HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 7-12 BULAN DI KLINIK BABY SPA ANANDA AMBARAWA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN PERTUMBUHAN FISIK BAYI USIA 6-12 BULAN

HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 4-6 BULAN

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI 6-24 BULAN

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

Jesicca Omega Tarabit Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN

PERBEDAAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DENGAN YANG DIBERIKAN MP-ASI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

POLA PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP GRAFIK PERTUMBUHAN PADA KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOMANAN YOGYAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012


HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-9 BULAN DI DESA PODOSOKO KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Oleh : Ratna Indriati 1,Wiga Ami Widyanto 2,Anindya Dwi Pratiwi 3. Abstrak

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL MARDI PUTRA BANTUL

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh FENNY NIM

ABSTRAK. Kata kunci : Berat Badan Bayi, ASI Eksklusif, MP-ASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BALITA

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Efektivitas Massage Baby Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014

Mia Setiawati 1, Nunung Mulyani 2, Helmi Diana 2 ABSTRAK

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

Rustantina 1), Dewi Elliana 2) ABSTRAK

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

Transkripsi:

HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 7-12 BULAN DI KLINIK BABY SPA ANANDA AMBARAWA Alif Frani Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRACT Background: Infant is a child in the range of age of 0-12 months. Infancy is a critical first months of life because they will adapting to the environment, changes in blood circulation, and organs which begin to function, and at the age of 29 days to 12 months, the baby will having rapid growth. Baby Spa is one of physiotherapy for the infant and it can stimulate baby's motor movement. By playing with the water, the baby s muscles will grow very well, joints grow optimally, increased body growth, and the body becomes more flexible. By swimming in the water, all of the baby's organs will be trained, because the whole body is moved from the feet, hands to the head, although not completed. In addition, the ability to control the baby's muscles will be increased because of by swimming in the water, the gravity effect is very low so as it allow the baby to more moves and all the muscles can work optimally. Purpose: This study aimed to find the correlation between of the frequency of baby spa and bodyweight in infants aged 7-12 months at Ananda Baby Spa Clinic Ambarawa. Method: This was an analytical-correlative study with retrospective approach. The samples in this study were 41 infants aged 7-12 months at Ananda Baby Spa Clinic Ambarawa. The data sampling used purposive sampling technique. The bivariate analysis used Chi Square test. Result: The respondents of infants aged 7-12 months which have baby spa in the category of routine and not routine are 36 respondents (87.8%) and 5 (12.2%), respectively, and the respondents which have and have not weight gain are 36 respondents (87.8%) and five respondents (12.2%), respectively. The result of bivariate analysis indicate that there is a correlation between frequency of baby spa and bodyweight in infants aged 7-12 months (p = 0.000). Conclusion: By using the Chi Square test obtained p-value of 0.000 < α (0.05), then Ho is accepted and it can be concluded that there is a significant correlation between the frequency of baby spa and bodyweight in infants aged 7-12 months at Ananda Baby Spa Clinic Ambarawa. Keywords: Frequency of baby spa, Bodyweight PENDAHULUAN Bayi merupakan anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005). Baby Spa merupakan salah satu fisioterapi pada bayi dan dapat merangsang gerakan motorik bayi. Dengan bermain air, otot-otot bayi akan berkembang dengan sangat baik, persendian tumbuh secara optimal, pertumbuhan badan meningkat, dan tubuh pun menjadi lentur. Dengan berenang gerakan didalam air semua anggota tubuh bayi akan terlatih, karena seluruh anggota tubuh digerakkan mulai dari kaki, tangan hingga kepala walaupun belum sempurna. Selain itu kemampuan mengontrol otot bayi akan lebih meningkat karena pada saat berenang didalam air efek gravitasi sangat rendah sehingga memungkinkan bayi untuk bergerak lebih banyak dan semua otot pun dapat bekerja dengan optimal (Yahya, 2011). Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field dan Scafidi (1986 dan 1990) menunjukkan bahwa 20 bayi prematur (berat badan 1280 dan 1176 gram), yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan perhari 20% - 47% lebih banyak Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Berat Badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa 1

dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu juga didapatkan kenaikan berat badan 50% yang lebih dari kontrol (Riksani, 2012). Menurut Penelitian yang dilakukan oleh ilmuan dari institut Griffith for Educational Research 2007. Mereka meneliti orang tua dari 7.000 anak di Australia, Selandia Baru dan Amerika Serika. Anak-anak yang dilibatkan dalam penelitian ini semuanya berusia dibawah 1 tahun dan penelitian berlangsung selama tiga tahun. Profesor Robyn Jourgensen, yang memimpin penelitian itu mengatakan, anakanak yang belajar berenang di usia dini memiliki banyak keterampilan dan mencapai titik pertumbuhan yang lebih cepat (Roesli,2009). Data dari Kepmenkes (2010) memaparkan 500 anak yang dilakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan diperoleh 97 anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Survey yang dilakukan oleh Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (2008) dengan cara multistage random sampling di sebuah keluarahan di Jakarta Timur mendapatkan 25,5% anak mengalami keterlambatan pertumbuhan. Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi akan pentingnya memberikan stimulasi yang tepat bagi bayi mereka untuk mendukung pertumbuhan pada masa tumbuh kembang dapat dilakukan dengan baby spa. Selain itu di lingkungan masyarakat sekitar terdapat adanya peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada bayi yang telah megikuti baby spa, nafsu makan bayi semakin meningkat sehingga berat badan bayi semakin bertambah dan bayi terlihat sehat serta mengalami peningkatan baik dari berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala jika dibandingkan dengan bayi dengan usia yang sama yang tidak dilakukan terapi baby spa (Aditya, 2014) Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Desember 2014 di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa, Kabupaten Semarang dengan mengambil data 3 bulan terakhir diperoleh data pada bulan September sampai November 2014 pengunjung baby spa sebanyak 156 bayi,yang terdiri dari usia 2 bulan sebanyak 7 bayi, usia 3 bulan sebanyak 19 bayi, usia 4 bulan sebanyak 19 bayi, usia 5 bulan sebanyak 19 bayi, usia 6 bulan sebanyak 26 bayi, usia 7 bulan sebanyak 12 bayi dan sebanyak 54 bayi diatas usia 7 bulan. Bayi yang melakukan baby spa setiap satu minggu sekali (satu bulan rutin atau teratur) pada usia 0-6 bulan akan mengalami pertambahan setiap minggu 140-200 gram. Berat badan lahir dua kali pada akhir 6 bulan pertama dan pada usia 6-12 bulan akan mengalami pertambahan setiap minggu 85-400 gram. Berat badan tiga kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama (Roesli, 2009). Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk mengetahui Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Berat Badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitic Korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif yaitu dengan mengelompokkan atau mengklasifikasi kelompok terpapar dengan tidak terpapar untuk kemudian diamati sampai waktu tertentu untuk melihat ada tidaknya fenomena. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai daerah penelitian adalah di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi umur 7-12 bulan yang telah melakukan baby spa pada usia 4-6 bulan di Klinik Baby Spa Ananda. Data yang digunakan mulai dari bulan September sampai November 2014 di klinik Baby Spa Ananda sejumlah 64 bayi. Sampel Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Alasan menggunakan purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan dengan memperhatikan kriteria inklusi dan Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Berat Badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa 2

eksklusi sehingga klien yang dapat dijadikan sampel hanya 41 responden yang ASI Eksklusif. Analisis Data Analisa Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi Analisis Bivariat Analisis bivariat terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi Hubungan variabel ditunjukkan dengan tabulasi silang dan dengan uji statistik chi square (x 2 ) melalui komputer dengan menggunakan program SPSS. Uji analisis menggunakan rumus bivariat yaitu uji rumus chi square. Analisis Univariat HASIL PENELITIAN Jenis kelamin Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di klinik baby spa Ananda Ambarawa Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 12 29.3 Perempuan 29 70.7 Total 41 100,0 Berdasar Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 29 (70.7 %) responden. Frekuensi Baby Spa Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan frekuensi baby spa di klinik baby spa Ananda Ambarawa Frekuensi SPA Frekuensi Persentase (%) Rutin 36 87.8 Tidak Rutin 5 12,2 Total 41 100 Pada Tabel 2 dijelaskan bahwa dari 41 responden yang diteliti sebanyak 36 (87.8 %) responden melakukan baby SPA secara rutin Kenaikan Berat Badan Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kenaikan berat badan di klinik baby spa Ananda Ambarawa Kenaikan berat badan Frekuensi Persentase (%) Naik 36 87.8 Tidak naik 5 12,2 Total 41 100 Pada Tabel 3 dijelaskan bahwa dari 41 responden yang diteliti sebanyak 36 (87.8 %) responden mengalami kenaikan berat badan > 1000 gram. Analisis Bivariat Tabel 4. Hasil frekuensi baby spa dengan berat badan di klinik Baby Spa Ananda Ambarawa (cross tabs) Kenaikan berat badan Total p-value OR Naik Tidak naik Frekuensi SPA Rutin 36 0 36 0.000 Tidak rutin 0 5 5 Total 36 5 41 Hasil tabulasi silang didapatkan hasil bahwa responden yang melakukan SPA secara rutin dan mengalami kenaikan berat badan > 1000 gr sebanyak 36 responden, sedangkan responden yang melakukan SPA secara tidak rutin dan mengalami kenaikan berat badan < 1000 gr sebanyak 5 responden. Hasil uji menggunakan uji korelasi chi square di peroleeh hasil nilai p value = 0.000. karena nilai p value < nilai α (0.05) maka ha diterima atau terdapat hubungan antara frekuensi baby spa terhadap peningkatan berat badan bayi di klinik baby SPA Ananda Ambarawa. Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Berat Badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa 3

