BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan adanya pembinaan dan bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa kita, apalagi di era globalisasi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan agar peserta didik dapat belajar secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

PENGARUH KESULITAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat cepat. Seiring dengan perkembangan zaman, siswa selaku peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan generasi muda yang belajar dan menuntut ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

STUDI KOMPARASI SISWA YANG MENGIKUTI BIMBINGAN DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan nasional maupun internasional. Terbukti dengan

I. PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, bahkan tidak disadari oleh guru melalui sikap gaya dan macam macam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM IMERSI DI SMP NEGERI 3 PATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan bagi setiap orang tua untuk dapat meneruskan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari variabel- variabel

BAB I PENDAHULUAN. serta persaingan bebas telah mengantarkan manusia pada era globalisasi,

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan perubahan pola pikir dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkulitas guna

PELUANG BISNIS BIMBINGAN BELAJAR SISWA SD, SMP DAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat

BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP AKSELERASI. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Muhamad Toyib K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 bahwa, pendidikan

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. maju apabila rakyatnya memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

Oleh : SITI ROHANAH A

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. formal seperti bimbingan belajar. Tingginya minat orang tua untuk. mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. tertanam dalam diri pribadi sangatlah berperan penting.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan

MUHAMMAD DAROBI A

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

KEPALA SEKOLAH GURU WALI KELAS KONSELOR PARA SISWA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu bangsa merupakan proses yang berkesinambungan dan melibatkan keseluruhan lapisan masyarakat. Generasi muda sebagai salah satu unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi pembangunan bangsa. Generasi muda yang tangguh baik fisik, mental, intelektual, dan kepribadian merupakan sumber daya manusia yang akan mampu melanjutkan proses pembangunan. Untuk mewujudkan generasi muda yang tangguh ini diperlukan adanya pembinaan dan bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak diantaranya adalah keluarga dan sekolah (Fitri, 2008). Menurut Ahmadi dan Nur Uhbiyanti (2001), maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan juga merupakan kunci dalam keberhasilan pembangunan. Berhasil tidaknya pembangunan nasional ditentukan oleh kualitas manusia Indonesia itu sendiri. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar dalam persaingandi era globalisasi sekarang ini. Hal ini dikarenakan beberapa hal antara lain jumlah penduduk semakin besar sehingga persaingan semakin ketat, berkurangnyasumber daya alam serta semakin majunya teknologi. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi. 1

2 Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Ahmadi dan Nur Uhbiyanti (2001), pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus. Dalam sejarah pendidikan, kita dapat melihat perkembangan pendidikan dan usaha-usaha perwujudannya sebagai suatu cita-cita bangsa, golongan, atau masyarakat dan memberi corak pelaksanaan pendidikannya. Dapatlah dirumuskan bahwa tujuan umum dalam pendidikan ialah melaksanakan, mewujudkan, dan memelihara perkembangan cita-cita kehidupan suatu bangsa dengan cara mengarahkan pengalaman mereka pada kenyataan dari cita-cita yang dianutnya. (crow & crow,1988). Pada kenyataannya output pendidikan belum mampu berjalan seimbang dengan tuntutan zaman, hal ini disebabkan minimnya penguasaan terhadap disiplin ilmu yang diperoleh melalui proses pendidikan. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004), Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadangkadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangat tinggi, tetapi juga terkadang sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada

