Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK BAB 1. PENDAHULUAN

ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK

PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA SAPI POTONG DI PETERNAKAN KOTOSANI KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

Elly Roza, Salam N. Aritonang, Arief. Fak. Peternakan Universitas Andalas ABSTRAK

POLA PEMBESARAN SAPI PEDET Pola pembesaran pedet yang sangat menonjol di Kab. Boyolali ada 3 sistem yaitu : (1) pembesaran secara tradisional, (2) pem

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM SAPI POTONG DI KELOMPOK SAIYO SAKATO KECAMATAN IV ANGKEK KABUPATEN AGAM

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sapi Pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang populasinya

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

KAJIAN ASPEK TEKNIS PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU SEBAGAI PENGHASIL DAGING DI KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN S K R I P S I

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN

TEKNIK DAN MANAJEMEN PRODUKSI BIBIT SAPI BALI DI SUBAK KACANG DAWA, DESA KAMASAN, KLUNGKUNG ABSTRAK

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

PROSPEK SAPI PESISIR SEBAGAI TERNAK LOKAL YANG MENJANJIKAN Shari Asmairicen

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONSEPSI DAN SERVICE PER CONCEPTION. Dewi Hastuti

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

INTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat)

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PERFORMANS REPRODUKSI SAPI BALI DAN SAPI PO DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

ANALISIS USAHA PEMBIBITAN SAPI POTONG KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (STUDI KASUS KELOMPOK TANI SETIA KAWAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Abstrak

PERFORMANS REPRODUKSI TERNAK KERBAU DI NAGARI AIR DINGIN KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

Simulasi Uji Zuriat pada Sifat Pertumbuhan Sapi Aceh (Progeny Test Simulation for Growth Traits in Aceh Cattle)

PENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan

TINJAUAN PUSTAKA. Hewan Qurban

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanian dan peternakan.pada umumnya sebagian besar penduduk. yang biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi.

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

DAFTAR PUSTAKA Seleksi Sapi Potong. Handout. Ilmu Pemuliaan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

UKURAN-UKURAN TUBUH TERNAK KERBAU LUMPUR BETINA PADA UMUR YANG BERBEDA DI NAGARI LANGUANG KECAMATAN RAO UTARA KABUPATEN PASAMAN

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Pedaging

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

JURNAL INFO ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI PERFORMAN SAPI POTONG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan masyarakat pedesaan dan berkembang di hampir seluruh wilayah

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI

PENGEMBANGAN PERBIBITAN KERBAU KALANG DALAM MENUNJANG AGROBISNIS DAN AGROWISATA DI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

PENDAHULUAN. Hasil sensus ternak 1 Mei tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi ternak

PENGKAJIAN SISTEM BUDIDAYA SAPI POTONG PADA EKOREGIONAL PADANG PENGEMBALAAN PENDAHULUAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Gowa P.O. Box 1285, Ujung Pandang 90001

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

KAJIAN PERFORMANS REPRODUKSI SAPI ACEH SEBAGAI INFORMASI DASAR DALAM PELESTARIAN PLASMA NUTFAH GENETIK TERNAK LOKAL

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 2 April 2014 sampai 5 Mei 2014, di Kecamatan Jati

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI BUDIDAYA SAPI POTONG DI KABUPATEN SEMARANG

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

Transkripsi:

