BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Terlepas dari hal itu, penanaman nilai-nilai melalui sikap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kondusif agar siswa mampu menyerap materi yang diberikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Aunurrahman, 2010: 12) berpendapat bahwa usaha dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Dasar (SD) adalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar. Belajar tidak hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Trisiwi, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

SETI YANINGSIH NIM : A

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Santi Purnama Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul, bermain dan berbagai keceriaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga terjadi interaksi di dalamnya. Sekolah juga merupakan tempat dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung dan tempat terjadinya interaksi antara guru dan murid. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan membawa fitrah yang merdeka, mempunyai hak dan kebebasan yang telah melekat ada dirinya. Oleh karena itu dalam kehidupan, manusia mempunyai hak untuk hidup, hak bersuara, kebebasan mengemukakan pendapat, dan hak yang lainnya selama kebebasan dan hak tersebut tidak bertentangan dengan norma sosial agama. Begitu juga dalam kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini siswa mempunyai hak dan kebebasan untuk bersuara, berpendapat atau beragumen di dalam kelas yang berkaitan dengan materi pelajaran di kelas. Saat berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seharusnya yang aktif bukanlah gurunya saja, dimana siswa hanya dianggap sebagai suatu benda yang pasif, yang hanya mendengarkan dan mematuhi apa yang disampaikan oleh guru. Tetapi seharusnya dalam proses KBM antara siswa dan guru secara seimbang dan bersama-sama berinteraksi secara aktif, dalam transfer ilmu pengetahuan baik 1

dari guru ke siswa atau sebaliknya dari siswa ke guru dan dapat juga transfer ilmu antar siswa satu ke siswa yang lainnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah perwujudan dari Kurikulum Pendidikan Dasar dan menengah, dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan serta berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam Kurikulum Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kajian antar disiplin ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, konsep, fakta dan generalisasi yang berkaitan dengan isu isu atau masalah masalah sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik atau siswa diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan di Indonesia diusahakan agar lebih maju dan bermutu. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan antara lain dengan mengusahakan penyempurnaan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar meliputi seluruh aktivitas yang pada 2

intinya menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang bermanfaat. Peningkatan mutu dan kualitas proses belajar mengajar bertujuan agar siswa memperoleh prestasi atau hasil belajar yang lebih baik. Metode mengajar merupakan teknik yang harus dikuasai guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat diterima, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran dan bentuk pengajaran (individu dan kelompok). Metode mengajar ada berbagai macam misalnya : ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, kooperatif (kelompok) dan masih banyak yang lainnya. Pada dasarnya tidak ada metode mengajar yang paling baik, sebab setiap metode mengajar yang digunakan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu, dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode sesuai materi yang diajarkan. Pengalaman belajar secara kooperatif akan menghasilkan keyakinan yang lebih kuat bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruh perhatian tentang bagaimana teman - temannya belajar dan adanya keinginan untuk membantu temannya belajar. Siswa sebagai subjek yang belajar merupakan sumber belajar bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan misalnya diskusi, pemberian umpan balik, atau bekerja sama dalam melatih keterampilan - keterampilan tertentu. Menurut wawancara dan observasi baik dari guru kelas maupun siswa, proses pembelajaran di SD N Umbulwidodo, guru masih banyak menggunakan metode yang 3

