DETEKSI SIDIK JARI BERBASIS ALIHRAGAM GELOMBANG-SINGKAT (wavelet) DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) KHUSUS KOTA MATARAM DAN SEKITARNYA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengenalan Citra Sidik Jari Berbasis Transformasi Wavelet dan Jaringan Syaraf Tiruan

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

Karakteristik Spesifikasi

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGENALAN POLA DENGAN TINGKAT VARIASI POLA : STUDI KASUS PENGENALAN POLA KARAKTER HURUF DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN)

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

APLIKASI WAVELET COIFLET MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

Pengenalan Citra Porno Berbasis Kandungan Informasi Citra (Image Content)

KLASIFIKASI SIDIKJARI DENGAN PEMROSESAN AWAL TRANSFORMASI WAVELET Minarni *

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI TANDA TANGAN STATIK MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION DAN ALIHRAGAM WAVELET

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

Iwan Suhardi, Studi Pengklasifikasian Citra Berdasarkan Ciri Citra dengan Jaringan Syaraf Tiruan

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

Pencarian Citra Menggunakan Metode Transformasi Wavelet dan Metrika Histogram Terurut

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

Aplikasi Wavelet Untuk Penghilangan Derau Isyarat Elektrokardiograf

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

Pengembangan Aplikasi Presensi Sidik Jari dengan menggunakan Alihragam Wavelet dan Jarak Euclidean di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Mohammad Akram Ardi 1, Angga Rusdinar 2, Nur Andini 3

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

PENGENALAN POLA WAYANG MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN PADA APLIKASI MOBILE

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

APLIKASI PENGENALAN SIDIK JARI DENGAN WAVELET SYMLET DAN WAVELET DAUBECHIES MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

PENGENALAN POLA ALPHABET TULISAN TANGAN SECARA ON-LINE DENGAN JST-BP

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

METODOLOGI PENELITIAN

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DETEKSI SEBARAN TITIK API PADA KEBAKARAN HUTAN GAMBUT MENGGUNAKAN GELOMBANG-SINGKAT DAN BACKPROPAGATION (STUDI KASUS KOTA DUMAI PROVINSI RIAU)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB,

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation

Analisis dan Perancangan Transformasi Wavelet. Untuk Jaringan Syaraf Tiruan pada. Pengenalan Sidik Jari

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

BAB II LANDASAN TEORI

EKSTRAKSI DAN PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA

EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM :

ANALISIS DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENALAN SIDIK JARI BERBASIS KOMPUTER DI POLDA METRO JAYA

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. suatu negara yang memiliki tingkat kriminalitas cukup tinggi. Hal inilah yang

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

KLASIFIKASI POLA UKIR KAYU JEPARA BERDASARKAN DETEKSI TEPI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN

Gambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama

Pencocokan Citra Digital

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

Citra. Prapengolahan. Ekstraksi Ciri BAB 2 LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI CITRA SIDIKJARI MENGGUNAKAN ALIHRAGAM WAVELET DAN JARAK EUCLIDEAN

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Perangkat-keras dalam penelitian ini menggunakan seperangkat PC yaitu

METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas utamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN GLOBAL FEATURE EXTRACTION, MOMEN INVARIAN DAN ALGORITMA FORWARD-ONLY COUNTER PROPAGATION

Transkripsi:

