BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan belajar dan pengajaran pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung oleh seluruh komponen sekolah yang senantiasa tercakup, antara lain kepala prodi, dosen, karyawan, mahasiswa, kurikulum, metode pengajaran, serta berbagai fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar. Dimana semua faktor faktor tersebut kedudukannya saling mempengaruhi dan mendukung sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan pada program pendidikan Diploma III keperawatan mempergunakan kurikulum Nasional Program Diploma III Keperawatan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Kurikulum disusun berlandaskan pada Visi, Misi dari Pendidikan Diploma III Keperawatan, Falsafah Keperawatan yang mencakup konsep manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan serta berorientasi pada kaidah kaidah pendidikan tinggi Nasional. (Depkes, 2005). Berdasarkan hasil ulangan harian yang dicapai mahasiswa pada materi Komunikasi Keperawatan (KomKep) menunjukkan bahwa pada tahun 2011 pada mahasiswa semester II hanya 45 % siswa yang mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (60) dengan daya serap 55,3 %, dan pada tahun 2012 menurun 35% siswa yang mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal dengan daya serap 45,3% sehingga untuk mencapai tahap ketuntasan sering kali harus dilakukan remediasi. Dengan kata lain hal ini menunjukkan rendahnya commit hasil to user belajar mahasiswa pada pembelajaran materi Komunikasi Keperawatan (Akper Giri Satria Husada, 2012). 1
2 Mata kuliah Komunikasi Keperawatan ini sangat penting untuk dipahami oleh mahasiswa semester II karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang memiliki kompetensi dasar keperawatan yaitu komunikasi terapeutik yang harus dikuasai oleh mahasiswa perawat sebagai calon tenaga perawat dan sebagai dasar untuk mengikuti praktek klinik keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia (Depkes, 2005). Prestasi belajar komunikasi keperawatan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor dari dalam diri siswa antara lain: faktor fisiologis, terdiri dari kondisi fisik dan kondisi panca indera, faktor psikologis, terdiri dari bakat, sikap, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif. Faktor dari luar yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial, faktor instrumental yang terdiri dari kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana seperti perpustakaan sekolah, administrasi/manajemen. Perbedaan dari setiap siswa dalam berbagai faktor menyebabkan perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar. Dalam rangka untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik dan tercapainya tujuan pembelajaran dibutuhkan interaksi antara faktor-faktor tersebut. Pengaruh dari masing-masing faktor tersebut mengakibatkan munculnya siswa yang mempunyai prestasi belajar yang tinggi, sedang, rendah atau bahkan gagal sama sekali. Sutarno(2006), menyatakan bahwa salah satu penunjang prestasi belajar dari factor eksternal adalah perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung pada sebuah perguruan tinggi dikelola sepenuhnya oleh perguruan tinggi yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuan khusus perguruan tinggi dan tujuan pendidikan pada umumnya. commit to user Mardiyanto (2003) menyatakan peran perpustakaan dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar pada lingkungan perguruan tinggi sangat
3 diperlukan. Perpustakaan perguruan tinggi adalah pusat pengetahuan (learning center). Selain sebagai learning center, perpustakaan juga berperan sebagai agent of change artinya perpustakaan tersebut sebagai agen perubahan bagi para siswa yaitu dapat melatih siswa untuk menjadi siswa yang lebih aktif, kreatif, maupun berpikir kritis. Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah membantu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta nilai dan sikap hidup siswa dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. Sedangkan peranan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai salah satu sarana pendidikan yang bersifat teknis edukatif yang bersama-sama dengan unsur pendidikan lainnya ikut menentukan berlangsungnya proses pendidikan. Keberadaan perpustakaan di suatu lembaga pendidikan adalah sangat penting. Ibarat tubuh manusia, perpustakaan adalah organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Perpustakaan merupakan salah satu bentuk perwujudan dari usaha pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih memadai demi terciptanya tujuan pendidikan di Indonesia. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat sistem belajar mengajar bagi sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu tinggi, sebagai tempat terselenggaranya penelitian bagi sivitas akademika perguruan tinggi sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang dengan baik, sebagai sarana untuk kerjasama dengan pihak- pihak luar perguruan tinggi dalam pengumpulan, pengolahan serta penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai sarana untuk mengakses informasi baik di dalam kampus maupun luar kampus, bahkan luar negeri, juga sebagai sarana untuk pemanfaatan koleksi secara bersama dengan perpustakaan lain sehingga memperlancar pencarian maupun penyebaran informasi. Fungsi commit diatas to user disediakan oleh perpustakaan agar mahasiswa dapat memanfaatkanya dengan baik (Ibrahim Bafadal, 2005).
