PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

JAMINAN TANAH WARIS DI LUAR DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA DI NAGARI KOTO HILALANG, KECAMATAN KUBUNG, KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

KAJIAN PERILAKU KERUANGAN WISATAWAN PADA DESA WISATA DI DESA BARU

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK TAHUN 2014 JURNAL. Oleh. Bety Tri Astuti ( )

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL PADA DAYA TARIK WISATA LEMO, KECAMATAN MAKALE UTARA, KABUPATEN TANA TORAJA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

Potensi dan Upaya (Isti Rahmawati)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

ANALISIS JUMLAH WISATAWAN TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI HOTEL DAN RESTORAN KOTA BANDA ACEH

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam, Inta Sulisdiyanti, FKIP, UMP, 2017

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

STUDI KELAYAKAN POTENSI OBJEK WISATA ALAM UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KABUPATEN BULELENG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI)

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI MENGANTI DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA ANDER SRIWI

PELAYANAN KONSULTASI ADAT/BUDAYA BALI BALI SHANTI UNIVERSITAS UDAYANA Astariyani 1 N. L. G., I K. Sardiana 2 dan W. P.

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. Lia Nur Fitriana 2. Wiwik Sri Utami S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya

ISSN Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016

Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

KAJIAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN SKALA MIKRO DI DESA PENYABANGAN KECAMATAN GEROKGAK

PERSEPSI MASYARAKAT DUSUN GERUPUK TERHADAP PENGEMBANGAN PANTAI GERUPUK SEBAGAI DAYA TARIK WISATA

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA MUSEUM ADITYAWARMAN KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

PERAN PEREMPUAN DALAM PARIWISATA DI DESA WISATA WUKIRSARI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

TESIS. Oleh : INON BEYDHA / PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2000

LAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki ribuan pulau. Hal ini

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

SKRIPSI ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN LANJUT USIA TERHADAP PRODUK WISATA DI KAWASAN WISATA UBUD

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

Transkripsi:

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM Oleh : Ni Wayan Ratna Sriwijaya Ningsih Made Suryadi, I Putu Ananda Citra *) Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha, Jalan Udayana Kampus Tengah Undiksha e-mail : ratna11_elf@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Desa Tenganan Pegringsingan Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Tujuan penelitian ini adalah, untuk: (1) mendeskripsikan potensi wisata di Desa Tenganan Pegringsingan, (2) mendeskripsikan peranan desa pakraman dalam pengembangan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan dan (3) mendeskripsikan kontribusi pengembangan desa wisata terhadap masyarakat pelaku usaha wisata di Desa Tenganan Pegringsingan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, Pengumpulan data primer dan sekunder menggunakan metode observasi, pencatatan dokumen dan kuesioner dengan pengambilan sampel secara proporsional random sampling, data yang didapat selanjutnya dianalisis menggunakan metode survey dengan rancangan penelitian deskriptif analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) di Desa Tenganan Pegringsingan memiliki potensi wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke sana, diantaranya potensi wisata budaya dan alam serta terdapat fasilitas pendukung, (2) desa pakraman sangat berperan penting karena memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengembangkan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan sehingga terus berkembang sampai sekarang,dan (3) pengembangan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan memberi kontribusi yang besar bagi masyarakat pelaku usaha wisata baik itu berupa peluang usaha maupun dapat menambah penghasilan masyarakat. Kata-kata kunci : Potensi wisata, Desa Pakraman, Desa wisata ABSTRACT The research was conducted in the Tenganan village Pegringsingan district of manggis, Karangasem Regency. The aim of this research is, to: (1) described of tourism potential in the village of Tenganan Pegringsingan, (2) described village pakraman role in the development of tourist village in the village of Tenganan Pegringsingan and (3) described rural development tourism contribution towards the community entrepreneurs tourism in the village of Tenganan Pegringsingan. This research is research that has sort of descriptive, collecting data primary and secondary uses the method of observation, registration documents and a questionnaire with the sample in proportional random sampling, data obtained were analyzed using method survey with delightful research descriptive qualitative analysis. This research result indicates that ( 1 ) in the village of 1