DETEKSI SIDIK JARI BERBASIS ALIHRAGAM GELOMBANG-SINGKAT (wavelet) DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) KHUSUS KOTA MATARAM DAN SEKITARNYA Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram 83125, Tlp. 0370-6608703, Fax. 0370-636523 E-mail : uqinata@yahoo.co.id Astrak Penelitian ini menerapkan alihragam gelombang-singkat dan jaringan syaraf tiruan (JST) untuk deteksi sidik jari dengan sampel data penduduk yang berdomisili di Mataram dan sekitarnya. Alihragam gelombang-singkat yang digunakan Wavelet Daubechies yang merupakan wavelet terbaik untuk pencarian citra. Alihragam wavelet berfungsi untuk mengekstrak citra sidik jari menjadi ciri-ciri citra dengan cara memilih sejumlah kecil koefisien hasil alihragam yang memiliki magnitude terbesar (Koefisien Aproksimasi). Ruang warna yang digunakan YIQ yang merupakan ruang warna yang baik untuk pencarian citra dan hanya diambil luminansnya (Y) yang merupakan skala keabuan. Hasil eksraksi citra sidik jari asli digunakan untuk dilatihkan pada jaringan syaraf tiruan backpropagation, sedangkan pengujian berupa citra sidik jari asli dan sidik jari terdistorsi. Dari hasil penelitian, pelatihan JST terhadap 100 data sidik jari yang telah diekstrak cirinya menggunakan alihragam gelombang-singkat (db1) dengan arsitektur jaringan yang terdiri atas 64 sel pada lapisan input, 150 sel pada lapisan tersembunyi dan 100 sel pada lapisan output, JST yang dibangun dapat mengenal 100% sidik jari (pernah dilatih) dan 88% data sidik jari terdistorsi yang diujikan padanya. Namun ada keterbatasan jumlah data yang dapat dikenali oleh JST pada saat JST dilatihkan banyak data, dalam penelitian ini 200 sidik jari yang kemudian diujikan dengan data sidik jari yang pernah dilatihkan ternyata hanya mampu mengenal 70%. Kata kunci : wavelet, wavelet Daubechies, jaringan syaraf tiruan Abstract This research applied wavelet transform and artificial neural network (ANN) to detection the finger with sample of data are person s fingers which are living in Mataram and it s roundabout. Wavelet transform which applied that is Daubechies, it s the best of wavelet for quest of the image. Wavelet transform is applied to extract the fingers with way choise of smallest number of the associated major transform coefficients (coefficients approximation). Color space which applied YIQ that is the best of color space to quest of image, and only taken it s luminance (Y) which is the gray scale signal. The results of extraction of the original finger images is used to training at backpropagation ANN, while testing (The finger that will be found) can be like original fingers and the fingers have distortion. The results of research, training ANN with 100 fingers data have been extracted to use wavelet transform (db1) with architecture of network consist are 64 sel in input layer, 150 sel in hidden layer and 100 sel in output layer. Backpropagation ANN has been constructed recognizable 100% of finger data (it s have been trained) and recognizable 88% of fingers data have distortion, which have been testing to it. In spite of there is limiting number of data which can be recognized by ANN that is when the ANN is trained more data, in this research that is 200 fingers data which then are tested with fingers that have been trained, lack of ANN can recognize only 70%. Keyword : wavelet, wavelet Daubechies, artificial neural network 1. PENDAHULUAN Penelitian ini ditujukan untuk membantu pihak kepolisian dalam mendeteksi tindak kejahatan dengan menciptakan perangkat-lunak yang berfungsi sebagai detektor sidik jari. Salah satu sistem pengelolaan data citra yang banyak digunakan adalah sistem basis data citra. Sistem ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain citra digital merupakan larik dua-dimensi yang memerlukan ruang penyimpanan yang besar dan sistem pencariannya rumit. Untuk mengatasi kendala ruang penyimpanan digunakan teknik pemanpatan. Institusi kepolisian merupakan institusi yang banyak memiliki citra foto sidik jari yang memerlukan sistem pengelolaan yang efektif dan efisien, sehingga dalam proses identifikasi diperoleh hasil yang akurat dan waktu yang pendek. Pengenalan citra mirip dengan pencarian citra, merupakan proses pencocokan antara ciri-ciri citra yang dicari dengan ciri-ciri citra yang ada dalam basis data (citra pustaka). Faktor yang menyebabkan Teknologi Elektro 6 Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008