4 Tujuan perpustakaan adalah untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi dan menjadi pusat pembelajaran. Perpustakaan dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana, seperti ruang baca, rak buku, meja kursi baca, sistem pengelolaan tertentu dan adanya karyawan yang melaksanakan kegiatan perpustakaan. Adapun ciri ciri dan persyaratan perpustakaan mempunyai ciri-ciri dan persyaratan tertentu, seperti: tersedianya ruangan/gedung yang digunakan khusus untuk perpustakaan, adanya koleksi bahan pustaka/bacaan dan sumber informasi lainnya, adanya petugas yang menyelenggarakan kegiatan dan melayani pemakai, adanya komunitas masyarakat pemakai, adanya sarana dan prasarana yang diperlukan, dan diterapkannya suatu sistem atau mekanisme tertentu agar segala sesuatunya berjalan dengan lancar (Sutarno, 2006). Dewasa ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dunia berkembang sangat pesat dan telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang pengelola sumber informasi yang sudah seharusnya terjamah oleh penerapan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi merupakan wujud dari suatu perubahan layanan di perpustakaan. Dengan adanya teknologi informasi dapat membantu pemustaka dalam memperoleh kebutuhan informasi dan membuat sistem layanan perpustakaan tersistematis. Perkembangan mutakhir saat ini yaitu munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan informasi yang berorientasi pada data digital dan media jaringan komputer (internet). Perpustakaan digital merupakan sistem yang memiliki berbagai layanan untuk mendukung akses informasi melalui perangkat digital. Oleh karena itu, penemuan dunia internet menambah kekayaan media untuk mempercepat ketersediaan dan pertukaran informasi commit di seluruh to user dunia. Menurut Jeni Andria Jahja (2006), rendahnya minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan disebabkan oleh banyak faktor. Selain tidak adanya kegiatan yang
5 bersifat wajib dari sekolah seperti siswa diperintahkan untuk membaca dan datang ke perpustakaan. Turunnya minat siswa pergi ke perpustakaan dapat juga disebabkan faktor keberadaan perpustakaan itu sendiri yang jauh dari kenyamanan untuk dapat dimanfaatkan fasilitasnya. Selain itu terdapat pengaruh luar, yang mempengaruhinya seperti contohnya permainan di HP, internet, film-film yang dapat dengan mudah melalui HP dan CD. Televisi juga dapat membuat siswa tertarik untuk mengakses informasi atau sekedar hiburan yang terdapat dalam benda-benda tersebut tanpa harus pergi ke perpustakaan. Pada sisi lain menyebutkan bahwa perpustakaan merupakan bagian investasi pendidikan jangka panjang yang amat berharga dalam menuju sebuah peradaban yang maju. Perpustakaan Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri mempunyai koleksi buku yang lumayan lengkap dan terupdate sehingga banyak mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan, tetapi tidak semua pengunjung memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Mereka yang datang ke perpustakaan ada yang hanya ngobrol dengan temannya saja tanpa memikirkan teman-teman lainnya yang ingin belajar, sehingga suasana perpustakaan menjadi tidak nyaman. Hal seperti ini sangat merugikan, baik dari pihak mahasiswa itu sendiri mupun mahasiswa lain yang benarbenar ingin belajar di perpustakaan, karena mahasiswa itu sendiri walaupun datang ke perpustakaan tidak akan mendapatkan ilmu dan hanya sia-sia saja, sedangkan mahasiswa yang mempunyai niat untuk belajar merasa terganggu dengan adanya kegaduhan yang terjadi di perpustakaan tersebut Kondisi yang ada di perpustakaan AKPER Giri Satria Husada Wonogiri saat ini yaitu sudah tersedianya koneksi Wireless Fidelity (WiFi). Koneksi tersebut dapat digunakan oleh pemustaka untuk menunjang penelusuran koleksi e-journal, e-book, website serta terdigitalisasinya beberapa commit koleksi to user bahan perpustakaan, seperti skripsi, tesis, dan disertasi di perpustakaan.