Tenganan Pegringsingan tourism has the potential to attract tourists to visit there, such as culture and tourism potential as well as supporting facilities, there are natural ( 2 ) the village of pakraman has paid his dues for having knowledge and ability in developing tourist village in the village of Tenganan Pegringsingan so that it continued to grow up until now, and ( 3 ) the development of tourist village in the village of Tenganan Pegringsingan contribute great for the people of business players tourism good that form of business opportunity and may increase income of societ Key words: Tourism potential, Village Pakraman, Tourist village *) Dosen Pembimbing PENDAHULUAN Indonesia kaya akan sumber daya alam juga memiliki keanekaragaman kesenian dan budaya di setiap daerah membuat suatu daerah mempunyai suatu ciri khas yang dapat dipamerkan ke daerah-daerah lain bahkan ke mancanegara. Ciri khas yang dimiliki suatu daerah tersebut dijadikan sebagai tempat wisata yang menarik (Yoeti, 2006: 7). Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan bagi devisa negara. Hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari 5 pulau besar serta ribuan pulau kecil lainnya. Masing-masing pulau memiliki keindahan alam yang berbeda-beda, sehingga dapat dijadikan obyek wisata yang menarik perhatian bagi wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk datang dan menikmati keindahan alam tersebut. Keanekaragaman yang tinggi tersebut dibarengi dengan keragaman budaya dengan banyaknya tempat-tempat kebudayaan yang terletak hampir merata diseluruh wilayah kita (Roskina, 2009:70). Pulau Bali termasuk salah satu dari ke-27 Propinsi Republik Indonesia. Terletak di antara Jawa dan Lombok. Pulau Bali tersohor di seantero dunia karena keindahan pemandangannya dan lebih lagi karena kekayaan tradisi kesenian dan religinya, sehingga Pulau Bali atau yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata serta Pulau Seribu Pura, tercatat sebagai suatu wilayah yang kaya akan budaya dan tinggalan budaya, baik berupa tinggalan budaya masa lalu maupun budaya tradisi tinggalan nenek moyang yang masih eksis atau dipertahankan sebagai salah satu ciri masyarakat Bali hingga saat ini. Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu dari sejumlah desa kuno di Bali yang pola 2

kehidupan masyarakatnya mencerminkan kebudayaan dan adat istiadat desa Bali Aga yaitu desa yang memiliki budaya yang masih asli dan masih dilestarikan (Sudana, 2010:3). Ini merupakan potensi wisata yang perlu dilestarikan dan dikembangkan untuk mensejahterakan masyarakat khususnya masyarakat Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan. Kebudayaan dan adat-istiadat Tenganan Pegringsingan merupakan potensi wisata yang membuat Desa Tenganan Pegringsingan dikembangkan menjadi salah satu objek dan daya tarik wisata budaya (Veronica dan Setia, 2011:9). Peranan masyarakat Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan dalam melestarikan dan mempertahankan budaya dan adat istiadat sebagai potensi wisata sangat memegang peranan penting, hal ini karena seiring dengan perkembangan zaman Desa Tenganan Pegringsingan masih tetap memegang teguh budaya dan adat-istiadat yang ada tanpa adanya pengaruh dari luar. Hal ini karena adanya aturan adat yang ada di Desa Tenganan Pegringsingan yang disebut dengan Awigawig. Awig-awig Desa Tenganan Pegringsingan bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dan keajegan desa adat (Prasetiyo, 2009:6). Untuk itu pentingnya peranan dari masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan dalam menjaga dan melestarikan budaya dan adat-istiadat dengan mematuhi awig-awig tersebut, karena didalam awi-awig terdapat semua tata tertib dan kebiasaan masyarakat Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan dalam menjaga keajegan dan keutuhan Desa sebagai modal untuk menjadi desa wisata yang menarik para wisatawan dan membuat lebih berkembang lagi. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Potensi wisata di Desa Tenganan Pegringsingan? (2) Bagaimana peranan desa pakraman Tenganan Pegringsingan dalam pengembangan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan? (3) Bagaimana kontribusi pengembangan desa wisata terhadap pelaku usaha wisata di Desa Tenganan Pegringsingan? Menurut Sujali, (1989: 5), geografi pariwisata sesuai dengan bidang atau lingkupnya, sasaran atau objek adalah objek wisata, sehingga pembahasannya ditekankan pada masalah bentuk, jenis, persebaran dan juga termasuk wisatawannya sendiri sebagai konsumen dari objek wisata. Potensi wisata 3

