PENDUGAAN TINGGI GELOMBANG BERDASARKAN KECEPATAN ANGIN PADA ZONA ALUR PELAYARAN DIPERAIRAN TANJUNGPINANG

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

BAB III LANDASAN TEORI

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

VARIASI GELOMBANG LAUTDI SELAT MAKASSAR BAGIAN SELATAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

KAJIAN METEO-OSEANOGRAFI UNTUK OPERASIONAL PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

VARIASI KENAIKAN MUKA LAUT DI WILAYAH PESISIR PEKALONGAN, DARI ANALISIS PASANG SURUT DAN ANGIN

VARIASI BULANAN GELOMBANG LAUT DI INDONESIA MONTHLY OCEAN WAVES VARIATION OVER INDONESIA

Gambar 1.1. Jumlah pulau menurut kabupaten/kota (BPS KEPRI, 2012)

BAB IV ANALISIS DATA

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

II. TINJAUAN PUSTAKA

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

HIBAH PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA JUDUL PENELITIAN STUDI ANALISIS PENDANGKALAN KOLAM DAN ALUR PELAYARAN PPN PENGAMBENGAN JEMBRANA

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

POLA ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT DI TELUK BAYUR. Yosyea Oktaviandra 1*, Suratno 2

Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

BAB III DATA DAN ANALISA

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT DIPERAIRAN KEPULAUAN RIAU

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Iklim / Climate BAB II IKLIM. Climate. Berau Dalam Angka 2013 Page 11

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

KAJIAN REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Tukidi Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

Arah Dan Kecepatan Angin Musiman Serta Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Selatan Pangandaran Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. INFORMASI METEOROLOGI

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN. Dio Mega Putri 1, A. Perwira Mulia Tarigan 2 ABSTRAK

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

I. INFORMASI METEOROLOGI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

ANALISA PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP SEBARAN GUMUK PASIR DI PANTAI PARANGTRITIS TAHUN

ANALISA ANGIN ZONAL DALAM MENENTUKAN AWAL MUSIM HUJAN DI BALI BAGIAN SELATAN

Wind speed data analysis for predictions of sea waves in Bitung Coastal Waters

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN DIO MEGA PUTRI

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

Analisis Karakteristik Gelombang di Perairan Pulau Enggano, Bengkulu

PEMODELAN TINGGI GELOMBANG UNTUK PENENTUAN TINGKAT KERENTANAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI. Ankiq Taofiqurohman

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

I. INFORMASI METEOROLOGI

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

PEMETAAN GELOMBANG LAUT DENGAN METODE PEMODELAN NUMERIK DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR TERHADAP ABRASI

I. INFORMASI METEOROLOGI

III. METODE PENELITIAN. data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting untuk. mengefektifkan waktu dan kegiatan yang dilakukan.

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Variabilitas Suhu Permukaan Laut Di Pantai Utara Semarang Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini yang salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor alam.

Estimasi Arus Laut Permukaan Yang Dibangkitkan Oleh Angin Di Perairan Indonesia Yollanda Pratama Octavia a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

Pola Angin Musiman di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini :

Transkripsi:

