proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu dalam upaya menggunakan atau menentukan barang atau jasa).

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB II TELAAH PUSTAKA. mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya. mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

II. LANDASAN TEORI. pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, menentukan berbagai

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kritis dan komparatif terhadap teori dan hasil penelitian yang relevan, dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi, namun hal ini tidak akan selalu berjalan dengan baik. Adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dengan hasilnya yang

BAB I PENGERTIAN, KONSEP, DEFINISI PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II LANDASAN TEORI. mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

II. LANDASAN TEORI. kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, menetapkan. efektif, maka produk atau jasa tersebut mudah dijual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa dan

Pertemuan 2 ANALISIS PASAR DAN PERILAKU PEMBELI

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Minggu-13. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, memberikan definisi pasar tradisional dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian, pekerjaan dan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI. pemahaman dan pemecahan masalah dalam penelitian ini. pengembangan produk (penambahan menu nasi) Mc.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB II URAIAN TEORITIS

diri, dan untuk memperoleh laba. Kegiatan pemasaran mempunyai arti penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. di mana kita semua hidup dengan menukarkan sesuatu serta menciptakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti yang lain yaitu Santoso (2007) dengan judul penelitian: Analisis Pengaruh

prosentase sebesar 66% atau 0,66. hal ini mempunyai arti pula bahwa responden

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelian barang-barang tersebut dibutuhkan studi tersendiri. Perusahaan pun

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Pemasaran dan Konsep Pemasaran. pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Pasar Konsumen dan Perilaku Konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI. permasalahan penelitian yang dimuat oleh peneliti untuk mempermudah peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. laba perusahaan dimasa yang akan datang. Kegiatan pemasaran mutlak dilakukan. mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang saat ini semakin lama semakin ketat. Terdapat berbagai. konsumen untuk menggunakan suatu produk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolak ukur yang penting dalam perekonomian suatu negara adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORETIS

ARTIKEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan suatu perusahaan, perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

Transkripsi:

7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumen Menurut Louden & Bitta dalam Angipora, (1999:94), Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang dan jasa (evaluasi, memperoleh, menggunakan atau menentukan barang atau jasa). Konsumen ini dapat dibedakan berdasarkan umur, pendapatan, pola mobilitas, selera, dan sebagainya. Manajer pemasaran harus mempelajari perbedaan dari masing-masing kelopmpok tersebut, dan megembangkan barag dan jasa yang sesuai dengam kebutuhan mereka. Perusahan harus juga memilih segmen pasar mana yang akan dilayani. Menurut Louden & Bitta dalam Angipora, (1999; 94) Ada beberapa istilah yang pelu diketahui untuk memahami perilaku konsumen antara lain: 1. Konsumen adalah orang yang membeli pada sebuah toko atau perusahaan tertentu. 2. Konsumen atau mempunyai arti yang lebih luas yaitu pembeli atau pemakai produk tertentu (barang dan jasa) yang tidak terbatas pada toko atau perusahaan saja. 3. Konsumen akhir adalah individi-individu yang melakukan pembelian untuk tujuan pribadi atau konsumsi rumah tangganya.

8 4. Pembeli atau individu adalah individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadi dengan sedikit atau bahkan dengan pengaruh orang lain. Swstha dan Handoko (2000;10) dalam bukunya mengatakan : Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatankegiatan indifidu yang secara langsung terlihat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. The American Marketing Asosiation mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Menurut Angipora (1999;102) Untuk memahami perilaku konsumen dapat dijelaskan seperti model perilaku konsumen dibawah ini: Model Terperinci Perilaku Konsumen Stimuli pemasaran Stimuli lainnya Kotak hitam pembeli Tanggapan pembeli Produk Harga Distribusi Promosi Ekomomi Teknologi Politik Budaya Sumber: Angipora (1999;102) Karakteristik pembeli Proses keputusan pembeli Pilihan produk Pilihan merek Pilihan disain Saat pembelian Jumlah pembelian Berdasarkan model tersebut dapat kita ketahui bahwa pengaruh rangsangan pemasaran yang terdiri dari produk, harga distribusi dan ditambah dengan

