Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang banyak sekali jenis permainan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: SUNARTO A

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: NOERMANITA EKASARI

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum dan adanya penyempurnaan fasilitas, adanya lokakarya bagi. yang kesemuanya ini dimaksudkan sebagai usaha dalam

PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan kegiatan pengembangan model pembelajaran dengan

ABSTRAKSI PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2004

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori

KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam membentuk dan membinan

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

Weni Muliawati SMA Negeri 10 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

Transkripsi:

Hubungan antara kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007 Oleh : Asrifah Imami NIM : K 7403001 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah tentang pendidikan di masa sekarang tetap menjadi sorotan dan topik menarik bagi semua kalangan. Suyanto dalam H.A.R. Tilaar (2002: 110) mengemukakan bahwa Fenomena yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah selalu tertinggalnya perkembangan dunia pendidikan itu sendiri jika dibandingkan dengan perkembangan zaman dan dunia bisnis yang mengiringi. Pendidikan bagi kehidupan bangsa Indonesia di era globalisasi seperti saat ini memiliki tanggung jawab yang besar dan menjadi tumpuan harapan bangsa bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk menghadapi era globalisasi. Oleh karena itu kualitas pendidikan secara terus-menerus perlu ditingkatkan agar mampu melahirkan generasi bangsa yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang tinggi pada era persaingan global. Kualitas pendidikan pada jenjang pendidikan menengah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) antara lain dapat dilihat dari besarnya jumlah lulusan yang dapat diterima di Perguruan Tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan peningkatan mutu pembelajaran. H.J.Gino dkk (2000: 40) mengemukakan bahwa Salah satu syarat pembelajaran yang bermutu adalah dengan mengetahui jawaban atas pertanyaan: 1) Apa yang diinginkan oleh guru/pendidik dari siswanya pada akhir suatu pelajaran? 2) Apa yang seharusnya siswa tahu pada akhir suatu 1

2 pelajaran?. Adanya kesesuaian antara apa yang diinginkan guru dari siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan apa yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran akan mewujudkan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah diperolehnya hasil belajar siswa yang optimal. Segala tindakan guru dalam proses belajar mengajar diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran diharapkan tidak hanya berorientasi pada hasil belajar siswa tetapi juga harus memperhatikan proses pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2005: 65) yang mengemukakan bahwa Keberhasilan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa yang optimal bergantung pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru. Keberhasilan suatu aktivitas sangat tergantung pada komponenkomponen yang ada di dalamnya, demikian juga dengan pembelajaran. Semua komponen yang ada dalam pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan yang akan dicapai. Komponen yang ada dalam pembelajaran antara lain guru, siswa, bahan atau materi, tujuan, media, metode, dan evaluasi pembelajaran. Keseluruhan komponen tersebut harus sinergi dalam mewujudkan keberhasilan pembelajaran dengan semaksimal mungkin. Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 224) Di antara komponenkomponen pembelajaran, guru merupakan satu-satunya komponen yang mampu mengubah komponen-komponen lain menjadi bervariasi. Sebaliknya komponenkomponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Hal tersebut dapat diambil pengertian bahwa guru merupakan komponen yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan proses pembelajaran yang bermutu. Komponen guru merupakan komponen khusus yang perlu mendapat sorotan secara khusus pula karena peranannya yang begitu fundamental dalam proses pembelajaran Dewasa ini mulai terasa adanya pergeseran fungsi dan peranan orang tua terhadap pendidikan anaknya. Hal ini mengakibatkan pihak sekolah (dalam hal ini guru) sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas keberhasilan dan

3 kelancaran pendidikan yang dijalani oleh siswa. Oleh karena itu kecakapan guru menjadi sangat dominan atas keberhasilan kegiatan pembelajaran. Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh mutu pembelajaran, salah satu kunci utama dalam proses pembelajaran ditentukan oleh tenaga pendidik dalam hal ini seorang guru yang bermutu dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar sekaligus sebagai pendidik. Oemar Hamalik (2002: 36) mengemukakan bahwa Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten dapat berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional yang memiliki penguasaan kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan yang harus ada dalam diri seorang guru agar dapat mewujudkan kinerja profesionalnya secara efektif. Mohamad Surya dalam H.A.R. Tilaar (2002: 338) mengemukakan bahwa Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi yang mantap. Guru yang menguasai kompetensinya akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga prestasi belajar siswa berada pada titik yang optimal. Untuk menghasilkan seorang guru yang kompeten, tidak cukup bila seorang guru hanya menguasai materi yang bersifat teoretis saja tetapi seorang guru juga dituntut memiliki kemampuan mengajar yang berkaitan dalam pelaksanaan prosedur mengajar di kelas, serta didukung adanya pengembangan kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar, sehingga seorang guru mampu berperan sebagai motivator belajar bagi siswa. Persoalan mutu pembelajaran sering ditimpakan pada guru yang berperan sebagai salah satu kunci utama dalam proses pembelajaran. Manakala membukukan suatu prestasi yang cemerlang, maka guru menjadi orang pertama yang mendapat pujian. Sebaliknya jika ada kekurangan apalagi kegagalan, maka guru menjadi orang pertama yang menjadi sasaran penyebab kegagalan. Seandainya diteliti lebih dalam lagi, sebenarnya tidak hanya guru saja yang menjadi faktor penentu keberhasilan dan kegagalan prestasi belajar siswa.

