HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SWASTA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI 2 PARIAMAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMP N KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SAWAHLUNTO ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN

HUBUNGAN PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK NEGERI 2 KOTA

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BAGIAN ASISTEN PEMERINTAHAN KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS I, II DAN III KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU RIAU

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA BARAT

KONTRIBUSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PESISIR SELATAN. Cici Syafri Wenty Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP

HUBUNGAN PENEMPATAN PEGAWAI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL REGIONAL I SUMATERA

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI

KONTRIBUSI KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS GURU SMP NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESONAL GURU SMP NEGERI KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK

HUBUNGAN KONFLIK DENGAN KINERJA PEGAWAI BIRO BINA SOsSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 LUBUK SIKAPING

DISIPLIN KERJA GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG

PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP PENILAIAN KINERJA PEGAWAI OLEH PIMPINAN BIRO UMUM DI KANTOR GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN GUNUNG TUJUH KERINCI ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENEMPATAN DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT

BUDAYA ORGANISASI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH OLEH: PUTRI WARTI SARI AKMAL NIM: / 2011

KOMITMEN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK SWASTA KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG

KONTRIBUSI IKLIM KERJA TERHADAP KREATIVITAS GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN TANJUNG HARAPAN KOTA SOLOK

HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN SEMANGAT KERJA GURU DI SMK NEGERI I KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH

PERSEPSI GURU TENTANG PENGAWASAN PELAKSANAAN TUGAS GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KECAMATAN LUBUK BASUNG

PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

KONTRIBUSI PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SAWAHLUNTO

PEMBINAAN PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN TUGAS DI BIRO UMUM KANTOR GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT

HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI SUMATERA BARAT

KOMITMEN GURU YANG DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAYANAN ADMINISTRATIF PEGAWAI TATA USAHA DI SMP NEGERI KECAMATAN KOTO TANGAH

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU

PERSEPSI GURU TENTANG KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

BAB II TINJAUAN LITERATUR

DISIPLIN KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK

PERSEPSI GURU TENTANGPELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PADANG PANJANG BARAT KOTA PADANG PANJANG

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

PERSEPSI GURU TENTANG BUDAYA SEKOLAH PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SUMPUR KUDUS

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK

KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK KEMAHASISWAAAN (BAAK) UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MOTIVASI KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI

HUBUNGAN IKLIM SEKOLAH DENGAN SEMANGAT KERJA GURU SMK SWASTA SE-KOTA PADANG PANJANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA/SMK DI KOTA MADIUN

DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Hubungan Iklim Organisasi dengan Motivasi Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

PERSEPSI GURU TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

HUBUNGAN PENGAWASAN YANG DILAKUKAN PIMPINAN DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA KALAM KUDUS MEDAN. Charles Fransiscus Ambarita Surel :

IKLIM ORGANISASI PADA KANTOR BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERSEPSI MAHASISWA FIP ANGKATAN 2011 TERHADAP PELAYANAN PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADAKANTOR BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGANDAERAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI HOTEL GRAND INNA MUARA PADANG

Cynthia Dewi Sudarno Putri. Universitas Sebalas Maret Surakarta

DISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

HUBUNGAN SUPERVISI PENGAJARAN DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SDN No. 013 PALARAN. NOORJANNAH Dosen Universitas Kutai Kartanegara

PERSEPSI GURU TENTANG MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS II KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK

IKLIM ORGANISASI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

KONTRIBUSI PEMBINAAN MORAL KERJA GURU SEKOLAH DASAR

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA SEMARANG

KINERJA PEGAWAI DINAS PASAR KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

HUBUNGAN ANTAR MANUSIA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PAYAKUMBUH. Andre Tane Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP

PENGARUH GAYA KOMUNIKASI ATASAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

IKLIM ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SAWAHLUNTO

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI SE-KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR

PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI KABUPATEN SIJUNJUNG

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT. Elizar Ramli 1

Yogie Afdhal Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB GURU DI SMK NEGERI KOTA BUKITTINGGI

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN

Fenty Riyan Nova M. Huda A.Y Wildan Zulkarnain

Transkripsi:

1 HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SWASTA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG Fitri Rahayu Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research about organizational culture and teacher performance, also to see the relationship between the two variables. Population are 90 teachers and 48 samples using proportional stratified random sampling technique. This research instrument is a questionnaire in the form of a Likert scale, a score of variable organizational culture 0.948 and teacher performance 0.937 that means instrument is reliable. Data were analyzed using product moment correlation, get rscore = 0.29> = 0.284 believed rtabel standard 95%. Research has come to the conclusion the relationship between organizational culture with the performance of teachers in private sector of junior school Koto Tangah Padang. Key word: budaya organisasi dan kinerja PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Sekolah merupakan satuan pendidikan formal untuk memperoleh pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen yang berperan utama dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan. Tanpa guru maka aktivitas di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik. Setiap guru diharapkan dan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru mempunyai tugas untuk membimbing, mengarahkan dan juga menjadi teladan yang baik bagi para peserta didiknya. Maka dari itu, dengan tugas serta tanggung jawab yang di embannya guru harus mampu menunjukkan bahwa dia mampu mengahasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu. Kinerja guru mencerminkan kemampuan kerja guru yang terlihat dari penampilan kerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Jika kemampuan kerja seorang guru bagus, maka kinerjanya juga akan semakin tinggi. Sebaliknya jika kemampuan kerja seorang guru tidak bagus, maka kinerjanya juga akan semakin rendah. Halaman 282 831

Rendahnya kinerja guru diduga karena kurang baiknya budaya organisasi yang diterapkan di sekolah. Menurut Wibowo (2011 : 81) Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi mempunyai kinerja yang baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan nilai-nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja, fungsionalisasi, budaya, dan kerja sama Berdasarkan hasil pengamatan sementara penulis dilapangan terlihat beberapa masalah yang mengindikasikan adanya masalah kinerja guru. Permasalahan ini nampak dari beberapa fenomena, yaitu: (1) Masih adanya guru yang asal-asalan dalam melaksanakan tugas. Hal ini terlihat pada saat bel sudah berbunyi, guru masih duduk di ruang majelis guru untuk bercerita. Pada saat jam mengajar sebagian guru terlihat duduk di ruang majelis guru sambil mengobrol dengan sesama guru sementara siswa di dalam kelas disuruh mengerjakan latihan. (2) Masih adanya sebagian guru yang tidak melengkapi perangkat pembelajaran sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Contohnya guru tidak mengisi buku batas sesuai dengan jumlah hari pelaksanaan pembelajaran. (3) Masih adanya guru yang menyelesaikan pekerjaan tidak tepat pada waktunya. Contohnya, RPP yang seharusnya dibuat sebelum melaksanakan pembelajaran hanya dikerjakan apabila akan di supervisi oleh pengawas atau kepala sekolah. Sementara itu dari segi budaya organisasi dirasakan terdapat masalah, ini terlihat dari fenomena-fenomena: (1) Adanya kelompok-kelompok di dalam organisasi dimana masing-masing kelompok saling bertentangan dan berbeda pendapat. Hal ini dapat dilihat ketika ada kelompok guru yang rajin dan disiplin kemudian ada kelompok guru yang mengejek dan menyindir kedisiplinan kelompok guru yang lain. Bahkan sampai timbul kecurigaan bahwa guru yang rajin dan disiplin tersebut mencari perhatian pimpinan. (2) Kurangnya respon dari guru-guru mengenai pembaharuan. Misalnya ada perubahan kurikulum, guru-guru kurang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut perubahan tersebut. (3) Kurangnya kerja sama antar guru dan pegawai di sekolah. Sebagai contoh, guru yang hadir enggan menggantikan guru yang tidak hadir karena berhalangan dan bersikap tidak mau tahu. (4) Masih adanya guru yang kurang memahami standar yang harus dicapai dalam melaksanakan tugas sehingga guru tersebut melaksanakan tugas asal jadi. (5) Peraturan yang dibuat sering di abaikan dan tidak adanya sanksi yang jelas jika aturan sekolah dilanggar. Fenomena- fenomena diatas apabila dibiarkan dan tidak mendapat perhatian akan berdampak pada pelaksanaan yang dapat merembes pada tujuan organisasi dan instansi itu sendiri dan kualitas sekolah atau mutu sekolah itu sendiri. Kurang baiknya budaya organisasi itu sendiri menjadikan rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Marwansyah (2012 : 229) kinerja atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja dipahami juga sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Sejalan dengan itu, Torang (2013 : 74) mengatakan bahwa kinerja (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas Halaman 283 831

hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi. Menurut Wirawan (2009:166) aspek- aspek yang dapat dinilai dari kinerja adalah keterampilan kerja, kualitas dan kuantitas pekerjaan, tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama. Menurut Wibowo (2011 : 236) yang dapat dijadikan patokan untuk melihat kinerja seseorang bagus atau tidaknya yaitu produktivitas, kualitas, ketepatan waktu, dan pemanfaatan sumber daya. Bernardin dan Russel dalam Sutrisno (2011 : 179) menyatakan bahwa ada enam hal yang dapat dijadikan untuk mengukur kinerja, yaitu (1) Quality.Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan. (2) Quantity. Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah Rupiah, unit, dan sikluskegiatan yang dilakukan. (3) Timeliness. Merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki, dengan memperhatikan koordinasi out put lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan orang lain. (4) Cost efectiveness. Merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya. (5) Need for supervision. Merupakan tingkah laku sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan. (6) Interpersonal impact. Merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahanberdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka indikator kinerja guru dalam penelitian ini adalah: (1) kuantitas hasil kerja, (2) kualitas hasil kerja, (3) waktu yang digunakan. Untuk lebih jelasnya indikator dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Kualitas hasil kerja Heizer dan Render dalam Wibowo (2011 : 137) mendefinisikan kualitas sebagai kemampuan produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebuah organisasi akan maju apabila memiliki kualitas sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggannya. Sama halnya dengan organisasi pendidikan atau sekolah. Jika sekolah mampu menunjukkan karakter yang baik dan menghasilkan peserta didik yang berprestasi, maka hal itu menunjukkan sekolah yang mempunyai kualitas yang baik. Russel dan Taylor dalam Wibowo (2011 : 138) menyatakan bahwa kualitas dikatakan pula sebagai totalitas tampilan dan karakteristik produk atau jasa yang berusaha keras dengan segenap kemampuannya memuaskan kebutuhan tertentu. Jadi kualitas merupakan kemampuan guru atau sekolah dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan siswa dan merupakan aspek yang penting dalam menilai kinerja guru dalam bekerja. Halaman 284 831

1) Kuantitas hasil kerja Kuantitas berarti jumlah atau seberapa banyak sesuatu yang dihasilkan. Sutrisno (2011: 179) Quantity merupakan jumlah yang dihasilkan. Kuantitas merupakan kemampuan secara kuantitatif dalam mencapai target atau hasil kerja atas tugas-tugas, seperti kemampuan menyusun rencana, kemampuan melaksanakan perintah/instruksi. Kuantitas menunjukkan seberapa banyak guru dapat melakukan pekerjaan sesuai target yang telah ditentukan.contohnya berapa banyak perangkat pembelajaran yang dapat dikerjakan guru dalam waktu satu minggu. 2) Waktu yang digunakan Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah dijelaskan di atas, bahwa waktu yang digunakan dalam bekerja merupakan salah satu indikator dalam mengukur kinerja.apabila seorang guru mengerjakan suatu pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, maka akan bisa menentukan kinerja yang dihasilkannya. seorang guru yang berkinerja baik akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Torang (2013 : 106) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah normanorma yang telah disepakati untuk menuntun perilaku individu dalam organisasi. Menurut Chatman dkk dalam Nurhizrah (2009 : 18) ada tujuh elemen pokok yang memperkuat budaya organisasi yaitu : inovasi, stabilitas, perhatian yang mendetail, orientasi hasil, orientasi pada orang-orang, orientasi pada kerja tim, dan sikap agresif. Pendapat lain dikemukakan oleh Kuntjaraningrat dalam Hasri (2005:20) sesuai dengan wujudnya, kebudayaan dapat dibagi dalam tiga wujud, yaitu (1) artifact atau benda-benda fisik hasil kecerdasan, (2) tingkah laku berpola, (3) kebudayaan sebagai sistem gagasan. Elemen Budaya organisasi menurut Chatman dkk dalam Nurhizrah (2009 : 18) sebagai berikut. - Inovasi (Innovation). Inovasi sebagai elemen budaya organisasi menunjukkan sejauh mana para karyawan diharapkan untuk kreatif dan berani mengambil resiko. - Stabilitas (Stability). Stabilitas sebagai elemen budaya organisasi menunjuk pada derajat di mana fokus aktivitas organisasi adalah untuk nmempertahankan status quo daripada untuk melaksanakan perubahan. - Perhatian yang mendetail (attention to detail). Elemen ini menunjuk pada seberapa tingginya perhatian orang-orang yang ada di dalam organisasi terhadap ketelitian, ketekunan/kegigihan, dan terinci. - Orientasi hasil (outcome orientation). Elemen budaya ini menunjuk pada seberapa tingginya pihak manajemen menekankan pada hasil kerja organisasi. - Orientasi pada orang-orang (people orientation).orientasi pada orang-orang sebagai elemen budaya organisasi menujuk pada seberapa sensitifnya pihak manajemen terhadap orang-orang atau karyawan di dalam membuat keputusan organisasi. Halaman 285 831