proses pencocokan/pengenalan citra menjadi lebih sulit adalah citra query telah mengalami distorsi. Pencarian citra secara tradisional dilakukan dengan membandingkan citra query dengan citra pustaka secara langsung untuk setiap titik. Proses ini sangat tidak efektif karena membutuhkan waktu lama. Untuk mengatasi hal ini salah satu pencarian citra yang diusulkan adalah metode dekomposisi wavelet multiresolusi (Dharma Putra, 2000) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alihragam Gelombang-singkat (Wavelet) Alihragam wavelet berkemampuan mengkompakkan energi citra yang terkonsentrasi pada sekelompok kecil koefisien transformasi dan kelompok koefisien lain hanya mengandung sedikit energi yang dapat dihilangkan tanpa menghilangkan banyak informasi. Alihragam wavelet kontinyu (CWT) merupakan jumlah hasil kali sinyal f(t) dengan fungsi wavelet ψ yang mengalami pergeseran dan penyekalaan dalam rentang waktu tertentu, yang dapat ditulis: C ( skala, posisi) = f ( t) ψ ( skala, posisi, t) dt. (1) dengan: C(skala,posisi) = koefisien wavelet f(t) = sinyal asli ψ (skala,posisi,t) = fungsi basis wavelet Proses alihragam dapat dilakukan dengan konvolusi atau dengan proses perata-rataan dan pengurangan secara berulang, yang sering disebut dengan metode filter bank. Secara praktis level maksimum dekomposisi suatu sinyal dibatasi oleh kriteria entropy yang dinyatakan dalam teori informasi Shannon (Misiti dkk,1997). Level maksimum dekomposisi dibatasi oleh persamaan yang berkorelasi dengan entropy sebagai berikut: ln( panjang data /( panjang filter 1)) Level maks = ln(2) Alihragam wavelet Dua-Dimensi Langkah-langkah alihragam wavelet dua-dimensi diilustrasikan pada Gambar 1. baris CA j+1 2 1 (h) CD j+1 horisontal CA j baris 2 1 (v) CD j+1 vertikal (d) CD j+1 diagonal Dengan : 2 1 baris X X Downsample : melewatkan indeks genap Downsample baris : melewatkan indeks baris genap Konvolusi vektor baris dengan tapis X Konvolusi vektor dengan tapis X Gambar 1. Algoritma DWT2D (Misiti dkk, 1997) Teknologi Elektro 7 Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008

Dengan: : tapis lolos rendah untuk dekomposisi : tapis lolos tinggi untuk dekomposisi LoF_R : tapis lolos rendah untuk rekonstruksi HiF_R : tapis lolos tinggi untuk rekonstruksi Yang ditentukan dengan menggunakan algoritma berikut: W Y = X 1. W 1 + X 2. W 2 + +X n. W n. (2) Keluaran Y dimasukkan ke dalam fungsi aktivasi sigmoid biner. JST yang digunakan pada penelitian ini adalah Backpropagation Pelatihan jaringan dengan perambatan-balik melibatkan proses tiga tingkat, yaitu: umpan maju, perhitungan dan perambatan-balik galat terkait dan pengaturan bobot. LoF_R = W Norm(W) =wrev(lof_r) input bobot output X 1 W 1 HiF_R=qmf(LoF_R) =wrev(hif_r) X 2.. W 2 Y W merupakan scaling filter tak ternormalisasi dengan karakteristik: X n W n - FIR, Panjang 2N, LPF 2N 1 i= 0 - W = 1 i 1 - norm (W) = 2 Untuk merekonstruksi sinyal asli dari koefisien aproksimasi dan detil dilakukan dengan alihragam wavelet diskret balik (IDWT) yang melibatkan proses penapisan (filtering) dan upsampling yang dapat dilihat pada Gambar 2. S Dekomposisi cd ca HiF_R LoF_R Rekonstruksi Gambar 2. Dekomposisi dan rekonstruksi 2.2 Jaringan Syaraf Tiruan Cara kerja JST dengan menjumlahkan hasil kali nilai masukan dengan nilai bobotnya. Pada Gambar 3 diperlihatkan serangkaian masukan X 1 X n. Setiap masukan akan dikalikan berturut-turut dengan bobot W 1 W n dengan demikian hasil kali keluaran akan sama dengan: S Gambar 3. Skema Jaringan Syaraf Tiruan 2.3 Tujuan dan Mamfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan Alihragam Gelombang- Singkat Debauchies untuk deteksi sidik jari; untuk menciptakan sistem pengenalan yang efektif dan efisien sehingga pengenalan akurat, memerlukan waktu yang pendek; dan untuk memberikan kajian analisis metode alihragam gelombang-singkat dan jaringan syaraf tiruan untuk deteksi citra sidik jari. Hasil penelitian ini bermamfaat untuk membantu institusi kepolisian dalam pendeteksian sidik jari seseorang yang terlibat dalam tindak kejahatan. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ini menggunakan seperangkat PC, yaitu komputer dengan spesifikasi prosesor pentium II 300 MHz, RAM 32 MB, lengkap dengan CDROM, Mouse, Monitor GTC, dan komponen pendukungnya. ACDSee v3.0 untuk pengeditan citra, Matlab 5.3 untuk preprocessing dan Bahasa pemrograman Borland C ++ untuk membuat aplikasi pengenalan. 3.2 Proses Penelitian 1. Pengumpulan data citra sidik jari. 2. Preprocessing yang meliputi: - Melakukan scan terhadap citra sidik jari dengan format.bmp. - Pengeditan ukuran citra menjadi 128 x 128 pixel, dan mengubahnya ke ruang warna Teknologi Elektro 8 Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008