1 PENDUGAAN TINGGI GELOMBANG BERDASARKAN KECEPATAN ANGIN PADA ZONA ALUR PELAYARAN DIPERAIRAN TANJUNGPINANG Wave height estimation based on the wind speed zona waters Tanjungpinang shipping channel Ratna Dewi 1), Arief Pratomo 2), Yales Veva Jaya 2) ABSTRACT Tanjungpinang waters has an area of shipping lanes. The high incidence of shipping accidents became attention of all parties. the main cause of house generally due to the high waves that we affected by wind. Prediction of wave height required for ocean freight user safety. The purpose of this study was to estimate wave heights based on wind speed in Tanjungpinang shipping channel. Wave height estimation method based Triatmodjo (1999). The data used were land wind data in August 2012, which ware obtained from the station BMKG Tanjungpinang. The main data processed to converted the from land wind to sea wind speed as well as to calculate the effective fetch distance, are to know the duration, wind stress factor (UA). The found heat Results of wave height in th shipping channel in August 2012 Tanjungpinang safe for all users of ocean freight or transformation. Keyword : Wave height estimation, shipping channel, safety zone ABSTRAK Perairan Tanjungpinang merupakan kawasan alur pelayaran cukup padat. Kasus kecelakaan pelayaran menjadi perhatian seluruh pihak. penyebab utama umumnya akibat gelombang tinggi. Pendugaan tinggi gelombang diperlukan untuk keselamatan pengguna angkutan laut. Tujuan penelitian adalah untuk menduga tinggi gelombang berdasarkan kecepatan angin darat di alur pelayaran. Metode pendugaan tinggi gelombang berdasarkan Triatmodjo (1999). Data yang digunakan berupa data angin darat pada bulan Agustus 2012 yang diperoleh dari stasiun BMKG Tanjungpinang. Data diolah dengan menkonversi angin darat ke angin laut, menghitung jarak tempuh fetch rerata efektif. Hasil penelitian tentang pendugaan tinggi dan periode gelombang diperoleh berdasarkan faktor tegangan angin (UA) dan Fetch. Ditunjukan hasil tinggi gelombang dialur pelayaran Tanjungpinang pada bulan Agustus 2012 termasuk aman bagi seluruh pengguna angkutan laut. Kata kunci ; Pendugaan tinggi gelombang, alur pelayaran, zona aman

1 I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara maritim yang membentang luas di khatulistiwa dari 94 0 sampai 141 0 Bujur Timur dan 6 0 Lintang Utara sampai 11 0 Lintang Selatan dengan karakteristik negara kepulauan sekitar 17.508 pulau dan panjang garis pantai sekitar 81.000 km (Dahuri, 2004). Salah satu sektor perekonomian yang penting adalah kegiatan transportasi laut yang berupa pelayaran. Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini harus menjadi perhatian seluruh pihak, bukan hanya pemilik kapal tetapi juga pemerintah, instansi terkait dan masyarakat. Penyebab utama kecelakaan laut pada umumnya antara lain karena faktor kelebihan angkutan dari daya angkut yang ditetapkan, faktor lain berupa cuaca yang buruk terutama akibat gelombang tinggi yang dipengaruhi oleh angin, total kecelakaan yang terjadi antara tahun 2001 2007 yaitu 74 % akibat gelombang tinggi (Pelindo,2012). Perairan Tanjungpinag Provinsi Kepulauan Riau, merupakan daerah kawasan alur pelayaran yang cukup padat. Kawasan perairan Tanjungpinang dominan dipengaruhi oleh dua musim angin Utara dan angin Selatan.Variasi besar tingginya gelombang dipengaruhi oleh faktor musim angin dimana angin yang besar cenderung berpotensi menghasilkan gelombang besar, yang dapat mengganggu keselamatan pelayaran. Di kawasan alur pelayaran perairan Tanjungpinang tinggi gelombang bisa mencapai (lebih dari 3 meter) dengan kecepatan angin berkisar antara (20-25 meter/ jam) (BMKG Tanjungpinang). Tinggi gelombang perlu diketahui guna untuk menjaga sektor pelayaran agar lebih waspada terhadap keselamatan pelayaran. Data angin yang digunakan untuk pendugaan gelombang adalah data di permukaan laut pada lokasi pembangkit. Data tersebut dapat diperoleh dari pengukuran langsung di darat di dekat lokasi kajian yang di ukur dangan anemometer, dan biasanya dinyatakan dalam knot. Dengan pencatatan angin jam-jaman tersebut dapat diketahui angin dengan kecepatan tertentu dan durasinya, kecepatan angin maksimum,arah angin dan dapat pula dihitung kecepatan angin rerata harian (Triatmodjo 1999). Pendugaan tinggi gelombang diperlukan untuk menjamin keselamatan bagi pengguna angkutan laut Tujuan penelitian ini adalah untuk pendugaan tinggi gelombang berdasarkan kecepatan angin di alur pelayaran Kepri di perairan Tanjungpinang dan sekitarnya. II. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada Agustus 2012 titik lokasi berada diperaiaran Tanjungpinag Kepulauan Riau dan sekitarnya, pengambilan data yaitu data angin dilakukan secara berkala setiap hari dengan pencatatan tiap jam selama 1 bulan di Stasiun BMKG Tanjungpinang. Alat yang digunakan pada penelitian : - Anemometer; penduga kecepatan angin - Translator; Penampil data angin - Gps; menentukan posisi pengamatan Bahan (Data Skunder) - Peta kedalaman; menentukan daerah yang akan diteliti - Peta Alur Pelayaran; mengetahui kedalaman perairan > 2m - Peta Windwave; perbandingan hasil penelitian Jenis Data Metode yang digunakan dalam Penelitian ini ada 2 jenis data diperoleh yaitu : Data I : Data sekunder, untuk wilayah Kepri secara umum. Data II : Data Primer, Pengukuran angin dilakukan disatu titik yaitu di stasiun Badan Meteorologi Klimatologi Dan