3 setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual ini yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagai mana mestinya, itulah yang dinamakan kesulitan belajar. Masalah-masalah pendidikan secara terinci yang kerap kali dihadapi peserta didik antara lain ialah pada awal sekolah, mereka kerap menghadapi kesulitan menyesuaikan diri dengan pelajaran, para guru, tata tertib sekolah, lingkungan sekolah dan sebagainya. Dalam proses menjalani program disekolah peserta didik tidak jarang menghadapi kesulitan berupa keraguan memilih bidang studi yang sesuai, memilih mata pelajaran yang cocok. Pada tahun-tahun terakhir mereka dalam suatu sekolah sering kali menghadapi kesulitan-kesulitan berupa konflik dalam pilihan sekolah lanjutan, memilih tempat bimbingan tes yang memadai. Alternatif keikutsertaan bimbingan belajar merupakan salah satu persiapan yang biasa dilakukan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Beratnya standart kelulusan yang ditetapkan pemerintah dan persaingan antar siswa, menjadi alasan siswa untuk mencari tambahan materi di luar sekolah. Penawaran program bimbingan belajar di era sekarang ini semakin banyak dilakukan. Tidak hanya bimbingan belajar formal saja, bimbingan belajar non formal pun ikut memberikan berbagai macam penawaran kepada siswa. Mulai dari tingkat TK, SD, SMP, maupun SMA. Bahkan mahasiswa dan para pekerja pun ikut menikmati jasa bimbingan belajar. Penawaran yang diberikan bimbingan belajar pun bermacam-macam. Bimbingan belajar formal didirikan secara resmi

4 atas nama suatu lembaga dan pengelolaanya di bawah lembaga tersebut. Sedangkan bimbingan belajar non formal (tanpa nama) adalah bimbingan belajar yang berdiri sendiri tanpa ada ikatan suatu lembaga. Baik bimbingan belajar formal maupun non formal selalu berusaha untuk memuaskan peserta didiknya dengan keunggulan dari program belajar yang dimilikinya. Bimbingan belajar juga memiliki suatu pengelompokan kelas, yaitu kelas reguler (kelompok) dan kelas privat. Pengelompokan kelas tersebut dipilih sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri. Kedua kelompok kelas tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun tujuan bimbingan belajar dibentuk adalah untuk membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Salah satunya adalah meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Bimbingan belajar juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk memperdalam ilmu yang diberikan pihak sekolah kepada siswa. Kematangan dalam pemahaman ilmu perlu dibentuk supaya siswa paham betul dan mengerti akan materi pelajaran. Apalagi jika siswa akan menghadapi ujian. Siswa dituntut harus menguasai semua materi pelajaran dari awal sampai akhir. Oleh sebab itu siswa perlu mendapat bimbingan lebih dan perlu diadakan pengulangan materi-materi yang diajarkan oleh guru di sekolah supaya siswa dapat paham betul akan bahan yang akan diujikan nantinya. Penyampaian materi yang diajarkan guru kepada siswa tidak cukup hanya pada jam pelajaran saja. Lebih-lebih hanya dalam waktu kurang lebih satu atau dua jam. Alternatif keikutsertaan bimbingan belajar sebagai rujukan untuk membantu dalam memahami isi materi pelajaran. Siswa bisa memilih mana bimbingan belajar yang diinginkan, apakah bimbingan belajar

5 kelas privat ataukah bimbingan belajar kelas reguler (kelompok). Pengelompokan kelas tersebut pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan siswa yang mengikuti kelas reguler (kelompok) adalah siswa bisa memiliki motivasi berprestasi dan daya saing yang cukup besar dengan temannya di dalam kelas, dikarenakan di dalam kelas tersebut terdapat lebih dari satu orang murid yang mengikuti bimbingan. Akan tetapi situasi tersebut kurang optimal apabila siswa ingin memperdalam materi yang belum dipahami. Banyaknya siswa di dalam kelas tidak memungkinkan seorang guru untuk membantu satu persatu muridnya secara optimal. Berbeda dengan kelas privat, di sini siswa lebih bisa berkonsentrasi dan lebih bisa fokus untuk mempelajari isi materi yang akan diujikan baik dalam Ujian Nasional maupun ujian semester. Kelas privat terdiri dari satu orang guru dan satu orang murid sehingga siswa lebih bisa mempersiapkan dirinya dalam menghadapi ujian. Berbagai cara ditempuh pengelola LBB (Lembaga Bimbingan Belajar) untuk menarik calon siswa. Apalagi mendekati masa kelulusan siswa SD, SMP dan SMA, makin besar saja promosi yang dilakukan. Mulai dari menyebar brosur yang memuat jumlah siswa tahun tertentu yang diterima pada sekolah favorit, memberi jaminan dengan pencapaian skor tertentu pasti bisa di program studi tertentu. Dari survey yang telah peneliti lakukan di lapangan, diperoleh data bahwa pada siswa SMP, dalam satu kelas yang berjumlah 22 orang, hampir semuanya pernah mengikuti lembaga bimbingan belajar. Hanya satu orang saja yang belum pernah sama sekali ikut serta pada lembaga bimbingan belajar.