YIQ dan hanya diambil luminance (Y) yang merupakan warna keabuan. - Citra diekstraksi menggunakan Discret Wavelet Transform (DWT2) menggunakan tapis Daubechies, untuk menghasilkan koefisien aproksimasi (ca) dan koefisien detil (cd). Dekomposisi menggunakan level 4 untuk menghasilkan koefisien dengan ukuran 8 x 8 pixel. - ca dinormalisasi sebagai data masukan untuk pelatihan dan pengujian pada jaringan syaraf tiruan. 3. Pembuatan aplikasi pengenalan citra sidik jari. 4. Melakukan pelatihan dan pengujian pada jaringan yang telah dibuat. 5. Analisis hasil penelitian dan membuat kesimpulan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini melibatkan proses ekstraksi ciri terhadap data sidik jari yang akan dideteksi, yang menghasilkan pola ciri sidik jari. Ekstraksi sidik jari menggunakan alihragam gelombang-singkat berbasis Daubechies. Setelah dilakukan proses alihragam berulang kali, menunjukkan Wavelet Daubechies 2 (db1) yang paling baik. Sehingga untuk ekstraksi ciri pada penelitian ini digunakan Wavelet Daubechies 2 (db1). Hasil alih ragam wavelet Daubechies terhadap salah satu citra sidik jari yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.. Gambar 4. Hasil alihragam (DWT2) dengan dekomposisi pada level 1 Gambar 4 kiri atas merupakan citra sidik jari asli bagian kanan bawah yang terdiri atas empat gambar sidik jari yang masing-masing: Kiri atas: koefisien aproksimasi (ca) Kiri bawah: koefisien detil vertikal (cd vertikal) Kanan atas: koefisien detil horizontal (cd horisontal) Kanan bawah: koefisien detil diagonal (cd diagonal) Koefisien aproksimasi merupakan komponenkomponen yang mewakili citra asli yang telah ditapis dengan menggunakan tapis lolos rendah (LPF). Koefisien aproksimasi pada dekomposisi level 1 kemudian diproses lagi (di-dwt2-kan). Level dekomposisi yang digunakan adalah level 4 dengan pertimbangan: 1. Untuk dekomposisi pada level 1 diperoleh koefisien aproksimasi dengan ukuran 64 x 64 pixel terdiri atas 4096 koefisien, jumlah data terlalu besar untuk masukan bagi jaringan syaraf tiruan. 2. Untuk dekomposisi level 2 diperoleh koefisien aproksimasi dengan ukuran 32 x 32 pixel terdiri atas 1024 koefisien, jumlah data masih terlalu besar untuk masukan bagi jaringan. 3. Untuk dekomposisi level 3 diperoleh koefisien aproksimasi dengan ukuran 16 x 16 pixel terdiri Teknologi Elektro 9 Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008

