LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH PT BOMA BISMA INDRA UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: M. Alfa Rizal D Yuke Sulistyaning I

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

STUDI PENGARUH KURVA GRADING IDEAL AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL DENGAN VARIASI BLENDING MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Material Paving Block

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

PEMANFAATAN LIMBAH GENTENG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA BETON

BAB III LANDASAN TEORI

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

TINJAUAN KUAT TEKAN BATA BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM PT. PETROKIMIA GRESIK YANG MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS ABU BATU.

PEMANFAATAN LIMBAH GAS KOLEKTOR HASIL PENGOLAHAN LOGAM PT. KRAKATAU STEEL CILEGON SEBAGAI BAHAN CAMPURAN CONBLOCK

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah,

PEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

Scanned by CamScanner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BATU ABU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN TEGEL

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BATAKO

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

Transkripsi:

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN Srie Subekti Dosen,Program studi D3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Seiring dengan pesatnya pembangunan dan majunya teknologi di Indonesia, limbah merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Karena limbah dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah padat pabrik keramik PT. ASIA TILE sebagai campuran pembuatan batako. Dari hasil uji kimia, kandungan unsur kimia antara limbah dan pasir terdapat kesamaan antara lain SiO 2, Al 2 O 3, CaO, MgO, Fe 3 O, H 2 O. Selain itu juga dilakukan analisa ayakan pada limbah (lolos ayakan 1.19mm tertahan 0.59mm) yang,masuk grading zone 2, sedangkan pada pasir (lolos ayakan 1.19mm) masuk dalam grading zone 3, yang berarti limbah mempunyai gradasi lebih kasar dibanding pasir. Sehingga limbah keramik ini digunakan sebagai pengganti sebagian pasir. Penelitian ini sebatas menguji kuat tekan dan resapan air. Uji tersebut dilakukan dengan menggunakan mortar berbentuk kubus 5x5x5 cm 3. Komposisi yang digunakan adalah (0% limbah + 100% pasir); (15% limbah + 85% pasir); (30% limbah + 70% pasir); (60%limbah +40% pasir). Kuat tekan maksimal, didapat pada komposisi 1 PC : 2 Pasir (30% limbah + 70% pasir) : 8 abu batu pada umur 28 hari sebesar 131.4 kg/cm 2. Dari hasil uji kuat tekan batako adalah 42.73 kg/cm 2 yang berarti lebih besar (kuat tekan = 35 kg/cm 2 ) pada SII 0285-80 tentang bata beton berlobang, hasil uji resapan pada batako sebesar 12.48%. Kata kunci : limbah padat keramik, uji kuat tekan, uji resapan air. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi industri di Indonesia diikuti pula dengan permasalahan yang selalu muncul, yaitu masalah limbah. Hal ini tentulah perlu perhatian secara khusus karena limbah yang merupakan buangan sisa hasil produksi baik cair maupun padat dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Kondisi inilah yang mendorong peneliti untuk mencoba memberikan suatu solusi yaitu dengan memanfaatkan limbah padat tersebut sebagai campuran pembuatan bahan baku untuk batako. Bahan pembentuk utama yang diperlukan dalam pembuatan batako adalah semen Portland atau jenis semen tipe I, abu batu yang diameternya tidak lebih dari 5 mm, dan pasir dengan kadar lumpur yang sedikit sekali atau bahkan yang tidak mengandung lumpur sama sekali. Dalam hal ini digunakan pasir dari daerah Lumajang karena sesuai dengan persyaratan sebelumnya, sehingga baik untuk digunakan bahan campuran pembuatan batako. TINJAUAN PUSTAKA Limbah padat keramik Di dalam industri keramik dikenal dua jenis limbah yaitu limbah cair dan padat. Selama ini, limbah padat hanya dibuang begitu saja, tanpa dimanfaatkan secara optimal. Sedangkan pada limbah cair dalam penelitian ini tidak dibahas. Salah satu sifat yang penting dari limbah padat keramik adalah bila dicampur dengan kapur padam atau semen dan air, dalam beberapa waktu pada suhu kamar dapat membentuk massa yang padat dan tidak dapat larut dalam air, dari sifat inilah limbah padat keramik dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, antara lain untuk campuran pembuatan batako. Batako Batako atau bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau sejenisnya, air, agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak merugikan sifat batako itu sendiri. bata beton berlubang jenis panjang (mm ) tebal 400 ± 3 400 ± 3 200 ± 2 25 20 Tabel 1. Dimensi Bata Beton Berlobang Sumber : SII 0285-80 ukuran nominal lebar tebal tebal kelopak minimum (dinding rongga) sekatan luar sekatan dalam tipis 400 ± 3 400 ± 3 200 ± 2 20 15 A-529 ISBN 978-979-18342-1-6