9 rangsangan-rangsangan lainnya yang terdiri atas keadaan ekonomi, perkembangan teknologi, wawasan/pandangan politik atau budaya yang menghinggapi konsumen. Seluruh rangsangan-rangsangan tersebut akan mempengaruhi kepribadian konsumen kedalam suatu motif (masuk melalui kotak hitam pembeli) dan menghasilkan serangkaian tanggapan pembeli seperti: 1. pemilihan produk 2. pemilihan merek 3. pemilihan disain 4. syarat pembelian/jadual pembelian 5. jumlah pembeli B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Swastha dan Handoko, (2000:57) dalam bukunya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain faktor eksternal dan internal : 1. Faktor Eksternal (luar) Faktor eksternal merupakan pengaruh yang berasal asalnya dari luar diri/pribadi manusia. Adapun faktor eksternal menurut Swastha dan Handoko, (2000:57) terdiri dari : a. Kebudayaan Kebudayaan sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-

10 kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Mempelajari perilaku konsumen adalah mempelajari perilaku manusia. Sehingga perilaku konsumen juga ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan akan berbagai macam barang dan jasa di pasar. Kebudayaan menurut ilmu antropologi, dalam swasta dan handoko (2000: 59), adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. b. Kelas Sosial Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah sama dengan istilah lapisan sosial, tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas itu uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya. Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat kedalam kelas-kelas tertentu adalah sebagai berikut: 1) kekayaan, 2) kekuasaan, 3) kehormatan dan 4) ilmu pengetahuan. Ukuran tersebut bukannya bersifat terbatas, Karena masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan. Masyarakat kita pada pokoknya dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu: 1. Golongan atas Yang termasuk didalam kelas ini antara lain: pengusaha-pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi. 2. Golongan menengah

11 Yang termasuk dalam kelas ini antara lain: Kariawan instansi pemerintah, pengusaha menengah. 3. Golongan rendah Yang termasuk dalam golongan ini antara lain: buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil. Menurut Sorokin dalam Swasta dan Handoko (2000:63), Pelapisan sosial/kelas sosial adalah pembedaan penduduk atau masayarakat kedalam kels-kelas secara bertingkat. Angipora (1999;107) Kelas sosial adalah bagian yang relatif homogen dan selalu ada didalam masyarakat yang tersususun secara hierarkis dan yang pada anggotanya memiliki nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. Identifikasi kelas sosial sebagaimana dikemukakan oleh para ahli Ilmu Sosial terbagi atas 6 kelas sosial, yaitu: 1. Kelas atas (Upper Uppers) 2. Kelas dibawahnya kelas diatasnya (Lowers Uppers) 3. Kelas menengah atas (Uppers Middles) 4. Kelas menengah bawah (Lower Middles) 5. Kelas bawah teratas (Upper Lowers) 6. Kelas terbawah (Lower Lowers) Kelas-kelas sosial tersebut akan mencerminkan kebutuhan keinginan akan barang dan jasa yang diperlukan, baik yang menyangkut merek, harga, jenis barang dan juga hal-hal lainnya. Yaitu apa yang menjadi pillihan para

12 konsumen berdasarkan tingkat kemampuan ekonominya akan sangat menentukan strategi dan posisioning suatu perusahaan. c. Kelompok-kelompok Sosial dan Kelompok Referensi Menurut Swasta dan Handoko, (2000;64) Sebuah kelompok (group) merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinterasksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu ataupun tujuan bersama.. Adapun jenis- jenis kelompok acuan: 1. Kelompok-kelompok sosial Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individuindividu berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan antara mereka. Sebagai hasil interaksi yang terus-menerus ini lambat laun akan tercipta struktur kelompok-kelompok sosial. Adapun bentuk-bentuk kelompok sosial, yaitu: a) Kelompok yang berhubungan langsung. Yaitu kelompok yang anggotanya saling kenal-mengenal secara erat, seperti misalnya keluarga, keanggotaanya untuk sebagian besar dipengaruhi oleh jabatannya, tempat kediaman dan usia. Bagi manajemen pemasaran ini berarti bahwa pemilihan produk atau merek barang, missal: mobil, televisi, atau rokok sangat dipengaruhi orang-orang lain dan tetangga dari kelompok ini, sebagai lingkungan pergaulannya. b) Kelompok Primer dan kelompok Sekunder. 1) Kelompok Primer

