ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian

Petunjuk Praktikum BIC 124

SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. RASIO PERBANDINGAN F 1 DAN F 2 PADA PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA RESIPROKNYA

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA. DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. MENGENAL LALAT BUAH Drosophila spp.

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

STUDI PERISTIWA EPISTASIS RESESIF PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN SEPIA (se) >< ROUGH (ro) DAN STRAIN VESTIGIAL (vg) >< DUMPHI (dp)

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGENALAN MUTAN. Tanggal praktikum : 12 September 2014 Tangga pengumpulan : 19 September 2014

3 MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Nyamuk Uji 3.3 Metode Penelitian

PERTUMBUHAN LALAT BUAH (Drosopilla sp.) PADA BERBAGAI MEDIA DAN SUMBANGANNYA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA

nyamuk bio.unsoed.ac.id

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

Nisbah Kelamin pada Persilangan Homogami I Wayan Karmana 13

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai jenis flora

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

ABSTRAK. FENOMENA PAUTAN KELAMIN PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN N x w DAN N x b BESERTA RESIPROKNYA

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap

III. BAHAN DAN METODE

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

III. BAHAN DAN METODE

PENGAMATAN DROSOPHILA MELANOGASTER NORMAL DAN MUTAN- MUTANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MENGUNGKAP BERBAGAI FENOMENA PENYIMPANGAN RASIO MENDEL

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae

III. METODE PENELITIAN. Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

III. MATERI DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memasukkan kelenjar ludah kedalam kulit inangnya serta mengangkut

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Pengamatan Tempat Perindukan Aedes

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan Metode Penyiapan suspensi Sl NPV

Transkripsi:

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan, antara lain mudah diperoleh, mudah dipelihara, mudah diamati, dapat berkembang biak dengan cepat, serta menghasilkan keturunaan dalam jumlah besar pada setiap masa reproduksi. Salah satu organisme yang memenuhi syarat tersebut adalah lalat Drosophila. Spesies-spesies Drosophila, khususnya D. melanogaster, mempunyai banyak sekali tipe mutan yang sangat memungkinkan dilakukannya berbagai percobaan mengenai pola pewarisan sifat, sementara tipe liarnya begitu mudah diperoleh dengan cara memasang jebakan makanan berupa buah yang dimasukkan ke dalam botol. Ukuran kromosomnya yang cukup besar dan jumlahnya yang hanya empat pasang menyebabkan lalat ini menarik untuk dijadikan model dalam studi genetika yang melibatkan pengamatan kromosom. Daur hidup lalat Drosophila relatif pendek, terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut. 1. Telur Individu betina dewasa bertelur dua hari setelah keluar dari pupa. Masa bertelur ini berlangsung lebih kurang selama 1 minggu, dengan jumlah telur 50 hingga 75 butir/hari. Telur diletakkan di permukaan makanan. Bentuknya oval, memiliki struktur seperti kait yang berfungsi sebagai pengapung untuk mencegah agar tidak tenggelam ke dalam makanan yang berbentuk cair. Diameternya 0,5 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Tahap telur berlangsung selama lebih kurang 24 jam. 2. Larva Larva berwarna putih dengan panjang 4,5 mm dan bersegmen. Mulut berwarna hitam dan bertaring. Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makannya sangat tinggi. Pada tahap larva terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode di antara masa pergantian kulit dinamakan stadium instar. Dengan demikian, dikenal tiga stadium instar, yaitu sebelum pergantian kulit yang pertama, antara kedua masa pergantian kulit,

2 dan setelah pergantian yang kedua. Di akhir stadium instar ketiga, larva keluar dari media makanan menuju ke tempat yang lebih kering untuk berkembang menjadi pupa. Secara keseluruhan tahap larva memakan waktu kira-kira satu minggu. 3. Pupa Pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Panjangnya 3 mm. Tahap pupa berlangsung sekitar lima hari. 4. Dewasa (imago) Lalat dewasa yang baru keluar dari pupa sayapnya belum mengembang, tubuhnya berwarna bening. Keadaan ini akan berubah dalam beberapa jam. Lalat betina mencapai umur matang kelamin dalam waktu 12 hingga 18 jam, dan dapat bertahan hidup selama lebih kurang 26 hari. Ukuran tubuhnya lebih panjang daripada lalat jantan. Pada permukaan dorsal, abdomen lalat betina berwarna lebih gelap daripada lalat jantan. Sementara itu, pada bagian kaki lalat jantan terdapat struktur yang dinamakan sisir kelamin (sex comb). Lalat betina tidak memiliki struktur ini. TUJUAN 1. Menyediakan medium kultur bagi Drosophila 2. Membuat kultur Drosophila 3. Membuat subkultur Drosophila 4. Melakukan pengamatan morfologi Drosophila 5. Melakukan pengamatan daur hidup Drosophila 6. Mengisolasi betina virgin BAHAN DAN ALAT 1. Lalat Drosophila tipe liar koleksi praktikan 2. Bahan medium kultur, misalnya pisang, tape singkong, gula merah, ragi, dan agar 3. Zat anti jamur (mold inhibitor) 4. Blender 5. Kertas saring