- Orientasi pada kerja tim (tim orientation). Elemen ini menunjuk pada seberapa kuatnya orang-orang di dalam organisasi menekankan pada kolaborasi atau tim kerja. - Sikap agresif (aggressiveness). Elemen ini menunjuk pada seberapa tingginya para karyawan diharapkan untuk mau berkompetisi dan proaktif, daripada santai saja dan pasif. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Inovasi. Inovasi merupakan pembaruan terhadap suatu pekerjaan. West dalam Sutrisno (2011 : 105) berpendapat inovasi adalah pengenalan cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal di tempat kerja sejalan dengan itu, Merritt dalam Sutrisno (2011 : 105) mengatakan bahwa inovasi disamakan dengan perbaikan-perbaikan dan perubahan-perubahan mendasar namun bukan perubahan revolusioner. Sekolah perlu berinovasi atau melakukan perubahan. Terlebih lagi sasaran kerja sekolah adalah siswa yang merupakan sumber daya manusia dimana masing-masing siswa memiliki latar belakang berbeda-beda. Perubahan yang dapat dilakukan misalnya lebih disiplin dengan waktu. 2) Berorientasi pada hasil. Chatman dkk dalam Nurhizrah (2009 : 18) menyatakan bahwa orientasi hasil menunjuk pada seberapa tingginya pihak manajemen menekankan pada hasil kerja organisasi. Sejalan dengan itu Wibowo (2011 : 36) mengatakan bahwa orientasi pada hasil yaitu meletakkan kekuatannya pada kepeduliannya untuk mencapai hasil yang diharapkan". Setiap pekerjaan yang dilakukan haruslah berorientasi pada hasil termasuk pekerjaan yang dilakukan oleh guru di sekolah. Maksudnya pekerjaan tersebut memiliki standar hasil yang harus dicapai dan kegiatan yang dilakukan sekolah harus mengacu pada standar tersebut. 3) Berorientasi pada kerja tim. Pekerjaan yang mengutamakan kerja sama akan mencapai hasil yang baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan. Sebaliknya pekerjaan yang dilakukan per individu tidak lebih baik dari pada kerja sama tim. Menurut Stephen P. Robbins dalam Wibowo (2011 :38) orientasi pada tim yaitu dimana aktivitas kerja di organisasi berdasar tim dari pada individual. Selanjutnya menurut Chatman dkk dalam Nurhizrah (2009 : 18) orientasi pada kerja tim menunjuk pada seberapa kuatnya orangorang di dalam organisasi menekankan pada kolaborasi atau tim kerja. Dalam melakukan pekerjaan akan lebih baik jika ada kerja sama yang baik yang dibentuk dalam suatu tim. Misalnya sekolah membentuk sebuah tim kerja untuk melakukan suatu kegiatan seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) bersama-sama menyusun Rencana Pelaksanaan Pembeajaran. Mengutamakan kerja sama tim bukan berarti tidak memperhatikan hasil kerja, tetapi hasil yang maksimal akan muncul dengan sendirinya jika terdapat kerja sama tim yang baik. 4) Nilai kebersamaan. Secara umum, nilai adalah memilih benar atau salahnya sesuatu yang dapat mempengaruhi manusia. Menurut William dalam Salfen (2004 : 7) nilai merupakan suatu konsepsi tentang keadaan yang dinginkan, digunakan sebagai kriteria dalam memilih tingkah laku atau sebagai Halaman 286 831