13 Kelompok-kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri adanya saling mengenal antara anggota-anggota serta kerjasama erat yang sifatnya pribadi. Seperti: teman, keluarga, dan kolega yang selalu melibatkan individu berinteraksi secara langsung terus-menerus dengan anggota lainnya. 2) Kelompok sekunder Kelompok-kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang, dan hubungan di antara anggotanya tidak perlu saling mengenal secara pribadi, serta tidak begitu langgeng, seperti ; keanggotaan dalam partai. c) Kelompok Formal dan Informal. 1) Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai peraturanperaturan yang tegas dan dngan sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan antar anggota-anggotanya. 2) Sebaliknya kelompok informal tidak mempunyai struktur dan organisasi yang tertentu. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulangkali. Contoh adalah klub-klub olah raga, dan kelompok-kelompok kecil lainnya. 2. Kelompok Referensi Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Missal: artis dan tokoh nasional

14 d. Keluarga Menurut Nugroho j.sertiadi (2003:272), keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi, dan tinggal bersama. Dalam pasar konsumen, maka keluargalah yang banyak melakukan pembelian. Peranan setiap anggota dalam membeli berbedabeda menurut macam barang tertentu yang dibelinya. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Anak-anak misalnya, tidak selalu menerima apa saja dari orang tua mereka, tetapi menginginkan juga sesuatu yang lain. Di antara anggota keluarga, ibu rumah tangga adalah pembeli utama bagi keluarga. Biasanya ibu rumah tangga yang memegang uang dan mengatur pengeluaran, ia merupakan agen pembelian. 2. Faktor Internal (dalam) Faktor internal adalah faktor yang asalnya dari dalam diri manusia itu sendiri. Adapun faktor internal terdiri dari : a. Motivasi Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Bagi manajer pemasaran penting sekali mengetahui apa yang menjadi motif pembelian seseorang terhadap suatu produk atau pada penjual tertentu, sebab

15 hal ini dapat mempengaruhi program pemasaran. Misal seseorang membeli sebuah sepeda motor karena keawetannya. Macam-macam motif dalam pembelian a. Motif Pembelian Primer dan Motif Pembelian Selektif 1) Motif pembelian primer, adalah motif yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-kategori umum pada suatu produk, seperti membeli televisi atau pakaian. Contoh motif ini, antara lain keinginan untuk menikmati kesenangan, motif untuk ingin atau, kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang lain. 2) Motif pembelian selektif adalah motif yang mempengaruhi keputusan tentang model dan merek dari kelas-kelas produk, atau macam penjual yang dipilih untuk suatu pembelian. Motif ekonomi, status, keamanan, dan prestasi adalah beberapa contoh dari motif selektif. b. Motif Rasional dan Motif Emosional 1) Motif rasional Motif rasional adalah motif yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukan suatu produk kepada konsumen. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dapat berupa faktor ekonomi seperti: faktor penawaran, permintaan, dan harga. Selain itu juga faktor kualitas, pelayanan, kebersihan, evisiensi, dan penggunaan keawetan, dapat dipercaya dan keterbatasan waktu yang ada pada konsumen. 2) Motif emosional Motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan dengan perasaan atau emosi individu, seperti pengungkapan

16 rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan dan kepraktisan. b. Proses Pengamatan Pengamatan adalah suatu proses dimana konsumen menyadari dan mengimprestasikan aspek lingkungannya. Atau dapat dikatakan sebagai proses penerimaan dan adanya rangsangan didalam lingkungan ekstern dan intern, sehingga pengamatan bersifat aktif. c. Proses Pembelajaran Menurut kotler (2000:173) belajar adalah perubahan prilaku seseorang atau individu yang bersumber dari pengalaman. Proses pembelian yang dilakukan konsumen merupakan sebuah proses belajar, dimana hal ini sebagian bagian dari hidup konsumen. Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menaggapi dan memproleh suatu kepuasan, atau sebaliknya, tidak terjadi apabila konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik. Contoh: Seorang konsumen membeli obat merek X bila obat tersebut dapat menyembuhkan penyakitnya relatif dengan cepat, maka konsumen akan cenderung membeli obat itu lagi pada saat ia kembali sakit. d. Kepribadian dan konsep diri Kepribadian kalau dalam bahasa sehari-hari adalah bahwa orang tersebut mempunyai watak yang diperhatikannya secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam perilakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu-individu lainnya.

