UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

dokumen-dokumen yang mirip
Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PERBANYAKAN BAHAN TANAM NILAM DENGAN CARA SETEK

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

Cara Menanam Cabe di Polybag

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

Teknik Budidaya Tanaman Durian

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle)

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

III. BAHAN DAN METODE

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

III. METODE PENELITIAN A.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

Teknologi Produksi Ubi Jalar

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

BAHAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Tanaman kelapa kopyor (Cocos nucifera L var. Kopyor) merupakan tanaman kelapa yang secara genetik menghasilkan buah kelapa dengan ciri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

Dasar agronomy " penanaman"

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam

III. BAHAN DAN METODE

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

TATA CARA PENELITIAN

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Transkripsi:

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri dari tanaman nilam dikenal dengan nama minyak nilam (patchouli oil). Umumnya minyak nilam diperoleh dari proses destilasi daun nilam. Minyak nilam di Indonesia sudah dikenal 65 tahun yang lalu dan memenuhi kebutuhan minyak nilam dunia dengan pangsa pasar 80 90%. Minyak nilam di Indonesia sangat digemari pasar Amerika dan Eropa terutama digunakan untuk bahan baku Industri pembuatan minyak wangi, Kosmetika, farmasi dan Industri yang lainnya. Selanjutnya pada beberapa tahun terakhir dipasaran minyak nilam mengalami fluktuasi harga yang sangat tajam dan posisinya mulai terancam oleh Brazil, Cina, India dan Vietnam (Dirjenbun 2006). Terancamnya produksi minyak nilam di Indonesia adalah rendahnya kualitas minyak nilam dan tidak tersedianya permintaan untuk pasar international., penyebabnya adalah spekulatif perdagangan, metode budidaya yang kurang benar, pertanian nomanden, penyakit, pengaruh harga komoditas pertanian lainnya dan pengaruh peningkatan biaya energi selama penyulingan (Asman, A 1996). Salah satu hal contoh spekulasi perdagangan adalah seringkali para petani dan pengusaha minyak nilam melakukan panen sebelum waktunya untuk memenuhi permintaan pasar dan mengakibatkan kandungan komponen minyak nilam menjadi rendah (Sastrohamidhjoyo, 1994) pemanenan tanaman nilam siap diisolasi minyaknya paling ideal sudah berumur 6 8 bulan. Beberapa daerah di Kabupaten Malang dalam beberapa akhir tahun ini gagal melakukan pemanenan nilam karena penyakit tanaman nilam yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini menyerang batang tanaman nilam yang berakibat bagian pangkal batang dari tanaman tersebut daunnya layu dan tanaman mati (Disbun Prov Jatim, 2012). Syarat Tumbuh tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti tanaman herba lainnya. Namun untuk memperoleh produksi yang maksimal diperlukan kondisi ekologi yang sesuai untuk 1

pertumbuhannya. Pada umumnya tanaman nilam dibudidayakan secara monokultur atau tumpangsari dengan tanaman lainnya (kopi, sengon dll). Disamping itu tanaman nilam dapat tumbuh pada ketinggian 0 1.200 m dpl (dari permukaan laut) dan tumbuh optimal pada ketinggian 10 400 m dpl, pada dataran rendah rendemen minyak nilam tinggi sedangkan pada dataran tinggi rendemen minyaknya rendah. Curah hujan antara 2000-2500 mm/th dan merata sepanjang tahun, tanaman nilam memerlukan suhu yang panas dan lembab. Suhu optimumnya 24 28 C dan kelembaban > 75 %. Tanaman nilam cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur, kaya humus dan tidak tergenang (Dwi styaningsih dkk, 2006). B. TUJUAN Upaya pemulihan tanah untuk meningkatkan ketersediaan bahan tanam nilam yaitu dengan cara budidaya yang benar. Hal ini terjadi di Kecamatan Dampit dan kecamatan Dau, Kabupaten Malang mengalami Penurunan hasil panen tanaman nilam hal ini disebabkan karena cara budidaya nilam yang kurang benar. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman kami pada saat melaksanakan sertifikasi di lapangan petani didaerah tersebut masih menanam nilam secara terus menerus sehingga tanah akan mengalami penurunan kesuburan dan penurunan ini disebabkan oleh pola budidaya yang salah. C. PEMBIBITAN TANAMAN NILAM Tanaman nilam umumnya diperbanyak dengan vegetatif (stek batang dan stek cabang) 1) Syarat tanaman yang distek untuk bibit : - Berasal dari varietas unggul - Berproduksi tinggi - Sehat - Bebas hama dan penyakit 2) Batang atau cabang yang diambil untuk stek : - Berdiameter 0,8 1,0 cm - Berukuran 10 20 cm - Minimal mempunyai tiga atau empat mata tunas 3) Pembuatan bibit nilam yang sehat dan bebas penyakit - terbaik adalah stek pucuk yang mempunyai 4-5 buku - Daun tua stek dibuang, sisakan 1-2 pasang daun muda/ pucuk 2