4 Keberhasilan dan kegagalan dalam meraih prestasi belajar yang optimal juga dapat disebabkan oleh faktor lain di luar faktor guru selaku penyelenggara proses pembelajaran. Salah satu faktor tersebut adalah faktor psikologis siswa, karena faktor tersebut sangat mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang bermutu. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1993: 111) yang mengemukakan bahwa Aspek psikologis merupakan faktor pendukung lancarnya proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat dimengerti karena siswa merupakan subyek utama yang menjadi sasaran dalam proses pembelajaran. Faktor psikologis yang turut menentukan keberhasilan belajar siswa salah satunya adalah kemandirian belajar siswa, di samping faktor lain seperti tingkat kecerdasan siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. Dalam kegiatan belajar, siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dalam diri siswa untuk melakukan usaha belajar. Menurut Jerrol E. Kemp (1994 : 153) Belajar harus dilakukan oleh individu untuk dirinya sendiri dan bahwa hasil belajar maksimal diperoleh apabila siswa bekerja menurut kecepatannya sendiri, terlibat aktif dalam melaksanakan berbagai tugas belajar khusus, dan mengalami keberhasilan dalam belajar. Prestasi belajar siswa yang mempunyai kemandirian belajar akan lebih maksimal dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang tidak mempunyai kemandirian belajar. Belajar mandiri dilakukan karena dorongan dari dalam diri siswa dan bukan semata-mata tekanan dari guru maupun pihak lain. Kemandirian merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar dan akan mamperbaiki mutu belajar siswa karena menyangkut inisiatif siswa. Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam mempelajari akuntansi sangat diperlukan pengertian khusus dan tidak cukup hanya dengan menghafal saja, sehingga dalam belajar akuntansi siswa dituntut untuk lebih banyak mengerjakan latihan-latihan soal. Kurangnya latihan dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi akan mengakibatkan siswa tidak dapat mencapai standar kompetensi yang diinginkan. Siswa yang terbiasa mengerjakan latihan-latihan soal akuntansi akan menjadi

5 lebih terampil dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi yang dihadapi. Latihan dalam mengerjakan soal-soal akuntansi akan lebih baik jika dilakukan secara teratur baik di sekolah maupun di luar sekolah, dari sinilah kemandirian belajar ikut berperan. Faktor kemandirian belajar mempunyai peran yang sangat besar dalam meraih prestasi belajar akuntansi, maka harus didukung dengan adanya seorang guru yang kompeten dan mampu berperan sebagai motivator bagi siswa, sehingga dapat menumbuhkan sikap mandiri siswa dalam belajar. SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu SMA favorit di kota Surakarta. Sebagai salah satu SMA Negeri favorit input yang diterima termasuk siswa dengan prestasi yang baik sehingga dalam kegiatan belajar mengajar siswa diarahkan untuk lebih berprestasi agar output yang dihasilkan mampu melanjutkan jenjang pendidikan ke Perguruan Tinggi yang bermutu. Untuk menghasilkan output yang berkualitas, faktor guru selaku penyelenggara proses belajar mengajar perlu diperhatikan yaitu adanya seorang guru yang kompeten. Tenaga-tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Surakarta banyak yang berlatar belakang pendidikan S1,namun masih terdapat sebagian guru yang kompetensinya sebagai penyelenggara proses belajar mengajar perlu ditingkatkan, misalnya kompetensi dalam mengelola program belajar mengajar. Hal ini mungkin disebabkan karena ketidaksesuaian antara pekerjaannya sebagai seorang guru dengan latar belakang pendidikan. Salah satu kompetensi guru diukur dari kemampuan dalam mengelola program belajar mengajar, dan latar belakang pendidikan dapat berpengaruh terhadap guru dalam mengelola program belajar mengajar. Daftar latar belakang pendidikan guru di SMA Negeri 1 Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Daftar Latar Belakang Pendidikan Guru Latar Belakang Pendidikan Guru D3 S1 Kependidikan S1 Non Kependidikan Jumlah Guru 2 75 13