didominasi metode ceramah yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan belajar mengajar atau teacher centered. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif selama kegiatan belajar berlangsung. Siswa pada umumnya hanya mendengarkan, membaca dan menghafal informasi yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanam tidak kuat. Di dalam pembelajaranpun siswa belum banyak yang berani bertanya atau berpendapat. Selain itu hanya beberapa anak saja yang berani mengemukakan pendapatnya sehingga terjadi pendominasian bagi anak anak yang lainnya yang cenderung pasif. Dengan kata lain bahwa keterampilan proses siswa belum berkembang atau belum dimaksimalkan dengan sepenuhnya. Data yang lain juga menunjukkan bahwa hasil evaluasi atau ulangan harian pada materi koperasi juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dari KKM yang telah ditentukan yaitu 65, hanya sekitar 6 siswa yang mampu melampaui KKM dan selebihnya yaitu 21 siswa belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Selain itu mata pelajaran IPS mempunyai nilai terendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Matematika memperoleh nilai rata rata 69, Bahasa Indonesia 74, Pkn dengan rata rata 71, IPA 77, sedangkan IPS hanya mendapatkan nilai rata rata 62. Siswa lebih menyukai mata pelajaran IPA dan Matematika dibandingkan dengan mata pelajaran IPS. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar. Yaitu metode yang memuat pengalaman belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu metode yang dapat memuat keaktifan dan pengalaman belajar 4

siswa tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Prinsipnya model pembelajaran kooperatif tipe ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok mempunyai satu orang ketua yang akan bertugas untuk menjelaskan materi yang diberikan guru kepada anggota kelompoknya. Lalu tiap siswa menulis satu pertanyaan dan dilempar seperti bola salju kepada siswa yang lain. Selain itu pembagian kelompok ini bertujuan agar siswa dapat berkolaborasi dengan teman, lingkungan dan guru sehingga diharapkan setiap siswa akan siap dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang siswa untuk belajar baik belajar dari guru maupun belajar dari siswa yang lain. Dengan dasar latar belakang inilah maka dilakukan penelitian dengan judul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING SISWA KELAS IV SD N UMBULWIDODO. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun masalah masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Umbulwidodo pada mata pelajaran IPS masih rendah 2. Tingkat kepercayaan diri siswa untuk bertanya yang masih rendah 3. Rendahnya aktivitas (keterlibatan) siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Belum berkembangnya keterampilan proses pada siswa. 5

5. Pembelajaran IPS yang didominasi oleh metode ceramah dan model pembelajaran yang digunakan belum bervariasi. 6. Belum berkembangnya model belajar dengan teman sebaya atau tutor sebaya C. Batasan Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas, sehingga tidak mungkin permasalahan yang ada dapat terjangkau dan terselesaikan semua. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan dan pemfokusan masalah sehingga yang diteliti lebih jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari. Untuk itu perlu dibatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Pada Materi Koperasi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah secara umum yaitu : Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Umbulwidodo? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6

IV mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di SD Negeri Umbulwidodo. F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran IPS, khususnya pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di Kelas IV SD N Umbulwidodo. Adapun secara detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya : 1. Manfaat Teoretis Bagi Prodi PGSD Memberikan sumbangan pikiran sebagai pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian para mahasiswa yang sedang mempelajari ilmu pendidikan khususnya peningkatan prestasi belajar melalui model pembelajaran kooperatif 2. Manfaat Praktis 1. Bagi guru a. Melalui PTK ini guru dapat menjawab permasalahan yang dihadapi di sekolah mengenai model pembelajaran yang bervariasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS. b. Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar. 7

c. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memanfaatkan segala sumber daya kreatifitas anak yang ada di lingkungan siswa dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan proses siswa dapat dimaksimalkan. 2. Bagi Sekolah a. Sekolah mampu mengevaluasi model pembelajaran yang tepat untuk peningkatan pemahaman belajar siswa. b. Dapat digunakan sebagai alternatif dalam menentukan strategi dalam memberikan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing G. Definisi Operasional Variabel Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional sebagai berikut : 1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pada ranah kognitif yang berupa nilai. Alat ukur yang digunakan adalah berupa tes. 8

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada penelitian ini model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran. Prinsipnya metode ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Lalu tiap anak menulis satu pertanyaan dan dilempar (throwing) seperti bola salju (snowball) kepada siswa yang lain. 3. Koperasi adalah salah satu materi pelajaran IPS yang membahas tentang suatu badan lembaga yang di dalamnya dapat beranggotakan sekelompok orang atau ada pula yang beranggotakan badan hukum koperasi yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. 9