KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

EFIKASI DIRI PADA PASIEN STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO YANTIK

ABSTRAK. I G. B. Indra Angga P. J., Pembimbing 1 : Felix Kasim, DR., dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Dedeh Supantini, dr.,sp.s,m.pd.

TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE

DEPENDENT CARE PADA PASIEN STROKE DI BANDA ACEH DEPENDENT CARE FOR STROKE PATIENTS IN BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

ADAPTASI POLA HIDUP PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PEKUWON KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO MELVIN FEBRIYANUS SYAKBAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

PERSONAL HYGIENE DIRUMAH PADA PENDERITA STROKE DI DESA PEKUWON, KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO

PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI DEPRESI PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI DESA SUMBERGLAGAH KECAMATAN PACET MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

Herliana Kurniawati Subject: Partisipasi, Ibu, Kejang Demam

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr.

PENELITIAN PERAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN CVA. Di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-6 TAHUN DI DESA PEKUWON KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO ADITYA SYUHADAK NIM Subject : kemandirian, anak

KARYA TULIS ILMIAH PERAN GURU UNTUK MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) DASAR PADA ANAK RETARDASI MENTAL

IRMA MUSTIKA SARI J

DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING DALAM PENURUNAN DEPRESI PASCA STROKE

MASALAH-MASALAH KEPERAWATAN PASIEN PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TENTANG PELAYANAN BPJS DI POLI KANDUNGAN RSUD Dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

MOTIVASI KELUARGA MENERIMA KEMBALI KLIEN GANGGUAN JIWA PASCA PERAWATANDI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

Lampiran 1 JADWAL TENTATIF PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA INDIVIDU PASKA STROKE DI PUSKESMAS GUNDIH SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

PENGARUH TASK ORIENTED APPROACH (TOA) TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS BERPAKAIAN PADA PASIEN PASCA STROKE

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG MONITORING GULA DARAH. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr Hardjono. S.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI DALAM HAL MAKAN DAN BERPINDAH PADA LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK

FUNGSI KOGNITIF PASIEN STROKE ISKEMIK DENGAN MENGGUNAKAN MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE) DI POLI SARAF RSUD DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MOJOKERTO

ADAPTASI DIRI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

KARYA TULIS ILMIAH. PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI LUKA POST OPERASI Di Poli Bedah RSUD Dr. Harjono Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE ISKEMIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH PERSONAL HYGIENE DI RUMAH SAKIT dr.wahidin SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN ACTIVITIES DAILY LIVING

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan

GAMBARAN AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI DAN GANGGUAN PENGLIHATAN LANSIA DI KELURAHAN UJUNG PADANG KOTA PADANGSIDIMPUAN PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

PERSEPSI WUS TENTANG SADARI DAN KANKER PAYUDARA DI DESA BANJAR TANGGUL PUNGGING MOJOKERTO FADILLATUS SHOLIHAH NIM

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

LAMPIRAN 1 Surat persetujuan komite etik FK-USU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan sesuai kebutuhan masing-masing, dimana retardasi mental itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

Transkripsi:

KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO RENI KUSPITA SARI 11001086 Subject : Activity Daily Living (ADL), penderita stroke DESCRIPTION Pasien yang menderita stroke tidak dapat menjalankan aktivitasnya seharihari secara optimal. Dampak dari stroke dapat mengakibatkan ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sehari hari seperti saat berjalan, mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah tempat, makan yang disebabkan kelumpuhan sebagian atau seluruh anggota tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemandirian pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada penderita stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo. Penelitian ini dilakukan dengan jenis Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien stroke yang berkunjung ke Poli Syaraf RSUD Abdoer Rahem Situbondo sebanyak 30 orang dengan jumlah sampel 30 orang dan sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kemandirian pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada penderita stroke, pengumpulan data menggunakan lembar chek list dengan bantuan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar kemandirian aktivitas responden adalah ketergantungan sedang sebanyak 17 responden (56,7%). Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih bermakna peneliti menemukan aktivitas yang paling banyak di bantu yaitu makan dan naik/ turun tangga sebanyak 29 responden. Sedangkan aktivitas yang mandiri sebanyak menontrol BAB dan BAK sebanyak 22 responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemandirian pemenuhan aktivitas sehari - hari (ADL) pada pasien stroke adalah sedang. Diharapkan peran perawat dan keluarga dalam membantu melatih dalam memenuhi kebutuhan aktivitasnya secara mandiri. ABSTRACT The patients who suffered a stroke could not do their daily activities optimally. The effect of stroke can cause dependency in fulfill the daily needs like walking, taking bath, dressing, toileting, mobilization, eating which are caused by paralysis of part or the whole body. This study had been done to know independence fulfilling activity daily living of patient with stroke in neural poly of RSUD Abdoer Rahem in Situbondo. The kind of this study is descriptive. The population of this study is all of patient with stroke who visit the neural poly of RSUD Abdoer Rahem in Situbondo amount 30 people with total sampling and the technique uses purposive

