Eka Suryaningsih ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

Albert Kristian Manik Topowijono Dwiatmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

Melan Murnianti ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Bab II. Tinjauan Pustaka

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

Prodi S1 Fakultas Manajemen Bisnis dan Telekomunikasi Universitas Telkom 1, 2

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ( Studi pada PT. Semen Indonesia ( Persero), Tbk periode )

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang paling tidak,

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2011)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dengan situs dan melalui Indonesian Capital Market Directory

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

BAB 3 METODE PENELITIAN

The influence of Mergers and Acquisitions To Performance Businesses on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange Period

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh:

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Moeljadi, SE, SU, M.Sc

Jurnal Dinamika Manajemen

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR ROKOK YANG GO PUBLIC DI BEI SEBELUM DAN SESUDAH FATWA MUI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

ABSTRACT. Keywords: financial performance, liquidity, leverage, profitability, activity, EVA ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PERBANKAN DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan data yang diperoleh dari situs internet (

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

Analisis Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bei

1. Pendahuluan A. Latar Belakang. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 19, Nomor 2, Desember 2015, hlm 79-88

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

ABSTRAK. Henry Ocky Parsaoran,Diena Noviarini Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Akuntansi ISSN:

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC PADA PT. SAMPOERNA AGRO

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERCATAT DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

R.Dadue., I.S.Saerang., V.N.Untu., Analisis Kinerja Keuangan Industri ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Volume 1 No 1 Juli 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. ASURANSI SINAR MAS (ASM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 THE DIFFERENCES ANALYSIS FINANCIAL PERFORMANCE BETWEEN CEMENT STATE COMPANY AND CEMENT PRIVATE COMPANY WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE (Studied from PT Semen Indonesia (Persero) Tbk and PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk) Eka Suryaningsih (113402195) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya Email: Ekaa.suryaningsih@gmail.com ABSTRACT That research to inform the differences in financial performance between cement state company and financial performance private cement company, which have similarity kind of industry which listed in BEI on 2008-2012. There are three research population of state owned cement company which listed in BEI, and the sample take from two company, that is one from state-owned cement company and one from private owned cement company. Collecting data technic use documentation metode, which make note of financial report which grafted in Indonesian capital market directory (ICMD) for 2013 and analysis metode data use independent sample t test. From five financial ratio which have experiment there are two ratio financial which show the significant differences, that s debt to equity ratio and return on equity, mean while the three other have not significant there are current ratio, total assets turn over and return on assets. Keywords: BUMN, BUMS, financial performance i

1 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN SEMEN MILIK NEGARA (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN SEMEN MILIK SWASTA (BUMS) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk) Eka Suryaningsih (113402195) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email: Ekaa.suryaningsih@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan antara kinerja perusahaan semen milik negara dengan kinerja perusahaan semen milik swasta, yang memiliki kesamaan jenis industri yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. Populasi penelitian terdapat tiga perusahaan semen yang terdaftar di BEI, dan jumlah sampel yang diambil adalah dua perusahaan, yaitu satu perusahaan semen milik negara dan satu perusahaan semen milik swasta yang tedaftar di BEI. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat dokumen laporan keuangan yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) untuk tahun 2013 dan metode analisis data yang digunakan adalah independent sample t test. Dari lima rasio keuangan yang diuji ternyata terdapat dua rasio keuangan yang menunjukan hasil yang berbeda secara signifikan yaitu debt to equity ratio dan return on equity sedangkan tiga rasio lainnya memiliki nilai tidak signifikan yaitu current ratio, total assets turn over dan return on assets. Kata kunci: BUMN, BUMS, Kinerja Keuangan ii

