TEKNIK RADIOGRAFI INTRA VENOUS PYELOGRAPHY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. yang menggunakan sinar-x dengan melakukan suntikan bahan

Sejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen

RONTGEN Rontgen sinar X

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1. Disusun oleh : ELYOS MEGA PUTRA J FAKULTAS KEDOKTERAN

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kelenjar Prostat dan Permasalahan nya.

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars

BAB I PENDAHULUAN. (USRDS) menunjukkan prevalens rate penderita penyakit ginjal di Amerika

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI RUMAH SAKIT DPK

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

Negara Asal (bagi WNA)

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan. perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Manfaat Minum Air Putih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK UROPOETIKA

FORMULIR INFORMASI KESEHATAN PRIBADI PESERTA. Alamat. T/T Lahir Jenis Kelamin Tinggi / Berat Badan

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Pengkajian : Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada individu yang mengalami masalah eliminasi urine : 1. inkontinensia urine 2.

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

!" # $ % ! "# $ %&&' ( ) " $( ***# ) $+++ ( "" & $%, &&' /0 1 '-(-2 3 #45 6. (. (-/ 7 -( $ $%, &&&' % * '!*% % +, " () % %!( 0 (.

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

EDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

The Opacity of Kidney in Nephrogram Phase with Different Urea and Creatinine levels in Patients Who Undergoing Intravenous Pyelography Examination

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

Kasus 1 (SGD 1,2,3) Pertanyaan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

SURAT PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN

Negara Asal (bagi WNA)

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau disebut juga benign prostatic

4mw\> Balai. Serangkaian tindakan pengujian kesehatan personel penerbangan yang meliputi pemeriksaan Thorax dan tulang

BUKU MENGHADIRKAN DOKTER DIRUMAH KITA

Panduan Pasien: Terapi Radiasi Selektif Internal (SIRT) untuk tumor hati menggunakan mikrosfer SIR-Spheres

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

BAB 5 PEMBAHASAN. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Letak Lintang Usia Kehamilan 38 minggu di

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB I PENDAHULUAN.

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benign Prostatic Hyperplasia atau lebih dikenal dengan singkatan BPH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MASSAGE PADA KAKI PASIEN DM. Disusun oleh Intan Yunitasari NPM

Sistem Ekskresi Manusia

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Transkripsi:

IVP TEKNIK RADIOGRAFI INTRA VENOUS PYELOGRAPHY DEFINISI Ilmu yang mempelajari prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica urinary) menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena. 1. Pada saat media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus urinary, sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih. 2. Dengan IVP, radiologist dapat melihat dan mengetahui anatomy serta fungsi ginjal, ureter dan blass. TUJUAN PEMERIKSAAN IVP 1. Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary, dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien. 2. Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri) dan sakit pada daerah punggung. 3. Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari : a. Batu ginjal b. Pembesaran prostat c. Tumor pada ginjal, ureter dan blass.

INDIKASI PEMERIKSAAN IVP 1. Renal agenesis 2. Polyuria 3. BPH (benign prostatic hyperplasia) 4. Congenital anomali : o Duplication of ureter n renal pelvis o Ectopia kidney o Horseshoe kidney o Malroration 5. Hydroneprosis 6. Pyelonepritis 7. Renal hypertention KONTRA INDIKASI 1. Alergi terhadap media kontras 2. Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung 3. Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung 4. Multi myeloma 5. Neonatus 6. Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah 7. Pasien yang sedang dalam keadaan kolik 8. Hasil ureum dan creatinin tidak normal PERSIAPAN PEMERIKSAAN 1. Persiapan Pasien a. Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO- IVP dilakukan. b. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat. c. Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa. d. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna meminimalisir udara dalam usus. 2 B u k u P a n d u a n L a b S k i l l G a d a r 3

e. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk mengosongkan blass. f. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent. 2. Persiapan Media Kontras Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan. Persiapan Alat dan Bahan a. Peralatan Steril 1) Wings needle No. 21 G (1 buah) 2) Spuit 20 cc (2 buah) 3) Kapas alcohol atau wipes 4) Tourniquet b. Peralatan Un-Steril 1) Plester 2) Marker R/L dan marker waktu 3) Media kontras Iopamiro (± 40 50 cc) 4) Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras) 5) Baju pasien PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP 1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien 2. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis. 3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri. 4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting sistem, terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak. 5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras. 3 B u k u P a n d u a n L a b S k i l l G a d a r 3

6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras 7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40. 8. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut usia). 9. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri. KRITERIA GAMBAR 1. Foto 5 menit post injeksi Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri. 2. Foto 15 menit post injeksi Tampak kontras mengisi ginjal, ureter. 3. Foto 30 menit post injeksi (full blass) Tampak blass terisi penuh oleh kontras 4. Foto Post Mixi Tampak blass yang telah kosong. 4 B u k u P a n d u a n L a b S k i l l G a d a r 3

Perawatan Lanjutan Tidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pemeriksaan BNO-IVP ini. Catatan : KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IVP Kelebihan 1. Bersifat invasif. 2. IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan 3. Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan. 4. Radiasi relative rendah 5. relative aman Kekurangan 1. Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh. 2. Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 msv, sama dengan rata-rata radiasi yang diterima dari alam dalam satu tahun. 3. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut. 4. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil. 5 B u k u P a n d u a n L a b S k i l l G a d a r 3