2 Geofisika (BMKG) Tanjungpinang, pengamatan dilakukan tiap 1 jam sekali nilai kecepatan angin yang ada lalu dijumlah kemudian dibagi dengan banyaknya kecepatan angin dan terus dilakukan selama 1 bulan menggunakan anemometer dengan ketinggian 10m. Prosedur Pendugaan Tinggi Gelombang Data angin di ukur dangan anemometer, dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui katulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1knot= 1,852 km/jam = 0,5 m/dt (Triatmodjo 1999). pencatatan angin satu jam tersebut akan dapat diketahui angin meliputi kecepatan dan durasi, kecepatan angin maksimum,arah angin dan dapat pula dihitung kecepatan angin rerata harian. Hubungan antara angin laut dan angin darat diberikan oleh RL = Uw/UL (Triatmodjo, 1999) menggunakan grafik gambar darat. dimana: UL : kecepatan angin darat Uw : kecepatan angin laut RL : hubungan angin laut dan angin darat yang diberikan pada grafik dibawah ini. Gambar.1 Grafik HubunganKecepatan angin F eff : fetch rerata efektif Xi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang keujung akhir fetch a : deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan pertambahan 6 sampai sudut sebesar 42 pada kedua sisi dari arah angin. Kecepatan angin dikonversika pada faktor tagangan angin dengan menggunakan rumus berikut : UA = 0,71 U 1.23 Dimana U adalah kecepatan angin dalam m/s Pendugaan peramalan gelombang melalui grafik pada gambar 2, apabila panjang fetch (F), faktor tegangan angin (UA) dan durasi diketahui maka tinggi dan periode gelombang signifikan dapat dihitung. Untuk menduga tinggi gelombang perlu diketahui durasi kecepaan angin laut, faktor tegangan angin (UA) dan fetch efektif. Pendugaan ini hanya berlaku pada gelombang signifikan dan gelombang dalam. - Gelombang signifikan : rerata dari 33% gelombang tertinggi, dari seluruh gelombang yang terjadi pada perairan yang telah diduga tinggi gelombangnya (Triamodjo, 1999). - Gelombang dalam : gelombang yang terjadi pada perairan yang kedalamannya > Pada waktu paling tidak sekali dalam periode pengamatan (Stewart. 2000) dimana : d > d : Tingkat kedalaman L : Panjang gelomban Fetch relatif efektif diberikan oleh persamaan berikut. F eff = Keterangan : (Triatmodjo, 1999)