3 6. Autoklaf 7. Cawan petri 8. Botol eterisasi 9. Botol penangkap lalat 10. Botol kultur 11. Eter 12. Kuas kecil 13. Sedotan plastik transparan 14. Pinset 15. Busa 16. Mikroskop binokuler CARA KERJA 1. Pembuatan Medium Kultur untuk Tipe Liar 1. Sterilkan botol kultur, sumbat, pinset, sendok, dan kertas saring dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit pada tekanan 1 atm. 2. Dengan menggunakan blender campurkan pisang dan tape singkong dengan perbandingan 6 : 1 serta zat anti jamur (sodium benzoat) hingga menjadi medium kultur yang homogen. 3. Masukkan sebanyak lebih kurang 20 ml medium tersebut ke dalam botol kultur, lalu tutuplah dengan sumbat busa dan diautoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. 4. Masukkan lipatan kertas saring steril dalam posisi berdiri dengan maksud untuk menghisap air pada medium dan sebagai tempat melekatnya larva sewaktu membentuk pupa. 5. Tutuplah segera botol kultur dengan sumbat. 6. Diamkan pada suhu kamar hingga medium memadat.

4 2. Pembuatan Medium Kultur untuk Tipe Mutan 1. Campurkan pisang (550 g), air (550 ml), gula merah (45 g), ragi (22 g), agar (7 g), dan beberapa tetes sodium benzoat, lalu homogenkan dengan blender. 2. Masukkan sebanyak lebih kurang 20 ml medium tersebut ke dalam botol kultur, lalu tutuplah dengan sumbat busa dan diautoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. 3. Diamkan pada suhu kamar hingga medium memadat. 3. Pembuatan Kultur Drosophila 1 Letakkan botol penangkap lalat berisi medium kultur pisang tape di sembarang tempat. Setelah kira-kira 24 jam akan masuk sejumlah lalat ke dalam botol tersebut, lalu segera tutup dengan sumbatnya. 2 Biuslah lalat hasil tangkapan tersebut menggunakan eter. Kemudian, dalam keadaan pingsan, pindahkan lalat ke dalam botol kultur. Agar tidak melekat pada medium yang basah, letakkan lalat tersebut pada kerucut kertas saring. 3 Simpanlah kultur pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung pada suhu 25 C. 4. Pembuatan Subkultur Drosophila Lakukan pemindahan lalat secara langsung dari botol kultur lama ke botol kultur baru tanpa melalui pembiusan dengan cara meletakkan botol kultur baru di atas botol kultur lama dengan posisi terbalik. Gelapkan botol kultur lama menggunakan tangan atau kertas sehingga lalat akan bergerak naik ke botol kultur baru. 5. Pengamatan Morfologi 1. Hentakkan botol kultur pada bantalan karet atau telapak tangan beberapa kali hingga lalat berjatuhan di dekat dasar botol. 2. Bukalah sumbat botol secepatnya, lalu tempatkan botol esterisasi pada mulut botol kultur. 3. Balikkan kedudukan botol tersebut (botol esterisasi di bawah botol kultur). Akan tetapi, bila botol kultur berair, biarkan botol tersebut pada kedudukan semula.

5 4. Peganglah kedua botol erat-erat dan ketuk-ketuklah botol kultur hingga lalat pindah ke botol eterisasi. 5. Segera setelah lalat pindah ke botol eterisasi, tutuplah botol ini dengan sumbat yang dibubuhi sedikit eter. 6. Bila lalat terlihat sudah tidak bergerak lagi, tunggulah 30 detik, lalu keluarkanlah isi botol ke cawan petri, untuk dilakukan pengamatan morfologinya. 7. Untuk memasukkan kembali lalat yang telah diamati, dapat digunakan kerucut kertas sebagai sendok. Catatan: Pembiusan yang terlalu lama dapat membunuh lalat tersebut, dan kematian lalat ditandai dengan sayap yang membentang tegak lurus tubuh. Biasanya lalat akan terbius dalam jangka waktu 5 hingga 10 menit. Bila lalat tersebut telah terbangun sebelumnya, maka dapat dilakukan pembiusan ulang. Pengerjaan lalat selama pengamatan dilakukan dengan kuas kecil. 6. Pengamatan Daur Hidup Catatlah setiap tahap perkembangan lalat Drosophila mulai dari telur hingga menjadi lalat dewasa yang menghasilkan telur lagi. 7. Isolasi Betina Virgin 1. Keluarkan semua lalat dewasa (imago) dari botol kultur yang sudah banyak mengandung pupa, jangan sampai ada yang tertinggal satu pun. 2. Pindahkan pupa ke dalam sedotan plastik transparan menggunakan pinset secara hati-hati, lalu tutuplah kedua ujung sedotan dengan busa. 3. Setelah 4 hingga 5 hari amati lalat yang keluar dari pupa. Lalat betina yang diperoleh adalah virgin. Catatan Individu betina virgin adalah betina yang sama sekali belum pernah dibuahi oleh induk jantan. Individu semacam ini diperlukan untuk penyilangan antara dua strain yang berbeda. Lalat betina dapat menyimpan dan memakai sperma suatu pembuahan dalam jangka waktu yang panjang sehingga individu betina untuk keperluan penyilangan tersebut harus berupa betina virgin.

6 HASIL 1. Buatlah label pada botol kultur, subkultur, dan kultur betina virgin, yang memuat informasi mengenai asal koleksi, tanggal koleksi, tanggal kultur, jenis individu kultur, dan nama kolektor. 2. Gambarlah morfologi lalat jantan dan betina atas dasar pengamatan mikroskopis. 3. Buatlah catatan daur hidup Drosophila.