PELATIHAN PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN PADA SISWA KELAS 5 SD GEDONGAN I, COLOMADU, KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

maka dilakukan dengan carafinger counting yaitu menghitung jari pemeriksa pada jarak 1 meter sampai 6 meter dengan visus 1/60 sampai 6/60.

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong

fisika CAHAYA DAN OPTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak yang kedua orang tuanya menderita miopia. 11,12

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

O P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEJADIAN HIPERMETROPIA DI POLIKLINIK MATA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2009

2. Lup (Kaca Pembesar) Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum

ALAT - ALAT OPTIK MATA

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

Alat Optik dalam Kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN

BIOFISIKA 3 FISIKA INDERA

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.

REFRAKSI. Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc

Kondisi Mata By I Nengah Surata

PEMERIKSAAN VISUS MATA

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

Pengaruh Aktivitas Luar Ruangan Terhadap Prevalensi Myopia. di Desa dan di Kota Usia 9-12 Tahun

ALAT-ALAT OPTIK. Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya. Created by Ius 201

dan juga urutan jalannya cahaya ketika cahaya yang dipantulkan benda masuk ke mata sehingga benda bisa dilihat. Kornea, merupakan bagian paling depan

BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK

A. MATA Merupakan alat Indra kita untuk melihat keadaan disekitar kita. Bagian-bagian mata No Bagian Mata Fungsinya 1 Lensa mata Memfokuskan bayangan

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

Mata Manusia. Eye Structure

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

THT CHECKLIST PX.TELINGA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mata adalah panca indera penting yang perlu. pemeriksaan dan perawatan secara teratur.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

OPTIK GEOMETRI. 1. Pemantulan pada cermin datar

BAB III CARA PEMERIKSAAN

BAB II LANDASAN TEORI. bagian depan orbita (Moore et al., 2010). Pada anak baru lahir, rata-rata. atau dewasa (Vaughan dan Asbury, 2009)

REFRAKSI ENAM PRINSIP REFRAKSI 3/28/2017. Status refraksi yang ideal : EMETROPIA. Jika tdk fokus pada satu titik disebut AMETROPIA ~ kelainan refraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 7. CAHAYA DAN ALAT - ALAT OPTIKLATIHAN SOAL BAB 7. 1 dan 2. 1 dan 3. 2 dan 4. 3 dan 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ALAT OPTIK ALAT OPTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Intensitas Penerangan a. Pengertian Intensitas Penerangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

4. Bagian mata yang terdiri dari membran semipermiabel yang berisi air dan proteiin desebut. a. Cornea c. Lensa e. Iris b. Pupil d.

Lampiran 1 78

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan

Alat-Alat Optik. B a b 6. A. Mata dan Kacamata B. Kamera C. Lup D. Mikroskop E. Teropong

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Anatomi Mata dan Mekanisme Penglihatan

SILABUS CAHAYA DAN ALAT OPTIK. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I. : Sifat-sifat Cahaya dan Proses Melihat

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

OPTIKA. Gb.1. Pemantulan teratur. i p. Gb.3. Hukum pemantulan A A B B C C. Gb.4. Pembentukan bayangan oleh cermin datar A.

Berdasarkan tingginya dioptri, miopia dibagi dalam(ilyas,2014).:

Antiremed Kelas 08 Fisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skor Evaluasi pada Observasi Awal

BAB I PENDAHULUAN. Miopia dapat terjadi karena ukuran aksis bola mata relatif panjang dan disebut

BAB II ANALISIS KONSEPSI SISWA PADA KONSEP MATA DAN CACAT MATA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Wahyudi dan Rinayati, 2013). astigmatisme. Kedua, adanya kelaianan organik yang menyebabkan

TINJAUAN PUSTAKA. tepat di retina (Mansjoer, 2002). sudah menyatu sebelum sampai ke retina (Schmid, 2010). Titik fokus

Tatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting.