3 Sumber : Triatmodjo, (1999) Gambar 2. Grafik Tinggi gelombang

4 Pendugaan tinggi gelombang dibandingkan dengan hasil metode NWP (Numerical wheather prediction) yaitu dari NOAA diolah oleh BMKG pusat menghasilkan prakiraan tinggi gelombang dan kecepatan angin untuk wilayah Kepri, dengan menggunakan software Windwave. Adapun kriteria tinggi gelombang yang mempengaruhi pelayaran adalah sebagai berikut : Rose (Triatmodjo, 1999). garis garis radial menujukan arah angin dan tiap lingkaran menunjukan persentasi kejadian angin dalam periode waktu pengukuran. angin cenderung menghadap kearah Tenggara. 1. 1.25 2.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan. 2. 2.0 3.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan dan tongkang 3. 3.0 4.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang dan ferry 4. > 4.0 m : berbahaya bagi semua kapal (http://duniakapal.blogspot.com/2008/ 11) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Angin Darat Fetch Efektif Gambar4. Mawar Angin (Lakes Environmental,2011) Fetch adalah jarak titik pengukuran angin hingga fetch akhir pada daerah yang akan diprakirakan kecepatan anginnya, Jarak ini diukur dengan bantuan google earts. Fetch diambil pada 2 titik alur pelayaran untuk lebih mewakili kondisi gelombang di alur tersebut. Adapun hasil yang diperoleh: F 1 F 2 Gambar 3. Kelas Angin Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengelompokan berdasarkan arah dan kecepatan, hasil pengolahan dibuat dalam bentuk diagram yang disebut dengan mawar angin atau Wind 1. Fetch daerah 1 = 2,85 km, 2. Fetch daerah 2 = 2,029 km Gambar.5 Peta Penelitian

5 Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut cara perhitungan Fetch. Tabel 4. Perhitungan Fetch Efektif Fetch I α ( o ) Rad α Cos α Xi (km) Xi Cos α 42 0.73304 0.74314 281 208.824 36 0.62832 0.80902 287 232.188 30 0.5236 0.86603 293 253.745 24 0.41888 0.91355 299 273.15 18 0.31416 0.95106 305 290.072 12 0.20944 0.97815 311 304.204 6 0.10472 0.99452 317 315.263 0 0 1 275 275 6 0.10472 0.99452 269 267.526 12 0.20944 0.97815 263 257.253 18 0.31416 0.95106 257 244.422 24 0.41888 0.91355 251 229.3 30 0.5236 0.86603 245 212.176 36 0.62832 0.80902 239 193.355 42 0.73304 0.74314 233 173.153 Total 5.86431 13.5109 381.976 Fetch II α ( ) Rad α Cos α Xi (km) Xi Cos α 42 0.73304 0.74314 224 166.464 36 0.62832 0.80902 230 186.074 30 0.5236 0.86603 236 204.382 24 0.41888 0.91355 242 221.078 18 0.31416 0.95106 248 235.862 12 0.20944 0.97815 254 248.449 6 0.10472 0.99452 260 258.576 0 0 1 218 6 0.10472 0.99452 212 210.839 12 0.20944 0.97815 206 201.498 18 0.31416 0.95106 200 190.211 24 0.41888 0.91355 194 177.228 30 0.5236 0.86603 188 162.813 36 0.62832 0.80902 182 147.241 42 0.73304 0.74314 176 130.793 Total 5.86431 13.5109 2741.51 Hasil Perhitungan Tinggi Dan Periode Gelombang Maximum Satu Bulan Hasil perhitungan konversi angin darat ke angin laut dimana : UL = X : 12.9 knot = 7 m /d RL = 1.24 UW = 1.24 x 7 = 8.68 m /d Fetch 1 = 2.85 km Fetch 2 = 2.092 km Durasi = 11 jam UA = 0.71 (8.68) 1.23 = 0.71 x 14.28 UA = 10.13 m /d Hasil Perhitungan Tinggi Dan Periode Gelombang Perhari Berdasarkan nilai UA dan Fetch serta durasi pada tanggal 1 hingga 31 Agustus 2012 Nilai tinggi (H) dan periode (T) Gelombang rata rata yaitu ; - Daerah1 berdasakan Fetch berkisar antara H = 0.2 0.25 m (Aman) T = 1.6 d 1.8 d - Daerah2 berdasarkan Fetch berkisar antara H = 0.15 m 0.2 m (Aman) T = 1.4 d 1.6 d - Berdasarkan hasil durasi H = 1.25 m 1.50 m (tidak aman) Nilai tinggi (H) dan periode (T) Gelombang maximum yaitu ; - Daerah1 berdasarkan Fetch berkisar antara H = 0.25 0.3 m (Aman) T = 1.8 d 2 d - Daerah2 berdasarkan Fetch berkisar antara H = 0.2 0.25 m (Aman)

