BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti selalu di ajarkan, namun seiring berkembangnya jaman nilai-nilai budi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang serba konsumtif, orang tua lupa mengajak anakanaknya. untuk hidup hemat, apalagi menabung. Alih-alih mengajak anak

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Dongeng Sebagai Media Edukatif bagi Kepribadian Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mentransfer nilai-nilai moral. Maka dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tadi

PELATIHAN PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK GURU TK AISYIYAH SE-KECAMATAN NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, ide-ide, nilai-nilai kejadian-kejadian yang membangun cerita,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak usia 5-10 tahun Orangtua Bijak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah berubah, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

Definisi Karakter. Pengertian Karakter Menurut Para Ahli. 1. Maxwell

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha!7

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN MORAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN. terlarang serta tingginya budaya kekerasan merupakan contoh permasalahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budi pekerti dan tata krama. Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu budi pekerti selalu di ajarkan, namun seiring berkembangnya jaman nilai-nilai budi pekerti di Indonesia semakin surut. Menurut Yoanna F. Turkiyah pengarang buku Kisah Indah Budi Pekerti dilihat dari perkembangan teknologi dan juga gaya hidup maka jaman sekarang kesuksesan sering kali dinilai dari apa yang terlihat yaitu berupa materi, padahal sebuah kesuksesan lebih luas dari sekedar materi. Kaya namun tidak jujur maka bukan sukses namanya, dari hal-hal tersebutlah mulai terlihat budi pekerti yaitu yang artinya mencakup perbuatan,tabiat baik, tingkah laku kesopanan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:131) sekarang ini mulai menurun dan dianggap hal yang tidak begitu penting. Secara umum Budi Pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini.ini adalah tuntunan moral yang paling penting untuk masyarakat Indonesia yang kaya akan budaya. Budi Pekerti adalah induk dari segala etika,tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan dan kehidupan sehari hari. Pertama-tama budi pekerti ditanamkan oleh orang tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan tentu saja oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. 1

Seorang aktivis politik Butet Kartaredjasa kebudayaan budi pekerti di Indonesia selalu menjadi ban serep, digunakan hanya saat darurat, ketika ada kisruh politik, orang baru ingat pentingnya budi pekerti. Inilah kesalahan mendasar pemerintah yang konsisten lupa pentingnya budi pekerti, kalau saja nilai-nilai budi pekerti memodali perilaku manusia sejak dini maka segala tata krama, tabiat baik, baik akan lebih terkedepankan, keserakahan dan urat malu akan terjaga kekuatannya. Psikolog anak yang mengajar di salah satu TK di Bandung yatu Ibu Maya, kurangnya budi pekerti pada anak jaman sekarang disebabkan oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut adalah orang tua, lingkungan, kemajuan tegnologi, dan juga tayangan televisi namun diantara faktor-faktor diatas yang berperan paling besar adalah orang tua, karena orang tua adalah sosok terpenting dalam pendidikan seorang anak terutama pada anak usia dini. Usia dini atau usia emas adalah momentum terbaik dalam pembangunan kualitas manusia, pada usia 0-5tahun itulah waktu emas bagi pembangunan fondasi karakter dan kecerdasan anak. Sedang kan pada usia tersebut anak-anak lebih sering atau tepatnya selalu berada di dalam rumah oleh karena itu lingkungan yang membentuk karakter pada anak adalah orang-orang yang berada dirumah atau di sekitar anak. Menurut observasi pada salah satu TK di Bandung yaitu TK Yusuf dan wawancara dengan psikolog anak yang ada di TK tersebut hampir 80% siswa di sana dijemput dengan perawat dan supirnya dan 20% sisanya nya orang tua yang menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya bekerja untuk menjemput.maka bisa dilihat orang tua yang pulang setelah bekerja akan lelah dan langsung beristirahat maka sangatlah jarang komunikasi yang terjadi antara anak dan orang tuanya, karena hal itulah anak akan merasa kurang diperhatikan sehingga kenyamanan dia bersama 2