atas 256 koefisien, jumlah data masih terlalu besar untuk masukan bagi jaringan. 4. Untuk dekomposisi level 4 diperoleh koefisien aproksimasi dengan ukuran 8 x 8 pixel terdiri atas 64 koefisien, yang masih dapat mewakili ciri citra asli, sesuai dengan rumus Level maksimum dekomposisi yang dibatasi oleh persamaan yang berkorelasi dengan entropy seperti persamaan (3). ln(128 /(2 1)) = = 7 ln(2) (3) Dekomposisi dan Koefisien aproksimasi menggunakan level 4 masing-masing dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Level maks ln( panjang data /( panjang filter 1)) = ln(2) Gambar 5. Citra sidik jari dengan dekomposisi pada Level 4 Gambar 6. Koefisien aproksimasi untuk dekomposisi citra sidik jari pada level 4 Teknologi Elektro 10 Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008

Koefisien aproksimasi yang diperoleh sebanyak 64 koefisien terlebih dahulu dilakukan normalisasi, untuk masukan pada jaringan syaraf tiruan. Pelatihan pada Jaringan Syaraf Tiruan Parameter-parameter yang digunakan pada JST: Learning rate ( β ) Learning rate yang besar mempercepat pengurangan galat terutama pada tahap awal proses belajar JST. Walaupun konstanta belajar yang besar dapat mempercepat proses belajar JST, namun ada kondisi tertentu dimana tidak dapat tercapai galat minimum yang diinginkan, karena JST terpental pada galat minimum yang sebenarnya. Bila digunakan konstanta belajar yang kecil maka JST dapat mencapai galat minimum yang diinginkan, namun proses belajar membutuhkan waktu yang lama (Kanata, 2001). Sehingga dalam penelitian ini digunakan learning rate ( β ) yang kecil yaitu 0,001. Momentum (α ) Semakin besar β maka pengurangan galat semakin besar, namun seringkali galat tidak bisa mencapai galat minimum global, sehingga untuk mengatasi hal tersebut digunakan laju belajar yang kecil, namun membutuhkan jumlah iterasi yang besar. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan momentum yang dapat membantu proses pengurangan galat pada jaringan lebih cepat (Kanata, 2001). Momentum yang digunakan pada penelitian ini yaitu α = 0,01. Maksimum iterasi Jumlah iterasi sangat berpengaruh terhadap lamanya proses belajar, karena jika satu iterasi memerlukan m proses, maka untuk n iterasi dibutuhkan n x m proses dan satu proses berpadanan dengan selang waktu tertentu. Jumlah iterasi juga berpengaruh terhadap galat, karena untuk galat yang cenderung semakin kecil dibutuhkan jumlah iterasi yang semakin besar. Sehingga dalam penelitian ini jumlah maksimum iterasi digunakan sebagai kriteria penghentian belajar pada jaringan. Jumlah maksimum iterasi yang digunakan yaitu 300. Jumlah Pola Pelatihan Jumlah pola pelatihan sangat berpengaruh terhadap proses belajar pada jaringan terutama pada jumlah iterasi yang secara otomatis berpengaruh terhadap lamanya komputasi pada jaringan (Kanata, 2001). Jumlah pola pelatihan pada penelitian ini yaitu sebanyak 100 pola dan 200 pola (citra sidik jari). Jumlah layer (lapisan) Jumlah lapisan yang digunakan pada penelitian ini pada awalnya 5 lapis, 4 lapis dan kemudian 3 lapis. Dari hasil penelitian (pelatihan berulang kali) yang kemudian dilakukan pengujian, untuk 4 dan 5 lapis komputasi pada jaringan sangat berat. Sehingga pada penelitian ini hanya difokuskan pada 3 lapisan. Jumlah sel tiap lapisan yang digunakan untuk pelatihan 100 data sidik jari: - Lapisan input = 64 sel ( jumlah koefisien aproksimasi dari hasil preprocessing). - Lapisan tersembunyi = 10, 30, 50, 75, 100, 125, 150, 200, 300, dan 500 sel. - Lapisan output = 100 sel (banyaknya data sidik jari yang dikenalkan pada jaringan). Dari hasil pelatihan yang dilakukan dengan berbagai jumlah sel pada lapis tersembunyi diperoleh hasil paling tinggi 70% pada saat jumlah lapis tersembunyi sebanyak 150 sel. Hal ini disebabkan karena banyaknya masukan data yang dilatihkan pada jaringan sehingga komputasi sangat besar. Galat Maksimum Semakin kecil galat (ideal galat = 0) maka keluaran jaringan (citra sidik jari yang dicari) hampir sama atau sama dengan target (citra sidik jari yang sebenarnya). Galat berkaitan erat dengan jumlah iterasi dimana semakin besar iterasi maka galat cenderung semakin kecil. Hal ini dapat dilihat pada grafik Gambar 7. Galat 0.5 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 6 51 76 101 126 151 176 2026 2576 Iterasi Gambar 7. Grafik hubungan antara galat terhadap iterasi 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Dari hasil pelatihan JST terhadap 100 data sidik jari yang telah diekstrak cirinya menggunakan alihragam gelombang-singkat (Daubechies 2) dengan arsitektur jaringan yang terdiri atas 64 sel pada lapisan input, 150 sel pada lapisan Teknologi Elektro 11 Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008

