BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik. INPRES ini

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan konsep

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

E-Government di Indonesia. E-Government Hubungan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

Tugas Teknologi Komunikasi KABUPATEN PASER KALTIM

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

Kebijakan dan Rencana ke Depan Indonesia ICT Whitepaper

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Motivasi Kebijakan E-Government

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI

b. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 41

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

1. BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran dan Belanja Pendapatan Negara (APBN) memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan Rencana Kinerja Anggaran ( RKA ) dan Rencana Kinerja Tahunan

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3

P5 Pemanfaatan Komputer Di Berbagai Bidang. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan perangkat komputasi, telekomunikasi, jaringan internet serta penggunaan yang semakin meluas di masyarakat maka pemerintah perlu memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut untuk melakukan perbaikan organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja kepemerintahan yang lebih baik. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintahan atau lebih dikenal dengan istilah diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan pelayanan informasi dan transaksi yang cepat, tepat dan akurat bagi masyarakat, urusan bisnis serta hal-hal lain yang berkenaan dengan proses bisnis kepemerintahan. dapat diaplikasikan pada legislatif, eksekutif, yudikatif, atau administrasi publik untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model layanan dari E- Government adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Governmentto-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G). Berkaitan dengan pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi sebagai acuan dasar pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, antara lain: Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional E- Government, Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informasi Nomor 57 Tahun 2003 Tentang Panduan Penyusunan Rencana Induk Lembaga, UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), serta regulasi pendukung lainnya. Dengan adanya regulasi tersebut pemerintah disemua tingkatan diwajibkan mengembangkan dan memanfaatkan aplikasi untuk mewujudkan tatakelola pemerintahan yang lebih baik (good governance). Agar pengembangan dan pemanfaatan berhasil dan

tepat sasaran maka pemerintah perlu menyusun perencanaan strategis secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan serta pelaksanaannya bertahap dan berkelanjutan mengacu pada aturan yang telah ditetapkan. Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan tidak terlepas dari rencana strategis, seperti yang diamanatkan UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa rencana strategis sangat dibutuhkan untuk memberikan landasan berpikir, standarisasi, pentahapan dan implementasi bagi pengembangan program pembangunan yang lebih komprehensif, efisien, efektif dan terpadu. Dengan adanya perencanaan strategis diharapkan dapat menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk Menyusun Rencana Induk Pemerintah Provinsi Papua yang berada dalam kerangka dan bagian dari penerapan secara nasional. Mengingat lingkup yang lebih luas maka Rencana terlepas dari Rencana Dinas Kominfo Provinsi Papua agar pengembangannya mengakomodir dan mengintegrasikan semua lingkup tugas dan fungsi pemerintahan. Beberapa alasan yang mendasari perlu adanya rencana induk E- Government, bahwa berdasarkan berbagai observasi menunjukkan bahwa inisiatif yang dirancang pada Rencana (Renstra) unit organisasi teknis belum menunjukan arah pembentukan yang baik. Selain itu, beberapa kelemahan yang menonjol adalah : (1) Pelayanan yang diberikan melalui sistem informasi pemerintahan yang ada belum ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif karena persiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia sangat membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem manajemen dan proses kerja pemerintah. (2) Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan pada masing-masing instansi. (3) Inisiatif tersebut merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah faktor seperti standarisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar sistem informasi secara andal, aman dan terpercaya untuk mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja pada instansi pemerintah ke dalam pelayanan publik yang terpadu, kurang mendapatkan perhatian. (4) Pendekatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri tersebut tidak cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet, sehingga jangkuan layanan publik yang dikembangkan menjadi terbatas pula.

