ANALISIS USAHA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI PELITA DI DESA TONSEWER KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BREAK EVEN POINT TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK TANI SUMBER HIDUP SEJATI DI KECAMATAN BINTAUNA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

ECONOMIC ANALYSIS OF BEEF CATTLE FARMING AT TULUNGAGUNG REGENCY (Case Study on Two Beef Fattening Farm) ABSTRACT

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK ITIK PEDAGING (Studi Kasus Pada Usaha Itik Milik Kelompok Masawang di Desa Talikuran Kecamatan Remboken)

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

BAB III METODE PENELITIAN

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA. Intisari

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS KEUNTUNGAN PETERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) YANG MENGGUNAKAN INSEMINASI BUATAN (IB) DI KECAMATAN TOMPASO BARAT

ECONOMIC ANALYSIS OF LAYER AT HS INDRA JAYA ENTERPRISE AT PONGGOK SUBDISTRICT BLITAR REGENCY

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

I. PENDAHULUAN. Sumber :

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PUPUK ORGANIK DI PERUSAHAN CV. ARGONIAGA MANDIRI KECAMATAN BINTAUNA

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

RENTABILITAS USAHA TERNAK SAPI POTONG DI DESA WONOREJO KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

INCOME ANALYSIS, OF SMALL SCALE DAIRY FARMING ACTIVITY AT BOTO PUTIH VILLAGE BENDUNGAN SUB DISTRICT TRENGGALEK REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan lain yang bersifat komplementer. Salah satu kegiatan itu adalah

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS BREAK EVEN POINT

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN ANALISIS USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI UD. LEMBU JAYA KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

KELAYAKAN USAHATANI BAWANG DAUN (Allium fistulosum) DI DESA PINANG HABANG KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI TANAMAN KETEPENG CINA (Cassia alata L) PADA PT. SRIKAYA SEGA UTAMA BANJARBARU

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

KONTRIBUSI USAHATANI TERNAK KAMBING DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN KELINCI PEDAGING BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME ANALYSIS ON MEAT RABBIT COMPANY

Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong Sistem Pemeliharaan Intensif dan Konvensional di Kabupaten Sleman Yogyakarta

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR CV. MENARA DI KOTA PALU

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2013, VOL. 13, NO. 2

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Transkripsi:

ANALISIS USAHA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI PELITA DI DESA TONSEWER KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA Jentry S. Lahe Arbi*, M.A.V. Manese, I.R.D. Lumenta dan M.L. Rundengan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis break even point (BEP) pada usaha tani ternak sapi PO "Kelompok Pelita" di Desa Tonsewer. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan data primer dan sekunder. Data dikumpulkan pada bulan september sampai oktober 2015, menggunakan analisis BEP. hasil penelitian, menunjukkan bahwa pemeliharaan 63 ekor ternak sapi selama 1 tahun, mengeluarkan biaya total Rp. 414.150.000-, dengan penerimaan yaitu Rp.714.246.250, dan BEP penerimaan yaitu Rp.62.265.476,19 dan BEP produksi yaitu 6 ekor ternak sapi. Kata Kunci : Ternak Sapi, Kelompok Tani Ternak, BEP ABSTRACT ANALYSIS GROUP BUSINESS FARM ANIMALS CATTLE " PELITA " IN THE VILLAGE Tonsewer Tompaso WEST DISTRICT MINAHASA The aim of this research, analyzing the break even point (BEP) in cattle farming PO "Pelita Group" in the village Tonsewer. This study used Korespondensi (correspondence) Email : jentry_sutriady@yahoo.com survey method with primary and secondary data. Data were collected from September to October 2015, using the BEP analysis. Results of the study showed that the maintenance of 63 head of cattle during the first year, issued a total cost of Rp. 414.150.000-, with revenues of Rp. 714 246 250, and BEP revenues of Rp. 62,265,476.19 and BEP production is 6 head of cattle. Keywords : Catlle, Farmer Group, BEP. PENDAHULUAN Permintaan pangan hewani hasil ternak (daging, telur, dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, kesadaran gizi dan tingkat pendidikan yang lebih baik. Sementara pasokan sumber protein hewani terutama daging sapi masih belum dapat mengimbangi meningkatnya jumlah permintaan ternak sapi dalam negeri baik kualitas maupun kuantitas. 207

