https://ambonkota.bps.go.id

dokumen-dokumen yang mirip





No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015


No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN


NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN


BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN OKTOBER 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA OKTOBER 2015 SEBESAR 96,43 ATAU NAIK SEBESAR 0,57 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2015 SEBESAR 96,93 ATAU NAIK SEBESAR 0,52 PERSEN


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA NOVEMBER 2016 SEBESAR 94,44 ATAU MENURUN SEBESAR 0.11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2009

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Transkripsi:

No. 02/11/81/Th.VII,2 November 2015 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU OKTOBER 2015 SEBESAR 101,10, NAIK 0,54 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Oktober 2015 adalah sebesar 101,10, atau naik sebesar 0,54 persen dibanding September 2015 yang tercatat sebesar 100,56. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,08 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya mencapai 0,54 persen. Capaian NTP tertinggi pada Oktober 2015 masih terjadi di sub sektor hortikultura sebesar 113,17 sedangkan NTP terendah terjadi di sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 92,14. Peningkatan NTP pada Oktober 2015 disumbangkan oleh naiknya NTP pada 3 sub sektor yakni tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 1,85 persen, sub sektor perikanan sebesar 0,84 persen, dan sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,31 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa Sub Sektor Perikanan Oktober 2015 sebesar 100,55 atau naik sebesar 0,50 persen dibanding September 2015 yang tercatat sebesar 100,05. Pada Oktober 2015, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,65 persen, disebabkan oleh naiknya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran yakni tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,25 persen, kelompok sandang sebesar 0,53 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,13 persen, dan terendah kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,10 persen. Hanya kelompok perumahan yang mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,16 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Oktober 2015 tercatat sebesar 114,31 atau naik sebesar 1,04 persen dibanding September 2015 yang tercatat sebesar 113,14 1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang 1

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor Oktober2015 (2012 = 100) B u l a n Persentase Sub Sektor September2015 Oktober2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan 116.85 119.67 2.42 b. Hortikultura 136.59 137.75 0.84 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 111.28 111.76 0.44 d. Peternakan 125.26 125.58 0.25 e. Perikanan 125.87 127.51 1.30 e.1. Perikanan Tangkap 125.84 127.81 1.57 e.2. Perikanan budidaya 126.05 126.05 0.00 f. Gabungan 121.29 122.60 1.08 g. Gabungan Tanpa Ikan 120.74 122.00 1.05 2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan 121.19 121.86 0.55 b. Hortikultura 121.08 121.72 0.53 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 120.60 121.30 0.58 d. Peternakan 119.31 119.90 0.49 e. Perikanan 120.07 120.62 0.46 e.1. Perikanan Tangkap 120.84 121.38 0.45 e.2. Perikanan budidaya 116.28 116.84 0.48 f. Gabungan 120.61 121.26 0.54 g. Gabungan Tanpa Ikan 120.68 121.34 0.55 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan 96.42 98.20 1.85 b. Hortikultura 112.82 113.17 0.31 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 92.27 92.14-0.14 d. Peternakan 104.99 104.74-0.24 e. Perikanan 104.83 105.71 0.84 e.1. Perikanan Tangkap 104.14 105.29 1.11 e.2. Perikanan budidaya 108.41 107.89-0.48 f. Gabungan 100.56 101.10 0.54 g. Gabungan Tanpa Ikan 100.05 100.55 0.50 NASIONAL 102.33 102.46 0.13 NASIONAL tanpa Ikan 102.28 102.42 0.13 2

Berdasarkan hasil pemantauan harga harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Oktober 2015, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku mengalami peningkatan sebesar 0,54 persen dibanding September 2015, atau naik dari 100,56 pada September 2015 menjadi 101,10 pada Oktober 2015. Peningkatan NTP pada Oktober 2015 disebabkan naiknya indeks harga hasil produksi pertanian sebesar 1,08 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang hanya mencapai 0,54 persen. Peningkatan NTP dipengaruhi oleh naiknya NTP pada beberapa sub sektor, yakni tertinggi pada sub sektor tanaman pangan sebesar 1,85 persen, diikuti sub sektor perikanan sebesar 0,84 persen dan sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,31 persen. Sedangkan sub sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor peternakan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 0,14 persen dan sebesar 0,24 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa sub sektor perikanan pada Oktober 2015 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 menunjukan angka sebesar 100,55, atau naik sebesar 0,50 persen dibanding September 2015 yang tercatat sebesar 100,05. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Oktober 2015, NTP Provinsi Maluku Oktober 2015 berada di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 102,46. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima sub sektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Oktober 2015 sebesar 122,60 atau naik sebesar 1,08 persen dibanding September 2015 yang tercatat sebesar 121,29. Peningkatan It disebabkan naiknya It pada semua sub sektor, yakni tertinggi oleh sub sektor tanaman pangan sebesar 2,42 persen, diikuti sub sektor perikanan sebesar 1,30 persen, selanjutnya sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,84 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,44 persen, dan terendah sub sektor peternakan sebesar 0,25 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Oktober 2015, Ib Provinsi Maluku juga mengalami peningkatan pada semua sub sektor, yakni tertinggi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,58 persen, diikuti sub sektor tanaman pangan sebesar 0,55 persen, sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,53 persen, sub 3