PEMBAHASAN Frekuensi Baby Spa Menurut Aditya (2014) baby spa dianjurkan untuk dilakukan tidak terlalu sering, cukup satu minggu satu kali dan dilakukan secara teratur. Waktu yang dibutuhan untuk baby spa sekitar 30-35 menit yang terdiri dari lamanya berenang dilakukan selama 10-15 menit dan waktu yang digunakan untuk pijat selama 15-20 (Riksani,2012). Menurut Yahya (2011), Bayi yang sering mendapatkan baby spa akan baik pertumbuhannya dibandingkan bayi yang kurang atau tidak mendapatkan baby spa. Dalam penelitian ini terdapat 41 bayi usia 7-12 bulan, pada frekuensi baby spa dengan kategori tidak rutin melakukan baby spa yaitu sebanyak 5 (12,2%) sedangkan frekuensi baby spa dengan kategori rutin melakukan baby spa yaitu sebanyak 36 (87,8%) bayi. Baby spa termasuk dalam kategori rutin bila dilakukan 4x dalam sebulan, dan baby spa termasuk dalam kategori tidak rutin bila dilakukan kurang dari 4x dalam sebulan (Riksani, 2012). Di klinik baby spa Ananda Ambarawa untuk mendapat satu kali treatment baby spa membayar sebesar Rp. 50.000,-. Selain itu, frekuensi untuk melakukan baby spa pada kategori tidak rutin adalah responden yang berdomisili jauh dari Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa. Karena letak rumah responden yang jauh dari Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa sehingga perlu adanya transportasi yang memadai untuk dapat menjangkau datang ke Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa. Data yang didapat dari klinik baby spa menunjukkan bahwa minat orang tua responden yang berjenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan minat orang tua responden yang berjenis kelamin laki-laki, karena orang tua responden yang berjenis perempuan menganggap bahwa anak perempuan lebih membutuhkan dibandingkan dengan anak yang berjenis kelamin laki-laki karena dianggap sebagai perawatan yang memang dibutuhkan untuk anak perempuan sama halnya seperti ke salon saat anak perempuannya besar nanti. Kondisi bayi juga berpengaruh terhadap frekuensi untuk melakukan baby spa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan saat melakukan baby spa salah satunya adalah periksa kondisi bayi (Riksani, 2012). Saat bayi sedang sakit atau kurang sehat tentunya tidak dapat melakukan baby spa. Hal ini akan memperburuk kondisi bayi apabila dipaksakan melakukan baby spa. Dengan kondisi bayi yang sehat pastinya akan membuat bayi semakin lebih tenang dan nyaman ketika melakukan baby spa (Riksani, 2012). Berat badan bayi usia 7-12 bulan Berat badan bayi dibagi menjadi 2 yaitu usia 0-6 bulan. Untuk usia 0-6 bulan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya akan menjadi 2 kali berat badan lahir pada akhir bulan ke enam. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 24-40 gram dan pada akhir bulan ke 12 akan terjadi penambahan 3 kali lipat berat badan lahir (Hidayat, 2008). Alat ukur untuk mengukur berat badan salah satunya adalah dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Tujuan KMS adalah untuk mengetahui gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat (PERMENKES, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan yaitu faktor herediter/genetik, jenis kelamin, faktor asupan dan faktor lingkungan (lingkungan pranatal, faktor postnatal). Faktor postnatal juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu gizi, lingkungan fisik dan kimia, faktor psikologis, faktor penyakit kronis/ kelainan kongenital, endoktrin, sosio-ekonomi, faktor lingkungan pengasuhan, faktor stimulasi (Soedjatmiko, 2006). Berdasarkan penilaian penambahan berat badan dengan menggunakan KMS, terhadap hasil frekuensi baby spa penambahan berat badan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa adalah dari 41 bayi usia 7-12 bulan besar pada frekuensi rutin yang melakukan baby spa penambahan berat badan yang mengalami kenaikan sebanyak 36 (87,8%), sedangkan pada berat badan yang tidak mengalami kenaikan yaitu sebanyak 5 (12,2%) bayi. Menentukan status pertumbuhan anak dibagi menjadi 2 yaitu naik (N) jika grafik BB mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Berat Badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa 4