tersembunyi dan 100 sel pada lapisan output, jaringan syaraf tiruan backpropagation yang dibangun dapat mengenali 100% data sidik jari (pernah dilatihkan) dan 88% data sidik jari berderau yang diujikan padanya, namun ada keterbatasan jumlah data yang dapat dikenali oleh JST, hal ini dapat dilihat pada saat JST dilatih dengan 200 data sidik jari kemudian diujikan dengan data sidik jari yang pernah dilatihkan ternyata hanya mampu mengenali 70 % data sidik jari yang telah diujikan padanya. 2. Jaringan syaraf tiruan backpropagation memiliki keterbatasan kemampuan mengenali citra sidik jari apabila padanya dilatihkan/diajarkan data sidik jari yang sangat banyak, hal ini terkait dengan semakin besarnya data maka komputasi juga semakin besar. UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk sehingga Publikasi Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan Publikasi Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: - DIKTI atas bantuan dana pada Penelitian Dosen Muda ini. - Bapak Ir. Chairussyuhur Arman, M.Sc., Ph.D selaku ketua lembaga Penelitian Universitas Mataram. Semoga bantuan yang telah diberikan tersebut mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu wa Ta ala, Aamin. 5.2 SARAN Untuk membangun detektor sidik jari berbasis alihragam gelombang-singkat perlu adanya pembatasan jumlah data sidik jari yang digunakan untuk melatih jaringan, agar diperoleh pengenalan citra sidik jari yang maksimum. 6. DAFTAR PUSTAKA [1]. Burrus, C.S., Gopinath, R.A., Guo, H., 1998, Introduction to Wavelets and Wavelet Transforms, Prentice-Hall International, Inc., USA. [2]. Dharma Putra, Ketut, 2000, Pencarian Citra pada Sistem Basis Data Citra dengan Metode Dekomposisi Wavelet Multiresolusi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. [3]. Fausett, Laurene, 1994, Fundamental of Neural Networks Architecture, Algorithm, and Application, Prentice Hall. [4]. Jain, Anil K., 1989, Fundamentals of Digital Image Processing, Prentice-Hall, Inc. [5]. Kanata, Bulkis, 2001, Analisis Sinyal Seismik pada Gunung Merapi untuk Estimasi Jenis gempa dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. [6]. Misiti, M., Misiti, Y., Oppenheim, G., Poggi, JM., 1997, Wavelet Toolbox For Use with MATLAB, The Math Works, Inc. [7]. Suta Wijaya, Gede Pasek, 2002, Perbandingan beberapa Alihragam Wavelet untuk Pencarian Citra pada Basis Data Citra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Teknologi Elektro 12 Vol. 7 No. 1 Januari - Juni 2008