orang tua juga akan berkurang dia akan lebih nyaman bersama perawatnya hal ini akan berdampak apabila si anak melakukan suatu kesalahan yang berhubungan dengan budi pekerti dan saat itulah orang tua menasehati maka yang terjadi si anak tidak akan mendengarkannya karena dia tidak dekat dengan orang tuanya, tidak nyaman, apalagi mendengarkan. Salah satu faktornya lagi adalah orang tua yang biasanya sibuk bekerja hanya bertujuan membuat anaknya senang atau bahagia karena merasa sudah ditinggal seharian bekerja, orang tua pun akan jarang memarahi anaknya bila melakukan kesalahan mengira hal itu akan membuat anaknya sedih dan membencinya, itulah yang sering terjadi di keluarga jaman sekarang menurut Ibu Maya salah satu psikolog Taman Kanak-Kanak di Bandung dalam pertemuannya dengan orang tua murid yang diadakan setiap setengah tahun sekali. Melihat faktor diatas memang sangatlah susah memberikan pendidikan budi pekerti pada jaman sekarang selain faktor orang tua yang utama juga didukung oleh faktor-faktor lainnya, misalnya tayangan televisi. Menurut buku Cara Kita belajar yang diterbitkan oleh pustaka LIFE seorang anak pada usia dini sangat lah tergantung pada apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar setelah itu dia akan menirukan hal tersebut, apabila dia melihat sebuah tayangan televisi yang bukan ditujukan untuk anak seumur nya dan memberi contoh yang kurang bagus maka hal ini akan berakibat buruk pada pembentukan wataknya, apalagi tayangan ini akan berangsur angsur selama kehidupan sehari-harinya yang tanpa pengawasan orang tua nya. Memang karena kemajuan teknologi yang sangat pesat tentunya tayangan tv lebih menarik dari buku cerita anak-anak, sehingga menyebabkan anak yang lebih tertarik untuk melihat televisi yang gambarnya bergerak daripada membuka buku maka dari itulah minat baca untuk generasi mendatang sangatlah menurun, 3

sedangkan banyak sekali ilmu yang didapat dari sebuah buku. Buku anak-anak jaman sekarang pun yang sering ditemui adalah buku yang mendorong kreativitas anak, buku dongeng, buku mewarnai yang membantu imajinasi anak, kurangnya buku yang mengajarkan dan mengulas budi pekerti juga menjadi faktor dalam penanaman budi pekerti di Indonesia. Dari semua faktor yang disebutkan di atas apabila dibiarkan saja akan mendatangkan generasi di Indonesia yang tidak tahu akan budi pekerti, rasa empati yang mati, tindakan kriminal akan mudah dilakukan, tanpa rasa malu, bersalah dan yang lainnya. 1.2 Identifikasi Masalah/Pembatasan Masalah Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengidentifikasi masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Menurunnya budi pekerti pada anak-anak jaman sekarang. 2. Jarangnya komunikasi anak dan orang tua. 3. Buku-buku anak yang kebanyakan mengajarkan kreativitas. 4. Minat baca anak yangt menurun akibat banyaknya tayangan televisi yang semakin bervariasi. Dari poin-poin diatas memunculkan suatu ide dengan memberikan pendidikan anak tentang budi pekerti, lalu menyadarkan orang tua pentingnya budi pekerti pada anak usia dini. 4

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diketahui sebelumnya, maka penulis merumuskan uraian msalah yang ada sebagau upaya untuk menciptakan alternatif metode mengajar, dengan cerita pada anak usia keemasan yaitu dijabarkan pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Strategi apa saja yang harus dilakukan untuk orang tua dan pengajar agar berpikir terbuka tentang pentingnya budi pekerti? 2. Bagaimana menciptakan alternatif agar anak tertarik belajar budi pekerti? 3. Pendekatan apa saja yang harus dilakukan untuk melatih anak dalam mengembangkan budi pekerti dan merangsang minat bacanya? 1.4 Tujuan Perancangan Berbagai cara mendidik anak yang diterapkan saat ini belum ada sepenuhnya Yang mengajarkan tentang budi pekerti, maka penulis ingin membuat pemecahan masalah dalam cara mengajar yang baik untuk diterapkan bagi anak di masa keemasan. Berikut tujuan dari perencanaan metode mengajar: 1. Memberikan pengetahuan pada orang tua dan pengajar agar dapat berpikir terbuka mengapa anak harus diberikan pembelajaran yang bervariasi, misalnya dalam bentuk cerita, atau contoh perilaku sehari-hari bukan pembelajaran yang monoton, karena anak pada usia keemasan selalu tertarik dengan hal baru. 2. Menciptakan alternatif pembelajaran dengan mengemasnya dalam bentuk buku cerita yang didesain menarik. Dimana buku cerita tersebut berisi 5