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat, untuk tetap menjaga kelangsungan hidup perusahaan maka harus memiliki pengelolaan yang baik, seperti dituntut untuk agar lebih efisien, efektif serta ekonomis. Peranan perusahaan swasta dan perusahaan milik negara diharapkan dapat berfungsi sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu kunci keberhasilan perekonomian, infrastruktur dapat menjamin efisiensi, memperlancar pergerakan barang dan jasa dan meningkatkan nilai tambah perekonomian. Industri semen adalah salah satu penopang pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan semen akan sangat menentukan pembangunan sarana infrastruktur yang nantinya akan mengungkit gairah sektor ekonomi lainnya, seperti sektor properti, pertanian, hingga energi. Menjual saham kepada publik atau dikenal dengan go public dirasa dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti perusahaan akan lebih mudah mendapatkan akses pendanaan, lebih mudah memasarkan produk dan jasa mereka, serta masih banyak manfaat yang lainnya. Terdapat banyak sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), meskipun masih relatif sedikit dibandingkan di bursa negara lain. Salah satunya seperti Sektor industri dasar dan kimia, yang di dalamnya terbagi menjadi beberapa sub sektor, salah satunya yaitu sub sektor semen. Pada sub sektor semen yang terdaftar di BEI dapat dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan semen milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan semen milik swasta (BUMS). Mengadakan analisis laporan keuangan tentu akan sangat bermanfaat untuk mengetahui keadaan dan perkembangan kinerja keuangan suatu perusahaan. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan adalah dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio yang menghubungkan neraca dan laporan laba/rugi terhadap satu dengan yang lainnya, memberikan gambaran sejarah perusahaan dan penilaian terhadap keadaannya saat ini. Selain itu memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para penanam modal (investor) dan kreditor dan dapat melihat ke dalam tentang bagaimana langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. Membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis atau dengan mengadakan analisis rasio historis dari perusahaan yang 1

12 bersangkutan selama beberapa periode, kita dapat membuat penilaian atau pendapat yang lebih realistis. Sebelumnya Bustaman dan Sayed Agung Muchsin (2013) pernah melakukan penelitian tentang perbandingan kinerja keuangan atara perusahaan farmasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan farmasi milik swasta (BUMS). Dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa kinerja keuangan antara perusahaan farmasi tersebut dibandingkan melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan aktivitas. Pada penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan farmasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan farmasi milik swasta (BUMS) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas. Maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan semen milik negara (BUMN) yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. 2. Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan semen milik swasta (BUMS) yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. 3. Bagaimana perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan semen milik negara (BUMN) dengan perusahaan semen milik swasta (BUMS) yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. METODE PENELITIAN Operasionalisasi Variabel Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel terikat saja, yaitu kinerja keuangan dari perusahaan semen milik negara (BUMN) dan perusahaan semen milik swasta (BUMS) yang berskala rasio. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) untuk tahun 2013 yang dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari perusahaan.

31 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di BEI, dibedakan menjadi BUMN dengan BUMS. Tabel 1 Populasi Penelitian No Kode Perusahaan Nama Perusahaan BUMN 1 SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. BUMS 1 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk. Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2013 Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, adapun kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel pada perusahaan semen baik BUMN dan Swasta meliputi kriteria sebagai berikut: 1. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan pada tahun 2008-2012. 2. Sampel yang diambil adalah perusahaan yang jelas masuk kriteria BUMN dan BUMS. 3. Sampel yang diambil adalah satu perusahaan BUMN dan satu perusahaan BUMS 4. Sampel yang diambil adalah perusahaan yang memiliki jumlah aktiva yang tidak jauh berbeda. Tabel 2 Sampel Penelitian Perusahaan Semen BUMN Semen Indonesia (Persero) Tbk. Sumber: Data yang diolah Perusahaan Semen BUMS Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Teknik Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan uji beda rata-rata untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan semen milik negara (BUMN) dengan perusahaan semen milik swasta (BUMS).

41 Hipotesis Terdapat perbedaan antara kinerja keuangan antara Perusahaan Semen Milik Negara (BUMN) dengan Perusahaan Semen Milik Swasta (BUMS) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. PEMBAHASAN Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Semen Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2008-2012 Kinerja keuangan yang dianalisis lebih lanjut, representasi dari perusahaan semen milik negara (BUMN) adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tabel 3 Rasio Keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan Rata-Rata Industri No Jenis Rasio 2008 2009 2010 2011 2012 1 Current Ratio (%) 338,58 357,58 29,17 264,65 170,59 Standar Industri (%) 228,49 261,70 250,24 369,92 304,60 2 Total Debt To Equity Ratio (%) 30,10 25,82 28,51 34,52 46,32 Standar Industri (%) 87,61 56,30 32,92 31,63 37,12 3 Total Assets Turn Over (kali) 1,15 1,11 0,92 0,83 0,73 Standar Industri (kali) 0,88 0,90 0,74 0,76 0,74 4 Return on Assets 33,85 35,94 30,35 25,89 23,66 Standar Industri (%) 19,49 27,46 23,01 21.94 22,16 5 Return on Equity 31,27 32,62 30,26 27,69 27,11 Standar Industri (%) 20,97 28,45 22,40 21,53 21,76 Sumber: Data sekunder yang diolah Kinerja keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan tingkat current ratio pada tahun 2008 yaitu sebesar 338,58% berada di atas rata-rata industri yaitu sebesar 228,49%, current ratio tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 357,58% berada di atas rata-rata industri sebesar 261,70%. Tingkat current ratio terendah ada pada tahun 2010 yaitu sebesar 29,17% berada di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 250,24%, kemudian pada tahun 2011 current ratio mengalami kenaikan menjadi sebesar 264,65% namun masih berada dibawah rata-rata industri yaitu sebesar 369,92%, dan pada tahun 2012 current ratio mengalami penurunan menjadi sebesar 170,59% serta berada dibawah rata-rata industri yaitu sebesar 304,60%. Tingkat current ratio yang berada diatas rata-rata industri dapat dikatakan cukup baik, sedangkan yang berada dibawah