Sistem Saraf Tepi (perifer)

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimana tidak ditemukannya kelainan refraksi disebut emetropia. (Riordan-Eva,

BAB I PENDAHULUAN. pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Anatomi Mata

TUNA NETRA NUR INDAH PANGASTUTI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

Transkripsi:

PELATIHAN PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN PADA SISWA KELAS 5 SD GEDONGAN I, COLOMADU, KARANGANYAR EM Sutrisna, Dedy Hanwar, Peni Indrayudha, dan Tanti Azizah S Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACTS Seeing is crucial aspect in life includes in the field of education. If it is not cured the reduction of sharpness of seeing/visus can affect the student ability to study. This action is done to detect this reduction early. Therefore, the eyes will not be getting worse. The research is done by training and demonstrating how to check visus. The location of the research is SD Gedongan I, Gedongan, Colomadu, Karanganayar. The 31 students are checked. The result is that there are 3 students have visus with miop. All the students can participate in this research well. Keywords: training, visus. PENDAHULUAN Penglihatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Seorang siswa tanpa penglihatan yang baik akan sulit menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh gurunya dalam proses kegiatan belajar mangajar. Penurunan tajam penglihatan yang minimal mungkin tidak disadari oleh siswa tersebut karena kemampuan pemahaman siswa tersebut terhadap proses yang terjadi pada dirinya belum maksimal. Para guru juga terkadang tidak memahamai kondisi yang terjadi pada siswa tersebut. Penurunan tajam penglihatan yang ringan kalau dibiarkan akan akan berakibat pada beberapa hal: a) kerusakan mata semakin parah; dan b) prestasi belajar anak akan menurun. SD gedongan I terletak didusun Gedongan, desa Gedongan, kecamatan Colomadu Kabupaten Karnganyar. Lokasi tersebut berada di pinggiran wilayah Surakarta bagian barat laut. Sekolah tersebut memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 aula, dan 1 ruang UKS. Pengabdian masyarakat ini dimaksudkan untuk melatih siswa kelas 5 yang berjumlah sekitar 32 orang tentang cara pemeriksaan tajam penglihatan/visus. Alasan dipilih kelas 5 karena: a) siswa kelas 5 masih Pelatihan Pemeriksaan... (EM. Sutrisna, dkk.) 19

sekolah di SD tersebut lebih dari 1 tahun; dan b) pada usia tersebut, siswa kelas 5 dianggap lebih mudah untuk dilatih. Dengan selesainya pengabdian tersebut diharapkan siswa yang dilatih mampu memeriksa tajam penglihatan diantara sesama temannya dan pada adik kelasnya. RUMUSAN MASALAH Dari tinjauan pustaka dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut: Penurunan tajam penglihatan akan mempengaruhi kemampuan melihat. Hal ini akan memnyebabkan penurunan kemampuan siswa untuk menangkap pelajaran secara visual yang pada akhirnya dapat mempengaruhi/menurunkan prestasi belajar siswa Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dan melakukan pelatihan tentang cara pemeriksaan tajam penglihatan pada siswa kelas 5 Dengan selesainya pengabdian diharapkan siswa kelas 5 menjadi tahu tentang cara pemeriksaan tajam penglihatan dan dapat memeriksa dan melatih teman-temannya tentang cara pemeriksaan tajam penglihatan, sehingga penurunan tajam penlihatan yang ringan dapat dideteksi secara dini. a. Optik mata Mata secara optik dapat disamakan kamera fotografis biasa karena mata tersebut memiliki suatu lensa (lensa mata), lubang lensa yang berubah ubah dan sebuah retina yang dapat disamakan dengan film. Sistem mata terdiri dari humor akuous, lensa mata, humor vitreus dan retina (Guyton, 2001). Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas cahaya pada retina kemudian akan dihantarkan oleh nevus optikus ke kortek cerebri (Pearce, 2004). Fungsi utama mata adalah untuk penglihatan Ketajaman penglihatan seseorang mungkin berbeda dengan orang lain. Tajam penglihatan tersebut merupakan derajad persepsi deteil dan kontour beda. Visus tersebut dibagi dua yaitu: I. Visus sentralis. Visus sentralis ini dibagi dua yaitu visus sentralis jauh dan visus sentralis dekat. 1. visus centralis jauh merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda yang letaknya jauh. Pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi 20WARTA, Vol.10, No. 1, Maret 2007: 19-24