Program PPM KOMPETITIF Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 5.000.000 Tim Pelaksana Sarbaini Anwar, Zaituni Udin dan Ferry Lismanto Fakultas Peternakan Lokasi Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI LOKAL PESISIR MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN, MAKANAN DAN PEMULIAAN DI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN, KABUPATEN PESISIR SELATAN, SUMATERA BARAT Analisis Situasi PENDAHULUAN Sapi Pesisir atau biasa disebut masyarakat sebagai bantiang ratuih atau jawi ratuih ditemukan di Kabupaten Pesisir Selatan (Saladin, 1983) memegang peranan penting dalam pengadaan ternak potong sehari-hari, dan akhir-akhir ini sangat populer sebagai ternak qurban hari raya Idul Adha. Populasi sapi di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2001 tercatat sejumlah 96 443 ekor (BPS- Sumatera Barat, 2001). Hampir semua dari populasi ini adalah sapi lokal (sapi Pesisir), sebagian kecil lainnya terdiri dari sapi Bali, hasil IB Bali, dan hasil IB Simmental. Sapi Pesisir ini merupakan ternak piaraan masyarakat yang menyebar secara merata di Kabupaten Pesisir Selatan. Sebagian besar masyarakat pemilik ternak ini memelihara ternaknya dengan membiarkan sapi mereka lepas siang dan malam tanpa atau dengan sedikit sekali campur tangan pemiliknya. Sapi Pesisir memiliki bobot tubuh yang relatif kecil, pada umur 4 6 th bobot badan sapi hanya sekitar 186 kg untuk yang jantan dan 175 kg untuk yang betina. Walau ukuran tubuh sapi Pesisir ini relatif kecil, namun sapi betinanya cepat dewasa kelamin dan dapat melahirkan anak setidaknya 2 ekor dalam tiga tahun. Sebagaimana secara umum diketahui bahwa penotip ternak dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu genetik dan lingkungan. Faktor genetik hanya berpengaruh sekitar 30% dan sisanya 70% dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Termasuk faktor lingkungan disini adalah pakan, manajemen pemeliharaan, dan iklim. Bertolak dari kebiasaan masyarakat peternak di daerah ini yang masih ektensif tradisional dan semakin meningkatnya kebutuhan konsumsi daging masyarakat maka perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan produktivitas ternak, terutama ternak sapi Pesisir. Salah satu upaya peningkatan produktivitas ternak sapi ini adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan manajemen pemeliharaan, perkandangan, pakan, pemuliaan, dan reproduksi terhadap peternak. Sebagai langkah awal dari upaya ini adalah dengan melakukan penyuluhan melalui ceramah dan tanya jawab. Untuk maksud di atas telah dilakukan suatu kegiatan ceramah dan diskusi terhadap peternak sapi anggota kelompok-kelompok peternak Buah Manggis Indah, Tegas Karya, dan Karya Usaha yang ada di Kenagarian Batu Hampar Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 19 Agustus 2009 bertempat di Mushalla Al Ubudiyah, desa Sako. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan pada beberapa hal yang dikemukakan di atas dapat dikemukakan permasalahan dalam peningkatan produktivitas sapi Pesisir di Kenagarian Batu Hampar, Kecamatan Koto XI Tarusan sebagai berikut: 1. Masih rendahnya produktivitas ternak sapi Pesisir yang dipelihara masyarakat, terutama pada anggota kelompok-kelompok peternak, 2. Rendahnya pengetahuan manajemen praktis pemeliharaan ternak sapi masyarakat, terutama anggota kelompok-kelompok peternak Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan manajemen praktis pemeliharaan ternak sapi pada anggota kelompok-kelompok peternak sapi di Kenagarian Batu Hampar, 2. Meningkatkan produktivitas ternak sapi Pesisir di Kenagarian Batu Hampar khususnya, dan Kecamatan Koto XI Tarusan pada umumnya. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas 1

Manfaat Kegiatan Kegiatan pengabdian masyarakat ini bermanfaat untuk: 1. Semakin dikenalnya Universitas Andalas sebagai institusi perguruan tinggi negeri dan program pengabdiannya oleh masyarakat Sumatera Barat pada umumnya, 2. Membaiknya tata cara pemeliharaan ternak sapi oleh masyarakat, terutama anggota kelompok-kelompok peternak di Kenagarian Batu Hampar, 3. Meningkatnya produktivitas ternak sapi di Kenagarian Batu Hampar khususnya, dan Pesisir Selatan pada umumnya, dan 4. Meningkatnya kesejahteraan peternak sapi di Pesisir Selatan umumnya, dan Kenagarian Batu Hampar khususnya. Kerangka Pemecahan Masalah METODE PENGABDIAN Guna tercapainya tujuan pengabdian masyarakat secara optimal dalam rangka mencari solusi dari permasalahan yang ada maka perlu dilaksanakan pembinaan masyarakat peternak melalui penyuluhan dan demonstrasi yang menyangkut pengetahuan tata laksana pemeliharaan ternak sapi mulai dari bibit, pakan, kesehatan, perkandangan, pengolahan kotoran ternak sampai ke manajemen reproduksi. Realisasi Pemecahan Masalah Realisasi pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan diskusi dan tanya jawab untuk lebih memperdalam dan memperluas materi penyuluhan yang diberikan. Dalam kegiatan ini diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para peserta untuk mengajukan pertanyaan dan saling tukar pikiran. Kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik sekali dari para peserta, mereka dengan antusias mengajukan banyak sekali pertanyaan dalam berbagai bidang tata laksana pemeliharaan ternak sapi. Khalayak sasaran Penyuluhan perbaikan manajemen pemeliharaan, reproduksi, dan pemuliaan untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi yang menjadi khalayak sasaran antara strategisnya adalah anggota beberapa kelompok peternak di kenagarian Batu Hampar Kecamatan Koto XI Tarusan. Diharapkan khalayak sasaran ini dapat menularkan ilmu yang mereka peroleh kepada masyarakat peternak lainnya. Metode Kegiatan Metode kegiatan yang akan di laksanakan dalam meningkatkan produktifitas sapi lokal Pesisir di daerah Koto XI Tarusan adalah dengan metoda ceramah dan dilanjutkan dengan diskusi dan konsultasi. Ceramah. Ceramah dilakukan terhadap khalayak sasaran secara langsung dan khalayak sasaran juga diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan-gagasannya secara langsung. Dalam ceramah ini diberikan penjelasan tentang dua hal pokok, yaitu: (a) manajemen pemeliharaan ternak sapi, dan (b) penanganan reproduksi. Dalam hal manajemen atau tata cara pemeliharaan ternak sapi dijelaskan mulai dari cara memilih bibit yang baik, penyediaan pakan, perkandangan, pengelolaan limbah kandang, kebersihan ternak, kandang dan peralatan, sampai pada pencegahan dan penanganan penyakit. Sedangkan dalam hal penanganan reproduksi dijelaskan mulai dari pengamatan tanda-tanda birahi, pelaporan ke petugas IB tentang waktu terlihat birahi, saat melakukan inseminasi yang baik, pemeriksaan kebuntingan, kelainan atau penyakit reproduksi, sampai pada penanganan kelahiran. Untuk melengkapi ceramah ini, kepada semua peserta diberikan bahan tulisan pedoman praktis manajemen pemeliharaan dan penanganan reproduksi ternak sapi. Diskusi dan konsultasi. Setelah penyampaian ceramah, kepada para peserta kemudian diberikan kesempatan untuk tanya jawab dan konsultasi masalah-masalah manajemen dan reproduksi ternak sapi yang mereka temui sehari-hari. 2 Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas, 2010