merupakan segala hal dan kejadian yang diatur dan disediakan sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata baik berupa suasana, kejadian, benda, maupun jasa (Pendit, 1994: 108). Indikator dari potensi wisata adalah atraksi wisata terdiri dari daya tarik utama dan daya tarik pendukung, aksesibilitas terdiri dari kondisi jalan, waktu tempuh, transportasi, dan fasilitas terdiri dari toko souvenir, pos keamanan, pos kesehatan, pusat informasi. Desa Pakraman adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Propinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun temurun. Desa adat atau desa pakraman di Bali merupakan salah satu dari berbagai kesatuan hukum masyarakat adat yang ada di Indonesia. Nurhayati dalam (Susilo, 2008: 1) mengungkapkan desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Unsur-unsur dari desa wisata adalah memiliki potensi wisata, seni, dan budaya khas setempat, aksesibilitas dan infrastruktur mendukung program desa wisata, terjaminnya keamanan, ketertiban, dan kebersihan. Pijakan dasar dalam pengembangan desa wisata adalah pemahaman terhadap karakter dan kemampuan unsur-unsur yang ada dalam desa, antara lain: lingkungan alam, sosial ekonomi, budaya masyarakat, arsitektur, struktur tata ruang dan aspek historis, termasuk indigeneus knowledge (pengetahuan dan kemampuan lokal) yang dimiliki oleh masyarakat. METODE Penelitian ini menggunakan metode survey dengan rancangan penelitian deskriptif analisis kualitatif, yaitu pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Lokasi dari penelitian ini adalah di Desa Tenganan Pegringsingan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem, lokasi ini dipilih berdasarkan atas berbagai pertimbangan, dimana desa wisata merupakan trend pengembangan pariwisata di Bali termasuk Desa Tenganan Pegringsingan. obyek penelitian ini adalah Desa Tenganan Pegringsingan, sedangkan subyeknya adalah masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Tenganan pegringsingan yaitu sebanyak 102 KK, kemudian 4

sampel yang digunakan adalah sebanyak 51 sampel ditentukan 50% dari 102 populasi, pengambilan sampel ini dengan proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dimana setiap populasi diberikan kesempatan yang sama untuk dipilih. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi, pencatatan dokumen dan kuesioner. HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi wisata di Desa Tenganan pegringsingan Potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Tenganan Pegringsingan adalah : 1. Atraksi wisata 1) Daya tarik utama, Daya tarik utama yang dimaksud adalah budaya yang ada di Desa Tenganan Pegringsingan, Desa Tenganan Pegringsingan memiliki daya tarik utama yang menarik para wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Desa Tenganan Pegringsingan. Daya tarik berupa kebudayaan yang terdapat di Desa Tenganan Pegringsingan, baik itu adat-istiadatnya, upacara-upacara agama yang terdapat disana, bangunan-bangunan yang masih tradisional, serta kerajinan-kerajinan tangan khas dari Desa Tenganan Pegringsingan. 2) Daya tarik pendukung, merupakan potensi wisata yang mendukung Desa tenganan menjadi desa wisata yang banyak dikunjungi selain karena budayanya yang unik, namun juga keindahan alamnya. Hal ini dibuktikan dari posisi Desa Tenganan yang berada di tengah-tengah perbukitan yang menambah keindahannya. 2. Aksesibilitas 1) Kondisi jalan, Desa Tenganan Pegringsingan memiliki kondisi jalan yang cukup baik, jalannya sudah beraspal dan cukup lebar. 2) Waktu tempuh, untuk menjangkau Desa Tenganan Pegringsingan memerlukan waktu sekitar 35 menit dari kabupaten dan 10 menit apabila dari kecamatan. 3) Transportasi, Sarana transportasi berkaitan erat dengan mobilisasi wisatawan, yang memudahkan wisatawan berkunjung kemana saja. 5