sampling. The variable is independence of fulfilling activity daily living (ADL) in patients with stroke. The data are collected by checklist sheet with interview. Based on the result of this study, it shows that the majority of respondents are medium dependence amount 17 respondents (56,7%). To get more meaningful explanation, the writer finds that the most activities helped are eating and going up / down stairs amount 29 respondents. And the independent activities are taking bowel and bladder control amount 22 respondents. Based on the result of this study, we can conclude that independence of fulfilling activity daily living (ADL) in patients with stroke is medium. Expecting to the role of nurses and families help the train fulfilling activity needs independently. Keyword : Activity Daily Living (ADL), stroke petient Contributor : 1. Dwiharini P., S. Kep. Ns. M. Kep : 2. Sunyoto, S. Kep. Ns Date : 13 mei 2014 Edentifier : - Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Cerebrovascular Accident (CVA) yang lazimnya disebut stroke merupakan sejenis penyakit yang menyerang system saraf manusia yang menderitanya. Stroke merupakan penyakit yang terjadi pada kerusakan sel-sel saraf di otak akibat terganggunya pasokan darah ke bagian otak (Hariandja, 2013). Dampak penyakit stroke tersebut menyebabkan pasien mengalami self care deficit atau ketergantungan kepada orang lain dan membutuhkan bantuan keperawatan secara berkesinambungan agar secara bertahap pasien dan keluarga dapat melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri (Suhardingsih dkk, 2012). Activities of Daily Living (ADL) merupakan sesuatu yang penting untuk mempertahankan keberlangsungan hidup ( Sugiarto, 2005). Pada umumnya penderita stroke akan menjadi bergantung pada bantuan orang lain dalam menjalankan aktivitas kehidupannya sehari-hari (activities of daily living/adl) seperti makan dan minum, mandi, berpakaian dan sebagainya. Kemandirian dan mobilitas seseorang yang menderita stroke menjadi berkurang atau bahkan hilang. Berkurangnya tingkat kemandirian dan mobilitas seseorang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup (quality of life) yang dimiliki (Hariandja, 2013). Perlu diupayakan agar pasien tetap aktif setelah stroke untuk mencegah timbulnya komplikasi tirah baring dan stroke berulang ( secondary prevention). Komplikasi tirah baring dan stroke berulang akan memperberat. Disabilitas dan menimbulkan penyakit lain yang bahkan dapat membawa kepada kematian (Wirawan, 2009). Menurut American Heart Association (AHA), angka kematian penderita stroke di Amerika setiap tahunnya adalah 50 100 dari 100.000 orang penderita. Di negara-negara ASEAN penyakit stroke juga merupakan masalah kesehatan utama yang menyebabkan kematian. Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian stroke terbesar

terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapora, Brunei, Malaysia dan Thailand. Dari seluruh penderita stroke di Indonesia, stroke ischemic merupakan jenis yang paling banyak diderita yaitu sebesar 52,9%, diikuti secara berurutan oleh perdarahan intraserebral, emboli dan perdarahan subaraknoid dengan angka kejadian masing- masingnya sebesar 38,5%, 7,2% dan 1,4% (Dinata, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 22 Februari 2014 di Poli Syaraf Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo, yang di lakukan dengan cara metode kuesioner pada 5 responden menjelaskan bahwa 3 pasien (60%) ADLnya dependen sedang yaitu aktivitas sehari- harinya di bantu sebagian, 1 pasien (20%) dependen berat yaitu di bantu penuh dan 1 pasien (20%) dependen ringan yaitu sudah bisa mandiri tanpa bantuan penuh. Stroke terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Penyumbatan dapat terjadi karena penumpukan timbunan lemak yang mengandung kolesterol (plak) dalam pembuluh darah. Plak menyebabkan dinding dalam arteri menebal dan kasar sehingga aliran darah tidak lancar. Darah yang kental akan tertahan dan mengumpal, sehingga alirannya menjadi semakin lambat. Akibatnya otak akan mengalami kekurangan pasokan oksigen. Jika kelambatan pasokan ini berlarut, sel- sel jaringan otak akan mati. Tidak heran ketika bangun tidur, korban stroke akan merasa sebelah badannya kesemutan. Jika berlanjut akan menyebabkan kelumpuhan sehingga akan mengalami kesulitan melaksanakan kegiatan sehariharinya seperti berjalan, berpakaian, makan atau mengendalikan buang air besar atau kecil (Widyanto&Triwibowo, 2013). Dengan melihat kejadian yang telah dijelaskan di atas maka pasien dianjurkan untuk lebih sering melatih tubuhnya yang lumpuh untuk bergerak. Pasien perlu latihan agar dapat mengerjakan hal- hal sederhana yang saat itu tidak sanggup lagi di kerjakannya. Semakin cepat latihan dimulai, semakin cepat pula pasien menyesuaikan kehidupan barunya secara mandiri. Sehingga aktivitas sehari- harinya bisa dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Dari fenomena tersebut, maka timbul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian pada penderita stroke terhadap tingkat kemandiriannya dalam memenuhi Activity Daili Living (ADL). METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemandirian pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada penderita stroke. Besar sampel sebanyak 30 responden dan dalam penelitian ini sampling yang digunakan ialah purposive sampling. Tehnik pengumpulan data ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 soal dengan pilihan mandiri, bantuan penuh, bantuan sebagian dan lembar kuesioner langsung diberikan kepada responden yang berkunjung ke Poli Syaraf. Kuesioner yang di gunakan dalam penelitian ini sudah baku. Pengolahan data menggunakan tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribus frekuens.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan umur didapatkan data sebagian besar responden berumur 46-65 tahun sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pendidikan didapatkan data sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 17 orang (56,7%). Berdasarkan pekerjaan didapatkan sebagian besar responden yang bekerja buruh tani/ petani yaitu sebanyak 17 responden (56,7% ). Berdasarkan jenis kelamin didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 16 responden (53,3%). Berdasarkan Frekuensi Kemandirian Pemenuhan Kebutuhan ADL (Activity Daily Living atas dapat menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 17 responden (56,7%) mempunyai tingkat ketergantungan sedang pada aktivits sehari- hari. Dari hasil penelitian pada tanggal 23 April 2014 yang dilakukan terhadap 30 responden didapatkan bahwa kemandirian aktivitas responden sebagian besar adalah dependen sedang sebanyak 17 orang (56,7%). Keterbatasan fisik dan mental mengharuskan pasien pasca stroke menjadi bergantung pada orang lain, setidaknya untuk sementara waktu hingga kondisi fisik dan mentalnya membaik (Lingga, 2013). Pada umumnya penderita stroke akan mengalami gangguan motorik, gangguan komunikasi, gangguan persepsi dan gangguan fungi kognitif. Hal ini akan berpengaruh pada ADL penderita stroke cenderung akan mengalami ketergantungan. Tetapi tingkat ketergantungan dari masing masing penderita stroke akan berbeda, tergantung pada kondisi penderita stroke itu sendiri (Padila, 2012). Dari hasil penelitian, ketergantungan penderita stroke sebagian besar pada dependen sedang, dimana aktivitas sehari harinya dibantu sebagian oleh orang lain seperti makan harus di potong potong dulu, merawat diri/ mandi dibantu sebagian, naik/ turun tangga dibantu, berjalan di permukaan yang datar itu bisa dilakukan secara mandiri, mengontrol BAK dan BAB bisa mandiri. Dengan adanya keterbatasan fisik sebagian keadaan tubuh penderita stroke mengalami hemiparese, dimana salah satu tubuh tidak bisa digerakkan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari harinya. Berdasarkan hasil penelitian didapat data pasien yang menderita stroke sebagian besar pada umur 46 65 tahun sebanyak 23 responden (76,7%) pada tabel 4.1. Pertambahan usia meningkatkan resiko terhadap stroke. Hal ini disebabkan melemahnya fungsi tubuh secara menyeluruh terutama terkait dengan fleksibilitas pembuluh darah. Proses penuaan sel sejalan dengan pertambahan usia dan penyakit yang dialami oleh orang tua memperbesar risiko stroke di masa tua (Lingga, 2013). Dengan bertambahnya usia dimana akan terjadi pada perubahan perubahan baik secara fisik, psikologi maupun psikososial. Usia tua pada perkembangan sistem muskoloskeletal dan persyarafan akan berpangaruh terhadap postur, propori tubuh, masa tubuh, pergerakkan serta reflek tubuh seseorang. Penderita stroke pada usia tua tidak dapat menjalankan aktivitasnya sehari hari secara optimal, sehingga mengakibatkan aktivitasnya menjadi terganggu dan juga mempengaruhi kemandirian. Aktivitas penderita stroke yang tidak dapat dilakukan sendiri yaitu 24 responden tidak dapat berpindah dari kursi roda, 16 responden tidak dapat mandi sendiri, 27 responden tidak dapat berjalan diatas lantai atau tanah yang datar, 29

