jam kerja dengan alasan-alasan yang beragam. Berkaitan dengan motivasi kerja penulis mengadakan pengambilan data awal melalui interview pada 10 orang karyawan. Hasil yang penulis peroleh adalah 6 diantaranya menyebutkan bahwa hubungan sesama rekan kerja memang tidak terlalu dekat, hal ini menurut para karyawan tersebut dikarenakan komunikasi yang terjalin antara karyawan hanya berlangsung di kalangan tertentu saja yang memang memiliki kelompok pertemanan sehingga karyawan yang tidak termasuk ke dalam kelompok pertemanan tersebut jarang sekali diajak berkomunikasi. Komunikasi hanya dilakukan jika memang berkaitan dengan pekerjaan saja. Permasalahan motivasi dapat diukur dari kedisiplinan kerja karyawan. Apabila karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi, mereka tidak akan mengalami absen dalam bekerja. Salah satu bukti kurangnya disiplin kerja karyawan, tampak dari statistik daftar kehadiran setiap bulannya. Karyawan
3 yang tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi kemungkinan lebih besar absen dipekerjaannya. Grafik 1.1 Kondisi Kehadiran Karyawan di PTP Nusantara VIII Kebun Batulawang 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 67,5 70,5 65,5 70,78 60,5 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Bagian Administrasi di PTPN VIII Kebun Batulawang Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa tingkat kehadiran pegawai pada tanun 2011 lebih baik jika di bandingkan dengan tahun tahun yang sebelumnya. Bahkan pada tahun 2012 kehadiran karyawan kembali mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kemangkiran karyawan sebagai bukti kurangnya motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang, hal ini masih ada karyawan dari setiap bagian yang kehadirannya kurang dari tingkat keseharusannya.
4 Untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, maka diperlukan upaya untuk meningkatkannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan komunikasi yang harmonis baik antara karyawan dengan atasa, atasan dengan atasan atau karyawan dengan karyawan. Komunikasi yang buruk paling sering disebut sumber konflik antar pribadi, Karena para individu atau karyawan menghabiskan hampir 70% dari waktu terjaganya untuk komunikasi. Jadi salah satu kekuatan yang paling menghambat suksesnya kinerja dan produktivitas. Sedangkan bagi karyawan kelompok kerja merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan, menyampaikan kekecewaan, kepuasan selama mereka bekerja (Robbin, 2007:391). Selain komunikasi, kepuasan kerja juga bisa membantu meningkatkan motivasi kerja karyawan. Apabila karyawan merasa puas, maka akan termotivasi dalam kerjanya. Kepuasan sesuatu yang bersifat individu memiliki kepuasan yang berbeda sesuai dengan nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaiain terhadap kegiatan makin tinggi kepuasan. Kepuasan dapat menggambarkan seseorang atas perasaan dirinya, senang atau tidak senang puas atau tidak puas dalam bekerja. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya dalam perusahaan atau organisasi. Dalam kehidupan organisasi, komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena komunikasi dapat meningkatkan kerjasama para anggotanya. Tujuan yang hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan serta program kerja yang harus diselenggarakan, kesemuanya itu memerlukan hubungan serta kerjasama
5 yang harmonis baik antar personal maupun kelompok. Dengan kata lain bahwa setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara harmonis, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien melalui kerjasama yang erat. Komunikasi organisasi biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan (internal communication) dan komunikasi yang terjadi diluar perusahaan (external communication). Di dalam komunikasi internal, baik secara vertical, horizontal maupun diagonal sering terjadi kesulitan yang menyebabkan terjadinya ketidaklancaran komunikasi atau dengan kata lain terjadi miss communication. Kesulitan ini terjadi dikarenakan adanya kesalahpahaman dalam pelaksanaan pekerjaan, yakni antara kedua belah pihak dalam mencerna proses komunikasi, sehingga antara pesan yang disampaikan dengan pesan yang diterima berbeda persepsi atau arti, seperti adanya sifat egois, kurangnya keterbukaan antar pegawai, kadang kala terjadinya konflik antar pegawai yang menyebabkan suasana kerja menjadi tidak kondusif dan sebagainya, sehingga komunikasi tidak efektif dan tujuan organisasi pun sulit tercapai. Adanya masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan dalam komunikasi internal tersebut, menyebabkan komunikasi dua arah menjadi terhambat dan dirasakan tidak harmonis. Kurangnya intensitas komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan pada seluruh lapisan pegawai maupun pimpinan yang ada dalam perusahaan, seperti terhambatnya informasi disampaikan kepada setiap bagian atau antar pegawai dan antar bawahan ke pimpinan atau sebaliknya, dikarenakan oleh kesibukan masingmasing dalam pengerjaan tugas. Pegawai masih sering melakukan kesalahan dalam menerjemahkan perintah dari
6 pimpinan, hal itu dikarenakan kemampuan daya tangkap dan juga struktur organisasi dari tingkat atas hingga ke bawahan terlalu panjang sehingga berakibat pada informasi tersebut menjadi bertambah ataupun berkurang. Komunikasi organisasi merupakan aspek yang vital guna menciptakan kerjasama karena di dalamnya terdapat orang-orang atau anggota organisasi untuk memberikan informasi, saling membantu, saling mempengaruhi sehingga organisasi ini berdiri tegak. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan Komunikasi yang efektif penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi, para komunikator dan seluruh pegawai dalam perusahaan atau organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka, yang nantinya akan lebih meningkatkan kepuasan kerja pegawai dan secara tidak langsung tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan akan lebih mudah tercapai. Sedangkan kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbedabeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja (Rivai & Jauvani Sagala, 2009:856). Tidak terciptanya kepuasan kerja yang berdampak pada produktivitas kerja. Hal ini di karenakan oleh tidak efektifnya pemberdayaan SDM,