Tabel 2. Sifat Fisis Bata Beton Berlobang Batako/ bata beton mutu jenis kuat tekan minimum, dalam Kg/cm 2 rata-rata dari 15 buah batako masingmasing penyerapan air maks % volume HB 20 20 17 - HB 35 35 30 - HB 50 50 45 35 HB 70 70 65 25 Sumber : SII 0285-80 METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini yang dilakukan pertama kali adalah persiapan bahan dasar yaitu PC tipe I, pasir Lumajang, dan limbah.langkah selanjutnya adalah melakukan uji kimia dan uji fisik. Uji kimia yang diteliti meliputi kandungan SiO 2, Al 2 O 3, CaO, MgO, Fe 2 O 3, H 2 O; sedangkan pada uji fisik meliputi uji berat jenis (semua bahan), gradasi (hanya pada limbah dan pasir), kadar organic (hanya pasir dan limbah), penyerapan air (tidak termasuk semen). Komposisi untuk benda uji mortar disini adalah 1 PC : 2 (pasir yang terdiri dari pasir dan limbah) : 8 abu batu. Untuk komposisi pasir dan limbah menggunakan 15% limbah + 85% pasir, 30% limbah + 70% pasir, 45% limbah + 55% pasir, 60% limbah + 40% pasir sehingga didapat komposisi dengan kuat tekan optimal. Selanjutnya dilakukan uji kuat tekan pada umur 7 s/d 28 hari dengan 50 benda uji. Sedangkan uji resapan dilakukan sesuai SII 0284-80 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tes hasil analisa kimia limbah padat keramik dan pasir Hasil uji kimia yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Jl. Jagir Wonokromo no.360 Surabaya sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Uji Kimia Limbah Padat Keramik dan Pasir No jenis pengujian limbah padat keramik (%) pair lumajang (%) 1 SiO 2 44.52 45.82 2 Al 2 O 3 7.62 6.9 3 CaO 9.56 8.9 4 MgO 8.3 7.1 5 Fe 2 O 3 13.8 16.32 6 Air 16.17 14.95 Sumber : Balai Penelitian & Pengembangan Industri Jatim Dari hasil analisa tabel 3, maka limbah padat keramik dapat digunakan sebagai alternatif bahan campuran atau pengganti sebagian pasir untuk pembuatan batako. Pemeriksaan Fisik Bahan Berdasarkan hasil uji bahan maka didapatkan : Tabel 4. Uji Fisik terhadap Limbah Padat Keramik (Lpk), Pasir (Ps), Abu batu (Ab), dan Portland Cement (PC) Jenis Hasil penguji an Lpk Ps Ab PC Berat jenis 2.53 2.4 3.06 gr/cm 3 Kadar Organik Kelembap an (%) Resapan air 15.13 3.86 4.54-13.9 2.73 4.71 - Standart dibawah warna standart Pemeriksaan Fisik Gradasi/Analisa Saringan Limbah Padat Keramik dan Pasir Lumajang Hasil analisa saringan limbah padat keramik dan pasir Lumajang didapatkan pada tabel 5. A-530 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Tabel 5. Analisa Saringan/Gradasi Lubang ayakan Ayakan Pasir Lumajang % Tertahan Ayakan Limbah 4.76 0.95 3.354 2.38 7.5 11.279 1.19 33.65 23.423 0.59 71.05 63.467 0.297 92.15 89.262 0.149 97.8 96.956 0/pan 100 100 jumlah 403.1 387.739 Dari hasil tes kondisi dan analisa ayakan pasir Lumajang dan limbah padat keramik yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pasir masuk pada grading zone 3, sedangkan limbah padat termasuk pada grading zone 2. Grafik 1. Hasil Uji Tes Kuat Tekan Mortar pada Umur 7 Hari Berdasarkan grafik hasil uji tes kuat tekan mortar pada umur 7 hari di atas dapat dilihat nilai kuat tekan mortar dengan campuran limbah pada umur 7 hari yang maksimal terdapat pada komposisi 0% limbah yaitu sebesar 135.84 kg/cm 2. Grafik 2. Hasil Uji Tes Kuat Tekan Mortar pada Umur 28 Hari Perencanaan Komposisi Campuran Batako Komposisi cmpuran batako adalah 1 PC : 2 (pasir yang terdiri dari pasir dan limbah) : 8 abu batu. Untuk uji kuat tekan mortar dan resapan air pada benda uji kubus 5x5x5 cm 3 seperti terlihat pada tabel 6 berikut : Tabel 6. Hasil Uji Kuat Tekan dan Resapan Air Mortar Type Kuat Tekan rata-rata (kg/cm 2 ) Resapan air (%) 7 hari 28 hari 28 hari 0% 135.84 196.4 5.982 15% 95.84 104.8 10.86 30% 92.32 131.4 11.97 45% 97.92 131.2 12.35 60% 62.1 93 12.87 Berdasarkan grafik hasil uji tes kuat tekan mortar pada umur 28 hari di atas dapat dlihat nilai kuat tekan mortar dengan limbah pada umur 28 hari yang maksimal terdapat pada komposisi 0% limbah yaitu sebesar 196.4 kg/cm 2. Grafik 3. Hasil Uji Resapan Air pada Mortar Umur 28 Hari A-531 ISBN 978-979-18342-1-6