responden tidak bisa naik/ turun tangga dan 20 responden tidak dapat berpakaian secara mandiri. ADL adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari hari (Hardywinito & Setabudi, 2005). Menurut Indeks Barthel, kemandirian terdapat 10 parameter yaitu makan, berpindah dari kursi roda, higieni personal, aktivitas di toilet, mandi, berjalan di jalan yang datar, naik turun tangga, berpakaian, mengontrol defekasi dan berkemih. Keterbatasan fisik akibat stroke bukan halangan bagi pasien untuk mandi secara rutin. Kesegaran setelah mandi membuat pasien merasa lebih nyaman. Pertolongan orang lain hanya diperlukan untuk pekerjaan yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh pasien karena kemampuan gerak mereka untuk mandi secara sempurna terbatas. Latihan mandi untuk pasien yang masih bisa beraktivitas ringan sangat penting. Sebagian besar pasien tidak dapat berpakaian secara mandiri. Selama tangan pasien tidak lumpuh total, maka seharusnya dapat mengenakan pakaiannya sendiri. Bantuan hanya diperlukan jika benar benar mengalami kesulitan. Dan jika salah satu anggota gerak tidak berfungsi lagi, seperti kelumpuhan pada kaki maka saat berjalan dan naik / turun tangga harus didampingi / dibantu oleh orang lain. Karena risiko jatuh pada penderita stroke sangat tinggi. Kemandirian aktivitas penderita stroke terpenuhi saat mengontrol BAK dan BAB sebanyak 22 reponden. Hilangnya kemampuan sensorik dan motorik menyebabkan pasien pasca stroke kehilangan kendali pada saat akan berkemih dan atau buang air besar (Lingga, 2013). Pasien yang lumpuh total akan kehilangan sensasi untuk berkemih. Kadang ngompol atau tiba tiba sudah mengeluarkan feses tanpa merasakan keinginan apapun sebelumnya. Tetapi berbeda dengan pasien yang mempunyai ketergantungan sedang, sebagian besar dari mereka aktivitas mengontrol BAK dan BABnya bisa dilakukan secara mandiri. Kondisi ini bergantung seberapa besar dampak stroke terhadap kerusakan otak yang dialaminya. Hasil penelitian menunjukkan data aktivitas yang tidak dapat dilakukan sendiri yaitu makan sebanyak 29 responden. Jika pasien mengalami kelumpuhan total, otomatis makannya harus di suapi oleh orang lain (Lingga, 2013). Sebagian besar aktivitas makan pada penderita stroke dibantu. Ini disebabkan kelumpuhan pada salah satu tangan pasien. Jika tangan kanan yang mengalami kelumpuhan otomatis makannya harus disuapi oleh orang lain. Namun, jika salah satu tangannya masih berfungsi, sebaiknya mereka harus makan sendiri. Membiarkan pasien makan sendiri merupakan salah satu kegiatan rehabilitasi fisik dan mental yang sangat bermanfaat untuk membantu pasien agar bisa hidup mandiri. Dalam kondisi pasien yang menderita stroke tentunya dapat mempengaruhi segala aktivitasnya terutama dalam pemenuhan aktivitas fisik (ADL). Penurunan gerak dan fungsi tubuh berdampak terhadap kemampuan beradaptasi dengan lingkungan aktivitasnya. Keterbatasan pasien stroke dalam penyesuaian diri dengan lingkungan aktivitasnya menyebabkan masalah lingkungan aktivitas. Masalah aktivitas ini meliputi lingkungan didalam rumah dan di luar rumah. Hal ini perlu ditekankan kemandirian pada pasien stroke dalam pemenuhan aktivitas fisik (ADL) agar pasien stroke tetap mandiri. Memberikan latihan latihan fisik, memberikan motivasi dan penyuluhan tentang stroke perlu dilakukan agar pasien

stroke tetap termotivasi untuk beraktivitas sehingga tidak memperburuk kondisi pasien stroke. SIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan, tentang Kemandirian pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living pada penderita stroke di Poli Syaraf Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo didapatkan hasil responden yang paling banyak memiliki tingkat ketergantungan sedang pada aktivits sehari- hari adalah 17 responden (56,7%). REKOMENDASI Untuk Peneliti Selanjutnya. Sebagai pengalaman dalam melakukan identifikasi kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan Activity Daily Living (ADL) pada penderita stroke dan sebagai persyaratan untuk menyelasaikan pendidikan D III keperawatan Alamat Korespondensi Alamat rumah : Mlandingan Kab. Situbondo. Email : Violet_Rheny@yahoo.com No. HP : 082233389705