Keterkaitan Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tim terlebih dahulu mengkonsultasikan dengan pihak Dinas Peternakan Kabupaten Pesisir Selatan untuk menentukan dimana dan siapa khalayak sasaran yang menjadi target kegiatan ini. Kemudian, atas saran fihak Dinas Peternakan tim menghubungi salah seorang petugas SMD (Sarjana Membangun Desa) di Kenagarian Batu Hampar Kecamatan Koto XI Tarusan dan ketua Kelompok Peternak setempat. Dari hasil komunikasi tim dengan pihak-pihak ini, tim memperoleh masukan hal-hal penting yang diperlukan untuk membantu peternak setempat untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi mereka. Rancangan Evaluasi Evaluasi kegiatan ini dilakukan untuk melihat pengetahuan peternak dalam menerapkan tata cara pemeliharaan ternak sapi yang baik. Evaluasi ini dilakukan terhadap pengetahuan peternak setelah dilakukan ceramah dan diskusi. Indikator keberhasilannya diukur dari presentase peternak sapi yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dari kuisioner yang diberikan (daftar pertanyaan terlampir). HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Ceramah dan Diskusi Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Agustus 2009 bertempat di mushalla Al Ubudiyah Desa Sako, Kenagarian Batu Hampar, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan yang dihadiri oleh 18 orang peserta yang berasal dari tiga kelompok peternak sapi, yaitu: Buah Manggis Indah, Tegas Karya, dan Karya Usaha. Metode pengabdian dilakukan dengan penyuluhan berupa ceramah dan tanya jawab. Secara garis besarnya, materi ceramah terdiri dari manajemen pemeliharaan dan manajemen reproduksi. Dalam materi ceramah disampaikan bagaimana merobah anggapan yang selama ini dianut bahwa beternak sebagai usaha sambilan menjadi beternak sebagai usaha utama. Agar beternak sapi menjadi usaha utama masyarakat maka harus ada beberapa persyaratan yang mesti diikuti, antara lain: (a) peternak harus memiliki kemauan yang kuat, (b) peternak harus mencatat segala pengeluaran dengan teliti dan benar, (c) peternak harus pintar-pintar saat membeli dan menjual bakalan/bibit, (d) peternak harus bisa menyediakan pakan ternak yang memenuhi kebutuhan gizi tapi dengan harga yang murah, (e) peternak harus memelihara lingkungan kandang sebersih dan serapi mungkin, (f) peternak harus bisa memanfaatkan kotoran/limbah kandang menjadi pupuk kompos untuk dimanfaatkan sendiri atau dijual untuk mendapatkan tambahan penghasilan usaha, dan (g) memanfaatkan bahan lokal berharga murah untuk bangunan kandang. Kemudian disampaikan juga hal-hal utama yang mesti dilakukan dalam pemeliharaan ternak sapi, antara lain: (a) menyediakan pakan (hijauan) secara tidak terbatas secara terus menerus, (b) memberikan konsentrat dua sebelum dan dua bulan setelah melahirkan, (c) menyediakan air minum yang bersih dan dalam jumlah yang cukup, (d) memelihara kebersihan kandang dan lingkungannya, dan (e) mengetahui gejala birahi sapi betina induk, dan segera memberi melaporkannya pada inseminator. Setelah ceramah kemudian diikuti dengan diskusi yang dipandu oleh sdr Sumi. Materi ceramah yang diberikan ternyata mendapat sambutan yang antusias dari peserta yang ditandai oleh banyaknya pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan cukup menyebar mulai dari tata cara penanaman dan perawatan tanaman hijauan makanan ternak, pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas dan pupuk kompos, pemilihan bibit yang baik, pencegahan dan penanganan penyakit, pertolongan saat melahirkan, sampai pada tanda-tanda sapi birahi. Dari diskusi ini teridentifikasi pula keluhan-keluhan dari peternak seperti belum tersedianya sumber air bersih untuk ternak mereka. Pada kesempatan ini, tim memberikan hadiah satu buku berjudul Pemeliharaan Sapi Potong. Kelompok Peternak Sasaran Kelompok-kelompok peternak di kenagarian ini tumbuh dan berkembang berkat adanya tenaga SMD (Sarjana Membangun Desa) yang ada di Kecamatan Koto XI Tarusan. Salah satu kelompok peternak yang sudah mulai berkembang dan dikunjungi adalah Buah Manggis Indah. Kelompok Buah Manggis Indah didirikan semenjak tahun 2007 dengan anggota sebanyak 20 orang. Pada tahun 2008 kelompok ini mendapatkan dana pengembangan dari Dirjen Peternakan sebanyak Rp 350 juta. Sekarang kelompok ini memiliki populasi sekitar 70 ekor sapi Pesisir, 20 ekor induk Brahman cross dengan 17 ekor anak berumur 0 3 bl. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas 3