Berdasarkan grafik hasil uji resapan air pada mortar umur 28 hari di atas dapat dilihat bahwa semakin kecil penyerapan air yang terjadi maka semakin bagus pula kualitas bahan yang dihasilkan. Dari hasil tes kuat tekan dan resapan air yang dilakukan pada beberapa tipe berdasarkan tabel 6, maa komposisi tipe 30% yang menghasilkan kuat tekan 131.4 kg/cm 2 pada umur 28 hari dan diikuti dengan asil resapan air sebesar 11.97 % sesuai persyaratan SII 028480. Selanjutnya tipe tersebut digunakan untuk komposisi batako. Pada uji kuat tekan batako dan resapan air dengan terpilihnya tipe 30% limbah, maka tipe 0% limbah digunakan sebagai pembanding. Dimana hasilnya ditunjukkan pada tabel 7. Hasil Berat Mortar Pada Umur 7 dan 28 Hari: komposisi Berat rata-rata Berat rata-rata Campuran 7 hari (g) 28 hari (g) Limbah 0% 288,5 292 15% 274,13 274 30% 276,25 273,75 45% 279,5 273,5 60% 279,25 260,13 Tabel 7. Hasil Uji Kuat Tekan Batako Typ e Kuat Tekan (kg/cm 2 ) Mutu SII 0285-80 Resapa n air (%) 7 hari 28 hari 28 hari 0% 39.06 42.55 HB 35 30% 40.17 42.73 HB 35 SII 0285-80 ket. min 35 kg/cm 2 10.66 - Ok min 35 kg/cm 3 12.48 - Ok Grafik 4.Uji Kuat Tekan Batako Umur 28 Hari Sumber: Dari hasil uji berat mortar di Laboratorium Uji Beton DIII Teknik Sipil-ITS Analisa umur 7 hari: Pada 0% limbah padat keranik didapatkan berat sebesar 288,5 gram Pada campuran 15% limbah padat keramik didapatkan berat sebesar 274,13 gram yang mana mengalami penurunan sebesar 5,03% dari campuran 0% limbah Penurunan terjadi pada campuran 30% limbah padat keramik didapat berat sebesar 276,25 gram yang berarti mengalami kenaikansebesar 1,89% dari campuran limbah 15% Pada campuran 45% limbah padat keramik didapat berat sebesar 279,5 gram yang mana mengalami kenaikan sebesar 1,18% dari campuran 30% limbah Pada campuran 60% limbah padat keramik didapat berat sebesar 29,25 gram yang mana mengalami penurunan sebesar 0,09% dari campuran 45% limbah. Analisa umur 28 hari: Berdasarkan grafik hasil uji kuat tekan batako umur 28 hari dapat dilihat bahwa campuran 30% limbah padat keramik didapatkan kuat tekan sebesar 42.73 kg/cm 2. Pada 0% limbah padat keranik didapatkan berat sebesar 292 gram Pada campuran 15% limbah padat keramik didapatkan berat sebesar 274 gram yang mana mengalami kenaikan sebesar 6,16% dari campuran 0% limbah A-532 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Pada campuran 30% limbah padat keramik didapat berat sebesar 273,75 gram yang berarti mengalami penurunan sebesar 0,09% dari campuran 15% limbah Pada campuran 45% limbah padat keramik didapat berat sebesar 273,5 gram yang mana mengalami penurunan sebesar 0,09% dari campuran 30% limbah Pada campuran 60% limbah padat keramik didapat berat sebesar 260,13 gram yang mana mengalami penurunan sebesar 4,89% dari campuran 45% limbah. Hasil Berat Batako pada Umur 28 hari komposisi Berat rata-rata Campuran Limbah (kg) 0% 9,11 30% 9,99 Sumber: Dari hasil uji berat di Laboratorium Uji Beton