51 rata-rata industri kurang baik. Tingkat current ratio perlu ditingkatkan lagi karena 3 tahun terakhir berada dibawah rata-rata industri serta cenderung mengalami penurunan, karena kenaikan hutang lancar lebih besar dari pada kenaikan aktiva lancarnya. Tingkat total debt to equity ratio pada tahun 2008 sebesar 30,10%, berada dibawah rata-rata industri yaitu sebesar 87,61%, dan tingkat total debt to equity ratio terendah ada pada tahun 2009 yaitu sebesar 25,82%, berada dibawah rata-rata industri yaitu sebesar 56,30%, kemudian tingkat total debt to equity ratio pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi sebesar 28,51% berada dibawah rata-rata industri yaitu sebesar 32,92%. Pada tahun 2011 kembali mengalami peningkatan dengan tingkat total debt to equity ratio sebesar 34,52% berada di atas rata-rata industri yaitu sebesar 31,63% dan tingkat total debt to equity ratio tertinggi pada tahun 2012 sebesar 46,32%, berada diatas rata-rata industri sebesar 37,12%. Tingkat total debt to equity secara keseluruhan cenderung mengalami kenaikan akibat pertambahan jumlah hutang, yaitu hutang jangka panjang dan jangka pendek setiap tahunnya lebih besar di bandingkan dengan pertambahan jumlah modal sendiri. Tingkat total debt to equity ratio yang berada dibawah rata-rata industri dapat dikatakan cukup baik, sedangkan tingkat total debt to equity ratio yang berada diatas rata-rata industri dapat dikatakan kurang baik. dapat disimpulkan meskipun total debt to equity ratio mengalami kenaikan, PT Semen Indonesia (Persero) masih memiliki modal sendiri yang cukup untuk menjamin keseluruhan hutang, tingkat total debt to equity ratio perlu diperhatikan agar tidak terlalu besar, karena 2 tahun terakhir berada di atas rata-rata industri. Tingkat total assets turn over tertinggi ada pada tahun 2008 sebesar 1,15 kali dan berada si atas rata-rata industri yaitu sebesar 0,88 kali. Pada tahun 2009 tingkat total assets turn over sebesar 1,11 kali, berada si atas rata-rata industri yaitu sebesar 0,90 kali, kemudian pada tahun 2010 tingkat total assets turn over sebesar 0,92 kali, berada di atas rata-rata industri yaitu sebesar 0,74 kali, dan pada tahun 2011 tingkat total assets turn over sebesar 0,83 kali, berada diatas rata-rata industri yaitu sebesar 0,76 kali, serta tingkat total assets turn over terendah ada pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,73 kali dan berada di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 0,74 kali. Tingkat total assets turn over pada tahun 2008-2011 berada di atas rata-rata industri, sehingga dapat dikatakan baik, namun tingkat total assets turn over pada tahun 2012 berada dibawah rata-rata industri, sehingga dapat dikatakan kurang baik. Serta tingkat total assets turn over pada tahun