6 S2 9 Untuk menghasilkan output yang berkualitas bukan hanya faktor guru yang perlu diperhatikan, faktor siswa juga harus diperhatikan khususnya mengenai kemandiriannya dalam belajar. Sebagian siswa SMA Negeri 1 Surakarta khususnya siswa kelas XI IPS masih menggunakan cara atau tindakan yang bertentangan dengan sikap kemandirian, seperti tidak mengerjakan tugas dari guru, menyalin pekerjaan teman saat diberi tugas oleh guru, dan melakukan kecurangan saat tes. Hal tersebut menandakan bahwa kemandirian siswa di SMA Negeri 1 Surakarta khususnya kelas XI IPS masih rendah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana hubungan antara kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka penulis bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Kompetensi Guru dan Kemandirian Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran diharapkan tidak hanya berorientasi pada hasil belajar siswa tetapi juga harus memperhatikan proses pembelajarannya. Apakah semua guru dalam mencapai tujuan pembelajaran sudah memperhatikan proses pembelajarannya? 2. Salah satu kunci utama dalam proses pembelajaran ditentukan oleh tenaga pendidik dalam hal ini seorang guru yang bermutu dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar sekaligus sebagai pendidik. Apakah seorang guru yang kurang menguasai dan menerapkan kompetensi keguruannya dalam proses pembelajaran dapat menyebabkan prestasi belajar siswa rendah?

7 3. Seorang guru tidak cukup bila hanya menguasai materi yang bersifat teoretis saja tetapi seorang guru juga dituntut memiliki kemampuan mengajar yang berkaitan dalam pelaksanaan prosedur mengajar di kelas. Apakah semua guru selaku penyelenggara proses pembelajaran benar-benar sudah memiliki kemampuan mengajar atau hanya menguasai materi yang bersifat teoretis saja? 4. Kemandirian merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar dan akan mamperbaiki mutu belajar siswa karena menyangkut inisiatif siswa. Apakah seorang siswa yang kurang memiliki kemandirian belajar dapat menyebabkan prestasi belajar siswa rendah? 5. Faktor kemandirian belajar mempunyai peran yang sangat besar dalam meraih prestasi belajar akuntansi, maka harus didukung dengan adanya seorang guru yang kompeten dan mampu berperan sebagai motivator bagi siswa, sehingga dapat menumbuhkan sikap mandiri siswa dalam belajar. Apakah semua guru mampu mendorong siswa untuk dapat belajar secara mandiri? C. Pembatasan Masalah Agar dalam penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka perlu adanya pembatasan masalah. Slamet Widodo (2004: 36) mengemukakan bahwa : Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna bagi kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian, dan faktor mana saja yang tidak termasuk dalam penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada: 1. Salah satu kunci utama dalam proses pembelajaran ditentukan oleh tenaga pendidik dalam hal ini seorang guru yang bermutu dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar sekaligus sebagai pendidik. Apakah seorang guru yang kurang menguasai dan

8 menerapkan kompetensi keguruannya dalam proses pembelajaran dapat menyebabkan prestasi belajar siswa rendah? 2. Kemandirian merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar dan akan mamperbaiki mutu belajar siswa karena menyangkut inisiatif siswa. Apakah seorang siswa yang kurang memiliki kemandirian belajar dapat menyebabkan prestasi belajar siswa rendah? Dalam penelitian ini kompetensi guru yang sangat penting pengaruhnya terhadap keberhasilan proses belajar mengajar, penulis batasi pada beberapa kompetensi yaitu: 1. Menguasai bahan 2. Mengelola program belajar mengajar 3. Mengelola kelas 4. Menggunakan media dan sumber pengajaran 5. Mengelola interaksi belajar mengajar 6. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 7. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah Kemandirian belajar dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa hal yaitu: 1. Tanggung jawab siswa terhadap kebutuhan belajar. 2. Tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitas belajar. 3. Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. 4. Mampu memecahkan kesulitan dalam mengerjakan tugas dan kesulitan dalam belajar. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS yang diambil dari nilai akhir semester mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS semester I SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007.

9 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang penulis uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007? 2. Adakah hubungan positif antara kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007? 3. Adakah hubungan positif secara bersama antara kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagi berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif secara bersama antara kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis

10 a. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan terutama dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada jenjang Sekolah Menengah Atas. b. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian untuk penelitian-penelitian selanjutnya terutama penelitian bidang pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Untuk meningkatkan perhatian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa ditinjau dari kompetensi guru. b. Bagi Siswa Sebagai masukan bagi siswa tentang pentingnya mempunyai sikap kemandirian dalam belajar untuk mencapai prestasi belajar secara optimal. c. Bagi Sekolah Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa ditinjau dari faktor kompetensi guru dan kemandirian belajar siswa.