Kondisi ini tercermin pada impor ternak sapi bakalan maupun daging sapi yang cenderung meningkat (Subagio, 2009). Program peningkatan populasi ternak sapi serta produktifitasnya belum cukup. Hal ini disebabkan karena kendala perkembangan populasi ternak sapi tidak hanya disebabkan oleh serangan penyakit, mortalitas yang tinggi atau adanya gangguan reproduksi. Kendalah yang dihadapi juga bagaimana merubah kondisi sosial ekonomi rumah tangga petani untuk dapat meningkatkan jumlah ternak sapi yang dipelihara atau dimiliki. Program meningkatkan populasi ternak sapi diupayakan guna meningkatkan pendapatan petani sekaligus memberikan peranan dalam pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Ternak sapi mempunyai posisi strategis dalam pembangunan pertanian/peternakan serta kesejahteraan masyarakat. Artinya bahwa pembangunan peternakan sapi bukan hanya bermaksud meningkatkan produksi daging atau susu lokal maupun nasional tetapi sekaligus menyediakan sumberdaya pupuk kandang, tenaga kerja dan sebagai sumber tambahan pendapatan (Akhmad. S dan Machfudin. B, 2012). Ternak sapi PO di Sulawesi Utara telah dijadikan sebagai ternak sapi andalan yang ditetapkan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah khususnya dari subsektor peternakan. Jumlah populasi ternak sapi di Sulawesi Utara pada tahun 2014 adalah 105.841 ekor dan jumlah populasi terbanyak terdapat di wilayah Kabupaten Minahasa sebanyak 17.270 ekor (BPS Sulut 2014). Kecamatan Tompaso barat cocok untuk usaha peternakan sapi karena masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan. Hal ini terutama perkebunan masyarakat yang tidak diolah sehingga bisa digunakan untuk menggembalakan ternak sapi. Daerah ini merupakan wilayah dengan populasi ternak sapi terbanyak di Kabupaten Minahasa yaitu berjumlah 2.676 ekor (data dinas peternakan Kabupaten Minahasa tahun 2014). Menurut Yusdja. dan Ilham. 2004. Usaha ternak sapi sudah 208

dikenal oleh masyarakat pedesaan, diantaranya masyarakat Desa Tonsewer. Desa Tonsewer memiliki kelompok ternak sapi yaitu kelompok Pelita yang didirikan pada tanggal 15 Januari tahun 2005 dan disahkan oleh BP3K (Balai Penyuluh Pertanian Perkebunan Perikanan Kecamatan). Pada tahun 2014 kelompok tani ternak Pelita memiliki 44 ekor ternak sapi dan pada tahun 2015 ternak sapi telah berkembang menjadi 63 ekor dengan rincian 19 ekor ternak pedet, 3 ekor sapi dara, dan 41 ekor sapi dewasa. Pemeliharaan ternak sapi dengan cara digembalakan, jenis ternak sapi yang dipelihara sapi (PO). Kegiatan yang diikuti oleh kelompok Pelita yaitu Vaksinator tahun 2009, BIMTEK Peningkatan Kapasitas Petugas Teknik IB Angkatan VII tahun 2012 dan BIMTEK PKB ATR Tingkat Nasional Angkatan II tahun 2013. Permasalahannya apakah usaha ternak sapi bagi kelompok tani ternak Pelita sudah memberikan keuntungan yang memadai atau masih pada posisi pulang pokok. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Break Even Point (BEP) usaha ternak sapi potong milik anggota usaha kelompok tani ternak sapi potong Pelita di Desa Tonsewer Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Tonsewer Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa pada Kelompok Tani Ternak Sapi Pelita. Waktu penelitian mulai dari tanggal 5 September 2015 sampai dengan 5 Oktober 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu pengamatan langsung pada kelompok usaha tani ternak sapi Pelita di Desa Tonsewer Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa dengan mengacuh pada daftar pertanyaan atau kosioner. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari responden dan yang menyangkut dengan usaha ternak sapi yang ada dalam kelompok usaha tani ternak sapi Pelita. Data sekunder berupa data keadaan umum wilayah, populasi ternak, jumlah penduduk yang diperoleh dari instansi terkait diataranya Badan Pusat Statistik, 209

Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Responden dalam penelitian ini adalah anggota kelompok tani ternak sapi Pelita. Analisis data yang digunakan adalah analisis Break Even Point (BEP). Perhitungan biaya tetap dalam penelitian ini dihitung dari biaya penyusutan kandang dan peralatan yang digunakan dengan rumus penyusutan menurut (Prawirokusumo, 1990), seperti pada persamaan (1). Penyusutan = Nilai awal Nilai Sekarang Nilai Ekonomis (1) Penyusutan kandang dihitung dengan menggunakan persamaan (2). Nilai awal Kandang Nilai sekarang kandang Nilai ekonomis kandang (2) Analisis Break Even Point (BEP) digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel didalam kegiatan perusahaan yakni biaya produksi, volume produksi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Rumus BEP secara matematis yang digunakan mengacu dari Riyanto (2001) seperti pada persamaan (3). BEP (Rp) = BEP ekor = Fixed cost 1 (Variabel cost /sales (3) Total Biaya Tetap Harga jual per ekor Biaya Variabel/ kuantias produksi(ekor) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan, usaha ini menggunakan tenaga kerja anggota kelompok atau yang menjadi anggota kelompok yang sudah terjadwalkan setiap hari 3 orang yang mengurus seluruh ternak sapi, dimana kegiatan yang dilakukan adalah menggiring ternak sapi ke kebun habis dipanen atau lahan yang belum diolah, memberi pakan, minum, membersihkan kandang dan lain-lain yang berhubungan dengan usaha peternakan sapi ini, dalam 1 hari upah yang diberikan sebesar Rp. 75.000,- dan untuk 3 orang upah yang dibrikan selama 1 tahun sebesar Rp. 82.125.000,- Pemeliharaan ternak sapi PO perlu memperhatikan kebersihan kandang dan lokasi dimana ternak itu dipelihara, kandang harus dibersikan setiap hari agar terhindar dari serangan penyakit sehingga ternak tetap sehat. Hasil penelitian menunjukan anggota kelompok hanya memberikan obat cacing dalam 1 tahun Rp. 174.000,- dan vitamin Rp. 76.000,- untuk seluruh ternak. Alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan dikandang 210

seperti tempat pakan, tempat air minum, pengangkat kotoran ternak sapi dan lain-lain. Peralatan yang digunakan dalam usaha perternakan kelompok Pelita adalah sekop, parang, ember, kabel, arco, tali untuk mengikat ternak sapi. Harga keseluruhan peralatan yang digunakan sebesar Rp. 954.000 per tahun. Pemasaran ternak sapi PO kelompok ternak sapi Pelita yaitu kepada sesama peternak di Kecamatan dan juga melalui pasar Blante atau pembeli datang langsung kekandang untuk membeli ternak sapi. Harga per ekor sapi pedet jantan 4 juta betina 6 juta, sapi dara jantan 7 juta betina 8 juta, dan sapi dewasa jantan 12 juta betina 15 juta. Harga tersebut menurut umur ternak atau menurut ciri-ciri ternak. Berdasarkan pada Tabel 1, biaya yang dikeluarkan pada usaha ternak sapi potong PO Kelompok Pelita adalah sebesar Rp 26.151.500. Penyusutan per tahun = 217.929,16 Penyusutan 1 periode = Rp 2.651.150,- Berdasarkan Tabel 2, biaya tidak tetap yang dikeluarkan usaha ternak sapi PO Kelompok Pelita berupa biaya bibit, pakan, obatobatan, listrik, transportasi dan TK sebesar RP. 414.150.000,- per tahun Penerimaan ialah jumlah uang dari hasil penjualan ternak sapi (Rp/ekor) dan penjualan kotoran ternak (pupuk kompos). Hasil penelitian menunjukan bahwa penjualan ternak sapi pada Kelompok Pelita dengan jumlah ternak sapi 63 ekor dengan rincian seperti tercantun pada Tabel 3. = Rp 26.151.500 0 10 = 2.651.150 Penyusutan per bulan 211