Sistem pemeliharaan ternak sapi pada kelompok Buah Manggis Indah dilakukan dengan cara dikandangkan, dimana semua ternak kelompok ditempatkan dalam kandang. Terdapat dua unit kandang, satu unit ditempati oleh Brahman cross, dan satu unit lainnya ditempati oleh sapi lokal (Pesisir). Bangunan kandang terdiri dari atap daun, tiang kayu bulat, dan lantai beton. Disamping kandang terdapat satu bangunan terbuka tempat penumpukan kotoran dan prosesing pupuk kompos. Pemeliharaan dilakukan dengan sistem piket/bergiliran antar anggota kelompok. Lahan tempat usaha kelompok ini masih berstatus sewa seluas lebih kurang 1,5 ha. Satu hektar diantaranya sedang ditanami rumput potong (King Grass), dan sisanya digunakan untuk kandang dan padang penggembalaan. Namun untuk sementara ini, kebutuhan hijauan dipenuhi dari rumput lapangan yang disabitkan. Kebutuhan air, termasuk air minum untuk ternak berasal dari genangan air pada saluran irigasi yang terdapat di sekitar kandang. Pengetahuan Manajemen Pemeliharaan Ternak Sapi Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada peternak peserta kegiatan ini diperoleh hasil-hasil sebagai berikut: 1. Kebanyakan dari peternak peserta (60%) menyatakan bahwa mereka beternak adalah untuk mendapatkan keuntungan/penghasilan 2. Kebanyakan peternak peserta (60%) masih memelihara ternak sapi mereka dengan cara digembalakan. 3. Kebanyakan peternak peserta (66,7%) telah mengetahui campuran bahan pakan yang baik (hijauan + konsentrat + mineral/garam) 4. Kebanyakan peternak peserta (60%) masih menggunakan rumput alam yang disabitkan untuk ternak sapi mereka. 5. Kebanyakan peternak peserta (66,7%) mengemukakan bahwa pemeliharaan ternak sapi yang lebih menguntungkan adalah gabungan antara penggemukan dan pembibitan. 6. Hampir semua peternak peserta (93,3%) menyatakan bahwa cara terbaik dalam mengatasi masalah kesehatan pada ternak adalah dengan melakukan pencegahan. 7. Hampir semua peternak peserta (93,3%) mengetahui ciri-ciri luar calon bibit sapi yang baik. 8. Sebahagian besar peternak peserta (86,7%) telah mengetahui tata cara pengendalian penyakit pada ternak sapi dengan baik. 9. Hanya sebagian peternak peserta (46,7%) yang mengetahui tiga aspek penting dalam produksi sapi potong (bibit, pakan, dan manajemen). 10. Hanya 40%) dari peternak peserta yang mengetahui umur sapih pedet yang baik. Pengetahuan Manajemen Reproduksi Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada peternak tiga minggu setelah ceramah dan diskusi tentang manajemen reproduksi diperoleh hasil-hasil sebagai berikut: 1. 73% peternak peserta penyuluhan mengetahui tanda-tanda birahi dengan baik 2. 46% peternak peserta penyuluhan memahami dengan baik saat mengawinkan sapi setelah melahirkan 3. sebahagian besar (53%) peternak peserta penyuluhan menyatakan bahwa pelaksanaan inseminasi buatan mereka pilih karena lebih mudah dilakukan 4. 46% peternak peserta penyuluhan menyatakan bahwa inseminator sudah berperan cukup baik dalam jaringan informasi inseminasi buatan 5. sebahagian besar (80%) peternak peserta penyuluhan menyatakan bahwa sapi mereka mendapat pelayanan pemeriksaan kebuntingan dari petugas inseminasi buatan 6. sebahagian besar (56%) peternak belum mengetahui tentang singkronisasi estrus 7. sebahagian besar (60%) peternak peserta penyuluhan belum pernah mengetahui tentang transfer embrio. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan di Desa Sako Kenagarian Batu Hampar Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Masyarakat di daerah ini memberikan respon yang sangat baik terhadap kegiatan ini, hal ini terlihat dari tingkat kehadiran dan tanya jawab saat dilakukan diskusi. 2. Masyarakat di daerah ini sangat mengharapkan agar penyuluhan seperti ini lebih sering diadakan. 4 Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas, 2010