BB sama dengan KBM (Kenaikan BB Minimal) atau lebih dan tidak naik (T) jika Grafik BB mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau Kenaikan BB kurang dari KBM. Pada penelitian yang sudah dilakukan di klinik baby spa Ananda Ambarawa menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kenaikan berat badan berdasarkan jenis kelamin. Penambahan berat badan baik lakilaki maupun perempuan mengalami kenaikan yang sama. Di dalam KMS grafik kenaikan berat badan dibedakan menurut jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki hanya untuk memudahkan pada saat mencatat hasil pengukuran penambahan berat badan. Pada 5 bayi yang tidak mengalami kenaikan berat badan tergolong dalam kategori yang tidak rutin melakukan baby spa yaitu sejumlah 5 bayi (100%). Sedangkan pada 36 bayi yang mengalami kenaikan berat badan yaitu pada kategori rutin melakukan baby spa yaitu sejumlah 36 (100%). Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan berat badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa Dalam penelitian ini responden yang frekuensi baby spa dengan kategori tidak rutin melakukan baby spa memiliki kenaikan berat badan 1000 gram yaitu sejumlah 5 (12,2%), dan memiliki peningkatan berat badan 1000 gram yaitu sejumlah 36 (87,8%). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa bayi dan balita. Pertumbuhan anak terdapat masa kritis, sehingga diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi anak berkembang secara optimal. Hasil penelitian ini sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field dan Scafidi (1986 dan 1990) menunjukkan bahwa 20 bayi prematur (berat badan 1280 dan 1176 gram), yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan perhari 20% - 47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu juga didapatkan kenaikan berat badan 50% yang lebih dari kontrol (Riksani, 2012). Menurut Penelitian yang dilakukan institut Griffith for Educational Research tahun 2007, mereka meneliti orang tua dari 7.000 anak di Australia, Selandia Baru dan Amerika Serika. Anak-anak yang dilibatkan dalam penelitian ini semuanya berusia dibawah 1 tahun dan penelitian berlangsung selama tiga tahun. Jourgensen, yang memimpin penelitian itu mengatakan, anak-anak yang belajar berenang di usia dini memiliki banyak keterampilan dan mencapai titik pertumbuhan yang lebih cepat (Roesli, 2009) Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi akan pentingnya memberikan stimulasi yang tepat bagi bayi mereka untuk mendukung pertumbuhan pada masa tumbuh kembang dapat dilakukan dengan baby spa. Selain itu di lingkungan masyarakat sekitar terdapat adanya peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada bayi yang telah megikuti baby spa, nafsu makan bayi semakin meningkat sehingga berat badan bayi semakin bertambah dan bayi terlihat sehat serta mengalami peningkatan baik dari berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala jika dibandingkan dengan bayi dengan usia yang sama yang tidak dilakukan terapi baby spa (Aditya, 2014). Sedangkan pada frekuensi baby spa dengan kategori rutin melakukan baby spa memiliki penambahan berat badan yaitu sejumlah 36 (100%), dan tidak ada yang mengalami ketidaknaikan berat badan. Dikarenakan berenang secara rutin dapat meningkatkan metabolisme tubuh bayi sehingga mempengaruhi nafsu makan bayi. Apabila metabolisme tubuh bayi terganggu menyebabkan nafsu makan bayi menurun dan sebaliknya, meningkatnya metabolisme tubuh bayi secara otomatis dapat meningkatkan nafsu makan (Roesli, 2009). Pijat bayi secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi memiliki efek fisik/klinis antara lain meningkatkan jumlah sitotoksisitas dari sistem imunitas sel pembunuh alami, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi pencernaan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa sakit, mengurangi kembung dan kolik serta pembuangan serta meningkatkan berat badan (Roesli, 2009). Keterbatasan Penelitian Selama melakukan penelitian ini, peneliti menemukan keterbatasan dalam melakukan teknik pengambilan sampel karena peneliti hanya mengambil responden yang dibatasi dengan usia bayi dan yang menggunakan asi eksklusif, peneliti juga tidak meneliti tingkat pendidikan orang tua responden yang dapat Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Berat Badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa 5