17 Dalam menjelaskan kepribadian seseorang tidak cukup hanya dengan hal-hal yang dapat dilihat, tetapi juga dari motif-motif yang mendasarinya; dan untuk mengetahuinya dapat diadakan riset motivasi. Jadi, kita juga harus mengetahui dasar dari variabel-variabel yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang, yaitu: (1) aktifitas (2) minat dan (3) opini. Konsep diri didefinisikan oleh Theodore M. New Combe dalam bukunya Social Psychology dalam Sawasta Basu (2000;66), sebagai individu yang diterima oleh individu itu sendiri dalam rangka kehidupannya dalam suatu masyarakat yang menetukan. Konsep diri mempunyai implikasi dan aplikasi yang luas pada perilaku konsumen. Konsep ini dapat dipergunakan dalam segmentasi pasar, periklanan, pembungkusan, personal seling, pengembangan produk, dan penyaluran. e. Sikap Sikap seseorang adalah keadaan mudah terpengaruh untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Secara devinitif sikap berarti suatu kedaan jiwa (mental) dan keadaan pikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek, yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung dan atau secara dinamis pada perilaku. C. Situasi Pembelian Jumlah kompleksitas kegiatan konsumen dalam pembeliannya dapat berbedabeda. Menurut Howard dalam (Swastha dan Handoko, 2000:104), pembelian

18 konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat tiga macam situasi. Jenis situasi tersebut adalah: (1) Perilaku responsi rutin, (2) Penyelesaian masalah terbatas, dan (3) Penyelesaian masalah ekstensif. 1. Prilaku Responsi Rutin Jenis prilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merek-merek beserta atributnya. Mereka tidak selalu membeli merek yang sama karena dipengaruhi oleh kehabisan persediaan atau sebap-sebap lain. Tetapi pada umumnya kegiatan pembelian dilakukan secara rutin, tidak memerlukan banyak pikiran, tenaga, atau waktu. Oleh kerena itu perusahaan harus menyelesaikan kegiatan pemasarannya dengan keadaan tersebut untuk mempertahankan langgananya. 2. Penyelesaian Masalah Terbatas Pembelian akan lebih kompleks jika pembeli tidak mengetahui sebuah merek dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi yang lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli. 3. Penyelesaian Masalah Ekstensif Sustu pembelian akan menjadi sangat kompleks jika pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunanya. Sebagai contoh, seseorang yang membeli kamera yang sangat mahal pertama kali. Diantara mereka kamera yang sangat mahal tersebut antara lain: Nikon, Leica, Asahi Pentax. Dari ketiga merek yang pernah diketahui, ia tidak mengatahui atribut-atribut jenis produk yang harus

19 dipertimbangkan dalam pemilihan kamera yang baik. Situasi demikian disebut penyelesaian masalah ekstensif. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui kegiatan pengumpulan informasi dan evaluasi dari para pembeli, dan menunjang proses belajar pembeli terhadap atribut-atribut kelompok produk tersebut. D. Tahap-Tahap Dalam Proses Pengembilan Keputusan Untuk Membeli Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik meupun mental yang dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Kotler ( 2003 : 224 ) menggambarkan adanya 5 lima tahapan dalam suatu proses pembelian (buying process), yaitu : 1. Pengenalan kebutuhan (Problem/Need Recognition) Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan yang dirasakan konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Kebutuhan ini mungkin saja sudah dikenal dan dirasakan konsumen jauh-jauh sebelumnya, mungkin juga belum. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan kategori produk.

20 2. Pencarian Informasi (Information Search) Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari infomasi baik yang disimpan dalam ingatan (informasi internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Konsumen menghadapi resiko dalam arti bahwa setidaknya seorang konsumen akan menyebabkan timbulnya dampak tertentu, yang tidak dapat diantisipasikan dengan kepastian penuh, beberapa dampak yang muncul kiranya tidak akan menyenangkan konsumen berupaya mengurangi ketidakpastian tersebut. Ada empat sumber keputusan konsumen yaitu : a. Sumber pribadi: Keluarga, teman-teman, tetangga dan kenalan b. Sumber komersial: Periklanan, petugas penjualan, kemasan, dan pemajangan c. Sumber umum: Media massa dan organisasi konsumen d. Sumber pengalaman: Pernah menangani, memuji dan mempergunakan produk atau jasa. Bila konsumen berusaha untuk menghimpun informasi lebih banyak, kita dapat membedakan menjadi dua bagian yaitu perhatian yang kuat sehingga konsumen tersebut akan lebih tanggap akan barang tertentu dan melakukan pencarian aktif sehingga ia akan berusaha mencari semua sumber informasi yang mungkin atas suatu produk. Sumber-sumber informasi pokok yang akan diperhatikan konsumen dan pengaruh relatif dari sikap informasi itu terhadap rangakaian keputusan pembeli.

