EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

BAB III LIGHTNING ARRESTER

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB III LIGHTNING ARRESTER

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB III LANDASAN TEORI

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

BAB 8 ALAT PENGAMAN JARINGAN DISTRIBUSI

Hendri Kijoyo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Insttut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

Vol.3 No1. Januari

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

Dasman 1), Rudy Harman 2)

ANALISA KOORDINASI PROTEKSI INSTALASI MOTOR PADA PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGANYAR

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER

BAB III DASAR TEORI.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching

PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI

saklar pemisah (disconnecting switch)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

BAB III LANDASAN TEORI

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv

PERALATAN KOPLING POWER LINE CARRIER

1. BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam

Dwi Bowo Raharjo ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BUSUR API LISTRIK

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

Assalamu alaikum Wr. Wb. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH (ARRESTER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

SIMULASI INDUKSI SAMBARAN PETIR DAN KINERJA ARESTER PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang

BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian sebelumnya (Syakur, 2009) dengan judul kinerja Arrester

II. TINJAUAN PUSTAKA. (updraft) membawa udara lembab. Semakin tinggi dari permukaan bumi, semakin

Transkripsi:

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan - Kartasura, Tromol Pos I Surakarta garduind@yahoo.co.id ABSTRAKSI Gardu Induk mempunyai peralatan yang sangat penting dan mahal yaitu transformator, sehingga pada transformator harus dipasang peralatan proteksi untuk meminimalisir gangguan. Gangguan tersebut diantaranya gangguan tegangan lebih yang disebabkan oleh alam seperti petir. Peralatan proteksi yang dibutuhkan adalah arrester yang berfungsi untuk mengalirkan gangguan tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir langsung ke tanah, sehingga tidak merusak peralatan di gardu induk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rating tegangan untuk arrester 150 kv dan mengetahui karakteristik arrester pada software PSCAD. Penelitian dilakukan di gardu induk 150 kv Jajar, diawali dengan pengambilan data berupa name plate tranformator, arrester, tahanan pentanahan arrester dan penghantar yang digunakan. Kemudian dihitung rating tegangan arrester, dan parameter yang akan digunakan dalam simulasi menggunakan software PSCAD. Setelah itu parameter dimasukkan ke dalam rangkaian uji sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu: rating tegangan arrester pada sistem 150 kv adalah 132 kv bila ditanahkan langsung dan 165 kv bila tidak ditanahkan langsung. Semakin besar arus petir maka semakin besar pula tegangan kerja serta pemotongan arresternya. Rata rata tegangan kerja maksimum pada arus petir 10 ka 80 ka adalah 261.37 kv, dan rata rata pemotongan arrester pada arus petir 10 ka - 80 ka adalah 89.75 % Kata kunci :petir, arrester, gardu induk, PSCAD 1. Pendahuluan Penyaluran energi listrik dari sistem pembangkit tenaga listrik dapat mengalami berbagai gangguan yang dapat mengakibatkan terhentinya penyaluran energi listrik terhadap konsumen. Selain itu gangguan tersebut dapat mengakibatkan rusaknya peralatan dan juga dapat membahayakan manusia yang ada di sekitarnya, untuk menghindari gangguan tersebut diperlukan suatu pengaman dan perlindungan bagi peralatan listrik maupun pekerja, Pemasangan peralatan yang dapat menghantarkan arus lebih ke tanah secara langsung. Gardu Induk mempunyai peralatan yang sangat penting dan mahal yaitu transformator, sehingga pada transformator harus dipasang proteksi untuk meminimalisir gangguan. Gangguan tersebut diantaranya gangguan tegangan lebih yang disebabkan oleh alam seperti petir. Peralatan proteksi yang dibutuhkan adalah arrester yang berfungsi untuk mengalirkan gangguan tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir langsung ke tanah, sehingga tidak merusak peralatan di gardu induk. Arrester dan resistansi pentanahan yang baik membuat peralatan gardu induk terutama transformator daya akan lebih aman dari tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir. Pemisah (PMS) dan pemutus (PMT) tidak membuka ketika terjadi gangguan lebih, sehingga tidak terjadi pemutusan arus listrik (pemadaman listrik) terhadap konsumen. Suatu sistem tenaga listrik dapat mengalami gangguan yang mengakibatkan terhentinya proses penyaluran daya listrik. Salah satu penyebab gangguan yang mungkin terjadi 68

Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi, Evaluasi Arrester Untuk Proteksi Gi 150 Kv Jajar Dari Surja Petir adalah rusaknya sistem isolasi karena pengaruh tegangan lebih akibat operasi pensaklaran maupun akibat surja hubung. Oleh karena itu, dalam pengoperasian sistem tenaga listrik perlu perhatian khusus pada sistem proteksi tegangan lebih (Aris Munand ar, 1990). 1.1 Petir Petir merupakan hasil pemisahan muatan listrik secara alami di dalam awan badai, proses pelepasan muatan ini akan berupa kilat cahaya dan suara gemuruh yang biasa disebut petir. Petir lebih sering terjadi antara pusat muatan satu dengan pusat muatan lainnya di dalam awan, sedangkan antara pusat muatan di dalam awan dengan pusat muatan di permukaan bumi jarang terjadi. Petir terjadi disebabkan oleh adanya konsentrasi muatan karena perbedaan tekanan udara dan temperatur yang menyebabkan pergerakan udara ke atas. Pergerakan udara keatas ini akan membawa uap air sampai pada ketinggian tertentu dimana temperatur udara sangat dingin. Uap air tersebut terkonsentrasi dan berubah menjadi titik-titik air seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, kumpulan dari titik-titik air ini disebut awan ( Comulo Nimbus). Awan ini lebarnya bisa mencapai puluhan kilometer dan terdiri dari sejumlah besar sel-sel awan yang berdiri sendiri dengan ketinggian sekitar 7,5 km sampai dengan 18 km. Secara garis besar ada dua jenis awan badai yang membangkitkan muatan listrik statik, yaitu: a. Awan badai panas (heat storm clouds). b. Awan badai frontal (frontal storm clouds). Awan yang bermuatan positif adalah kristal es sedangkan yang bermuatan negatif adalah titik-titik air. Distribusi partikel-partikel tersebut secara normal memberikan peningkatan muatan negatif didasar awan. Peningkatan muatan negatif didasar awan mengakibatkan peningkatan muatan positif diatas tanah. Akibatnya antara tanah dan dasar awan terdapat beda potensial yang tinggi. Apabila gradien potensial tersebut sedemikian besar, maka berakibat terjadinya proses tembus pada resistansi udara, sehingga menimbulkan suatu peluahan petir. Gambar 1 Sambaran Petir 1.2 Arrester Arrester adalah alat pelindung bagi sistem tenaga listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switch surge). Alat ini digunakan sebagai jalan pintas ( by-pass) sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih pada peralatan. Jalan pintas itu harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran arus daya system 50 Hz. Arrester berfungsi untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian (sirkuit), dengan jalan mengalirkan arus surja (surge current) ketanah serta membatasi berlangsungnya arus ikutan ( follow current) serta mengembalikan keadaan jaringan ke keadaan semula tanpa mengganggu sistem. Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator dan pada saat timbul tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahananya relatif rendah sehingga dapat mengalirkan arus yang tinggi ketanah. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah: a) Tegangan percikan (spark over voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage) yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela ( gap break down voltage). 69

b) Arrester harus dapat memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti semula. Pada arrester terdapat beberapa bagian yang penting, sebagai berikut: 1. Elektroda Elektroda-elektroda ini adalah terminal dari arrester yang dihubungkan dengan bagian yang bertegangan dibagian atas, dan elektroda bawah dihubungkan dengan tanah. 2. Sela Percikan (Spark Gap) Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surja hubung pada arrester yang terpasang, maka sela percikan (spark gap) akan terjadi loncatan busur api. Pada beberapa tipe arrester busur api yang terjadi tersebut ditiup keluar oleh tekanan gas yang ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar. 3. Tahanan Katup Tahanan yang digunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis aterial yang sifat tahanannya akan berubah bila mendapatkan perubahan tegangan. 1.3 Prinsip Kerja Arrester Arrester terdiri dari dua bagian yaitu sela api ( spark gap) dan tahanan tak linier atau tahanan kran ( Valve Resistor). Keduanya dihubungkan secara seri, batas atas dan batas bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Oleh karena itu, sebenarnya arrester terdiri dari tiga unsur yaitu sela api, tahanan kran atau tahanan katub dan sistem pengaturan atau pembagi tegangan (Granding System). 2. Metode Penelitian Metode penelitian meliputi beberapa tahapan diantaranya adalah proses pencarian data, data tersebut diolah untuk menghitung rating tegangan arrester, tahapan selanjutnya memodelkan sistem dengan menggunakan software PSCAD, lalu disimulasikan hingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan perhitungan. 3. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Rating Arrester Rating arrester untuk sistem tegangan 150 kv dapat dihitung menggunakan persamaan (1) sebagai berikut: Ur = Vm.β.α (1) dengan: Ur = Tegangan dasar arrester Vm = Tegangan nominal sistem β = Toleransi untuk perhitungan fluktansi tegangan (110%) α = Koefesien pentanahan (untuk sistem yang ditanahkan langsung α = 0.8, sistem yang tidak ditanahkan langsung α= 1.0) Sistem yang ditanahkan seacara langsung: Ur = (150 x 1.1 x 0.8) = 132 kv Sistem yang tidak ditanahkan secara langsung : Ur = (150 x 1.1 x 1.0) = 165 kv 3.2 Analisa Menggunakan PSCAD Simulasi lightning arrester dapat menggunakan model arrester pada PSCAD ditunjukan pada gambar 2. Parameter yang digunakan untuk pemodelan arrester 150 kv dengan panjang arrester d = 1.7 m dan jumlah kolom paralel n= 1 dapat dihitung sebagai berikut: L0= 0.2d/n = 0.34 μh C = 100n/d = 58.8 pf L1= 15d/n = 25.5 μh R = 65d/n = 110,5 ohm Dari hasil perhitungan tersebut maka parameter arrester dapat dimasukan seperti pada gambar 3. Gambar 3. Model Arrester Setelah Parameter dimasukan 70

Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi, Evaluasi Arrester Untuk Proteksi Gi 150 Kv Jajar Dari Surja Petir Gambar 4 Gambar Rangkaian Sistem untuk Uji Arrester 71

Tabel 1 Hasil Simulasi Arrester Menggunakan PSCAD I petir max (ka) V petir max V kerja max V pemotongan max Pemotongan arrester (%) 10 876.68 248.97 628.03 71.63 20 1700.14 257.88 1443.32 84.89 30 2524.89 259.61 2264.81 89.67 40 3347.01 261.39 3085.82 92.19 50 4170.03 263.15 3906.38 93.67 60 4992.83 264.81 4724.69 94.62 70 5815.22 266.55 5548.82 95.41 80 6636.14 268.62 6369.52 95.98 3.3 Rangkaian Sistem Rangkaian sistem untuk simulasi arrester pada PSCAD dapat ditunjukan pada gambar 4. 3.4 Hasil Simulasi Arrester Berdasarkan simulasi arrester yang dilakukan dengan software PSCAD pada arus petir 10 ka 80kA, maka didapatkan hasil yang dinyatakan dalam tabel 1. Besarnya rata rata tegangan kerja maksimum dan rata rata pemotongan arrester pada kondisi arus petir 10 ka 80 ka dari tabel 2 dapat dihitung dengan persamaan 2. Rata rata tegangan kerja maksimum dari arus petir 10 ka 80 ka adalah sebagai berikut: Rerata pemotongan arrester dari arus petir 10 ka 80 ka adalah sebagai berikut: Hasil simulasi pada tabel 2 menunjukan bahwa semakin besar arus petir maka semakin meningkatkan tegangan kerja maksimumnya. Semakin besar arus petir berpengaruh pula pada pemotongan arrester yang semakin besar. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Rating tegangan arrester pada sistem 150 kv adalah 132 kv bila ditanahkan langsung dan 165 kv bila tidak ditanahkan langsung. 2. Semakin besar arus petir maka semakin besar pula tegangan kerja serta pemotongan arresternya, rata rata tegangan kerja maksimum pada arus petir 10 ka 80 ka adalah 261.37 kv dan rata rata pemotongan arrester pada arus petir 10 ka - 80 ka adalah 89.75 %. Daftar Pustaka Arismunandar, A. 1975, Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta. Arismunandar, A. 1997, Teknik Tenaga Listrik, Jilid III, Pradnya Paramita, Bandung. Arismunandar, A. 1993, Teknik Tenaga Listrik, Jilid II, Pradnya Paramita, Jakarta. L. Tobing, Bonggas. 2003, Peralatan Tegangan Tinggi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Muthumuni, Dharshana. 2005, Pscad Getting-Started Tutorials, Manitoba HVDC Research Centre Inc, Canada. Winnipeg. 2008, Applications of PSCAD / EMTDC, Manitoba HVDC Research Centre Inc, Canada. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/19/jtptun imus-gdl-s1-2008-anasyusufn-917-2- bab2.pdf www.abb.com/arresteronline/exlim-p.pdf 72