sektor peternakan sebesar 0,49 persen, dan terendah adalah sub sektor perikanan sebesar 0,46 persen. 4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor a. Sub Sektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Oktober 2015, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 1,85 persen karena terjadi peningkatan It mencapai 2,42 persen, lebih tinggi dibanding peningkatan Ib yang hanya mencapai 0,55 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh peningkatan pada kelompok padi dan palawija masingmasing sebesar 0,44 persen dan sebesar 3,07 persen. Peningkatan Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,63 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen. b. Sub Sektor Hortikultura (NTP-H) Pada Oktober 2015, NTP-H mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen dibanding September 2015, terjadi karena kenaikan It yang sebesar 0,84 persen lebih tinggi dari kenaikan Ib yang hanya sebesar 0,53 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok sayur-sayuran sebesar 2,57 persen, sedangkan kelompok buah-buahan dan kelompok tanaman obat mengalami penurunan It masing-masing sebesar 0,43 persen dan sebesar 1,36 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,58 persen dan sebesar 0,21 persen. c. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Oktober 2015, NTP-R mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding September 2015, karena terjadi peningkatan It yang sebesar 0,44 persen lebih rendah dari peningkatan Ib yang mencapai 0,58 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,44 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,69 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan Ib sebesar 0,06 persen dibanding September 2015 d. Sub Sektor Peternakan (NTP-T) Pada Oktober 2015, NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,24 persen dibanding September 2015, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,25 persen lebih rendah dari peningkatan Ib yang mencapai 0,49 persen. 4

Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya It pada kelompok ternak kecil sebesar 1,21 persen dan kelompok hasil ternak sebesar 0,60 persen. Sedangkan kelompok ternak besar dan kelompok unggas mengalami penurunan It masing-masing sebesar 0,53 persen dan sebesar 0,87 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,66 persen dan sebesar 0,09 persen. e. Sub Sektor Perikanan (NTP-NP) Pada Oktober 2015, NTP-NP mengalami peningkatan sebesar 0,84 persen dibanding September 2015, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,30 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang hanya mencapai 0,46 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 1,57 persen sedangkan kelompok budidaya tidak mengalami perubahan dibanding September 2015. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,70 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding September 2015. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada Oktober 2015, NTN naik sebesar 1,11 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 1,57 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang hanya sebesar 0,45 persen. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Oktober 2015, NTPi turun sebesar 0,48 persen, terjadi karena It tidak mengalami perubahan dibanding September 2015 sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,48 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,69 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding September 2015. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Sub Sektor dan Perubahannya Oktober 2015 (2012=100) B u l a n Persentase Kelompokdan Sub Kelompok September2015 Oktober2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTPP) 96.42 98.20 1.85 a. Indeks Diterima Petani 116.85 119.67 2.42 - Padi 102.57 103.02 0.44 - Palawija 122.51 126.28 3.07 b. Indeks Dibayar Petani 121.19 121.86 0.55 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.62 124.40 0.63 - Indeks BPPBM 106.97 106.98 0.02 5

2. Hortikultura (NTPH) 112.82 113.17 0.31 a. IndeksDiterimaPetani 136.59 137.75 0.84 - Sayur-sayuran 137.02 140.54 2.57 - Buah-buahan 136.53 135.95-0.43 - Tanaman Obat 126.01 124.30-1.36 b. IndeksDibayarPetani 121.08 121.72 0.53 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.95 124.67 0.58 - Indeks BPPBM 105.59 105.82 0.21 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 92.27 92.14-0.14 a. IndeksDiterimaPetani 111.28 111.76 0.44 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 111.28 111.76 0.44 b. IndeksDibayarPetani 120.60 121.30 0.58 - IndeksKonsumsiRumahTangga 123.68 124.54 0.69 - Indeks BPPBM 105.91 105.85-0.06 4. Peternakan (NTPT) 104.99 104.74-0.24 a. IndeksDiterimaPetani 125.26 125.58 0.25 - Ternak Besar 124.15 123.50-0.53 - Ternak Kecil 126.14 127.66 1.21 - Unggas 126.29 125.19-0.87 - Hasil Ternak 122.36 123.10 0.60 b. Indeks Dibayar Petani 119.31 119.90 0.49 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125.72 126.55 0.66 - Indeks BPPBM 106.63 106.72 0.09 5. Perikanan (NTNP) 104.83 105.71 0.84 a. Indeks Diterima Petani 125.87 127.51 1.30 - Penangkapan 125.84 127.81 1.57 - Budidaya 126.05 126.05 0.00 b. Indeks Dibayar Petani 120.07 120.62 0.46 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.78 123.64 0.70 - Indeks BPPBM 115.17 115.17 0.00 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 104.14 105.29 1.11 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 125.84 127.81 1.57 - Penangkapan Laut 125.84 127.81 1.57 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120.84 121.38 0.45 -Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.81 123.67 0.70 - BPPBM 117.42 117.42 0.00 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 108.41 107.89-0.48 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 126.05 126.05 0.00 - Budidaya Air Tawar 100.00 100.00 0.00 - Budidaya Laut 126.22 126.22 0.00 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 116.28 116.84 0.48 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.64 123.50 0.69 - BPPBM 104.01 104.01 0.00 BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 5. Inflasi Pedesaan 6