tentang cara menanamkan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari, anak akan dilatih untuk mulai membiasakan diri dengan budi pekerti yang baik. 3. Pendekatan yang harus dilakukan untuk melatih anak dalam menanamkan budi pekerti yang baik adalah dengan memberikan buku cerita yang menarik yang didalamnya dikemas dalam cerita kehidupan sehari-hari mengenai sebuah tokoh yang membuat anak tertarik dengan pendekatan visual dan melibatkan berbagai indraseperti penglihatan,warnamotorik halus dan sebagainya. 1.5 Manfaat Perancangan Dari berbagai pendekatan dan mbagaimana cara mengajar yang baik diterapkan pada anak, maka semua itu akan berpengaruh terhadap pembentukan watak dalam diri si anak. Dengan memberikan rangsangan visual yang berupa gambar dan juga warna yang menarik maka anak merasa ingin mencoba dan mempraktekkannya dalam kehidupannya setelah hal itu dibiasakan maka secara tidak langsung maka terbentuklah kepribadian anak yang selalu mengamalkan budi pekerti dan dapat dikondisikan pada suatu lingkungan yang berbeda-beda. Selain itu di usia dini anak sudah mulai tertarik dengan buku, maka untuk usia lanjut nantinya akan tumbuh minat membaca. 6

1.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik observasi, wawancara terstruktur, kuesioner, dan studi pustaka. 1. Observasi Observasi merupakan pengamatan langsung, berikut lingkungan fisiknya dan pengamatan terhadap suatu kegiatan belajar mengajar dan juga suasana test yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam tahap ini penulis juga melakukan pengambilan dokumentasi lokasi sebagai data untuk membantu penulis dalam perancangan kampanye ini. 2. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang permasalahan guna mendapatkan data yang akurat. Dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini penulis mewawancarai langsung para pengajar di suatu sekolah beserta murid-muridnya. 3. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu, dan referensi yang tepat yang dapat mendukung data. 7

1.7 Sistematika Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Identifikasi Masalah/Pembatasan Masalah 1.4 Tujuan Perencanaan 1.5 Manfaat Perencanaan 1.6 Metode Pengumpulan Data 1.7 Sistematika Perancangan BAB II TINJAUAN MASALAH 2.1 Kajian Pustaka(teoritik) 2.2 Tinjauan Faktual(empirik) 2.3 Gagasan Awal BAB III PEMECAHAN MASALAH 3.1 Objek Perencanaan 3.2 Target Audiens 3.3 Konsep Perencanaan 3.3.1 Perencanaan Media(strategi media) 3.3.2 Perencanaan Kreatif(strategi kreatif) 3.3.3 Konsep Verbal / Bahasa 3.3.4 Konsep Visual 3.3.5 Biaya Media / Budgeting 3.3.6 Visualisasi Karya 8

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran BAB V DAFTAR PUSTAKA BAB VI LAMPIRAN 9

Penanaman budi pekerti usia dini dalam Pendidikan di Indonesia Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budi pekerti dan tata krama. Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu budi pekerti selalu di ajarkan, Pendidikan di usia dini harusnya mengajarkan betapa pentingnya nilai budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari Permasalahan Pendidikan di Indonesia dan juga para orang tua yang mulai melupakan budi pekerti dalam berperilaku sehari-hari pada anak usia dini sehingga akan melahirkan masyarakat yang doyan melakukan tindak kriminal. Ruang lingkup permasalahan Masyarakat Indonesia khususnya orang tua yang memiliki anak usia 0-5tahun. TEORI - DKV - STP, SWOT - Studi Pustaka DATA - Observasi - Wawancara - Studi Pustaka KONSEP PERENCANAAN STP STRATEGI MEDIA Buku Cerita, Poster iklan,hand bag buku, sampul buku, pembatas buku. STRATEGI KREATIF Menggunakan tokoh kelinci yang putih melambangkan kebaikan,kejuju ran dan kelinci biasa di pakai di dongengdongeng yang lain memiliki sifat baik. STRATEGI KOMUNIKASI Mengajarkan moral sederhana, dan tidak mengajarkan secara langsung bagaimana berbudi pekerti namun member contohcontohnya.. Target primer: Anak indonesia kalangan umum lakilaki perempuan usia 3-5tahun Target sekunder: Orang tua di Indonesia yang mempunyai anak usia 3-5tahun, kalangan menengah keatas. Tujuan perancangan Membuat buku cerita tentang penanaman budi pekerti di Indonesia agar menghasilkan generasi yang berbudi luhur serta meningkatkan minat membaca pada anak-anak. 10