Agar tercapainya produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan publik maka dibutuhkan perencanaan strategis yang baik. Perencanaan strategis yang dimaksud adalah roadmap pembangunan jangka panjang yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai keadaan, terutama yang menyangkut keunggulan, peluang, kendala, dan tantangan. Rencana diharapkan dapat diandalkan sebagai pedoman dan arahan dalam upaya mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan di lingkungan pemerintah Provinsi Papua. Provinsi ini dulu dikenal dengan panggilan Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973, namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas (Freeport), nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Nama provinsi ini kemudian diganti menjadi Papua sesuai UU No 21/2001 Otonomi Khusus Papua. Pemerintah Provinsi Papua sejak lama memanfaatkan sistem informasi dan teknologi informasi, namun belum optimal karena didalam kegiatan bisnisnya masih banyak kelemahan terkait pengelolaan data yang seharusnya dapat diakomodasi dengan adanya bantuan teknologi informasi, hal ini terjadi karena belum adanya perencanaan yang baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan lingkungan pemerintah Provinsi Papua, ditemukan fakta bahwa ternyata sistem administrasi sebagian besar masih berbasis kertas (paper-based), sistem yang sudah ada belum terintegrasi dengan unit organisasi yang memiliki keterkaitan dengan proses bisnis, infrastruktur SI/TI yang dibangun tidak merata disemua unit organisasi, tenaga teknis dibidang TIK mengandalkan jasa pihak ketiga, aplikasi yang dibangun masih parsial, kurangnya akuntabilitas pengelolaan TIK, pengembangan hardware, software serta pengelolaan data belum terintegrasi dan terpadu, pelayanan informasi belum up to date, belum ada Government Chief Information Officer di lingkungan pemerintah Provinsi Papua, dan masih banyak kendala lainnya. Berbagai permasalahan tersebut seakan menjadi persoalan klasik pemerintahan di Indonesia pada umumnya dan khususnya di Provinsi Papua. Berbagai regulasi dikeluarkan untuk mengatur sistem administrasi dan manajemen pengelolaan pemerintahaan yang baik, namun masih saja dijumpai persoalan ketidakefisienan dan ketidakefektifan dalam pengelolaan administrasi. Hal ini terjadi karena pemerintah provinsi Papua belum memiliki perencanaan strategis yang mampu menyelaraskan antara strategi bisnis dan strategi SI/TI. Keadaan ini jelas sangat memprihatinkan dan pemerintah seharusnya membutuhkan SI/TI untuk memberikan solusi bagaimana cara mengatasinya. Berdasarkan isu strategis dan beberapa persoalan utama yang diuraikan di atas

maka alasan perlunya perencanaan strategis adalah sebagai berikut: (1) mewujudkan sistem dan tata laksana administrasi yang efektif, efisien, dan profesional sehingga dapat dipertanggungjawabkan. (2) Rencana diperlukan untuk mewujudkan sinergi melalui integrasi data dan proses komunikasi antar unit organisasi dan organisasi terkait lainnya. (3) Rencana pengembangan dibuat supaya selaras dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan strategi organisasi. Semua pengembangan aplikasi dan infrastruktur harus membantu proses bisnis organisasi dan layanan kepada publik. (4) Aplikasiaplikasi yang akan dibuat harus terintegrasi dengan baik sehingga tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) atau bahkan duplikasi pembuatan aplikasi. Penyusunan rencana strategis ini menggunakan Zachman Framework, digunakan untuk mengorganisasikan artefak enterprise yang dapat membantu pihak manajemen untuk mendefinisikan fungsi organisasi secara menyeluruh, sehingga memiliki kemampuan untuk menyediakan struktur dasar organisasi yang mendukung akses, integrasi, interpretasi, pengembangan, pengelolaan, dan perubahan perangkat arsitektur dari sistem informasi organisasi. Zachman Framework banyak digunakan diseluruh dunia dalam perancangan sistem dimana didalam metode ini perencanaan dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis, mudah dipahami dan dapat dijadikan kontrol untuk pengembangan sistem informasi ke depan. Hasil pemetaan dalam bentuk matrik Zachman Framework, yang terdiri dari kolom dan baris akan menghasilkan Blueprint Rencana. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah aplikasi atau Sistem Informasi, Penataan Kelembagaan dan SDM dalam mendukung penerapan. Perancangan rencana strategis ini belum secara menyeluruh dikaji karena tidak semua data-data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian diberikan oleh pemerintah Provinsi Papua, sehingga lingkup analisis dan perancangan rencana strategis tergantung pada data-data yang diberikan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu: a. Rencana Dinas Komunikasi dan Informatika tahun 2013-2018 belum menunjukkan arah pengembangan yang baik