Sarana transportasi yang terdapat di Desa Tenganan Pegringsingan hanya ojek dan angkot saja. Sehingga para wisatawan baik itu dalam maupun luar dapat naik kendaraan tersebut untuk menjangkau Desa Tenganan Pegringsingan apabila tidak menggunakan travel atau kendaraan pribadi. 3. Fasilitas 1) Toko souvenir, Komponen wisata ini erat kaitannya dengan oleh-oleh atau kenang-kenangan dalam bentuk barang tertentu. Di Desa Tenganan Pegringsingan terdapat beberapa toko souvenir yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Toko souvenir yang ada tergolong cukup banyak yaitu sekitar 20 toko souvenir yang menjual berbagai kerajinan tangan khas Desa Tenganan Pegringsingan maupun buatan luar. 2) Pos kesehatan, Di Tenganan Pegringsingan tersedia pos kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat maupun bagi wisatawan yang memerlukan. 3) Pos keamanan, Di Tenganan Pegringsingan terdapat pos keamanan yang digunakan oleh masyarakt desa yang mendapat tugas menjaga lingkungan desa agar lingkungan desa aman bagi masyarakat maupun bagi wisatawan yang berkunjung. 4) Pusat informasi, Pusat informasi merupakan tempat bagi para wisatawan untuk mendapat informasi yang jelas-jelasnya mengenai daerah yang menjadi tujuan wisata. Desa Tenganan Pegringsingan memiliki pusat informasi untuk memudahkan para wisatawan mendapat informasi mengenai Desa Tenganan Pegringsingan. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa Desa Tenganan pegringsingan memiliki potensi wisata yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Desa Tenganan pegringsingan, karena Desa Tenganan Pegringsingan memiliki kekayaan Budaya Bali asli dan alam yang indah sebagai pendukungnya, serta fasilitas yang mendukung Desa Tenganan Pegringsingan sebagai Desa wisata. 6

Peranan Desa Pakraman dalam Pengembangan Desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Wisata Tenganan Pegringsingan menunjukkan bahwa Desa Tenganan Pegringsingan memiliki unsur-unsur desa wisata yang membuat Desa Tenganan Pegringsingan cocok untuk terus dikembangkan. Pengembangan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan tidak terlepas dari keterlibatan masayarakat sekitar Desa Tenganan Pegringsingan (Desa Pakraman). Dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan desa wisata. Hal ini terbukti dari Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan yang selalu menjaga dan melestarikan budayanya sebagai daya tarik utama yang mampu menarik banyak wisatawan untuk datang ke sana. Budaya Desa Tenganan Pegringsingan seperti, adat-istiadatnya, upacara-upacara agama, kerajinan tangan khas Desa Tenganan Pegringsingan, bangunan-bangunan yang masih tradisional serta yang paling banyak menarik para wisatawan baik itu dalam maupun luar adalah atraksi Mageret Pandan (Makare-karean). Budaya inilah yang masih dijaga dan dilestarikan sampai saat ini oleh Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan. Selain itu Desa Pakraman juga dilarang untuk merusak lingkungan dan harus menjaga lingkungan agar tetap asri, peraturan untuk menjaga lingkungan sekitar Desa Tenganan pegringsingan terdapat pada awig-awig Desa Tenganan Pegringsingan. Sehingga Desa Pakraman Tenganan pegringsingan berpegang teguh pada awig-awig yang di dalam awig-awig juga mengatur tentang menjaga lingkungan dan aturan-aturan lainnya yang harus dipatuhi oleh Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan. Hal inilah yang menyebabkan budaya dan alam di Desa Tenganan Pegringsingan masih terjaga sampai sekarang. Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung pariwisata bagi wisatawan yang berkunjung ke sana, selain itu Desa Pakraman juga menyediakan peluang usaha bagi masyarakat lokal untuk mendukung pengembangan desa wisata di Desa Tenganan pegringsingan dengan memberi kebebasan bagi masyarakat lokal untuk ikut terlibat sebagai pelaku 7