- Penyemaian : membenamkan 1 buku kedalam media Semai (tanah : pupuk kandang = 2: 1) pada polibag berlubang ukuran 14 x 10 cm. - Benih disungkup dengan plastik,kerangka sungkup dibuat dari bambu dengan ukuran lebar 1 m, tinggi ½ m dan panjang sesuai kebutuhan. Dibuka setelah tanaman berumur 2 minggu. - Pemberian pupuk daun dan penanggulangan hama dan penyakit dilakukan 1 X seminggu. - Naungan daun kelapa diletakkan pada para-para. Naungan menghadap ketimur, tinggi 180 cm (di timur) dan 150 cm di Barat. - Setelah 5-6 minggu tanaman sudah mempunyai cukup akar, tunasnya sudah tumbuh dan berdaun - Benih dipindahkan ke kebun yang telah dipersiapkan. Gambar Pembibitan Nilam di Kab. Malang D. PEMELIHARAAN TANAMAN NILAM Tujuan pemeliharaan tanaman nilam adalah agar pertumbuhan tanaman berjalan baik, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun pemeliharaannya meliputi : - Penyiangan : membersihkan gulma pengganggu sebagai sarang hama. - Penyulaman : mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya jelek, dilakukan 2-4 minggu setelah tanam. - Pemupukan : menambah unsur hara kedalam tanah. Tanaman nilam dipupuk dengan pupuk kandang / kompos, pupuk kimia (Urea, TSP dan KCl) dan pupuk daun. 3

E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT 1) Hama Hama pada tanaman nilam adalah ulat penggulung daun, adapun cara pengendaliannya ulat-ulat tersebut dikumpulkan dan dimusnahkan. 2) Penyakit Penyakit pada tanaman nilam adalah budok, penyebabnya virus, gejala daun keriting, berwarna abu2 dan rontok. Pencegahan : sanitasi kebun, pengendalian : disemprot dengan insektisida Dithane M-45 dan fungisida nordox. Selain itu tanaman nilam sering diserang penyakit busuk batang, penyebabnya penyakit jamur fusarium sp. dan menyerang pada akar dan batang. Pengendalian : kurangi kelembaban dengan cara dipangkas dan hindari luka. F. PANEN DAN PASCA PANEN - Panen dapat dilakukan pada umur 6 8 bulan setelah tanam. Alat yang digunakan sabit, gunting, parang yang tajam dan bersih. - Panen pertama, bagian yang boleh dipangkas adalah cabang-cabang tingkat pertama ditinggalkan. - Selesai panen pertama, bila cabang cabang pertama Jauh dari tanah dirundukan tetapi tidak putus, Kemudian ditimbun tanah pada setiap tunasnya. - Setelah tanaman umur 9 bulan, tanaman dapat Dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen Pertama, sehingga akan diperoleh cabang2 yang baru dan anakan yang baru. - Demikian selanjutnya sampai panenan pada bulan ke 12, 15, 18, 21, 24 dst - Panenan daun nilam di keringanginkan /dijemur sampai Kadar air 15 % kemudian di suling (Guenter, E. 1994). G. LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN KONDISI TANAH AGAR NILAM TUMBUH SEHAT KEMBALI - Eradikasi adalah pemusnahan tanaman nilam yang masih tersisa dikebun. - Pemberian pupuk organik dan pupuk kompos dosis tinggi. Pupuk organik berasal dari pupuk kandang yang telah matang. Pemberian pupuk jenis ini dimaksudkan agar dalam tanah terjadi proses alami penyediaan unsur hara yang diperlukan tanaman. 4