justifikasi tujuan dan perilaku aktual. Sedangkan menurut Torang (2013 : 116) nilai bersama (shared values) merupakan dimensi budaya yang sifatnya abstrak dan sulit berubah. Nilai organisasi harus dijunjung tinggi setiap anggotanya karena akan menentukan perilaku yang ditampilkan. Dengan demikian hendaknya guru dalam melaksanakan pekerjaan baik dalam proses belajar mengajar maupun tidak guru secara bersama haruslah dapat menerapkan nilai-nilai yang berlaku di sekolah. 5) Aturan Pengontrol perilaku. Pada dasarnya perilaku manusia merupakan fungsi interaksi antar manusia dengan lingkungannya. Menurut Badeni (2013:2) perilaku orang per orang, kelompok orang dan pimpinan dalam organisasi dalam melaksanakan hak dan kewajibannya untuk mencapai tujuan organisasi dapat dikatakan sebagai perilaku manusia dalam organisasi. Perilaku ini banyak mengembangkan cara-cara untuk memahami sifat-sifat manusia. Lingkungan yang berbeda akan menimbulkan perilaku yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. perilaku ditentukan oleh lingkungannya, apabila di suatu sekolah mempunyai aturan pengontrol perilaku seperti tata tertib dan kode etik maka perilaku seluruh anggota di sekolah akan dapat dikontrol dengan baik. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh guru Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang sebanyak 90 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Stratified Proposional Random Sampling. Besar sampel penelitian adalah 48 orang. Jenis data digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber (responden), data analisis dengan menggunakan teknik korelasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan rumus tata jenjang sperman secara manual. HASIL PENELITIAN Distribusi Data Kinerja Guru di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang Skor maksimum kinerja guru adalah 150 dan skor minimal 30. Sedangkan dari jawaban responden diperoleh skor tertinggi 140 dan skor terendah 105 dengan skor rata- rata ( Mean) 122,12, median 120,86, modus 188,34 dan standar deviasi 8,52. Halaman 287 831

Table 1: Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kinerja Guru Kelas Interval F % f Frekuensi Relatif 140 145 1 2,08 48 134 139 6 12,50 47 127 133 7 14,58 41 121 126 11 22,93 34 115 120 16 33,33 23 109 114 4 8,33 7 103 108 3 6,25 3 Jumlah 48 100 48 Berdasarkan tabel 1 di atas tergambar jelas tentang frekuensi tertinggi 115-120 dengan frekuensi relatif sebanyak 23, sedangkan frekuensi terendah sebanyak 3. Berdasarkan pengolahan data angket variabel kinerja guru (Y) dengan cara membandingkan skor rata- rata (mean) dengan skor maksimal dikali 100%, maka nilai mean 122,12 dibagi dengan skor maksimal 150, maka diperoleh angka 0,814 x 100% = 81,4%. Hal ini berarti variabel kinerja guru di SD Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 81,4% dari skor ideal. Distibusi Data Budaya Organisasi SD Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang Skor maksimum budaya organisasi adalah 150 dan skor minimal 30. Sedangkan dari jawaban responden diperoleh skor terendah 101 dan skor tertinggi 101 dengan rata- rata (Mean) 118,13, modus 114,02, median 116,76 dan standar deviasi 10,2. Tabel 2: Distribusi Frekuensi Data Variabel Budaya Organisasi Kelas Interval F % f Frekuensi Relatif 137 142 2 4,17 48 131 136 5 10,42 46 125 130 6 12,50 41 119 124 7 14,58 35 113 118 14 29,17 28 107 112 7 14,58 14 101 106 7 14,58 7 Jumlah 48 100 48 Berdasarkan tabel 2 di atas menggambarkan jelas tentang frekuensi tertinggi 1131-118 dengan frekuensi relatif sebanyak 28, sedangkan frekuensi relatif terendah sebanyak 7. Berdasarkan pengolahan data angket variabel budaya organisasi (X) dengan cara membandingkan skor rata- rata (mean) dengan skor maksimal dikali 100%, maka nilai mean 118,13 dibagi dengan skor maksimal 150, maka diperoleh angka 0,787 x 100% = 78,7%. Hal ini berarti Halaman 288 831