6 T = 1.6 d 1.8 d - Berdasarkan hasil durasi H = 2 m 2.5 m (hindari) Berdasarkan nilai UA dan fetch serta UA dan Durasi rata rata Gelombang maximum satu bulan ialah : - Daerah 1 berdasarkan UA dan Fetch berkisar antara H = 0.3 0.4 m (Aman) T = 1.8 d 2 d - Daerah 2 berdasarkan UA dan Fetch berkisar antara H = 0.25 0.3 m (Aman) T = 1.8 d 2 d - Berdasarkan hasil durasi H = 2 m 2.5 m (hindari) Dari kedua hasil di atas berdasarkan nilai UA dan Fetch, serta UA dan durasi maka hasil dari nilai H dan T tersebut yang diambil adalah nilai yang terkecil yaitu berdasarkan UA dan Fetch. Maka dari hasil perhitungan tinggi (H) dan periode (T) gelombang yang telah diperoleh dibandingkan dengan tingkat keamanan pelayaran. Keamanan pelayaran di perairan Tanjungpinang pada bulan Agustus : - Aman : sepanjang bulan Agustus 2012 - Tidak aman : 0 hari - Hindari : 0 hari Pembahasan Menurut perbandingan dengan ramalan BMKG untuk daerah alur pelayaran Tanjungpinang Batam pada bulan Agustus kecepatan angin rata rata dan maximum cukup ringan yaitu tinggi gelombang 0.75 2 meter Arah dan kecepatan angin Tenggara 15 knot, dan dapat pula dilihat pada tampilan windwave pada Lampiran 9 menunjukan daerah perairan Kepulauan Riau yang kecepatan anginnya lebih tinggi berada pada perairan yang menuju Timur laut yaitu perairan Natuna dan sekitarnya, untuk tinggi gelombang pada Lampiran 10 menunjukan perairan Bintan menuju Barat daya alur pelayarannya termasuk dalam kategori aman bagi semua pengguna angkutan laut. Perairan yang perlu diwaspadai atau dihindari yaitu dari jalur pelayaran Batam menuju Anambas dan Natuna karena melewati gelombang tinggi, sedangkan penelitian yang dilakukan adalah lokal yaitu perairan Tanjungpinang yang merupakan alur kajian. Selain itu ada beberapa faktor yaitu : a) Angin, b) Pegunungan dan pulau pulau kecil. a) Angin yang berdasarkan musim musim tertentu yaitu angin musim Barat dan angin musim Timur. Angin musim barat sifatnya lembab sehingga menyebabkan musim hujan, Angin ini bertiup antara bulan September sampai bulan Maret. Kemudian angin musim Timur yang bergerak dari benua Australia menuju samudra hindia, angin ini bersifat kering sehingga menyebabkan musim kemarau dan bertiup dari bulan Maret sampai dengan September. Sehingga kegiatan pelayaran di alur perairan Tanjungpinang cukup aman dilalui. b) Selain faktor angin di daerah ramalan atau lokasi penelitian F1 maupun F2 banyak dikelilingi pulau pulau kecil sehingga energi gelombang banyak teredam oleh pulau tersebut. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada bulan Agustus tahun 2012 telah diduga tinggi gelombang di kawasan alur pelayaran Tanjungpinang dan sekitarnya termasuk dalam kategori aman