usaha wisata, namun dengan menuruti sistem peraturan yang telah dibuat agar tidak terjadi konflik antara sesama pelaku usaha wisata. Kontribusi Pengembangan Desa wisata terhadap Pelaku usaha wisata di Desa Tenganan Pegringsingan Dalam penelitian ini kontribusi yang dimaksud adalah sumbangan dari pengembangan desa wisata terhadap peluang usaha dan pendapatan masyarakat lokal desa wisata Tenganan Pegringsingan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Tenganan pegringsingan kontribusi pengembangan desa wisata terhadap masyarakat pelaku usaha wisata di Desa Tenganan pegringsingan berupa peluang usaha dan pendapatan. Pengembangan desa wisata di Desa Tenganan pegringsingan mengutamakan masyarakat lokal, sehingga Desa pakraman menyediakan peluang usaha bagi masyarakat lokal yang ingin menjadi pelaku usaha wisata. Pelaku usaha wisata menjual barang-barang kerajinan khas desa Tenganan, namun ada juga souvenir dari luar desa. Souvenir yang terdapat di Desa Tenganan Pegringsingan sangat unik karena sebagian besar merupakan kerajinan tangan khas Desa Tenganan Pegringsingan seperti, kain tenun gringsing, anyaman ate, serta gambaran diatas daun lontar. Dari beberapa kerajinan tangan khas Desa Tenganan Pegringsingan, kain tenun gringsinglah yang paling banyak diminati dan menarik para wisatawan. Kerajinan tangan khas Desa Tenganan serta buatan luar mendapat persepsi yang baik dari para wisatawan. Kerajianan masyarakat Tenganan ini ditujukan untuk mendukung kegiatan pariwisata di Desa Tenganan Pegringsingan. Namun pada dasarnya masyarakat mempunyai sumber ekonomi ganda yaitu sebagai pelaku pariwisata dan pemilik lahan pertanian. Untuk melancarkan usahanya kadang-kadang masyarakat pelaku usaha wisata bekerjasama dengan pemandu wisata. Pengembangan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan berkontribusi besar bagi masyarakat lokal khususnya bagi masyarakat pelaku usaha wisata, karena dengan pengembangan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan banyak para wisatawan baik itu dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke sana dan tentunya hal ini akan memberi pengaruh besar bagi para pelaku usaha 8

wisata. Dengan banyaknya wisatawan yang datang berkunjung maka semakin besar pula penghasilan yang akan didapat oleh pelaku usaha wisata di Desa Tenganan Pegringsingan sehingga dapat mensejahterakan masyarakat pelaku usaha wisata. Walaupun atas usahanya masyarakat pelaku usaha dikenakan biaya retribusi, namun masyarakat tidak masalah akan hal itu karena biaya retribusi tersebut dianggap sangat sesuai dengan hasil yang didapat dan tidak merugikan bagi pelaku usaha wisata. SIMPULAN Berdasarkan penyajian data, hasil dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Desa Tenganan Pegringsingan memiliki potensi wisata yang dapat menarik wisatawan datang berkunjung seperti, atraksi wisata, aksesibilitas, dan fasilitas. Desa Tenganan Pegringsingan memiliki kekayaan budaya serta memiliki daya tarik yang mampu menarik para wisatawan untuk datang berkunjung ke Desa Tenganan Pegringsingan. Sehingga Desa Tenganan Pegringsingan layak untuk terus dikembangkan. 2. Peranan Desa Pakraman terhadap pengembangn desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan sangat penting, karena Desa Pakraman Tenganan Pegringsingan memiliki pengetahuan dan kemampuan lokal dalam mengembangkan unsur-unsur yang ada di desa seperti, budaya dan alam, sehingga desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan bisa terus berkembang sampai sekarang. 3. Pengembangan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan memberi kontribusi yang besar terhadap pelaku usaha wisata baik dalam peluang usaha bagi masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan maupun pendapatan, karena dengan perkembangan desa wisata di Desa Tenganan Pegringsingan masyarakat pelaku usaha wisata dapat meningkatkan atau menambah penghasilan sehari-harinya. 9

DAFTAR RUJUKAN Pendit, S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengatar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita Prasetyo, Indah Fadhol. 2009. Penerapan Sanksi Hukum Oleh Prajuru Adat Dalam Kaitannya Dengan Perkawinan Eksogami (Studi Kasus Desa Tenganan Pegringsingan). Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Hukum. Universitas Ngurah Rai Denpasar. Roskina, Sitti. 2009. Perencanaan obyek wisata pulau saronde sebagai tujuan wisata di Kabupaten Gorontalo utara Provinsi Gorontalo, dalam Jurnal INOVASI, Volume 6, Nomor 4, 4 Desember 2009, ISSN 1693-9034. Sudana, Arca Kadek. 2010. Penerapan Sanksi Adat Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Sripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Dwijendra Denpasar. Sujali. 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM Susilo, Sri. 2008. Penilaian Ekonomi Desa Wisata Kasus : Desa Kepuharjo, Sleman, Yogyakarta, dalam Jurnal OPTIMAL Volume 6, Nomor 1. Veronica, Setia. 2011. Pola Perumahan dan Pemukiman Desa Tenganan Bali, Jakarta, dalam Jurnal Sabua Volume 3, Nomor 2, ISSN 2085-7020. Yoeti, Oka A. 2006. Pariwisata Budaya. Jakarta: PT Pradnya Paramita. 10