DIII Teknik Sipil-ITS Analisa uji berat pada umur 28 hari: Pada 0% limbah padat keramik didapat berat sebesar 9,11 kg Pada campuran 30% limbah padat keramik didapat berat sebesar 9,99 kg yang mana mengalami kenaikan sebesar 9,66% dari campuran 0% limbah Terdapat perbedaan antara berat mortar dibanding dengan berat batako yaitu mengenai berat komposisi asli batako (0% limbah) dengan berat 30% limbah menunjukkandengan penambahan 30% limbah, berat mortar semakin menurun. Sedangkan pada berat berat batako menunjukkan dengan penambahan 30% limbah berat batako lebih besar dibandingnkan dengan berat batakodengan komposisi asli (0% limbah). Hal ini disebabkan karena pada saat pembuatan mortar (pencetakan) dilakukan secara manual (tanpa menggunakan mesin cetak). Sedangkan pada pencetakan batako dilakukan secara otomatis (dengan mesin) sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat. Jadi dari hal tersebut di atas dapat dilihat bahwa pada 30% limbah lebih berat disbanding dengan 0% limbah (asli). Penambahan limbah pada batakodapat menaikkan berat batako. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa limbah padat pabrik keramik ditinjau dari kuat tekan dan resapan air pada pembuatan batako dapat dimanfaatkan, yaitu sebagai pengganti sebagian pasir, dengan demikian pemakaian pasir Lumajang dapat dikurangi sehingga dapat menghemat biaya produksi, serta menjadikan limbah padat keramik mempunyai nilai tambah. Dari hasil variasi antara campuran limbah (lolos ayakan 1.19 mm dan tertahan 0.59 mm) + pasir (lolos ayakan 1.19) pada benda uji mortar tidak didapatkan kuat tekan yang optimal, melainkan didapat kuat tekan maksimum sebesar 131.4 kg/cm 2 dengan resapan air sebesar 11.97%, pada komposisi campuran 1 PC : 2 pasir (30% limbah + 70% pasir) : 8 abu batu, memenuhi standard pada SII 0284-80 tentang mutu dan cara uji bata beton pejal. Pembuatan batako dengan komposisi campuran diatas didapat nilai kuat tekan bruto sebesar 42.73 kg/cm 2 yang berarti termasuk batako mutu HB 35 (kuat tekan = 35 kg/cm 2 ) pada SII 0285-80 tentang mutu dan cara uji bata beton berlobang. Sedangkan pada uji resapan air batako tersebut bernilai sebesar 12.48%. Hasil akhir dari penelitian ini tidak didapatkan kuat tekan optimal, melainkan hanya mencapai kuat tekan maksimum saja. Hal ini dimungkinkan karena pada saat pelaksanaan pencetakan batako dengan mesin terjadi ketidak akurasian saat pencampuran bahan. Variabel prosentase limbah kemungkinan besar mempengaruhi hasil akhir kuat tekan yang optimal, maka disarankan range variabel prosentase bahan limbah lebih dimampatkan, dengan variabel prosentase bahan limbah yang lebih rapat diharapkan tercapai kuat tekan yang optimal. Untuk pengembangan lebih lanjut, pengujian kuat tekan tidak hanyapada sampai umur 28 hari, melainkan lebih, disarankari hingga batako berumur 90 hari. Apakah iiantinya kuat tekannya mengalami kenaikan atau mengalami penurunan. A-533 ISBN 978-979-18342-1-6

