2015 KAJIAN VISUAL KERAMIK GEOMETRIS KARYA NATAS SETIABUDHI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Keramik adalah salah satu kekayaan Indonesia, baik dari segi budaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Perkembangan Teknik dan Bahan yang Digunakan pada Kriya Keramik Produksi

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

1. Toko-toko gerabah dan kerajinan di Desa Kapal dan Desa Sempidi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai

Kerajinan Fungsi Hias

2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nur Akmalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MOTIF HIAS SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar pada paparan hasil dan temuan penelitian, makna perubahan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013

Art Nouveau. Ciri-ciri

BAB II METODE PERANCANGAN

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

11FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah

PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA)

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia tidak akan terlepas dari budaya. Keragaman budaya sebagai warisan Nusantara agar masyarakat untuk tetap melestarikan dan menjaga eksistensinya baik dalam maupun luar negeri. Budaya tersebut salah satunya keramik, yaitu memiliki variasi keramik tradisional berbahan alam hingga keramik modern berbahan sintesis yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Keramik adalah benda yang terbuat dari tanah liat (lempung) dengan pengolahan campuran mineral lainnya atau logam. Bahan tanah liat dapat mewujud keramik, maka harus dibakar sesuai suhu derajat tertentu. Hal ini, benda keramik telah melewatkan proses panjang sehingga bentuknya permanen. Keramik, kata yang tidak asing lagi didengar oleh masyarakat. Halnya, arti keramik masih saja terarah pada lantai ruangan rumah. Padahal keramik tanpa disadari menjadi benda kebutuhan sehari-hari. Yakni, kebutuhan bangunan seperti batu bata, genting, dan pipa (hong). Kebutuhan pelengkap (tableware) seperti piring, mangkuk, gelas, dan sendok. Selain itu, kebutuhan mewah seperti vas, guci, perhiasan (souvenir), dan patung hingga kebutuhan teknologi seperti cip komputer, busi motor, pelapis pesawat, pisau bedah, gigi palsu, dan tulang buatan. Benda keramik tersebut memenuhi kebutuhan manusia, karena kemudahan dalam pembentukan badan tanah liat yang berkarakter plastis. Bahan tanah liat ramah lingkungan, sebagaimana terjemahan dalam (Q.S.23, ayat 12) Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Berarti, manusia tercipta dari tanah dan mati pun akan kembali ke tanah. Berdasarkan hal tersebut, tanah liat dapat digunakan dalam berbagai aktivitas manusia seperti kegiatan belajar mengajar untuk anak-anak hingga dewasa. Uniknya sebongkah tanah liat yang tampak biasa dapat berubah kesan menjadi karya luar biasa, sehingga pembuatan keramik sebagai salah satu hobi penulis untuk berkarya kreatif. Sejak Mata Kuliah Kriya Keramik 1-3, penulis selalu diarahkan untuk terbiasa membentuk berbagai kreasi keramik. Maka kini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian kreasi keramik di Kota Bandung.

2 Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Kota kembang atau Paris van Java termaksud kota modern, yaitu julukan Kota Bandung. Sekarang semakin terkenal dengan kota kreatif yang terbukti masuk lima kota besar paling kreatif di Asia. Maka tidak hentinya, Bandung terus berusaha kreatif dalam segala hal, baik di dunia industri, kuliner, gaya hidup (fashion), serta karya seni. Keramik sebagai salah satu karya seni modern yang tumbuh pesat di Kota Bandung, seperti karya Dra. Elina Farida membuat Tea and Cookies Set bermotif wayang (Nurhasanah, 2010, hlm. 13). Berdasar bahan tanah liat tersebut selalu dibentuk berbagai kreasi keramik, sehingga terciptanya aneka keramik yang begitu menawan menjadi kebanggaan Indonesia. Sejak 1920an, keramik Bandung sudah ada di zaman penjajahan Belanda. Namun, dahulu keramik hanya dibutuhkan untuk bahan bangunan saja. Kemunculan seni keramik modern di Kota Bandung, lewat berdirinya Studi Jurusan Seni Keramik di Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB, tahun 1963...dengan didirikannya studio keramik di ITB yang mengeksplorasikan keramik sebagai media ekspresi (Kartasubarna dalam JCCB #1, 2009; Siddharta dalam Nurhasanah, 2010). Kota Bandung terdapat Balai Besar Keramik (BBK) yang terus mengembangkan kreasi keramik tersebut, mulai keramik tradisional hingga keramik modern. Kini, BBK terus mendorong inovasi teknologi dengan penggunaan material nano pada keramik untuk percepatan perekonomian serta daya saing keramik Nasional. Hal tersebut, agar dapat menambah para peminat keramik dan meluaskan industri keramik serta studio keramik di Bandung. Sementara itu, tepatnya di Jl. Setiabudhi No. 249 Blk, Kota Bandung, terdapat studio keramik bernama Kupu Keramik yang sudah menggunakan berbagai peralatan canggih. Kupu Keramik sebagai studio mandiri (private) adalah tempat produksi industri kecil sekaligus berkarya dan berkarier seniman keramik (keramikus) bernama Natas Setiabudhi. Berdasarkan prapenelitian hasil wawancara dengan Natas sebagai pemilik studio bahwa Kupu Keramik tahun 2001 sebelumnya berlokasi di Jl. Sukaresmi, Kota Bandung dan tahun 2002 di Jl. Dago Bengkok, Kota Bandung. Hal tersebut, karena masa kontrak habis serta tempatnya kurang strategis. Pada masa