6 Seorang mahasiswa selain harus memanfaatkan perpustakaan untuk belajar, mereka juga harus mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi (IQ, EQ, dan SQ). Menurut Goleman (2006) dalam bukunya Working With Emotional Intelligence, bahwa saat ini keberhasilan seseorang tidak ditunjang oleh kemampuan intelektual semata, namun juga didukung oleh kemampuan penyesuaian emosi dalam berhubungan dengan seseorang dan memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa Intelektual Quotient (IQ) menentukan keberhasilan seseorang. Masyarakat beranggapan bahwa semakin tinggi IQ seseorang semakin berhasil orang tersebut dalam pekerjaan ataupun pendidikannya. Namun kenyataannya tidak demikian, IQ hanya memberikan kontribusi 20% dalam menentukan keberhasilaan hidup seseorang dan 80% lainnya ditentukan oleh faktor lain. Faktor inilah yang disebut kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional memiliki banyak fungsi dengan mengetahui kapan dan bagaimana mengeskpresikan emosi sehingga hal tersebut dapat dikontrol.. Goleman (2006) menyatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasaan-perasaan tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan, sehingga kecerdasan emosi sangat diperlukan untuk sukses dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang menonjol dalam pekerjaan. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Patton (1998) bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu menghadapi tantangan dan menjadikan seorang manusia yang penuh tanggung jawab, produktif, dan optimis dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, dimana hal-hal tersebut sangat dibutuhkan di dalam lingkungan kerja. Berdasarkan uraian latar belakang yang dijabarkan diatas dan mengingat pentingnya pengaruh intensitas commit to pemanfaatan user perpustakaan dan motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar guna mencapai pendidikan yang berkualitas, maka peneliti mengambil judul PENGARUH INTENSITAS
7 PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN KONVENSIONAL, DIGITAL DAN EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOMUNIKASI KEPERAWATAN MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI. B. Rumusan Masalah Penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh intensitas pemanfaatan perpustakaan konvensional terhadap prestasi belajar komunikasi keperawatan mahasiswa Akademi Keperawatan? 2. Apakah ada pengaruh intensitas pemanfaatan perpustakaan digital terhadap prestasi belajar komunikasi keperawatan mahasiswa Akademi Keperawatan? 3. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar komunikasi keperawatan mahasiswa Akademi Keperawatan? 4. Apakah ada pengaruh antara intensitas pemanfaatan perpustakaan konvensional, intensitas pemanfaatan perpustakaan digital, dan kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar komunikasi keperawatan mahasiswa Akademi Keperawatan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh intensitas pemanfaatan perpustakaan konvensional, digital dan kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar mahasiswa Akademi Keperawatan. commit to user
8 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengaruh pemanfaatan perpustakaan konvensional terhadap prestasi belajar komunikasi keperawatan mahasiswa semester II tahun ajaran 2013/2014 Akper Giri Satria Husada Wonogiri. b. Mendeskripsikan pengaruh pemanfaatan perpustakaan digital terhadap prestasi belajar komunikasi keperawatan mahasiswa semester II tahun ajaran 2013/2014 Akper Giri Satria Husada Wonogiri. c. Mendeskripsikan pengaruh kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar komunikasi keperawatan mahasiswa semester II tahun ajaran 2013/2014 Akper Giri Satria Husada Wonogiri. d. Mendeskripsikan interaksi intensitas pemanfaatan perpustakaan konvensional, digital dan kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar komunikasi keperawatan mahasiswa tahun ajaran 2013/2014 Akper Giri Satria Husada Wonogiri. D. Manfaat Penelitian Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat untuk : 1. Manfaat Teoretis. Memberikan informasi tentang pengaruh pemanfaatan perpustakaan dengan kecerdasan emosi dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 2. Manfaat Praktis a) Bagi mahasiswa Melalui penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasan tentang manfaat belajar dan membaca buku di perpustakaan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar b) Bagi Dosen commit to user
9 Sebagai bahan masukan bagi para dosen tentang pengaruh-pengaruh intensitas pemanfaatan perpustakaan dan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baik guna mengarahkan dalam pencapaian prestasi belajar yang baik. c) Bagi Akper/Institusi Pendidikan Melalui penelitian ini diharapkan institusi dalam hal ini pimpinan dan pemegang otoritas di institusi pendidikan dapat memperoleh informasi sebagai masukan dalam menentukan kebijaksanaan terkait dengan proses belajar mengajar dan manfaat perpustakaan. commit to user