SARAN Hasil akhir dari penelitian ini tidak didapatkan kuat tekan optimal, melainkan hanya mencapai kuat tekan maksimum saja. Hal ini dimungkinkan karena pada saat pelaksanaan pencetakan batako dengan mesin terjadi ketidakakurasian saat penyampuran bahan. Variabel presentase limbah kemungkinan besar mempengaruhi hasil akhir kuat tekan yang optimal, maka disarankan range variabel prosentase bahan limbah lebih dimampatkan, dengan variabel prosentase bahan limbah yang lebih rapat diharapkan tercapai kuat tekan yang optimal. Untuk pengembangan lebih lanjut, pengujian kuat tekan tidak hanya pada umur 28 hari, melainkan lebih, disarankan hingga berumur 90 hari. Apakah nantinya kuat tekan mengalami kenaikan atau mengalami penurunan. DAFTAR PUSTAKA 1. American Society for Testing and Material, 1994. Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02, C 618-94a. 2. American Society for Testing and Material, Test Method for Spesific Gravity and Absorpsion of Fine Aggregate, Vol 04.02, C 128-93. 3. American Society for Testing and Material, Test Method of Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete, Vol 04.02, C 40-92. 4. American Society for Testing and Material, Standard Spesification for Aggregate for Masonry Mortar, Vol 04.02, C 144-84. 5. American Society for Testing and Material, Test Method for Surface Moisture in Fine Aggregate, Vol 04.02, C 70-79. 6. Balai Penelitian Dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian, 1995. Pemanfaatan Limbah Padat Industri Gas Acetilin Sebagai Bahan Pembuatan Batako, Surabaya. 7. Bowo, Pamudji Hery, 2004. Skripsi Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat Industri Keramik untuk Bahan Bangunan Batako, Universitas Pembangunan Surabaya. 8. Braja M. Das,terjemahan Indrasurya B Mochtar, Noor Endah, 1991. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik), Erlangga. 9. Departemen Perindustrian Republik Indonesia, 1980. Standar Industri Indonesia (SII) 0285-80, Mutu dan Cara Uji Bata Beton Berlobang. 10. Departemen Perindustrian Republik Indonesia, 1980. Standar Industri Indonesia (SII) 0287-80, Mutu dan Cara Uji Pasir Standar. 11. Departemen Perindustrian Republik Indonesia, 1980. Standart Industri Indonesia (SII) 0284-80, Mutu dan Cara Uji Bata Beton Pejal. 12. Departemen Perindustrian Republik Indonesia, 1974. Standart Industri Indonesia (SII) 51-74, Standar Cara-cara Penetuan Butir Agregat untuk Aduk dan Beton. 13. Departemen Perindustrian Republik Indonesia, 1980. Standart Industri Indonesia (SII) 0287-80, Mutu dan Cara Uji Pasir Standar. 14. Departemen Perindustrian Republik Indonesia, 1975. Standart Industri Indonesia (SII) 0077-75, Cara Penentuan Kadar Zat Organik di Dalam Agregat Halus Adukan Beton. 15. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1979. Peraturan Beton Indonesia 1971, Bandung. 16. Frick, Heinz, Kusmartadi C.H., 1999. Ilmu Bahan Bangunan (Seni Konstruksi Arsitektur), Semarang. A-534 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009