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Pada Oktober 2015 terjadi penurunan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,65 persen. Peningkatan IKRT disumbangkan oleh beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,25 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,53 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,13 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,10 persen. Sedangkan kelompok perumahan mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,16 persen. Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa deflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dari angka nasional yang mengalami deflasi hanya sebesar 0,04 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Oktober2015 (2012=100) K e l o m p ok Perubahan (%) (1) (2) Bahan Makanan 1.25 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.27 Perumahan -0.16 Sandang 0.53 Kesehatan 0.38 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.13 Transportasi & Komunikasi 0.10 T o t a l / Gabungan 0,65 Nasional -0,04 6. Kecepatan Harga per kelompok Pengeluaran dan per sub Sektor Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Oktober 2015 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 134,88, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 125,86, diikuti kelompok perumahan sebesar 117,31, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai 7

indeks sebesar 117,27, kelompok sandang sebesar 116,21, kelompok kesehatan sebesar 111,38, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 107,18. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga Dan Laju Inflasi/Deflasi pada Oktober2015 Menurut Sub Sektor ( 2012 = 100 ) September Oktober Inflasi/Def U r a i a n 2015 2015 lasi (1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 133.21 134.88 1.25 Transportasi dan Komunikasi 125.73 125.86 0.10 Perumahan 117.50 117.31-0.16 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 116.95 117.27 0.27 Sandang 115.59 116.21 0.53 Kesehatan 110.96 111.38 0.38 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 107.04 107.18 0.13 7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan pada Oktober 2015 sebesar 0,04 persen. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka masih sama dengan bulan sebelumnya, dimana kelompok transportasi pada Oktober 2015 masih menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 125,17 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 101,61. Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks adalah kelompok bibit sebesar 0,17 persen, diikuti kelompok sewa lahan, pajak, dan lainnya sebesar 0,15 persen, kelompok transportasi sebesar 0,14 persen dan kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok penambahan barang modal mengalami penurunan indeks sebesar 0,10 persen dibanding September 2015. 8

Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Oktober2015 ( 2012 = 100 ) Kelompok September Oktober 2015 2015 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 107.21 107.25 0.04 Bibit 103.08 103.26 0.17 Obat-Obatan dan Pupuk 101.65 101.66 0.01 Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 103.75 103.90 0.15 Transportasi 124.99 125.17 0.14 Penambahan Barang Modal 106.21 106.10-0.10 Upah Buruh Tani 101.61 101.61 0.00 8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Sub Sektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 2 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Oktober 2015 naik sebesar 1,04 persen dibanding September 2015, yaitu dari 113,14 menjadi 114,31. Hal ini terjadi karena peningkatan It yang sebesar 1,08 persen lebih tinggi dari peningkatan indeks BPPBM yang hanya mencapai 0,04 persen. Peningkatan NTUP pada Oktober 2015 terjadi karena meningkatnya NTUP pada semua sub sektor, tertinggi disumbangkan oleh sub sektor tanaman pangan sebesar 2,40 persen, diikuti sub sektor perikanan sebesar 1,30 persen, sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,63 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,49 persen, dan terendah sub sektor peternakan sebesar 0,16 persen. 9

Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per sub sektor pada Oktober2015 ( 2012 = 100 ) B u l a n Perubahan Sub Sektor September2015 Oktober2015 (%) (1) (2) (3) a. Tanaman Pangan 109.24 111.86 2.40 b. Hortikultura 129.36 130.17 0.63 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 105.07 105.58 0.49 d. Peternakan 117.47 117.67 0.16 e. Perikanan 109.29 110.71 1.30 e.1. Perikanan Tangkap 107.17 108.85 1.57 e.2. Perikanan Budidaya 121.19 121.19 0.00 f. Gabungan 113.14 114.31 1.04 g. Gabungan Tanpa Ikan 113.64 114.78 1.00 NASIONAL 108.66 108.69 0.03 NASIONAL Tanpa Ikan 108.66 108.70 0.04 10

BPS PROVINSI MALUKU Informasilebihlanjuthubungi: Ir.JessicaElizianaPupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail : Chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319,361320 11