3. Masyarakat peternak sudah mulai merasakan pentingnya membangun usaha dalam bentuk kelompok. 4. Kebanyakan masyarakat peternak di daerah ini sudah menerapkan tata cara beternak secara intensif. 5. Kebanyakan masyarakat peternak di daerah ini sudah mengetahui manajemen reproduksi dengan baik. 6. Kegiatan ini memberi manfaat dalam menambah pengetahuan manajemen beternak dan manajemen reproduksi yang baik bagi para peserta. Saran Dari kegiatan ini dan masukan dari masyarakat peserta dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Agar kegiatan ini dapat dilakukan secara kontinu. 2. Selain dengan ceramah dan diskusi, pengabdian ini agar diikuti dengan melakukan pilot project (percontohan) terutama dalam hal bangunan kandang, kebun hijauan makanan ternak, menyusun ransum, dan pengelolaan limbah kandang dalam bentuk biogas dan pupuk kompos. DAFTAR PUSTAKA AAK. 1990. Petunjuk Betemak- Sapi Potong dan Kerja. Kanisius. Jakarta. Arbi, N, M.Rivai, S.Anwar, dan B. Anam. 1977. Produksi Ternak Potong. Fakultas, Peternakan Universitas Andalas. Padang. Astuti, M. 1999. Pemuliaan Ternak, Pengembangan dan Usaha Perbaikan Genetik Ternak Lokal. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Pemuliaan Ternak pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Blakely, J.D, dan H, Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Dalton, C. 1987. An Introduction to Practical Animal Breeding. English Language Book Society, Longman. Departemen Pertanian. 1987. Betemak Sapi Potong. Balai Infonnasi Pertanian. Sumatera, Selatan. Ditjen Petemakan. 1992. Pedoman Identifikasi Faktor Penentu Teknis Petemakan. Jakarta. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Murtidjo, BA. 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Jakarta. Saladin, R. 1984. Pedoman Betemak Sapi Potong. Fakultas Petemakan Universitas Andalas. Padang Saladin, R. 1993. Teknik Produksi Sapi Potong. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Andalas. Padang. Seiffert, G. W. 1978. Simulated Selection for Reproductive Rate in Beef Cattle. J. Anim. Sci. 61 : 402-409. Sastroamidjojo, T. 1984. Ternak Potong dan Kerja. CV. Yasaguna. Jakarta. Sugeng, B.Y. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. Trikesowo, N., Sumadi dan Suyadi. 1993. Kebijakan Riset di Bidang Pengembangan dan Perbaikan Mutu sapi Potong dengan teknik Ladang Ternak dan feedlot. Forum komunikasi Hasil Penelitian Bidang Peternakan, Yogyakarta. Untung, O. 1995. Membuat Kandang Ternak Yang Sehat. Puspa Swara. Bogor. Wodzicka-Tomaszewska, M., T.D. Chaniago and I.K. Sutama. 1988. Reproduction in Relation to Animal Production in Indonesia. Institut Pertanian Bogor-Australia Project. Bogor. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas 5

6 Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas, 2010