mempengaruhi kesadaran orang tua dalam memperoleh informasi mengenai baby spa yang sangat diperlukan oleh bayi mereka. Selain itu peneliti juga tidak meneliti tingkat asupan nutrisi orang tua responden yang dapat berpengaruh terhadap produksi asi yang diberikan pada bayinya serta peneliti tidak mengetahui pengaruh dari semakin lamanya asi tidak diberikan setelah usia 6 bulan mempengaruhi oleh penambahan berat badan responden atau tidak. KESIMPULAN Sebagian besar responden frekuensi baby spa pada kategori tidak rutin melakukan baby spa memiliki jumlah yang sedikit yaitu sejumlah 5 (12,2%), sedangkan pada frekuensi baby spa dengan kategori rutin melakukan baby spa yaitu sejumlah 36 (87,8%). Sebagian besar bayi usia 7-12 bulan memiliki penambahan berat badan yang mengalami kenaikan sebanyak 36 (87,8%), sedangkan pada berat badan yang tidak mengalami kenaikan yaitu sebanyak 5 (12,2%) bayi. Terdapat hubungan yang signifikan pada frekuensi baby spa terhadap berat badan pada bayi usia 7-12 bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa dengan p-value 0,000 < nilai = 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara frekuensi baby spa dengan berat badan pada bayi usia 7-12 bulan. SARAN Bagi Klinik Baby Spa, dapat menambah sarana dan prasarana stimulasi baby spa Bagi masyarakat, dapat dijadikan masukan atau edukasi yang diberikan pada ibu-ibu. Bagi penelitian selanjutnya, dapat dijadikan bahan referensi penelitian selanjutnya. Bagi institusi, diharapkan dapat memperluas akses jangkauan wifi untuk memudahkan dalam mencari kepustakaan tentang baby spa DAFTAR PUSTAKA [1] Aditya, Nana, 2014, Handbook for New mom, Yogyakarta : Stiletto Book [2] Andriani, M dan Wiratmadi, B. 2010. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana Pranada Media Group. Jakarta [3] Depkes RI, 2006. Modul Pelatihan Revitalisasi Posyandu, Jakarta [4] Hidayat, Aziz Alimul 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Surabaya [5] Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika [6] Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika [7] Kepmenkes. Permenkes. 2004. Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Jakarta [8] Narendra, Moersintowarti B. 2002. Tumbang Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sagung seto [9] Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta [10] Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta [11] Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta [12] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita, Jakarta [13] Potter, P, A. & Perry A, G. 2005. Fundamental Keperawatan ; Konsep, Proses, dan Praktik. Alih bahasa: Monica Ester, Jakarta: EGC. [14] Riksani, E. 2012. Mensikapi Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja. Jakarta: Salemba Medika [15] Roesli, U. 2008. Inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda [16] Roesli, U. 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui.: Yogyakarta : Banyu Media [17] Setiawan, Ari dan Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Berat Badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa 6

[18] Siska. 2009. Pijat Bayi. Jakarta : Puspa Swara [19] Soedjatmiko. 2006. Pentingnya Stimulasi Dini Untuk Merangsang Perkembangan Bayi dan Balita Terutama pada Bayi Resiko Tinggi. Sari Pediatri. Vol 8 [20] Soetjiningsih. 2007. ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC [21] Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC [22] Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta [23] Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta [24] Sunarsih, Tri. 2010. Pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di BPS Saraswati Sleman Yogyakarta. Diperoleh dari http://www.scribd.com/doc/101103211/m y-skripsi2 pada tanggal 24 September 2014. [25] Yahya, N. 2011. Spa Bayi & Anak. Solo : Dipl. CIBTAC Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Berat Badan pada Bayi Usia 7-12 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda Ambarawa 7