BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang-

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Media,2003), hlm 6. 1 UU RI No.20 th 2003 Bab II pasal 3 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

PENDAHULUAN. Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

Menurut Undang - undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

III. METODOLOGI PENELITIAN

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan yang terbentuk ter internalisasi dalam diri peserta pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang strategis di dalam

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang- Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (SISDIKNAS, 2003:3). Proses pendidikan tersebut bertujuan untuk menggali potensi siswa agar lebih dewasa dalam menyikapi berbagai masalah. Menurut Jhon Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya (Sagala,2010:3). Proses pembentukan dasar yang fundamental tidak hanya pengembangan intelektual akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian peserta didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa. Model pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat membantu guru dalam proses pengembangan potensi yang ada pada siswa. Model pembelajaran menurut Sagala 1

2 dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran (2010 : 175). Model pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang mampu melibatkan siswa aktif secara intelektual maupun secara emosional. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan dan bukan sebaliknya (Suprijono, 2010 : ix). Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain adalah model Cooperative Learning. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia (Isjoni,2010:16). Model Cooperative Learning yang dapat diterapkan dalam kelas salah satunya adalah model TGT (Teams Games Tournament). Pada pembelajaran ini, para siswa diarahkan mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi (Slavin:2010:170). Setelah pembelajaran secara kelompok, siswa dihadapkan pada sebuah turnamen akademik. Fungsi turnamen yaitu untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa (Riyanto, 2009:270). Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan di peroleh hasil belajar yang memuaskan. Selain itu, pembelajaran ini dapat menumbuhkan sikap toleransi, menerima keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Suprijono,2010:60), sekaligus memberikan pengajaran kepada siswa untuk bekerja sama dan saling membantu dalam memecahkan sebuah masalah.

3 Trianto (2010 : 83 ) TGT dapat digunakan dalam berbagai macam pelajaran dari ilmu-ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar (SD, SMP) hingga perguruan tinggi. Ilmu-ilmu eksak misalnya kimia, penerapan TGT pada kimia lebih cocok diterapkan pada konsep yang memiliki teori atau fakta-fakta hapalan dan bukan merupakan konsep hitungan yang soalsoalnya akan sulit untuk dijadikan soal pada turnamen akademik. Konsep kimia yang berisi teori atau fakta-fakta yang harus dihapal salah satunya adalah konsep minyak bumi. Berdasarkan studi pendahuluan di SMAN 3 Garut melalui wawancara dengan guru bidang studi kimia diperoleh informasi bahwa pembelajaran pada konsep minyak bumi jika tidak dikemas secara kreatif oleh guru maka akan menjadi pembelajaran yang membosankan bagi siswa, sehingga saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, sering dijumpai masalah antara lain : (1) Siswa kurang inisiatif untuk bertanya pada guru maupun pada teman sejawatnya tentang materi pembelajaran yang kurang dipahami. (2) Siswa sibuk sendiri ketika guru sedang menjelaskan materi. Hal tersebut merupakan sebagaian contoh kecil kegiatan siswa yang kurang produktif dan akan mengakibatkan penurunan hasil belajar siswa. Pembelajaran konsep minyak bumi di dalam kurikulum di lihat dari standar kompetensi dan kompetensi dasar mengarah kepada ranah kognitif dan afektif. Untuk mendukung tercapainya kedua ranah tersebut dan mengatasi siswa kurang inisiatif bertanya maupun siswa yang sibuk sendiri ketika guru sedang menjelaskan materi pembelajaran. Maka diperlukan suatu model yang bisa membuat siswa melatih dirinya untuk bisa berkomunikasi dengan baik seperti