variabel budaya organisasi di SD Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang berada pada kategori cukup yaitu sebesar 78,7% dari skor ideal. Hubungan Gaya Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru di SD Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang Berdasarkan analisis data antara variabel budaya organisasi dengan kinerja guru di SD Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang diperoleh r hitung = 0,29 > r tabel = 0,284 pada taraf kepercayaan 95% dengan N = 48. Untuk melihat keberartian hubungan maka dilakukan uji t dengan perolehan data t hitung = 2,05 > t tabel = 2,021. Jadi didapatkan r hitung > r tabel dan t hitung > t tabel pada taraf kepercayaan 95% (lihat tabel 3 di bawah ini). Tabel 3 : Pengujian Koefisien Korelasi dan Keberartian Korelasi Variabel X dan Ydengan tabel uji r dan tabel uji t r hitung r tabel pada taraf kepercayaan 95% t hitung t tabel pada taraf kepercayaan 95% 0,29 0,284 2,05 2,021 PEMBAHASAN Sebagaimana telah dijelaskan dalam kajian teori pada penelitian ini dinyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah budaya organisasi. Hasil pengelolahan data pada penelitian ini menemukan bahwa budaya organisasi di SD Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang mempunyai hubungan yang berarti dengan kinerja guru pada taraf signifikasi 95% dengan koefisien korelasi 0,29 dan keberartian korelasi 2,05 dengan menggunakan uji t. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan pembahasan masing- masing variabel. Kinerja Guru Berdasarkan data yang diperoleh dari responden dan dengan membandingkan skor rata- rata dengan skor maksimal dikali 100% dapat diketahui bahawa penilaian secara kuantitatif mengenai kinerja guru di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang berada pada kategori tinggi (81,4% dari skor ideal). Hal ini berarti kinerja guru perlu untuk ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan pendapat di atas usaha-usaha yang dapat menimbulkan dan mendorong peningkatan kinerja guru agar dapat mencapai tujuan organisasi secara optimal, yaitu meningkatkan kuantitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja yang dimaksud adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan. Guru yang mempunyai kinerja yang optimal adalah guru yang menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan jumlah yang diinginkan, agar pekerjaan yang dilakukan Halaman 289 831

selesai sesuai dengan yang dibutuhkan maka guru haruslah melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ditugaskan sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Budaya Organisasi Berdasarkan data yang diperoleh dari reponden dan dengan membandingkan skor rata- rata (mean) dengan skor maksimal dikali 100% dapat diketahui bahwa penilaian secara kuantitatif mengenai budaya organisasi di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang berada pada kategori cukup (78,7% dari skor ideal). Hal ini berarti budaya organisasi di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang belum sesuai dengan yang diharapkan, maka sekolah perlu memperbaiki budaya organisasi yang biasa dijalankan di sekolah tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan perubahan budaya organisasi adalah pertama melakukan penilaian terhadap budaya yang sudah ada. Apakah nilai-nilai, norma dan aturan yang dipakai masih dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Selanjutnya melakukan penilaian terhadap budaya yang diinginkan. Budaya tersebut harus mempertimbangkan aspirasi dari warga sekolah dan orang-orang yang ada di luar sekolah. Selanjutnya yang kedua yaitu menganalisis kesenjangan antara budaya organisasi yang sudah ada dengan budaya yang diinginkan dengan cara melihat faktor pendukung dan faktor penghambat terjadinya perubahan budaya. Langkah berikutnya yaitu mempengaruhi perubahan budaya. Maksudnya disini mempengaruhi pola pikir, keyakinan, atau asumsi guru-guru di sekolah. Hal ini bisa dilakukan terlebih dahulu oleh kepala sekolah sebagai contoh yang akan dilihat oleh warga sekolah. Kemudian bisa dengan mensosialisasikan budaya baru tersebut melalui pelatihan. Selanjutnya yang keempat warga sekolah bersama-sama melaksanakan budaya baru yang diinginkan. Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara budaya organisasi dengan kinerja guru adalah singnifikan yaitu = 0,29 > = 0,284 pada taraf kepercayaan 95%, t hitung = 2,05 > t tabel = 2,021 pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan tabel interpretasi r menurut Suharsimi maka, = 0,29 > = 0,284 termasuk kedalam interpretasi rendah, namun demikian budaya organisasi dengan kinerja guru memiliki hubungan yang signifikan (berarti). Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara budaya organisasi dengan kinerja guru. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pendapat Wibowo (2011 : 376) budaya organisasi dapat memengaruhi kinerja sumber daya manusia ke arah lebih baik.... Pendapat di atas menjelaskan bahwa guru yang memiliki kinerja yang baik akan lebih banyak memberikan sumbangan pada pencapaian tujuan sekolah kearah yang lebih baik. Apabila Halaman 290 831

