Grha Busana Batik Jawa Timur di Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

Fasilitas Eduwisata Batik Madura di Tanjung Bumi, Madura

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

Hotel Resor di Labuan Bajo

Pusat Modifikasi Mobil di Surabaya

Fasilitas Pelatihan dan Pergelaran Seni Tari Hip Hop di Surabaya

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

Resor Wisata Kuliner Lombok di Pantai Nipah

Fasilitas Pendidikan Tata Busana Kebaya di Surabaya

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

Fasilitas Penitipan dan Pelatihan Anjing Trah di Surabaya

MUSEUM KERETA API DAN HOTEL DI SURABAYA

Museum Patung Batu di Desa Batubulan, Bali

AKADEMI FASHION DI JEMBER

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

GEDUNG PAGELARAN MUSIK ROCK DI SURABAYA

Taman Seni dan Pusat Pelatihan Kebudayaan Tradisional Jawa Timur di Kediri

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

Perpustakaan Nasional di Surabaya

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LUWUK

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Fasilitas Rekreasi Olahraga Keluarga di Surabaya

Fasilitas Rehabilitasi Psikotik di Surabaya

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) Surabaya

Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya

Hotel Resort di PantaiTelengRiaPacitan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

PASAR MODERN DAN TERMINAL (TIPE C) BRATANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Grha Edukasi Profesi untuk Anak di Surabaya

Citywalk Kalimas di Surabaya

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

MUSEUM FESYEN DI SURABAYA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

FASILITAS AGROWISATA BUAH DURIAN DI WONOSALAM, JOMBANG

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Auditorium dan Pusat Pengembangan Musik Surabaya.

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

Grha Kesenian Wayang di Surabaya

Perancangan Fasilitas Pelatihan Taekwondo di Surabaya

Komentar, Kritik dan Saran dari Diskusi Sidang Tugas Akhir (13 Juli 2011)

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

FASILITAS REKAMAN SUARA DI KOTA MALANG

Transformasi pada objek

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

Stadion Bola Basket di Balikpapan

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

Museum Layang-layang di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ACTION FIGURE CENTRE

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

GRHA LANSIA DAN ANAK YATIM PIATU DI SURABAYA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

PERENCANAAN GEREJA KRISTEN INDONESIA SOLO BARU

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda

LEMBAGA SITE PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II A MALANG T E M A METAMORFOSIS KONSEP K O N S E P

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

WISATA PASAR IKAN PUGER DI JEMBER

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MUSEUM TELEKOMUNIKASI DI SURAKARTA

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

S K E M A T I K D E S A I N

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

Pelabuhan Wisata dengan Fasilitas Kuliner di Manado

Fasilitas Edukasi Wisata Tanaman Hias Di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

Fasilitas Eduwisata Sejarah Perjuangan Kota Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