7 dengan kecepatan angin maximum sebesar 10.13 m /s. Selanjutnya dengan melakukan metode perhitungan yang digunakan maka tinggi dan periode Gelombang maximum dalam bulan Agustus di kawasan alur pelayaran daerah I dapat diketahui berdasarkan UA dan Fetch yaitu tinggi Gelombang (H) sekitar 0.3 0.4 m dan periode Gelombang (T) sekitar 1.8 d 2 d, Daerah II tinggi Gelombang (H) sekitar 0.25 0.3 dan periode Gelombang (T) 1.8 d 2 d. dan tinggi Gelombang berdasarkan UA dan Durasi sekitar 2 2.5 meter. Saran - Untuk keamanan alur pelayaran hendaknya mengatahui kondisi cuaca terutama kecepatan angin yang sangat berpengaruh terhadap tinggi gelombang di perairan. Dimana angin kencang terjadi pada bulan bulan tertentu yang tergantung pada musim yaitu angin musim Barat dan angin musim Timur. Kondisi angin pada bulan Agustus untuk wilayah Tanjungpinang termasuk dalam musim angin Timur intensitas ringan dan aman untuk para pengguna angkutan laut. - Sedangkan daerah yang rawan dan waspada untuk dihindari berada di kawasan alur pelayaran Batam menuju Anambas dan Natuna untuk peramalan Gelombang wilayah perairan Kepulauan Riau. http://wahyuancol.wordpress.com/2008/0 7/01/gelombang-badai-gelombang tinggi, akses 10 juli 2012 Triatmodjo B, 1999. Teknik Pantai. 397 Hal Triatmodjo B, 1999. Pelabuhan. Fakultas teknik Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Tjasyono B H. K, 1999. Meteorologi Indonesia Vol 1, Karakteristik dan sirkulasi atmosfer. Stewart, R.H. 2000. Introduction Fo Physical Oceanography. Departement Oceanography. Texan A M Univ. Supangat, Susana 1994. Pengantar oseanografi, Waves, Tides and Shallow-water Processes The Open University England (Editor : G. Bearman). Daftar Pustaka BMKG (Data Dan Informasi, 2012) : Data dan info meteorologi Tanjungpinang Cuaca dan Pelayaran. Sumber : http://duniakapal.blogspot.com200 8/11 akses 19 juli 2012.

8 UCAPAN TERIMA KASIH Atas rahmat tuhan yang maha kuasa, penulis panjatkan puji dan syukur kepadanya yang telah memberikan segala sesuatu sehingga dapat menyelesaikan tulisan ini. Dengan penuh kesadaran bahwa penulis mustahil menyelesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, dengan penuh hormat, penghargaan, dan keikhlasan penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : v Bapak Arief Pratomo ST, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Yales Veva Jaya S.Pi, M.Si selaku pembimbing II. Beliau yang banyak meluangkan waktunya dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan ilmu sejak dari usulan penelitian hingga selesainya naskah ini, serta kak Bhakti selaku staf BMKG Tanjungpinang terima kasih teleh memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuannya. v Ayahanda dan ibunda yang banyak mendoakan dan mendidik saya. Terimakasih yang tak terhingga atas nasehat, kasih sayang dan restunya sangat berharga dan tak pernah saya lupakan. v Saudaraku Desi Arisandy, Ahmadi, Surya Ningrum, Azuarintomi, Hasbiansyah yang banyak mendukung dan memberikan semangat. Serta sahabatku Sarifah Aini terima kasih atas bantuan, nasehat, saran dan kebersamaan nya selama ini.