budaya organisasi baik akan menjadi pendorong dalam meningkatkan kinerja guru. Hasil observasi menunjukkan bahwa budaya organisasi dan kinerja guru di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah masih kurang atau rendah. Kemudian pada hasil penelitian menunjukkan budaya organisasi berada pada tingkat capaian Cukup dan Kinerja guru berada pada tingkat capaian tinggi. Hal ini karena keterbatasan alat dan sarana yang penulis gunakan dalam mengamati budaya organisasi dan kinerja guru di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang. Sehingga hasil observasi belum dapat diterima. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data, hasil penelitian dan pengujian hipotesis tentang Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Kinerja guru di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang dengan indikator kuanlitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, dan waktu yang digunakan, berada dalam kategori tinggi dengan skor 81,41%. (2) Budaya Organisasi di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang dengan indikator inovasi, berorientasi pada hasil, berorientasi pada kerja tim, nilai kebersamaan, dan aturan pengontrol perilaku, berada pada kategori cukup dengan skor 78,75%. (3) Terdapat hubungan yang berarti antara budaya organisasi dengan kinerja gurudi Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang dimana besarnya koefisien korelasi nilai r hitung = 0,29 > r tabel = 0,284 pada taraf kepercayaan 95% dan t hitung = 2,05> t tabel = 2,021 pada taraf kepercayaan 95%. Seiring dengan kesimpulan di atas maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut. - Berdasarkan hasil penelitian, kinerja guru berada pada tingkat capaian tinggi. Namun untuk dapat mempertahankan sesuatu yang sudah baik dan untuk meningkatkan lagi kinerja guru maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut. - Untuk meningkatkan kualitas hasil kerja guru dapat dilakukan dengan mengadakan program pelatihan dan pengembangan kompetensi guru, atau guru bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian kualitas kerja guru akan lebih baik lagi. - Meningkatkan kuantitas hasil kerja guru. Kuantitas hasil kerja yang dimaksud adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan. Guru yang mempunyai kinerja yang optimal adalah guru yang menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan jumlah yang diinginkan, agar pekerjaan yang dilakukan selesai sesuai dengan yang dibutuhkan maka guru hendaklah melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ditugaskan sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal Halaman 291 831

- Guru hendaknya bisa mengatur dan mempergunakan waktu untuk bekerja dengan baik. Misalnya dengan membuat agenda atau jadwal kegiatan setiap harinya. - Berdasarkan hasil penelitian, budaya organisasi berada pada tingkat capaian cukup. Oleh sebab itu budaya organisasi di sekolah perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi. Untuk itu kepada seluruh warga Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang agar dapat memperhatikan budaya organisasi seperti lebih mengutamakan kerja sama antar warga sekolah, lebih disiplin dalam menegakkan aturan yang telah ditetapkan sekolah, merespon dengan baik setiap perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. - Selanjutnya, antara budaya organisasi dengan kinerja guru menunjukkan hubungan yang signifikansi yang rendah. Meskipun demikian keduanya memiliki hubungan yang berarti. Untuk itu kepada kepala sekolah dan guru di Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang agar memperbaiki budaya organisasi untuk meningkatkan kinerja guru di sekolah. Baik dengan cara menciptakan inovasi, mengutamakan kerja sama, atau berusaha mematuhi aturan yang ada di sekolah. Apabila budaya organisasi baik maka kinerja guru akan baik puladiharapkan kepada Kepala Sekolah Dasar Swasta Kecamatan Koto Tangah Padang agar dapat memperhatikan budaya organisasi seperti lebih mengutamakan kerja sama antar guru, lebih mematuhi aturan yang telah ditetapkan sekolah, merespon dengan baik setiap perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi sebab dengan budaya yang baik diharapkan akan membantu meningkatkan kinerja guru. Selanjutnya guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan hendaknya mampu menjadi lebih baik lagi seperti membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan yang dibutuhkan, tepat waktu dalam melaksanakan tugas, dan memperhatikan hasil kerja yang telah dibuat. DAFTAR RUJUKAN Badeni. 2013. Kepemimpinan & Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta Gistituati, Nurhizrah. 2009. Manajemen Pendidikan Budaya dan Kepemimpinan Organisasi. Padang : UNP PRESS Hasri, Salfen. 2005. Manajemen Pendidikan : Pendekatan Nilai dan Budaya Organisasi. Makasar : YAPMA. Marwansyah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta. Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Perdana Media Group. Torang, Syamsir. 2013. Organisasi & Manajemen. Bandung : Alfabeta. Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat. Wibowo. 2011. Budaya Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers Halaman 292 831