61 2008-2012 terus mengalami penurunan setiap tahunnya, hal ini menunjukan bahwa efektifitas perusahaan menurun, penurunan yang terjadi akibat jumlah aktiva yang bertambah setiap tahunnya, tetapi tidak diikuti dengan kenaikan penjualan yang signifikan. Tingkat return on assets pada tahun 2008 sebesar 33,85%, berada di atas rata-rata industri yaitu sebesar 19,49%. Tingkat return on assets tertinggi pada tahun 2009 sebesar 35,94%, berada di atas rata-rata industri yaitu sebesar 27,46%, kemudian tingkat return on assets pada tahun 2010 menurun menjadi sebesar 30,35%, berada di atas ratarata industri yaitu sebesar 23,01%. Tingkat return on assets pada tahun 2011 kembali menurun menjadi sebesar 25,89%, berada di atas rata-rata industri yaitu sebesar 21,94%, dan tingkat return on assets terendah ada pada tahun 2012 yaitu sebesar 23,66%, berada diatas rata-rata industri sebesar 22,16%, meskipun tingkat return on assets pada tahun 2008-2012 selalu berada diatas rata-rata industri sehingga dapat dikatakan baik, namun tingkat return on assets pada tahun 2008-2012 cenderung mengalami penurunan, hal ini menunjukan bahwa efisiensi penggunaan seluruh modal yang bekerja di dalam perusahaan menurun, ini terjadi akibat jumlah aktiva yang terus meningkat tetapi tidak di ikuti dengan kenaikan earning before interest and tax (EBIT) yang signifikan. Tingkat return on equity pada tahun 2008 sebesar 31,27%, berada diatas rata-rata industri yaitu sebesar 20,97%. Tingkat return on equity tertinggi pada tahun 2009 sebesar 32,62%, berada diatas rata-rata industri sebesar 28,45%, kemudian tingkat return on equity pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 30,26%, berada diatas rata-rata industri yaitu sebesar 22,40%. Tingkat return on equity pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 27,69%, berada diatas ratarata industri sebesar 21,53%, dan tingkat return on equity terendah ada pada tahun 2012 yaitu sebesar 27,11%, berada diatas rata-rata industri sebesar 21,76%. Walaupun tingkat return on equity pada tahun 2008-2012 berada diatas rata-rata industri sehingga dapat dikatakan baik, namun tingkat return on equity cenderung mengalami penurunan, hal ini menunjukan bahwa efisiensi penggunaan modal sendiri di dalam perusahaan menurun, ini terjadi akibat jumlah modal sendiri yang terus meningkat tetapi kenaikan earning after tax (EAT) tidak terlalu signifikan.

71 Dari data di atas di simpulkan bahwa kinerja keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk tingkat current ratio perlu ditingkatkan lagi karena 3 tahun terakhir berada dibawah rata-rata industri serta cenderung mengalami penurunan. Tingkat total debt to equity ratio perlu diperhatikan agar tidak terlalu besar, karena 2 tahun terakhir berada di atas rata-rata industri. Kemudian tingkat total assets turn over meskipun selama tahun 2008-2011 berada diatas rata-rata industri namun pada tahun 2012 berada dibawah rata-rata industri, serta terus mengalami penurunan setiap tahunnya, sehingga perlu ditingkatkan lagi. Untuk tingkat return on assets pada tahun 2008-2012 selalu berada diatas rata-rata industri sehingga dapat dikatakan baik, namun tingkat return on assets pada tahun 2008-2012 cenderung mengalami penurunan, sehingga diharapkan dapat ditingkatkan lagi. Dan untuk tingkat return on equity pada tahun 2008-2012 selalu berada diatas rata-rata industri sehingga dapat dikatakan baik, namun tingkat return on equity cenderung mengalami penurunan, sehingga diharapkan dapat ditingkatkan lagi. Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Semen Milik Swasta (BUMS) Terdaftar di BEI Pada Tahun 2008-2012 yang Kinerja keuangan yang dianalisis lebih lanjut sebagai representasi dari perusahaan semen milik swasta (BUMS) adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tabel 4 Rasio Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan Rata-Rata Industri No Jenis Rasio 2008 2009 2010 2011 2012 1 Current Ratio 178,57 300,55 555,37 689,54 602,76 Standar Industri (%) 228,49 261,70 250,24 369,92 304,60 2 Total Debt To Equity Ratio (%) 32,52 24,08 17,26 15,36 17,18 Standar Industri (%) 87,61 56,30 32,92 31,63 37,12 3 Total Assets Turn Over (kali) 0,86 0,79 0,72 0,76 0,75 Standar Industri (kali) 0,88 0,90 0,74 0,76 0,74 4 Return on Assets 20,67 28,59 27,68 25,94 27,42 Standar Industri (%) 19,49 27,46 23,01 21,94 22,16 5 Return on Equity 20,53 25,71 24,79 22,89 24,52 Standar Industri (%) 20,97 28,45 22,40 21,53 21,46 Sumber: Data sekunder yang diolah Kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dengan tingkat current ratio pada 2008-2012 cenderung mengalami kenaikan, current ratio terendah ada pada tahun 2008 yaitu sebesar 178,57%, hal ini kurang baik karena berada di bawah rata-rata