21 3. Evaluasi alternatif (Evaluation of Alternative) Setelah pencarian informasi konsumen akan menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemilihan ini melalui suatu proses evaluasi alternatif tertentu. Sejumlah konsep tertentu akan membantu memahami proses ini, yakni : a. Konsumen akan mempertimbangkan berbagai sifat produk dan keunggulannya b. Produsen yang memasukkan ciri yang menonjol dari suatu produk sebagai sesuatu yang paling penting. Produsen harus lebih mempertimbangkan kegunaan ciri-ciri tersebut dari pada penonjolannya. c. Konsumen biasanya membangun seperangkat kepercayaan terhadap sebuah merek sesuai dengan ciri dan keunggulannya. d. Fungsi kegunaan menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk masing-masing ciri. e. Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa merek melalui prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri dan obyek. 4. Keputusan pembelian (Puchase Decision) Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dua faktor yang dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian :

22 a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu : intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi keinginan konsumen untuk menuruti orang lain. b. Situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian 5. Perilaku pasca pembelian (Past Purchase Behavior) Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Bila konsumen merasa puas maka hal ini akan menjadi penguat bagi individu untuk mengadakan tanggapan berulang, yaitu membeli kembali merek produk tersebut pada kesempatan berikutnya. Kelima tahapan di atas tidak selalu dilalui konsumen dalam melakukan pembelian, terutama jika pembelian itu bersifat emosional. Dalam penelitian ini, variabel yang terkait adalah sampai dengan keputusan pembelian akan mengarah pada kepuasan konsumen, sedangkan dalam hal ini hanya akan membahas pengaruh lokasi toko, tata letak toko dan rangsangan dalam toko terhadap keputusan pembelian suatu poduk. E. Pengambilan Keputusan Membeli Keputusan berbelanja merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan kegiatan itu diperoleh dari proses sebelumnya. (Assauri, 1996 : 130).

23 Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen (Swastha dan Handoko, 2000;10), yaitu: a. Keputusan tentang jenis produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perthatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan. b. Keputusan tentang bentuk produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. c. Keputusan tentang merek Konsumen harus mengabil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Karena setiap merek memiliki perbedaan tersendiri. d. Keputusan tentang penjualnya Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus, atau toko lain. e. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan tentang berapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.

24 f. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli. g. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen harus mengabil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Proses pengambilan keputusan adalah tentang bagaimana konsumen dalam kenyataanya membuat keputusan mereka pada waktu membeli sesuatu. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keputusan konsumen berbelanja adalah perhatian, kesukaan atau keinginan untuk melakukan pembelian di minimarket Alfamart yang kemudian diaplikasikan. F. Kerangka Pemikiran Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam suatu pembelian. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Proses pengambilan keputusan untuk membeli sama untuk setiap orang, hanya saja seluruh proses tersebut tidak selalu dilaksanakan oleh konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu : Faktor eksternal yang terdiri dari ; Budaya dan Sub budaya, Kelas sosial, Kelompok-kelompok sosial, dan Keluarga dan faktor internal yang terdiri dari: Motivasi, Pengamatan, Kepribadian dan konsep diri, dan Sikap.

25 Pengambilan keputusan oleh konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Selanjutnya konsumen mengumpulkan informasi mengenai produk/jasa yang diinginkan sebagai bahan pertimbangan melakukan seleksi sehingga dapat dipilih salah satu produk/jasa untuk dibeli. Setelah membeli dan menggunakannya, konsumen akan melakukan evaluasi pasca pembelianadapun kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2: Faktor Eksternal Budaya dan sub budaya Kelas sosial Kelompok-kelompok sosial Ekternal Keluarga Faktor Internal Motivasi Faktor faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja Pengamatan Belajar Internal Kepribadian dan konsep diri Sikap