3 perkembangannya mengalami pasang surut terutama modal biaya yang besar. Produknya banyak diminati oleh para konsumen yang memesan dengan berbagai desain dan jumlah bervariasi. Awal berkarya pada tahun 1998, Natas mengutamakan bentuk fungsi atau bentuk lubang mulut (oral) dengan teknik pijit dan putar dalam karya teapot set. Ketika tahun 2008, terjadi perubahan yang mengutamakan bentuk ekspresi atau bentuk organis dan geometris dengan teknik cetak tuang dan manual. Secara drastis tahun 2009 hingga kini, karya keramiknya sederhana berbentuk geometris dengan teknik cetak tuang saja. Sejak tahun 2009-2015, Natas telah banyak aktif partisipasi berbagai pameran keramik geometris di dalam negeri maupun di luar negeri, beberapa diantaranya: Jakarta Contemporary Ceramic Biennale #1-3 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2009, 2011, 2014); Gallery Canna 9th Anniversary Exhibition di Gallery Canna, Jakarta (2010); Pameran Seni Keramik Kontemporer Indonesia di Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta (2012); Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Repubik Indonesia di Kupang, NTT (2013); Fourth ASNA Clay Triennial di Karachi, Pakistan (2013); From the Soul of Artists and Writers di Galeri Lawang Wangi, Bandung (2015). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, penelitian ini dapat terbilang unik dari keramik karya Natas yang berbentuk (modul) geometris. Setelah ditelusuri berbagai informasi, baik katalog pameran keramik maupun internet ternyata keramik geometris langka ditemukan sekitar Kota Bandung. Maka dari hal tersebut, penulis ingin meneliti lebih dalam dan detail mengenai keramik geometris yang diciptakan oleh Natas Setiabudhi. Dengan demikian, dilakukkanlah penelitian yang diberi judul KAJIAN VISUAL KERAMIK GEOMETRIS KARYA NATAS SETIABUDHI. B. Rumusan Penelitian Penelitian ini akan difokuskan pada bidang pendidikan seni rupa tentang desain dan proses pembuatan hingga hasil karya keramik geometris Natas Setiabudhi. Sejalan dengan fokus diatas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

4 1. Bagaimana unsur visual dari keramik geometris karya Natas Setiabudhi? 2. Bagaimana makna simbolik dari keramik geometris karya Natas Setiabudhi? 3. Bagaimana proses pembuatan keramik geometris karya Natas Setiabudhi? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian diantaranya: 1. Untuk mengetahui unsur visual dari keramik geometris karya Natas Setiabudhi. 2. Untuk mengetahui makna simbolik dari keramik geometris karya Natas Setiabudhi. 3. Untuk mengetahui proses pembuatan keramik geometris karya Natas Setiabudhi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritik Keramik merupakan benda yang tidak hanya sebagai fungsi, tetapi seiring perkembangan zaman modern kini semakin sebagai ekspresi. Karya keramik sebagai kriya atau fungsi dibentuk berdasarkan aturan tradisional, sedangkan karya keramik sebagai seni atau ekspresi dapat dibentuk kreasi sesuai keinginan sendiri, sehingga menghasilkan karya yang khas dan unik seperti keramik geometris karya Natas Setiabudhi. Akhir abad ke-20 sampai sekarang, dimana seni semakin berkembang dan beragam, maka seni tanah liat pun mengalami perkembangan. Saat itu seni patung, guci-guci besar, dan karya instalasi berbahan tanah liat semakin berkembang. Benda keramiknya sudah tidak terlalu penting lagi, karena pada zaman ini (seni kontemporer), ide kreatif, dan konsep visual lebih penting daripada keramik itu sendiri (Gautama, 2011, hlm. 15). 2. Manfaat Kebijakan Keramik geometris karya Natas Setiabudhi sebagai seni keramik modern. Adanya beberapa masyarakat sekitar belum mengetahui karyanya serta Studio Kupu Keramik. Hal tersebut, karena terkadang arti keramik masih saja terarah pada lantai ruangan rumah. Padahal keramik tanpa disadari menjadi alat kebutuhan sehari-hari. Ichsan (2003, hlm. 9) mengemukakan bahwa biasanya