2. virus centralis dekat yang merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda dekat misalnya membaca, menulis dan lain lain. Pada keadaan ini mata harus akomodasi supaya bayangan benda tepat jatuh di retina. II. Visus perifer Pada visus ini menggambarkan luasnya medan penglihatan dan diperiksa dengan perimeter. Fungsi dari visus perifer adalah untuk mengenal tempat suatu benda terhadap sekitarnya dan pertahanan tubuh dengan reaksi menghindar jika ada bahaya dari samping. Dalam klinis visus sentralis jauh tersebut diukur dengan menggunakan grafik huruf Snellen yang dilihat pada jarak 20 feet atau sekitar 6 meter. Jika hasil pemeriksaan tersebut visusnya e 20/20 maka tajam penglihatannya dikatakan normal dan jika Visus <20/20 maka tajam penglihatanya dikatakan kurang Penyebab penurunan tajam peglihatan seseorang bermacam macam, salah satunya adalah refraksi anomaly/kelainan pembiasan. Beberapa kelaian refraksi anomaly tersebut adalah: 1. Hipermetrop Pada keadaan ini penderita tidak bisa melihat dengan jelas obyek pada jarak dekat. Hal ini karena terlalu pendeknya bola mata atau terlalu lemahnya system lensa bila muskulus siliaris berelaksasi. Dalam keadaan ini berkas cahaya sejajar tidak cukup dibelokkan oleh system lensa sampai tepat di retina. Beberapa sebab dari hipermetrop tersebut adalah: axis antero-posterior trelalu pendek, kelainan posisi lensa dimana lensa bergeser ke belakang, curvature korne aterlalu datar dan index bias mata kurang dari normal. Sebagian besar penyebab hipermetrop ini adalah axis antero-posterior yang terlalu pendek sehingga bila di dapatkan hipermetrop pada anak anak (<25 tahun) dengan nutrisi yang baik dapat berubah menjadi emetrop/normal. Untuk mengoreksi mata hipermetrop ini perlu kaca mata lensa spheris (+). 2. Miop/mata dekat Miop merupakan kebalikan dari hipermetrop, yaitu kurang jelas melihat obyek yang letaknya jauh. Hal ini terjadi karena panjangnya bola mata atau terlau besarnya kekuatan system lensa mata, sehingga berkas cahaya yang sejajar tidak cukup dibiaskan tepat di retina. Beberapa penyebab dari miop adalah axis mata terlalu pendek, lensa mata terlalu ke depan, indexs Pelatihan Pemeriksaan... (EM. Sutrisna, dkk.) 21

biasa terlalu besar dan kurvatura kornea terlalu cembung. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan lensa spheris (-). 3. Astigmatisme Astigmatisme merupakan kesalahan refraksi sitem lensa mata yang biasanya disebabkan oleh kornea yang berbentuk bujur atau lensa yang berbentuk bujur. Karena kelengkungan lensa astigmatisme disatu bidang lebih kecil dari bidang yang lain maka berkas cahaya yang mengenai bagian perifer lensa itu dalam satu bidang tidak bengkok sedemikian besar seperti berkas cahaya yang mengenai bagian perifer bidang lainnya Kelainan ini relatif jarang (Ganong,1995). Astigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa silindris. 4. Presbiop Presbiop merupakan kelaianan akomodasi yang terjadi pada orang orang tua. Hal ini disebabkan lensa kehilangan elastisitasnya, sehingga daya lenting lensa berkurang yang menyebabkan lensa tidak bias memfokuskan bayangan benda yang berjarak dekat dengan mata. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa cembung. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pengabdian masyarakat yang telah dilakukan pada bulan agustus 2006, tercatat sebanyak 31 siswa mengikuti pemeriksaan dan pelatihan. Pada pelatihan ini metode yang digunakan team mendemontrasikan cara pemeriksaan dengan memeriksa visus semua siswa kelas 5 SD tersebut. Kemampuan siswa dalam mengikuti petunjuk pelatihan reatif sama dan tidak ada hambatan yang berarti Dari hasil pemeriksaan yang bisa dilihat di lampiran 1 dapat dilihat bahwa terdapat 3 siswa yang memiliki visus kurang dari normal. Ketiga siswa tersebut memiliki mata miop, dimana siswa tersebut tidak kurang jelas melihat obyek/ tulisan yang jauh. Hasilnya bias dilihat pada table 1 dibawah ini. 22WARTA, Vol.10, No. 1, Maret 2007: 19-24