6 Dari 22 siswa di kelas tersebut yang pernah ikut serta pada lembaga bimbingan belajar, sebanyak lima belas siswa masih ikut serta dalam lembaga bimbingan belajar. Tujuh siswa sisanya sekarang tidak ikut dalam lembaga bimbingan belajar. Sebanyak lima belas siswa yang ikut serta dalam lembaga bimbingan belajar, dari mata pelajaran yang di tawarkan di lembaga bimbingan belajar, yang banyak diikuti oleh para siswa yaitu mata pelajaran matematika dengan sembilan siswa. Sedangkan sisanya memilih mata pelajaran umum. Menurut para siswa di kelas tersebut yang ikut serta dalam lembaga bimbingan belajar, tujuan mereka mengikuti bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar ialah bahwa dengan keikutsertaan mereka dalam lembaga bimbingan belajar akan meningkatkan prestasi belajar mereka di sekolah. Dengan alasan meningkatkan prestasi belajar dan didukung oleh kepercayaan masyarakat akan lembaga bimbingan belajar, maka pantaslah jika hasil dari survey terhadap bimbingan belajar tentang jumlah siswa yang menunjukkan peningkatan siswa yang mengikuti bimbingan belajar tiap tahunnya. Perkembangan bisnis LBB tampaknya tak lepas dari menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan formal. Orang tua merasa tidak puas terhadap kemampuan yang dicapai anaknya dari belajar di sekolah. Namun apakah dengan bimbingan belajar prestasi siswa akan lebih baik? Dengan latar belakang bahwa dengan adanya penetapan nilai minimal kelulusan peserta didik yang ditentukan oleh pemerintah dan juga persaingan prestasi belajar antar siswa,

7 dengan demikian para orang tua serta siswa merasa perlu menambah jam belajar di luar jam belajar di sekolah formal. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa SMP bila ditinjau dari keikutsertaan pada lembaga bimbingan belajar?. Dengan rumusan masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dengan mengadakan penelitian dengan judul Perbedaan Prestasi Belajar Matematika ditinjau dari Keikutsertaan pada Lembaga Bimbingan Belajar Siswa SMP. B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa SMP ditinjau dari keikutsertaan pada lembaga bimbingan belajar. 2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar matematika pada subjek penelitian C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam memberikan pengarahan bagi para guru untuk lebih meningkatkan kualitas belajar mengajar guna mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik.

8 2. Bagi guru kelas SMP Negeri 1 Sukoharjo Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan kontribusi yang positif khususnya tentang perbedaan prestasi belajar matematika ditinjau dari keikutsertaan pada lembaga bimbingan belajar pada siswa SMP, sehingga guru kelas dapat mengarahkan para siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 3. Bagi siswa-siswi SMP Negeri 1 Sukoharjo Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sejauh mana keterkaitan antara keikutsertaan pada lembaga bimbingan belajar dengan prestasi belajar matematika pada siswa sehingga dapat dijadikan sebagai wacana pemikiran dan pemahaman bagi subjek untuk meningkatkan prestasi belajar agar lebih optimal. 4. Bagi Fakultas Psikologi Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang psikologi pendidikan yang berkaitan dengan perbedaan prestasi belajar matematika ditinjau dari keikutsertaan pada lembaga bimbingan belajar siswa SMP. 5. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat memberikan acuan atau referensi bagi pengembangan ilmu psikologi pendidikan, yang khususnya berkaitan dengan perbedaan prestasi belajar matematika ditinjau dari keikutsertaan pada lembaga bimbingan belajar siswa SMP.