7 kurangnya intensitas komunikasi antara karyawan dan pimpinan seperti kurangnya interaksi antara rekan sekerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung tak terbatas. Artinya, kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan manusia selalu berusaha dengan segala kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dimilikinya, dicapai dan dinikmati. Untuk itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitas yang disebut dengan kerja. Meskipun tidak semua aktivitas dikatakan kerja (Rivai & Jauvani, 2009:809). Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian, dengan judul Pengaruh Komunikasi dan Kepuasan Kerja Karyawan terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Keberadaan motivasi kerja dalam diri karyawan di perusahaan sangat penting karena dengan motivasi kerja tinggi akan membangun dan mengembangkan organisasi ke arah yang lebih baik lagi, sebab dengan dimilikinya motivasi kerja yang tinggi dalam diri karyawan akan mendorong karyawan untuk bekerja dan memperlihatkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk kepentingan perusahaan sehingga tidak heran bila karyawan yang memiliki motivasi kerja yang tinggi adalah tujuan setiap organisasi maupun perusahaan.
8 Motivasi kerja tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, motivasi merupakan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah komunikasi, baik antara karyawan dengan atasan atau sebaliknya, maupun antar karyawan itu sendiri. Komunikasi adalah suatu penyampaian informasi dari satu individu terhadap individu lainnya. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan, menyampaikan kekecewaan, kepuasan selama mereka bekerja. Komunikasi itu juga sangat memperkuat motivasi dengan menjelasakan kepada karyawan apa yang harus dilakukan,seberapa baik dia bekerja dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerjanya. Selain komunikasi, faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah kepuasan kerja. Kepuasan dan rasa memiliki perusahaan yang dirasakan oleh karyawan terhadap pekerjaanya akan berpengaruh positif pada kinerjanya, begitu pula sebaliknya. Kondisi-kondisi yang ada di dalam perusahaan merupakan indikasi kepuasan kerja karyawan terhadap perusahaan. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi merupakan ciri perusahaan yang dikelola dengan baik dan pada dasarnya merupakan hasil manajemen perilaku yang efektif, di mana manajemen benar-benar dapat memahami reaksi-reaksi dari perilaku para karyawan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalam perusahaan. Ada beberapa pokok masalah yang dirumuskan sehubungan dengan masalah pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja
9 karyawan, pokok masalah tersebut merupakan pertanyaan yang diteliti melalui penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran komunikasi karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang? 2. Bagaimana gambaran kepuasan kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang? 3. Bagaimana gambaran motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang? 4. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang? 5. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang? 6. Bagaimana pengaruh komunikasi dan kepuasna kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang? 1.3 Tujuan Penelitian Bertolak dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui gambaran komunikasi karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. 2. Untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. 3. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang.
10 4. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. 5. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. 6. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan kepuasna kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PTPN VIII Kebun Batulawang. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Secara teoretis 1) Memberikan sumbangan pemilihan kepada pimpinan PTPN VIII Kebun Batulawang sehubungan dengan pengaruh pengaruh komunikasi dan kepuasna kerja terhadap motivasi kerja, dan ini sangat bermanfaat untuk menentukan kebijakan strategis dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. 2) Memberikan sumbangan pemikiran kepada para pengembang ilmu manajemen, dan ini sangat bermanfaat untuk menentukan kebijakan teoretik khususnya dalam konteks prosedur dan proses peningkatan kepuasan kerja. 3) Memberikan sumbangan pemikiran kepada para praktisi dan atau akademisi, khususnya mahasiswa ekonomi manajemen pada Universitas Pendidikan Indonesia yang ingin mengetahui kesesuaian antara harapan dan kenyataan dalam proses peningkatan motivasi kerja.
11 4) Memberikan sumbangan pemikiran kepada sidang pembaca yang ingin mengetahui prosedur dan proses peningkatan motivasi kerja yang jelas dan transparan. 2. Secara praktis 1. Memberikan tolok ukur kepada pimpinan PTPN VIII Kebun Batulawang tentang pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi Kerja. 2. Memberikan bahan diskusi bagi mahasiswa Ekonomi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia khususnya, umumnya kepada yang berminat mengkaji tentang pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi Kerja. 3. Menjadi motif yang memotivasi semua pihak yang terlibat dalam menentukan pengumpulan data, untuk mengetahui lebih jauh pengaruh komunikasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi Kerja.