81 industri yaitu sebesar 228,49%, namun pada tahun 2009-2012 tingkat current ratio cukup baik karena selalu berada di atas rata-rata industri, tingkat current ratio tertinggi ada pada tahun 2011 sebesar 698,54%, dengan standar industri 304,60%. Kenaikan current ratio disebabkan bertambahnya aktiva lancar setiap tahunnya seperti kas, persediaan dan piutang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan hutang lancarnya, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya, tetapi peningkatan current ratio yang cukup tinggi khususnya pada tahun 2011, menunjukan semakin banyak nya dana yang menganggur di dalam perusahaan. Tingkat total debt to equity ratio terendah ada pada tahun 2011 yaitu sebesar 15,36%, berada di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 31,63% dan tertinggi pada tahun 2008 sebesar 32,52 %, berada di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 87,61%, tingkat total debt to equity ratio pada tahun 2008-2012 cukup baik, karena selalu berada di bawah rata-rata industri, serta selain itu tingkat total debt to equity ratio cenderung mengalami penurunan karena pertambahan jumlah modal sendiri setiap tahunnya lebih besar di bandingkan dengan pertambahan jumlah hutangnya, dapat disimpulkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki modal sendiri yang cukup untuk menjamin keseluruhan hutang. Tingkat total assets turn over tertinggi pada tahun 2008 sebesar 0,86 kali namun berada di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 0,88 kali, pada tahun 2009 terjadi penurunan menjadi sebesar 0,79 kali dan berada dibawah rata-rata industri sebesar 0,90 kali, tingkat total assets turn over terendah ada pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,72 kali dan berada dibawah rata-rata industri sebesar 0,74 kali, kemudian pada tahun 2011 tingkat total assets turn over memngalami kenaikan menjadi sebesar 0,76 kali dan sama dengan rata-rata industri yaitu sebesar 0,76 kali, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 0,75 kali tetapi berada diatas rata-rata industri sebesar 0,74 kali. Tingkat total assets turn over yang berada diatas rata-rata industri dapat dikatakan cukup baik, sedangkan yang berada dibawah rata-rata industri kurang baik, serta tingkat total assets turn over bersifat fluktuatif, tetapi cenderung mengalami penurunan, hal ini menunjukan bahwa efektifitas perusahaan menurun, penurunan yang terjadi akibat jumlah aktiva yang bertambah setiap tahunnya, tetapi tidak diikuti dengan kenaikan penjualan yang signifikan.

91 Tingkat return on assets terendah ada pada tahun 2008 yaitu sebesar 20,67% berada diatas rata-rata industri sebesar 19,49%, dan tertinggi pada tahun 2009 sebesar 28,59% berada diatas rata-rata industri sebesar 27,46%, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 27,68% berada diatas rata-rata industri yaitu sebesar 23,01%, kemudian kembali mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi sebesar 25,94% berada diatas rata-rata industri yaitu sebesar 21,94%, pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi sebesar 27,42% berada di atas rata-rata industri yaitu sebesar 22,16%. Tingkat return on assets yang berada diatas rata-rata industri dapat dikatakan cukup baik, sedangkan yang berada dibawah rata-rata industri kurang baik, tingkat return on assets tahun 208-2012 selalu berada di atas rata-rata industri, serta cenderung mengalami kenaikan, karena jumlah aktiva yang terus meningkat setiap tahun nya, di ikuti dengan kenaikan earning before interest and tax (EBIT) yang signifikan atau cukup baik. Tingkat return on equity terendah ada pada tahun 2008 yaitu sebesar 20,53% berada dibawah rata-rata industri yaitu sebesar 20,97% dan tingkat return on equity tertinggi pada tahun 2009 sebesar 25,71% berada di bawwh rata-rata industri sebesar 28,45%, kemudian pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 24,79 namun berada diatas rata-rata industri yaitu sebesar 22,40%, tahun 2011 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 22,89% berada di atas rata-rata industri yaitu sebesar 21,53% dan tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi sebesar 24,52% berada di atas rata-rata industri sebesar 21,76%. Tingkat return on equity 3 tahun terakhir yang berada diatas rata-rata industri dapat dikatakan cukup baik, sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 berada dibawah rata-rata industri kurang baik. Secara keseluruhan tingkat return on equity cenderung mengalami kenaikan, karena penambahan jumlah modal sendiri yang terus meningkat setiap tahunnya, dapat di ikuti dengan kenaikan earning after tax (EAT) yang cukup baik. Dari data di atas di simpulkan bahwa kinerja keuangan dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk untuk current ratio cukup baik, perusahaan dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya karena hampir setiap tahun berada di atas rata-rata industri, tetapi peningkatan current ratio yang cukup tinggi khususnya pada tahun 2011, menunjukan semakin banyak nya dana yang menganggur di dalam perusahaan. Untuk tingkat total debt to equity ratio cukup baik karena selalu berada di bawah rata-rata industri, serta selain itu tingkat total debt to equity ratio cenderung mengalami penurunan, sehinga