Fasilitas Perbelanjaan dan Rekreasi di Manado

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A ABSTRAK

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 2, No. 1 (2013) 77-81 77 Grha Busana Batik Jawa Timur di Surabaya Nita Angeline Tedjosukmono dan Anik Juniwati Santoso S.T., M.T. Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: angeline_nita@hotmail.com ; ajs@peter.petra.ac.id I. PENDAHULUAN Gambar 1.1 Perspektif Bangunan Abstrak Grha Busana Batik Jawa Timur di Surabaya ini adalah sebuh fasilitas komersial dimana didesain sebagai wadah untuk Timur sebagai kekayaan budaya Indonesia sekaligus sebagai bahan dasar (kain) busana lokal dalam upaya meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Maka dari itu terdapat masalah desain mengenai bagaimana membuat bangunan yang mempunyai citra yang berkarakter Batik Jawa Timur dan bagaimana mewadahi kesatuan fungsi dari fasilitas-fasilitas yang terkait untuk memenuhi program kegiatan dalam bangunan. Grha ini dilengkapi dengan fasilitas ruang pamer (galeri), museum motif, workshop batik, tempak kursus busana, perpustakaan, fashion cafe, ruang konsultasi dan diskusi, dan ruang peragaaan busana. Untuk penataan ruang disusun berdasarkan sirkulasi pengunjung. Untuk masalah citra, bangunan terbentuk dari hasil transformasi beberapa bangunan di sekitarnya, hal ini dimaksudkan sama dengan prinsip pembuatan Batik Jawa Timur yang mengambil bentuk motif secara jujur dari kekayaan hasil bumi (berupa flora atau fauna) yang ada di daerah tempat asalnya. Kata Kunci Grha Busana Batik, Jawa Timur, motif batik, transformasi, dan Surabaya. A. Latar Belakang Perancangan Tanggal 2 Oktober 2008, Batik telah ditetapkan menjadi Warisan Kemanusaan untuk Budaya Lisan dan Non bendawi atau Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO. Batik sudah mendarah daging di Indonesia. Di era modernisme ini, mulai muncul kesadaran penggunaan produk lokal dan penggunaan Batik sebagai suatu kebanggaan karena batik merupakan salah satu kekayaan bangsa. Adanya tuntutan dan keinginan pasar akan kebanggaan menggunakan batik membuat perkembangan busana batik tidak pernah mati dan semakin terus berkembang. Di sisi lain, selama ini yang lebih dikenal masyarakat Indonesia maupun kanca negara sebagai batik adalah batik-batik dari Jawa Tengah. Sementara dari Batik Jawa Timur yang lebih dikenal adalah batik dari Madura dan Tuban saja. Gambar 1.2 Batik Jawa Tengah (kiri); Batik Jawa Timur, Batik Tuban (dua dari kanan) dan Batik Madura (paling kanan). (sumber: warung-raa.blogspot.com ; http://www.lintangbuanatours.com/index.php/batik-tuban.html; http://www.kriyalea.com/batik-tuban/batik_tuban1/; Keeksotisan batik Jawa Timur: 2011 ) Upaya untuk memperkenalkan kekayaan dan keindahan batik Jawa Timur di Surabaya sendiri sudah ada Komunitas Batik Jawa Timur (KIBAS) dan Rumah Batik Jawa Timur. Gambar 1.3 KIBAS dan Rumah Batik Jawa Timur (sumber: http://jawatimuran.wordpress.com/

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 2, No. 1 (2013) 77-81 78 2012/10/19/batik-jawa-timur-4/; http://juicymorning.blogspot.com/2010/06/solo-batik-fashion.html; http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/103324) Dari latar belakang tersebut, dalam rangka untuk Timur, maka penulis merasa perlu adanya bangunan penghubung yang mewadahi kesatuan fungsi dalam memproduksi,mendesain baik untuk memberikan informasi mengenai busana batik Jawa Timur agar keeksotisan dan keunikan serta keindahan batik Jawa Timur dapat dinikmati dan diminati oleh masyarakat Indonesia. B. Rumusan Masalah Membuat bangunan yang menggambarkan citra Batik Jawa Timur. Membuat bangunan yang mewadahi kesatuan fungsi untuk memperkenalkan dan mempromosikan batik Jawa Timur dengan perpanjangan produk busana batik Jawa Timur. C. Tujuan Perancangan Merancang sebuah bangunan sebagai wadah untuk Timur sebagai kekayaan budaya Indonesia sekaligus sebagai produk lokal dalam upaya meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri. D. Data dan Lokasi tapak KDB :40% KLB :500% KDH :10% KTB :50% Jumlah lantai maksimum: maksimal 10 lantai GSB Jl. Jenderal Sudirman: 6m GSB Jl. Embong Tanjung : 6m GSB dengan bangunan sekitar: 3m Batas Utara : Gallery of Platinum Batas Selatan: Jalan Embong Tanjung Batas Timur: Rumah penduduk Batas Barat: Jalan Jendral Sudirman E. Proses Kerangka Berpikir Gambar 1.5 Kerangka Pikir A. Pendekatan Desain II. PERANCANGAN Pendekatan Simbolik: Menggunakan pendekatan ini karena bangunan didesain dengan kekhasan batik Jawa Timur agar mudah dikenali. Dari pembuatan motif Jawa Timur sendiri, pembatik memunculkan kekhasan kekayaan daerahnya tiap kota. Gambar 1.4 Situasi Site Sumber: Google Maps Tapak berada di Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan salah satu jalan besar di Kota Surabaya, Jawa Timur. Daerah tersebut sangat dekat dengan beberapa pusat keramaian kota yang dapat menjadi keuntungan bagi bangunan yang berfungsi sebagai wadah promosi sesuatu. Lokasi: Jalan Jenderal Sudirman Luas Lahan: ± 6000 m2 Tata Guna Lahan: Fasilitas Umum Kecamatan: Embong Kaliasin Gambar 2.1 Tanaman koro dan Batik Mojokerto (atas); Tanaman tembakau dan Batik Jember (bawah). (sumber:http://4.bb.blogspot.com; http://1.bb.blogspot.com; Keeksotisan Batik Jawa Timur: 2011) Dari gambar 2.1 terlihat contoh batik Mojokerto dibuat dari tanaman koro yang ada di kota tersebut dan batik Jember yang menggunakan tanaman tembakau sebagai motif batik dari kota Jember. Penggambaran motif pun