5 pengertian keramik ini mengacu pada guci-guci hias atau jambangan bunga yang digunakan sebagai hiasan di rumah-rumah. Berdasarkan pendapat tersebut membuktikan bahwa masyarakat Kota Bandung masih tertinggal informasi mengenai perkembangan keramik tradisional maupun keramik modern. Maka tidak heran, di daerah terpencil masih menggunakan peralatan manual buatan sendiri yang menerapkan teknik sederhana dalam pembuatan keramik sehingga penghasilan tidak sesuai modal. Kota Bandung memiliki kelebihan dalam berkarya seni keramik modern. Namun, disamping itu memiliki kekurangan dalam sumber daya alam. Yakni, tidak adanya tambang tanah liat (stoneware). Proses mendapatkannya harus membeli stok (supplier) di luar kota, tepatnya di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Hal tersebut, salah satu kendala yang dialami oleh Natas Setiabudhi karena menempuh jarak jauh dengan biaya mahal. 3. Manfaat Praktik Balai Besar Keramik terus mendorong inovasi teknologi pada keramik untuk percepatan perekonomian dan daya saing keramik Nasional. Terpenting, agar dapat menambah para peminat keramik dan meluaskan industri keramik serta studio keramik di Bandung hingga Indonesia. Hal tersebut, siswa, mahasiswa, perajin otodidak, seniman, dan kriyawan dapat memanfaatkan tempat produksi keramik sebagai fasilitas pendidikan berbagi ilmu keramik. Salah satunya melakukan wisata (touring) ke daerah-daerah yang terdapat produksi keramik atau bekerjasama dengan Studio Kupu Keramik juga Balai Besar Keramik Bandung untuk mendapatkan informasi terbaru tentang dunia keramik. 4. Manfaat Isu dan Aksi Sosial Keramik geometris sebagai khas karya Natas Setiabudhi, yaitu bukti hasil kerja keras selama menekuni bidang keramik. Sejak tahun 1998-2015, tidak hentinya selalu aktif partisipasi berbagai pameran keramik di dalam maupun di luar negeri. Sekarang, Natas dan karya-karya keramiknya sudah terkenal di Bandung hingga Indonesia. Berharap penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi siapapun yang ingin mengetahui lebih dalam tentang keramik.

6 E. Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab perkenalan. Bagian-bagian yang dibahas dalam BAB I berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang meliputi manfaat teoritik; kebijakan; praktik; isu dan aksi sosial; terakhir struktur organisasi. BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II membahas landasan teoritis permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Yakni, berperan sangat penting dalam BAB IV. Pada prinsipnya berisi tinjauan keramik, teori keramik, sejarah seni keramik, serta proses pembuatan keramik. Selain itu, terdapat landasan teoritis kritik seni. BAB III METODE PENELITIAN Seperti yang telah dijelaskan dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI (2014, hlm. 28) bahwa uraian dalam BAB III berisi alur pemaparan metode penelitian pendekatan kualitatif yang meliputi desain penelitian; partisipan dan tempat penelitian; pengumpulan data; serta analisis data. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai rumusan masalah penelitian, yakni berisi temuan penelitian dari hasil pengolahan data dan analisis data serta pembahasan temuan penelitian metode deskriptif tentang Kajian Visual Keramik Geometris Karya Natas Setiabudhi produksi Studio Kupu Keramik yang diuraikan berdasarkan hasil analisis data dengan berlandasan teoritis BAB II. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI (2014, hlm. 38) BAB V berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran serta pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.