101 perusahaan memiliki modal sendiri yang cukup untuk menjamin keseluruhan hutang. Tingkat total assets turn over bersifat fluktuatif, tetapi cenderung mengalami penurunan, hal ini menunjukan bahwa efektifitas perusahaan menurun, diharapkan dapat ditingkatkan lagi. Untuk tingkat return on assets cukup baik, karena tahun 2008-2012 selalu berada di atas rata-rata industri, serta cenderung mengalami kenaikan. Tingkat return on equity cukup baik, karena 3 tahun terakhir yang berada diatas ratarata industri, serta secara keseluruhan tingkat return on equity juga cenderung mengalami kenaikan. Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Perusahaan Semen Milik Negara (BUMN) Dengan Perusahaan Semen Milik Swasta (BUMS) yang Terdaftar Di BEI pada Tahun 2008-2012. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS versi 17.0 (terlampir), dengan menggunakan independent sample t-test, dari data yang berjumlah 5 pada setiap perusahaan, dapat diketahui bahwa dengan tingkat signifikansi 0,05 dari 5 rasio keuangan yang diuji ternyata terdapat 2 rasio keuangan yang menunjukan hasil yang berbeda secara signifikan, yaitu debt to equity ratio dan return on equity, sedangkan 3 rasio lainnya memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 yaitu current ratio, total assets turn over dan return on assets. Tabel 5 Hasil Independent Samples Test Rasio Keuangan pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Rasio Independent Samples Test Kesimpulan Keuangan T hitung Sig. (2 Tailed) CR -2,059 0,073 Tidak terdapat perbedaan DER 2,450 0,040 Terdapat perbedaan TATO 2,051 0,099 Tidak terdapat perbedaan ROA 1,429 0,191 Tidak terdapat perbedaan ROE 4,391 0,002 Terdapat perbedaan Sumber: Output SPSS Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukan tidak terdapat perbedaan current ratio antara PT Semen Indonesia Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dibuktikan

111 dengan (sig. 0,073; t-hitung -2,059), serta rata-rata current ratio pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebesar 231,12 dengan standar deviasi sebesar 134,23 dan standar error sebesar 60,03. Sedangkan rata-rata current ratio pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 467,15 dengan standar deviasi sebesar 218,37 dan standar error sebesar 97,65. Rata-rata current ratio PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih besar dibandingkan dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, kondisi ini menunjukan bahwa perusahaan semen milik swasta (BUMS) lebih mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, namun tingkat current ratio pada perusahaan semen milik swasta (BUMS) yang terlalu besar menandakan banyak dana yang menganggur. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marisatul Ula (2001), yang mengkaji tentang perbandingan kinerja keuangan BUMN dan BUMS yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks, dari hasil penelitiannya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan current ratio antara BUMN dan BUMS yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks. Terdapat perbedaan debt to equity ratio antara PT Semen Indonesia Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dibuktikan dengan (sig. 0,040; 2,450 t-hitung), serta rata-rata debt to equity ratio pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebesar 33,05 dengan standar deviasi sebesar 8,05 dan standar error sebesar 3,60. Sedangkan rata-rata debt to equity ratio pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 21,28 dengan standar deviasi sebesar 7,10 dan standar error sebesar 3,17. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memiliki rata-rata debt to equity ratio lebih besar dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, kondisi ini menunjukan bahwa keseluruhan hutang pada perusahaan semen milik swasta (BUMS) lebih mendapat jaminan dari modal sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Robby (2006) yang mengkaji tentang Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Melakukan Right Issue dan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Right Issue Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2003, dari hasil penelitiannya bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan debt to equity ratio pada Perusahaan Yang Melakukan Right Issue dan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Right Issue Tidak terdapat perbedaan total assets turn over antara PT Semen Indonesia Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dibuktikan dengan (sig. 0,099; t-hitung 2,051), serta rata-rata total assets turn over pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebesar

121 0,94 dengan standar deviasi sebesar 0,17 dan standar error sebesar 0,80. Sedangkan rata-rata total assets turn over pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 0,77 dengan standar deviasi sebesar 0,53 dan standar error sebesar 0,02. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memiliki rata-rata total asset turn over lebih besar dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, kondisi ini menunjukan bahwa perusahaan semen milik negara (BUMN) lebih efektif dalam penggunaan aktiva nya. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Robby (2006) yang mengkaji tentang Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Melakukan Right Issue dan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Right Issue Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2003, dari hasil penelitiannya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan total assets turn over pada Perusahaan Yang Melakukan Right Issue dan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Right Issue. Tidak terdapat perbedaan return on assets antara PT Semen Indonesia Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dibuktikan dengan (sig. 0,191; t-hitung 1,429), serta rata-rata return on assets pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebesar 29,93 dengan standar deviasi sebesar 5,17 dan standar error sebesar 2,31. Sedangkan rata-rata return on assets pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 26,06 dengan standar deviasi sebesar 3,15 dan standar error sebesar 1,41. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memiliki rata-rata return on assets lebih besar dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, kondisi ini menunjukan bahwa perusahaan semen milik negara (BUMN) lebih efisien dalam penggunaan seluruh modal yang bekerja di dalam perusahaan.. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Robby (2006) yang mengkaji tentang Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Melakukan Right Issue dan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Right Issue Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2003, dari hasil penelitiannya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan return on assets pada Perusahaan Yang Melakukan Right Issue dan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Right Issue. Terdapat perbedaan return on equity antara PT Semen Indonesia Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dibuktikan dengan (sig. 0,002; 4,391 t-hitung), serta rata-rata return on equity pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebesar 29,79 dengan standar deviasi sebesar 2,34 dan standar error sebesar 1,04. Sedangkan rata-rata return on equity pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 23,68 dengan

131 standar deviasi sebesar 2,03 dan standar error sebesar 0,91. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memiliki rata-rata return on equity lebih besar dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, kondisi ini menunjukan bahwa perusahaan semen milik negara (BUMN) lebih efisien dalam penggunaan modal sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marisatul Ula (2001), yang mengkaji tentang perbandingan kinerja keuangan BUMN dan BUMS yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks, dari hasil penelitiannya bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan return on equity antara BUMN dan BUMS yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks. Dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, tidak terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan semen milik negara (BUMN) dengan perusahaan semen milik swasta (BUMS). Sehingga untuk investor jika ingin berinvestasi pada sub sektor semen, dapat berinvestasi baik di perusahaan semen milik negara (BUMN) maupun perusahaan semen milik swasta (BUMS), karena pada perusahaan semen milik negara (BUMN) maupun perusahaan semen milik swasta (BUMS) tidak memiliki perbedaan, serta dilihat dari return on assets dan return on equity kedua perusahaan tersebut, selalu berada di atas rata-rata industri. Untuk kreditur jangka pendek dapat memberikan pinjaman jangka pendek, kepada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, karena selama tahun 2008-2012 hampir seluruh tingkat current ratio nya cukup tinggi dan selalu berada diatas rata-rata industri. Untuk pemberian pinjaman jangka pendek kepada PT Semen Indonesia sebaiknya lebih dianalisis kembali, karena 3 tahun terakhir selalu berada dibawah rata-rata industri, serta pada tahun 2010 tingkat current ratio nya sangat rendah. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menyimpulkan: 1. Kinerja keuangan pada perusahaan semen milik negara (BUMN) yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012 cukup baik, namun untuk tingkat current ratio perlu ditingkatkan lagi karena 3 tahun terakhir berada dibawah rata-rata industri serta cenderung mengalami penurunan, kemudian tingkat total debt to equity ratio perlu diperhatikan agar tidak terlalu besar, karena 2 tahun terakhir berada di atas rata-rata