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 2, No. 1 (2013) 77-81 79 dilakukan mirip dengan benda aslinya. Hal ini diambil sebagai dasar transformasi bentukan bangunan. Transformasi bangunan ditentukan bagaimana keadaan lingkungannya juga termasuk dari bagaimana sikap bangunanan sekitar menanggapi lingkungan tersebut. Signified: Ketegasan guratan Batik Jawa Timur pada motif utamanya. Referent : Ditentukan dari zoning dan sikap bangunan sekitar dalam menanggapi lingkungannya. B. Analisa Tapak dan Transformasi Bentuk bangunan dalam menanggapi perempatan jalan (posisi bangunan terhadap jalan perempatan). Aksis tersebut digunakan untuk transformasi bentukan bangunan. Gambar 2.4 Aksis bangunan sekitar dalam menanggapi perempatan jalan. C. Zoning Zoning dibagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam bangunan. Dari kegiatan yang diwadahi dibagi menjadi 6 zona yaitu Fasilitas Museum Motif, Fasilitas Ruang Pamer/ Gallery, Fasilitas Pendukung, Fasilitas Kursus, Fasilitas Produksi, dan Servis. Penataan Ruang dalam Bangunan: Basement:service, perkir mobil,parkir sepeda motor Lantai 1:museum motif,zona pamer trendi,fashion cafe, zona produksi batik. Lantai 2:museum motif,galeri kain,zona diskusi-desain Lantai 3:galeri busana batik, perpustakaan busana-batik Lantai 4:zona kursus, ruang peragaan busana Lantai 5:zona produksi busana Gambar 2.2 Situasi Tapak dan Keadaan di sekitar tapak. Tapak berada dalam wilayah Surabaya Pusat, dimana terdapat beberapa pusat keramaian terutama Mall. Tapak sendiri diapit oleh beberapa bangunan tinggi, antara lain Graha Bank Bukopin, Graha Warna-Warni dan Gallery of Platinum. Pembagian daerah yang cukup rata membuat grid jalan yang tegas. Tampak pada urutan jalan Embong kenongo-embong Wungu, Embong Kenanga-Embong Tanjung dengan jalan tegak lurus Jenderal Sudirman. Hal ini pada site membentuk aksis kuat horisontal searah jalan dan vertikal tegak lurus jalan utama. Dikarenakan Bentuk tapak yang serupa trapesium, dan aksis jalan, maka memperkuat bentukan dasar bangunan dimulai dari bentuk balok. Gambar 2.5 Zoning Vertikal D. Eksterior Bangunan Eksterior Bangunan tampak kaku dan tertutup. Alasan tertutup dikarenakan penggunaan penghawaan aktif untuk menjaga keawetan kain batik dan untuk meminimalisasi debu. Untuk menunjukkan bangunan yang memperlihatkan batik fasad bangunan menggunakan pola yang diambil dan ditransformasikan dari bentuk jendela dari bangunan sekitar. Gambar 2.3 Transformasi Bentuk Gambar 2.6 Transformasi Pola Fasade Dari bentukan dasar tersebut, diolah dengan melihat sikap yang diambil bangunan sekitar untuk menanggapi keadaan lingkungannya yang serupa, yaitu diambil aksi