Tabel 1. Biaya Tetap Usaha Sapi PO Kelompok Tani Ternak Pelita per Periode No Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Jumlah (RP) 1 Kandang 1 Unit - 18.867.500 2 Kabel 589 Meter 11.000 6.479.000 3 Ember 4 Unit 15.000 60.000 4 Sekop 2 Unit 35.000 70.000 5 Lampu 3 Unit 25.000 75.000 7 Tali Nilon 6 Kg 300.000 300.000 8 Arco 1 Unit 300.000 300.000 Total 26.151.500 Tabel 2. Biaya Tidak Tetap Usaha Ternak Sapi PO Kelompok Tani Ternak Pelita No Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Jumlah (Rp/tahun) (Rp/tahun) 1 Bibit 44 Ekor 4.909.090,90 216.000.000 2 Pakan 22.995 Ikat 5000,00 114.975.000 3 Obat-obatan & Vitamin 250.000,00 250.000 4 Listrik 300.000,00 300.000 5 Transportasi 500.000,00 500.000 6 TK 3 Orang 27.375.000,00 82.125.000 Total 414.150.000 Tabel 3. Jumlah ternak sapi dengan harga jual kelompok tani ternak Pelita No Penjualan Jantan Harga/ ekor (Rp) Jumlah Betina Harga/ekor (Rp) Jumlah Jumlah Jantan + Betina 1 Pedet 7 4.000.000 28.000.000 12 6.000.000 72.000.000 100.000.000 2 Dara 3 7.000.000 21.000.000 - - - 21.000.000 3 Dewasa 13 12.000.000 156.000.000 28 15.000.000 420.000.000 576.000.000 4 feses - - - - - - 17.246.250 Total 714.246.250 Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa jumlah ternak sapi Pedet 19 ekor, Dara 3 ekor, Dewasa 31 ekor sehingga diperoleh sebesar Rp. 697.000.000,- per periode ditambah dengan penjualan feses ternak dengan produksi feses 3 kg/ekor/hari selama 1 tahun, harga feses per kg sebesar 212

Rp.250 dan total keseluruhan selama 1 tahun untuk penjualan feses sebagai pupuk kompos sebesar Rp.17.246.250, sehingga jumlah keseluruhan penerimaan kelompok tani ternak Pelita sebesar Rp.714.246.250,- per tahun. Jumlah rata-rata dalam penjualan 63 ekor ternak sapi sebesar Rp.11.063.492,06. Tujuan utama usaha ternak sapi oleh kelompok tani ternak Pelita adalah untuk memperoleh keuntungan. Menurut Prawirokusumo (1990), Ryanti (2011). Keuntungan adalah jumlah rupiah yang diperoleh dari pendapatan bersih suatu usaha. Keuntungan merupakan selisih antara nilai penerimaan total dengan biaya (biaya tetap dan biaya tidak tetap). Keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha akan semakin besar bila selisih antara nilai penerimaan dan nilai biaya semakin besar. Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin layak suatu usaha peternakan dikembangkan (Soekartawi, 2002). Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan sapi PO sebanyak 63 ekor dan penjualan kotoran sapi sebagai pupuk kompos per periode sebanyak Rp. 273.944.750,- per tahun. Analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu teknis analisis ekonomi yang berguna dalam hubungan biaya variabel (TVC) dan biaya tetap total (TFC) terhadap output produksi atau ukuran-ukuran lain dalam aktifitas bisnis dan industri (Gasperesz, (2002), Zaini, (2007). Analisis Break Even Point (BEP) digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel didalam kegiatan perusahaan yakni biaya produksi, volume produksi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan analisis keuntungan yang telah dilakukan, diperoleh Rp. 269.658.500,- dari penjualan kotoran ternak sebagai pupuk kompos dan dari penjualan ternak sapi sebanyak 63 ekor. Sehingga, dapat dikatakan usaha ternak sapi PO Kelompok Pelita sudah mencapai BEP, karena perushaan sudah mengalami keuntungan. Analisis Break Even Point (BEP) penerimaan dengan menggunakan rumus menurut Riyanto 213

(2001), dapat dilihat pada perhitungan selanjutnya. BEP(Rp) = = = 26.151.500 414.150.000 1 714.246.250 26.151.500 1 0,57 26.151.500 0,43 = 60.817.441,86 Berdasarkan hasil analisis BEP penerimaan diperoleh nilai 60.817.441,86. Artinya usaha ternak sapi PO mencapai pulang pokok pada saat usaha Kelompok Pelita memperoleh penerimaan sebesar Rp. 60.817.441,86. Analisis Break Even Point (BEP) volume dengan menggunakan rumus menurut Riyanto (2001), dapat dilihat pada perhitungan selanjutnya. BEP(ekor) = 26.151.500 11.063.492,06 414.150.000 63 26.151.500 = 11.063.492,06 6.573.809,52 = 26.151.500 4.489.682,54 = 5,82 Berdasarkan hasil analisis BEP volume diperoleh nilai BEPnya sebesar 5,82 ekor. Artinya usaha ternak sapi PO mencapai pulang pokok apabila memelihara ternak sapi PO sebanyak 5,82 ekor. Kondisi nilai BEP penerimaan dan volume dengan menggunakan rumus BEP menurut Riyanto (2001), sesuai dengan perhitungan atau analisis Total Revenue (TR) dan Total Variabel Cost (TVC) dengan menggunakan grafik. Grafik BEP dapat dilihat pada Gambar 1. 214