4 mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Hal tersebut bisa di atasi dengan cara pembelajaran kelompok atau berdiskusi. Menurut Siregar dan Nara (2010:114) Pengelompokan siswa merupakan salahsatu starategi yang dianjurkan sebagai cara siswa untuk saling berbagi pendapat, berargumentasi dan mengembangkan berbagai alternatif pandangan dalam upaya konstruksi pengetahuan. Pembelajaran kelompok di atas akan memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman (Slavin, 2010 : 33). Namun ketika belajar kelompok tersebut tetap ditemukan siswa yang acuh tanpa memperdulikan kegiatan berkelompok sehingga tujuan pembelajran tidak akan tercapai. Maka belajar kelompok harus ada modifikasi sehingga siswa tetap terfokus pada pembelajaran. Modifikasi pada pembelajaran kelompok harus dilakukan, seperti melakukan permainan kartu dalam turnamen akademik dan diakhir pembelajaran diberikan penghargaan kepada kelompok yang bisa mengumpulkan poin tertinggi sehingga adanya saling ketergantungan fositif. Arti ketergantungan menurut pendapat Siregar dan Nara (2010:114) adalah keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja keras seluruh anggotanya dan setiap anggota berperan aktif serta mempunyai andil yang sama terhadap keberhasilan kelompok. Modifikasi permainan pada pembelajaran kelompok tersebut merupakan karakteriatik dari model TGT. Penulis mencoba melakukan penelitian penerapan model TGT di SMAN 3 Garut. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan melalui wawancara dengan guru

5 bidang studi kimia, diperoleh informasi bahwa untuk materi minyak bumi biasanya disampaikan dengan metode ceramah pada siswa dan terkesan monoton karena yang memegang peran utama dalam proses pembelajaran adalah guru. Konsep minyak bumi juga diberikan dengan menggunakan model pembelajaran alam sekitar yang hasilnya cukup bagus untuk meningkatkan hasil belajar, tetapi para siswa kurang serius ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu di SMAN 3 Garut belum pernah ada penelitian tentang penerapan model TGT pada konsep minyak bumi. Penelitian tentang model TGT yang relevan sebelumnya telah dilakukan oleh Suslianti (2010:227) mengenai analisis keterampilan berkomunikasi siswa kelas X pada materi pokok sistem periodik unsur melalui penerepan model TGT, ternyata dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi lebih baik pada kelas eksperimen meskipun dengan kategori cukup, daripada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model konvensional tergolong dengan kategori kurang. Setiawan pada tahun 2010 melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan model ini dengan media chem-card terhadap hasil belajar siswa SMA kelas X pada pembelajaran tatanama senyawa, ternyata mengalami peningkatan hasil belajar lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional (Setiawan,2010:74). Dan masih banyak lagi penelitian lain yang menggunakan model pembelajaran TGT. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas serta melihat hasil penelitian orang lain, peneliti tertarik untuk mengangkat hal ini dalam penelitian sehingga pada akhirnya akan mendapatkan jawaban apakah benar penggunaan

6 model TGT ini akan mempengaruhi cara dan hasil belajar siswa pada konsep minyak bumi. Oleh karena itu judul penelitian yang diangkat adalah PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENGETAHUI HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP MINYAK BUMI (Penelitian Kelas pada Siswa Kelas X SMAN 3 Garut) B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di dalam latar belakang masalah, maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut : a) Bagaimana penerapan model TGT (Teams Games Tournament) pada konsep minyak bumi di kelas X-9 SMAN 3 Garut? b) Bagaimana hasil belajar siswa kelas X-9 SMAN 3 Garut setelah penerapan model TGT (Teams Games Tournament) pada konsep minyak bumi? C. TujuanPenelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a) Mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menggunakan model TGT (Teams Games Tournament) pada konsep minyak bumi di kelas X-9 SMAN 3 Garut. b) Mengukur hasil belajar siswa kelas X-9 SMAN 3 Garut setelah diterapkan model TGT (Teams Games Tournament) pada konsep minyak bumi.

7 2. Kegunaan Penelitian a) Secara Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai model pembelajaran alternatif seperti penerapan model TGT (Teams Games Tournament) b) Secara Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru-guru kimia dalam mencari alternatif model pembelajaran yang lebih inovatif D. Kerangka Pemikiran Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan (Syah, 2008: 223). Maka dari itu terlaksananya tujuan pengajaran tidak terlepas dari peranan seorang guru sebagai pendidik. Penguasaan materi, pendekatan dan metode mengajar merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki seorang guru supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai yang diharapkan. Tujuan pembelajaran kimia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) salah satunya adalah memberikan pemahaman tentang berbagai gejala alam, prinsip, dan konsep kimia serta kaitanya dengan lingkungan dan masyarakat. Pembelajaran kimia di kelas X SMA telah menggunakan KTSP. Standar kompetensi pembelajaran kimia kelas X semester genap pada materi hidrokarbon dan minyak bumi adalah memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus

8 fungsi dan senyawa makro molekuler. Sedangkan kompetensi dasar untuk materi minyak bumi adalah menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya Pembelajaran konsep minyak bumi dalam kurikulum dilihat dari standar kompetensi dan kompetensi dasar mengarah kepada ranah kognitif dan afektif. Maka diperlukan suatu model yang bisa mendukung tercapainya kedua ranah tersebut. Terlebih Minyak bumi merupakan konsep kimia yang berisi teori dan fakta-fakta, jika pembelajaran pada konsep minyak bumi tidak dikemas secara kreatif oleh guru maka akan menjadi pembelajaran yang monoton dan membosankan bagi siswa. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran TGT dapat menjadi model pembelajararn yang tepat dan menyenangkan bagi siswa. Model TGT termasuk ke dalam model pembelajaran Cooperative Learning. Pada model Cooperative Learning siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa (Isjoni, 2010: 5). Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan di bangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Adapun tahapan-tahapan model pembelajaran TGT adalah sebagai berikut : 1. Penyajian Kelas 2. Belajar Kelompok 3. Turnamen Akademik

9 4. Penghargaan Kelompok Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, dengan cara memberikan penjelasan langsung tentang minyak bumi menggunakan multimedia yang berupa gambar, animasi dan video. Pada saat penyajian kelas ini siswa diharapkan memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat permainan berlangsung. Tahap berikutnya pada pembelajaran TGT ini adalah belajar kelompok yang terdiri dari 4-6 orang siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda. Pada kegiatan ini masing-masing siswa bertugas untuk saling membantu dalam memahami bahan ajar dan menyelesaikan LKS secara berkelompok. Tahap ketiga pada pembelajaran ini, adalah turnamen akademik. Turnamen atau permaian haruslah didesain sedemikian rupa dengan tujuan untuk menguji pengetahuan yang telah dicapai oleh siswa. Soal turnamen disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Pada setiap pelaksanaan turnamen akademik, setiap meja turnamen dilakukan oleh empat orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang setara, dan setiap siswa mewakili kelompoknya masing-masing. Tahap terakhir yaitu penghargaan kelompok. Kelompok yang memiliki skor tertinggi dalam turnamen akademik diberikan predikat Super Team. Kelompok selanjutnya diberi predikat Great Team dan Good Team. Pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan bagi siswa untuk lebih giat dalam belajar.

10 Setelah pembelajaran dilakukan, maka diberikan tes tertulis kepada siswa sebagai alat evaluasi untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami konsep minya bumi. Keberhasilan seorang pengajar akan terjamin, jika pengajar itu dapat mengajak para muridnya mengerti suatu masalah melalui tahap proses belajar, karena dengan cara begitu murid akan memahami hal yang diajarkan (Rooijakkers dalam Sagala, 2010: 174). Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada skema di bawah ini: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul Konsep Minyak Bumi Kompetensi Dasar : Menjelaskan proses pembentukan dan teknilk pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya Model TGT (Teams Games Tournament) Pada Pembelajaran Minyak Bumi Penyajian Kelas Belajar Kelompok Turnamen Akademik Penghargaan Kelompok Materi minyak bumi disampaikan melalui multimedia berupa gambar, video dan animasi Mengerjakan soal per kelompok untuk memahami materi lebih lanjut serta mempersiapkan diri untuk turnamen Menguji pengetahuan siswa yang didapat dari penyajian kelas dan belajar kelompok Memberi penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor tertinggi Hasil Belajar Siswa Gambar 1.1 Skema Kerangka pemikiran

11 E. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah adanya pengaruh prestasi belajar siswa pada konsep minyak bumi sebelum dan sesudah pembelajaran pada penerapan model TGT (Teams Games Tournament). Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model TGT (Teams Games Tournament) pada konsep minyak bumi Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model TGT (Teams Games Tournament) pada konsep minyak bumi F. Metode Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kelas. Metode ini digunakan karena sesuai kebutuhan penelitian, yaitu ingin mendapatkan data sebagai hasil perlakuan penerapan model TGT pada konsep minyak bumi. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah SMAN 3 Garut, tepatnya pada kelas X-9 karena dilihat dari hasil belajar siswa yang rendah dibanding dengan kelas yang lainnya, terlebih di kelas X-9 hasil belajarnya heterogen. Hasil belajar yang heterogen tersebut sangat cocok dengan karekteristik pembagian kelompok pada model TGT.