Table 1. Hasil Pemeriksaan Visus No Nama Mata kanan Mata kiri Keterangan 1 Joko Susulo Normal -0,5 Miop kiri 2 Roni Aji Saputra -0,25-0,25 Miop kanan &kiri 3 Susi Rinasih -0,25-0,25 Miop Kanan &kiri Dari ke tiga siswa di atas semuanya menderita miop dimana siswa mengalami kekurangan tajam penglihatan untuk penglihatan jauh. Beberapa hal yang diduga sebagai penyebab adalah: (1) kekurangan asupan gizi; (2) kekurangan vitamin A; dan (3) kekurangan pencahayaan di dalam kelas Untuk mengantisipasi agar kerusakan mata tidak semakin parah maka pada ketiga orang tersebut disarankan: (1) merubah tempat duduknya dibagian depan dengan maksud agar mata tidak berakomodasi terus menerus yang akan menambah kerusakan mata; (2) meningkatkan asupan gizi dan vitamin terutama vitamin A; dan (3) kepada sekolah disarankan menambah penerangan dalam kelas Pada pelatihan cara pemeriksaan, semua siswa dapat mengikuti dan mempraktekkan cara pemeriksaan visus dengan baik tanpa kesulitan yang berarti. Untuk melakukan evaluasi keberhasilan pengabdian ini, team akan mengamati langsung cara pemeriksaan visus kelas 5 terhadap kelas 4 pada waktu akhir semester. Untuk mengetahui apakah saran yang anjurkan team kepada siswa dan guru kelasnya tersebut berdampak pada kemajuan siswa akan dilihat prestasinya terutama ketiga siswa yang mengalami miop tersebut dengan cara menanyakan langsung kepada wali kelasnya dan melihat nilai nilai ulangan atau rapor siswa tersebut pada akhir semester. Pelatihan Pemeriksaan... (EM. Sutrisna, dkk.) 23

SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan 1. Terdapat 3 siswa yang memiliki visus kurang dari normal dan semuaya menderita mata miop 2. Semua siswa kelas 5 bisa mengikuti dan mempraktekkan pelatihan pemeriksaan tajam penglihatan dengan baik tanpa hambatan yang berarti b. Saran Perlu dilakukan pelatihan cara pemeriksaan visus pada seluruh perwakilan SD yang dipusatkan di kecamatan. DAFTAR PUSTAKA Ganong. 1995. Fisiologi Kedokteran. 133-135, ed.14. Jakarta: EGC. Guyton. 2001. Fisiologi Manusia. 593-533, ed. 3. Jakarta: EGC. Pearce. E. 2004. Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis. 314-32. Jakarta: Gramedia. 24WARTA, Vol.10, No. 1, Maret 2007: 19-24

Pelatihan Pemeriksaan... (EM. Sutrisna, dkk.) 25

26WARTA, Vol.10, No. 1, Maret 2007: 19-24

Pelatihan Pemeriksaan... (EM. Sutrisna, dkk.) 27

28WARTA, Vol.10, No. 1, Maret 2007: 19-24

Pelatihan Pemeriksaan... (EM. Sutrisna, dkk.) 29