- Pemberian pupuk hayati rhizobium setelah pemberian pupuk organik sangat dianjurkan. Pemberian pupuk ini dimaksudkan agar kerja mikroba pada pupuk organik menjadi lebih efektif sehingga proses penyehatan tanah dapat berlangsung lebih cepat, mempermudah perakaran dalam menyerap unsur hara terutama N dan juga untuk menyediakan unsur hara sehingga cukup untuk tanaman dan berlangsung secara alami. - Pemberian Kapur Pertanian Tanah dapat menjadi terlalu asam akibat pemberian pupuk kimia yang mengandung asam secara terus menerus, pemberian kapur pertanian secukupnya akan menyebabkan ph tanah menjadi netral. Pemberian kapur pertanian dianjurkan 200 kg/ha. Pengukuran ph tanah dapat menggunakan ph meter atau kertas lakmus (dapat dibeli di apotek). - Pergiliran Tanaman Tanah yang ditanami satu jenis tanaman secara terus menerus akan menyebabkan habisnya suatu unsur hara tertentu. Disamping itu akan menyebabkan habisnya suatu unsur hara tertentu. Disamping itu akan menyebabkan jenis penyakit maupun hama berkembang biak. Oleh karena itu, dianjurkan kepada petani yang lahannya digunakan untuk menanam nilam terus menerus, sebaiknya diganti dengan tanaman lain dulu agar tanah menjadi segar kembali dan bibit penyakit dapat terputus siklus hidupnya. Dianjurkan menanam kacang tanah atau jenis kacangkacangan lain. Setelah itu tanah dapat ditanami nilam kembali. H. KESIMPULAN Tanaman nilam termasuk jenis tanaman yang sangat membutuhkan unsur hara yang banyak baik makro maupun mikro oleh karena itu diberbagai tempat di Kabupaten Malang dijumpai kasus tanaman nilam tumbuh tidak sehat meskipun diberi pupuk kimia yang banyak. Kasus yang sebenarnya terjadi adalah setelah tanah ditanami nilam secara terus menerus maka tanah menjadi miskin unsur hara terutama mikro. Pada tanah juga dijumpai kasus tanah menjadi asam akibat kebanyakan pupuk kimia terutama yang banyak mengandung asam. Jika tanaman nilam tumbuh pada tanah yang miskin unsur hara mikro dan kondisi terlalu asam maka tanaman nilam menjadi kurang bagus pertumbuhannya dan mudah terserang penyakit. Untuk mengatasi hal ini diperlukan upaya pemulihan kondisi tanah agar subur seperti semula. Upaya ini dilakukan secara menyeluruh. Adapun langkah langkah pemulihan tanah adalah eradikasi, 5

pemberian pupuk organik dan kompos,pemberian pupuk hayati, pemberian kapur pertanian dan pergiliran tanaman. DAFTAR PUSTAKA Asman, A 1996. Proc. Seminar on Integrated Control on Main Disease Of industrial Crops. Bogor, 13-14 March 1996. Monograf Nilam, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Ditjenbun, 2006. Nilam (patchouli) Tanaman Perkebunan Indonesia. Dwi Styaningsih, Erliza Hambali, Sri Windarwati 2006. Budidaya Nilam Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Guenter, E. 1994. Minyak Atsiri. Jilid IV A. Universitas Indonesia Jakarta Sastrohamidhjoyo, 1994. Teknik Budidaya tanaman Nilam. Teknologi Pengolahan tanaman Nilam, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 6