Ket. TR = Total Revenue TC = Total Cost TVC = Total Variabel Cost TFC = Total Fixed Cost Grafik BEP dapat diketahui nilai penjualan, kuantitas penjualan,biaya variabel, biaya tetap, laba marginal, laba atau rugi pada tingkat penjualan tertentu, dan titik BEP. Berdasarkan Gambar 1 dijelaskan sebagai berikut. a. Garis vertikal menunjukan biaya dan juga hasil penjualan total dalam rupiah atau sebesar Rp. 714.246.250,- dan biaya sebesar Rp. 440.301.500,- b. Garis horizontal menunjukan kuantitas yang dijual. Oleh karena harga produk bersifat tetap maka sumbu X juga dapat menunjukan penjualan dalam rupiah atau pada penjualan 63 ekor. c. Perusahaan berkapasitas maksimum 63 unit, berarti penjualan maksimum Rp. 714.246.250,- d. Biaya variabel ditarik dari titik Rp. 26.151.500 Kekanan atas ketitik Rp. 440.301.500,- (yaitu angka yang diperoleh dari biaya tetap Rp. 26.151.500 Ditambah biaya variabel Rp. 414.150.000) Pada penjualan Rp. 714.246.250. Pertemuan antara garis biaya total dan garis penjualan, yaitu titik E, disebut sebagai titik BEP (break event point) dari titik ini ditarik garis lurus kesumbu Y akan diperoleh nilai penjulan BEP yaitu Rp. 215

60.817.441,86, dan biaya total juga Rp. 440.301.500. Dari titk BEP ditarik garis lurus ke sumbu X akan diperoleh kuantitas penjualan BEP yaitu 6 unit. dari titik BEP kekiri terlihat segitiga yang menunjukan daerah rugi (loss area) dan kekanan terlihat segitiga yang menunjukan daerah laba (profit area). Kesimpulan 1. Biaya produksi yang diperoleh dalam pemeliharaan 63 ekor sapi PO sebesar Rp. 414.150.000,- 2. Usaha peternakan sapi PO pada kelompok tani ternak Pelita di Desa Tonsewer Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa mencapai titik impas pada Break Even Point (BEP) penerimaan sebesar Rp. 62.265.476,19 dan BEP produksi sebesar 6 ekor. DAFTAR PUSTAKA Akhmad. S dan Machfudin. B, 2012. Produktivitas Sapi Potong pada Kelompok Tani Ternak di Pedesaan. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Jln. Dr. Soeparno, No. 60, Kotak Pos 110 Purwokerto, Jawa-Tengah Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. 2014. Sulawesi Utara Dalam Angka. Gazpersz. V, 2002. Pedoman Penyusutan Rencana Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2002. Problem dan prospek pengembangan usaha pembibitan sapi potong di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21(4): 148 157 Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan Ed.IV Cet VII. Penerbit BPFEE.Yogyakrta. Riyanti, I. 2011. Analisis Keuntungan Pembuatan Pupuk Organik (Studi. KasusDi Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan). Riyanti, I. 2011. Analisis Keuntungan Pembuatan Pupuk Organik (Studi. KasusDi Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan). Soekardono, 2009. Ekonomi Agribisnis Peternakan Teori dan Aplikasi. Akademi Presindo. Soekartawi, 2002.Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Yusdja, Y. dan N. Ilham. 2004. Tinjauan kebijakan pengembangan agribisnis sapi potong. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian 2(2): 167 182 216

Zaini, Muhammad. 2007. Analysis of Income And Break Even Point of Home Industry Of Tofu At Punngur Residence. Jurnal Ilmiah ESAI. Volume 1, Nomor 1. 217