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 2, No. 1 (2013) 77-81 80 Penutup atapnya menggunakan ondulin dengan kerangka atap dari baja siku dan baja kanal C. F. Sistem Utilitas Gambar 2.6 Tampak Bangunan Bangunan terkesan tertutup karena untuk menjaga kualitas Kain Batik dan untuk meminimalisir debu, bangunan menggunakan penghawaan aktif dengan menggunakan sistem ahu. Agar tidak terkesan tutup, menggunakan variasi outdoor untuk beberapa fasilitas pelengkap dan fasilitas produksi, yakni fasilitas outdoor lobby, fashion cafe, fasilitas produksi batik dan fasilitas produksi busana batik. Gambar 2.10 Skema utilitas horisontal E. Sistem Struktur Struktur bangunan menggunakan sistem Kolom dan Balok. Gambar 2.7 Aksonometri Struktur Gambar 2.8 Penggunaan Penutup Atap Ondulin pada rangka atap. Gambar 2.11 Skema utilitas vertikal Jalur Distribusi Air bersih (warna biru) PDAM > meteran > Tandon Bawah > Pompa air > Pipa Air Menuju Tandon Atas > Tandon Atas > didistribusika ke ruang-ruang. Jalur Distribusi Air Kotor dan Kotoran (warna kuning) Air kotor dan Kotoran dari ruang-ruang > pipa shaft > septitank > sumur resapan. Jalur Distribusi Limbah (warna hijau) Limbah lilin > Perangkap Limbah Lilin Limbah bahan kimia(pewarna) > Perangkap bahan kimia G. Analisa Kebakaran Dalam upaya keamanan, saat evakuasi kebakaran menggunakan tangga darurat. Dalam hal pemadaman menggunakan sprinkler gas untuk perpustakaan, sprinkler powder untuk zona pamer, dan sprinkler air untuk fasilitas pelengkap. Gambar 2.9 Detail Bentuk Kuda-kuda Atap Bangunan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. 2, No. 1 (2013) 77-81 81 Gambar 2.12 Skema utilitas kebakaran H. Pendalaman Perancangan Ruangan yang sangat menjadi perhatian dalam Grha Busana Batik ini adalah Ruang Peragaan Busana. Salah satu penyelesaian yang timbul dari bagaimana menonjolkan busana batik Jawa Timur dari kegiatan peragaan pada Ruang Peragaan Busana ini adalah dengan pengaturan lighting. Gambar 2.16 Kondisi Penerangan Khusus saat Pagelaran Busana Batik Jawa Timur III. KESIMPULAN Gambar 2.13 Potongan Ruang Peragaan Busana Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui penerangan yang dibutuhkan saat keadaan normal dibutuhkan lampu TLD 30W, 30 buah dengan daya yang digunakan 900 watt. Sedangkan untuk pencahayaan 5x lebih terang menggunakan 8 lampu PAR 20 Halogena dengan daya 400 watt. Gambar 2.14 Lampu PAR 20 HALOGENA dan Lampu TLD Penempatan lampu diletakkan di plafon, material carpet, cat dinding dan warna panggung dipakai warnawarna netral. Dengan menggunakan pendekatan semiotika didapat bahwa bangunan didesain dari transformasi dari bangunan sekitarnya yang membentuk massa asimetris yang mempunyai fasad unik yang mencitrakan ketegasan guratan batik Jawa Timur. Salah satu upaya memperkenalkan dan mempromosikan Batik Jawa Timur agar menimbulkan rasa cinta dan bangga mengenakan busana batik Jawa Timur. Fasilitas museum motif, ruang pamer (galeri), ruang peragaan busana, tempat kursus busana batik, perpustakaan busana batik, workshop batik, ruang konsultasi dan diskusi, fashion cafe dan fasilitas produksi batik. Untuk memudahkan pengunjung mencapai area-area penting seperti museum motif, galeri busana, dan galeri kain diletakkan pada lantai yang berdekatan, sehingga pengunjung tidak mengalami kesulitan dalam mencapainya dengan menggunakan lift atau tannga. Karena tujuan utama untuk memperkenalkan dan mempromosikan, maka paling pertama pengunjung diarahkan untuk menuju museum motif. Sedangkan untuk puncak kegiatan adalah kegiatan peragaan busana batik Jawa Timur yang secara berkala diadakan dalam bangunan, maka untuk penempatan ruang peragaan busana diletakkan pada hirarkhi yang paling tinggi dimaksudkan untuk penggambaran kegiatan paling penting. Gambar 2.15 Kondisi Pencahayaan Umum pada Ruang Peragaan Busana DAFTAR PUSTAKA Anshori, Dr. Yusak dan, Adi Kusrianto. 2011. Keeksotisan Batik Jawa Timur. Jakarta: Pt. Elex Media Komputindo. Antoniades, Anthony C. (1990). Poetics of Archittecture Theory of Design. Van Nostrand Reinhold, New York Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2006). Rencana Detail Tata Ruang Kota Distrik Embong Kaliasin. Surabaya: Bappeko. Batik Jawa Timur. Diambil tanggal 19 Mei 2013. < http://jawatimuran.wordpress.com/2012/10/19/batik-jawa-timur- 4/> Morris, Sandra.(1995). Catwalk, Inside of the World of Supermodels. New York : John Willey & Son. Neufert. Ernest (2002). Data Arsitek Edisi 33 Jilid 1. Jakarta: Erlangga Neufert. Ernest(2002). Data Arsitek Edisi 33 Jilid 2.Jakarta: Erlangga Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.(1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. PT. Philips Ralin Electronics.Catalogue Philips.2001-2002.