b. Belum tersedianya rencana Induk c. Koordinasi antara instansi baik secara horizontal maupun vertikal dalam pengelolaan dan pertukaran data belum optimal d. Sistem Informasi dan Teknologi Informasi dilakukan parsial oleh masing-masing unit organisasi tanpa adanya kordinasi dengan Dinas Kominfo e. Belum memadainya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dibidang TIK 1.3 Keaslian Penelitian Dalam penelitian ilmiah terdapat tiga unsur utama yang merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Unsur utama tersebut adalah lokus, fokus dan metode penelitian. Berdasarkan ketiga penelitian tersebut di atas, maka keaslian penelitian ini diuraikan berdasarkan lokus, fokus dan metode sebagai berikut: Lokus Fokus Metode : Pemerintah Provinsi Papua : Perencanaan di Provinsi Papua : Kualitatif, dengan melakukan wawancara mendalam dengan stakeholder yang terlibat dalam proses pembuatan perencanaan strategis serta melakukan analisis isi terhadap Draf Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 2018 dan Renstra Diskominfo Tahun 2013-2018 guna merumuskan Rencana Induk. Dari hasil penelusuran yang telah dilakukan, terdapat beberapa penelitian dan studi yang berkaitan dengan fokus penelitian di atas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian NO Peneliti Judul Penelitian Tahun Lokasi Fokus Penelitian 1 Kanastasia 2008 Kota Pekan Darma Alam Baru Damanik 2 Jeims Dizon Kase Rencana Pemerintah Kota Pekan Baru Perencanaan Sistem Informasi Pada Pemkab Timor Tengah Selatan 2010 Pemkab Timor Tengah Selatan Menyusun Rencana Pemerintah Daerah Menyusun Perencanaan Sistem Informasi Metode Penelitian Kualitatif dengan Kualitatif dengan

3 Achmad Habibullah 4 Ujang Juhardi, Edi Noersasongko, Mohamad Sidiq Kajian Pemanfaatan dan Penerapan Analisis SWOT Guna Penyusunan Rencana Induk Kabupaten Kaur 2010 Kabupaten Jember 2010 Kabupaten Kaur Kajian Pemanfaatan dan Menyusun Rencana Pemerintah Daerah Memadukan kualitatif dan kuantitatif Kualitatif dengan Dari beberapa penelitian di Tabel 1.1, fokus penelitian adalah Menyusun Rencana, topiknya hampir sama dengan yang dikaji peneliti terdahulu, namun pengembangan dari sisi isi rencana strategis tidak sama. Kalaupun ada sedikit kemiripan, tentu disesuaikan dengan aturan umum pengembangan, sehingga keaslian penelitian tentang Perencanaan di Provinsi Papua masih dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan untuk: a. Memberikan arahan strategis dan kerangka kebijakan pengembangan bagi pemerintah Provinsi Papua untuk proses manajemen pemerintahan yang lebih sistematis, terarah dan berkesinambungan, dalam kerangka mendukung tugas dan fungsi pemerintah kearah efektivitas pelayanan publik serta pelayanan antar instansi pemerintah daerah (Government to Businesses, Government to Employees, Government to Governments, Citizens to Governments). b. Penerapan harus dilakukan secara terencana, bertahap dan sistematis. Untuk itulah Rencana Induk merupakan kebutuhan, hal ini sejalan dengan kebijakan dan strategi nasional pengembangan yaitu inpres nomor 3 tahun 2003 dengan tahap-tahap implementasi yaitu penyediaan akses yang mudah terhadap informasi dan layanan pemerintah ke masyarakat dan dunia usaha, peningkatan kualitas layanan, dengan cara peningkatan kecepatan, kesempurnaan dan proses yang efisien dan penyediaan peluang bagi masyarakat untuk dapat lebih berpartisipasi dalam berbagai proses demokrasi.

c. Meminimalkan resiko kegagalan proyek teknologi informasi terkait dengan implementasi akibat dan pencapaian sasaran yang kurang terarah. d. Memberi solusi mengenai Rencana Induk pengembangan di pemerintah Provinsi Papua. e. Rencana strategis pengembangan dapat mempercepat pelaksanaan di pemerintah Provinsi Papua sehingga dana yang di investasikan untuk teknologi informasi dapat dioptimalkan dan tercapainya sasaran dalam rencana strategi tersebut. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Menyusun Rencana pengembangan E Government pemerintah Provinsi Papua. 1.6 Batasan Masalah a. Penelitian ini hanya membatasi aspek pengembangan di pemerintah Provinsi Papua yang disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2015, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2015 dan Rencana Dinas Kominfo 2013-218. b. Rencana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Rencana Induk di lingkungan pemerintah Provinsi Papua yang memuat perencanaan selama 10 (sepuluh) tahun yaitu 2015-2025. c. yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemanfaatan TIK dalam sistem manajemen kepemerintahan dan pelayanan publik oleh pemerintah Provinsi Papua. d. Perancangan Rencana Induk ini lebih fokus pada Aplikasi atau Sistem Informasi E- Government, Penataan Kelembagaan dan SDM dalam mendukung penerapan.