141 industri, untuk tingkat total assets turn over meskipun selama tahun 2008-2011 berada diatas rata-rata industri namun pada tahun 2012 berada dibawah rata-rata industri, serta terus mengalami penurunan setiap tahunnya, sehingga perlu ditingkatkan lagi. Untuk tingkat return on assets pada tahun 2008-2012 selalu berada diatas rata-rata industri sehingga dapat dikatakan baik, namun tingkat return on assets pada tahun 2008-2012 cenderung mengalami penurunan, sehingga diharapkan dapat ditingkatkan lagi, serta untuk tingkat return on equity pada tahun 2008-2012 selalu berada diatas rata-rata industri sehingga dapat dikatakan baik, namun tingkat return on equity cenderung mengalami penurunan, sehingga diharapkan dapat ditingkatkan lagi. 2. Kinerja keuangan pada perusahaan semen milik swasta (BUMS) yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012 untuk current ratio cukup baik, perusahaan dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya karena hampir setiap tahun berada di atas rata-rata industri, tetapi peningkatan current ratio yang cukup tinggi khususnya pada tahun 2011, menunjukan semakin banyak nya dana yang menganggur di dalam perusahaan. Untuk tingkat total debt to equity ratio cukup baik karena selalu berada di bawah rata-rata industri, serta selain itu tingkat total debt to equity ratio cenderung mengalami penurunan, sehinga perusahaan memiliki modal sendiri yang cukup untuk menjamin keseluruhan hutang, kemudian tingkat total assets turn over bersifat fluktuatif, tetapi cenderung mengalami penurunan, hal ini menunjukan bahwa efektifitas perusahaan menurun, diharapkan dapat ditingkatkan lagi. Untuk tingkat return on assets cukup baik, karena tahun 2008-2012 selalu berada di atas rata-rata industri, serta cenderung mengalami kenaikan, serta untuk tingkat return on equity cukup baik, karena 3 tahun terakhir yang berada diatas rata-rata industri, serta secara keseluruhan tingkat return on equity juga cenderung mengalami kenaikan. 3. Tidak terdapat perbedaan antara perusahaan semen milik negara (BUMN) dengan semen milik swasta (BUMS) yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012.

151 Saran Dari hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran bagi perusahaan semen milik negara (BUMN) dan perusahaan semen milik swasta (BUMS) serta peneliti selanjutnya. Saran yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk perusahaan semen milik negara (BUMN) sebaiknya meningkatkan aktiva lancarnya, memperhatikan total hutangnya agar tetap mendapat jaminan yang cukup dari modal sendiri, meningkatkan efektifitas dalam pemanfaatan aktivaaktiva yang digunakan, serta lebih efisien dalam penggunaan modal sendiri maupun keseluruhan modal yang tertanam di dalam perusahaan. 2. Untuk perusahaan semen milik swasta (BUMS) sebaiknya kas pada perusahaan jangan terlalu besar, karena menandakan banyak dana yang menganggur di dalam perusahaan, dan lebih meningkatkan efektifitas dalam pemanfaatan aktiva-aktiva yang digunakan. 3. Untuk investor jika ingin berinvestasi pada sub sektor semen, dapat berinvestasi baik di perusahaan semen milik negara (BUMN) maupun perusahaan semen milik swasta (BUMS), karena pada perusahaan semen milik negara (BUMN) maupun perusahaan semen milik swasta (BUMS) tidak memiliki perbedaan. 4. Untuk kreditur jangka pendek dapat memberikan pinjaman jangka pendek, kepada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, karena selama tahun 2008-2012 hampir seluruh tingkat current ratio nya cukup tinggi dan selalu berada diatas rata-rata industri. Untuk pemberian pinjaman jangka pendek kepada PT Semen Indonesia sebaiknya lebih dianalisis kembali, karena 3 tahun terakhir selalu berada dibawah rata-rata industri, serta pada tahun 2010 tingkat current ratio nya sangat rendah. 5. Penelitian ini hanya menggunakan lima rasio keuangan, sedangkan dalam kenyataannya masih banyak rasio keuangan lainnya untuk menyempurnakannya. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan agar mengikutsertakan rasio keuangan lain yang relevan dengan penelitian, serta memperpanjang waktu penelitian agar hasil yang didapat diharapkan lebih akurat

161 DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Brealey, Richard et al. 2008. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Buku 2, Edisi 5. Bob Sabran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Bustamam. & Sayed. 2013 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) Dengan Perusahaan Milik Swasta (BUMS), Vol 3. No.1 Dewi Sesanti dkk. 2014 Analisis Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik Negara. Jurnal Administrasi Bisnis,Vol. 9 No.2 Gladys. 2013. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi Milik Negara Dan Milik Swasta Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal EMBA. Vol.1 No.4 Harrison, walter et al. 2013. Akuntansi Keuangan. Buku 2, Edisi 8. Gina Gania. Jakarta: Penerbit Erlangga. http://m.semenindonesia.com/page/get/profil-perusahaan-9 (diakses pada 13 oktober 2014) http://www.indocement.co.id/aspx/home2.aspx (diakses pada 13 oktober 2014) Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Marisatul Ula. 2001. Perbandingan Kinerja Keuangan BUMN dan BUMS yang Masuk di Jakarta Islamic Indeks. Robby Sukwadi. 2006. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Melakukan Right Issue dan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Right Issue Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2003. Subramanyam & Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1, Edisi 10. Dewi Yanti. Jakarta: Salemba Empat.