GUBERNUR SULAWESI UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR SULAWESI UTARA

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-B TAHUN 2011

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2008 Nomor 1 Seri D.1

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 50 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-T TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUMBAWA

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BLITAR

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA.

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Transkripsi:

GUBERNUR SULAWESI UTARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENGELOLA PERBATASAN PROVINSI SULAWESI UTARA Menimbang Mengingat GUBERNUR SULAWESI UTARA; : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 28A Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Utara, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Utara tentang Uraian Tugas Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara. : 1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 jo Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang antara lain Pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara; 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 8. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

- 2-10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara; 12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Utara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Utara; 13. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2010 2015 Provinsi Sulawesi Utara. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENGELOLA PERBATASAN PROVINSI SULAWESI UTARA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Utara; 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republik indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Pemerintah daerah adalah gubernur, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah dewan perwakilan rakyat daerah provinsi sulawesi utara; 5. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

- 3-6. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; 7. Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, inspektorat, badan perencanaan pembangunan daerah, lembaga teknis daerah dan lembaga lain; 8. Sekretaris daerah adalah sekretaris daerah provinsi sulawesi utara; 9. Lembaga lain adalah lembaga yang dibentuk sebagai pelaksanaan dari ketentuan perundang-undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya, yang ditetapkan sebagai perangkat daerah; 10. Badan Pengelola Perbatasan Provinsi adalah Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara; 11. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI; 12. Kelompok jabatan fungsional adalah himpunan jabatan fungsional keahlian dan/atau jabatan fungsional keterampilan yang mempunyai fungsi dan juga berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas pemerintahan; 13. Jabatan fungsional adalah jabatan yang tidak secara tegas disebutkan dalam struktur organisasi yang tugasnya melaksanakan fungsi non manajerial baik teknis maupun fasilitatif; 14. Wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut dengan wilayah negara, adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di bawahnya, serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya; 15. Wilayah perairan adalah perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial; 16. Wilayah yurisdiksi adalah wilayah luar wilayah negara yang terdiri atas zona ekonomi eksklusif, landas kontinen, dan zona tambahan di mana negara memiliki hak-hak berdaulat dan kewenangan tertentu lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan hukum internasional; 17. Batas wilayah negara adalah garis batas yang merupakan pemisah kedaulatan suatu negara yang didasarkan atas hukum internasional;

- 4-18. Batas wilayah yurisdiksi adalah garis batas yang merupakan pemisah hak berdaulat dan kewenangan tertentu yang dimiliki oleh negara yang didasarkan atas ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional; 19. Kawasan perbatasan adalah bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah negara di darat, kawasan perbatasan berada di kecamatan; 20. Zona tambahan indonesia adalan zona yang lebarnya tidak melebihi 24 (dua puluh empat) mil laut yang diukur dari garis pangkal dari mana laut teritorial diukur; 21. Zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah suatu area di luar dan berdampingan dengan laut teritorial Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perairan Indonesia dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur; 22. Landas kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil laut sampai dengan jarak 100 (seratus ) mil laut dari garis kedalaman 2.500 (dua ribu lima ratus) meter; 23. Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik. BAB II TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Tugas Pasal 2 Badan Pengelola Perbatasan Provinsi mempunyai tugas: a. Menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan; b. Menetapkan rencana kebutuhan anggaran, mengkoordinasikan pelaksanaan, dan; c. Melaksanakan evaluasi dan pengawasan di kabupaten/kota.

- 5 - Bagian Kedua Fungsi Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, Badan Pengelola Perbatasan Provinsi menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan dan penetapan rencana aksi pembangunan batas wilayah Negara dan kawasan perbatasan Provinsi ; b. Pengkoordinasian penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan, pengelolaan serta pemanfaatan batas wilayah Negara dan kawasan perbatasan di wilayah Provinsi ; c. Pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan batas wilayah Negara di Provinsi ; d. Inventarisasi potensi sumber daya dan rekomendasi penetapan zona pengembangan ekonomi, pertahanan, sosial budaya, lingkungan hidup dan zona lainnya di kawasan perbatasan Provinsi ; e. Melakukan kerja sama dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan kawasan perbatasan. BAB III URAIAN TUGAS Bagian Kesatu Kepala Badan Pasal 4 (1) Kepala Badan mempunyai tugas penyelenggaraan pengelolaan perbatasan daerah di bidang sekretariat, bidang pengelolaan batas negara, bidang potensi kawasan, bidang pengelolaan infrastuktur kawasan dan bidang kerja sama; (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan mempunyai fungsi: a. Penetapan kebijakan program pembangunan perbatasan; b. Penyelenggaraan urusan di bidang sekretariat; c. Penyusunan rencana dan program kebutuhan anggaran di bidang pengelolaan batas negara; d. Penyelenggaraan urusan di bidang pengelolaan potensi kawasan; e. Penyelenggaraan urusan di bidang pengelolaan infrastruktur kawasan; f. Penyelenggaraan urusan di bidang kerja sama; g. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

- 6 - Bagian Kedua Sekretariat Pasal 5 (1) Sekretariat mempunyai tugas penyelenggaraan pelayanan administrasi, hukum, kepegawaian, perencanaan, keuangan dan umum serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan; (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi: a. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi pelayanan administrasi; b. Penyusunan perencanaan operasional dan pelaporan kegiatan; c. Penyelenggaraan urusan hukum dan kepegawaian; d. Penyelenggaraan urusan perencanaan dan keuangan; e. Penyelenggaraan urusan umum; f. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan. (3) Subbagian Hukum dan Kepegawaian mempunyai tugas: a. Menyiapkan, menyusun, meneliti dan mengkoordinasikan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan; b. Menyiapkan bahan pertimbangan hukum, melaksanakan telaahan hukum dan melakukan bantuan hukum; c. Menyiapkan bahan kebijakan dalam rangka penegakan hukum; d. Melaksanakan sosialisasi dan dokumentasi hukum; e. Menyiapkan dan menyusun formulir isian database kepegawaian; f. Menyelenggarakan administrasi kenaikan pangkat, pemindahan, pemberhentian, gaji berkala, kartu pegawai, askes, taspen, NPWP sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Melaksanakan evaluasi kehadiran dan administrasi kinerja dalam pemberian tunjangan; h. Mengusulkan penerima penghargaan, cuti, sumpah/janji, pengembangan dan kesejahteraan PNS; i. Membuat daftar nominatif dan daftar urut kepangkatan; j. Fasilitasi pemberian bahan pembuatan DP3; k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (4) Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas: a. Mengkoordinasikan penyusunan program dan anggaran; b. Menganalisa dan menyusun rumusan penyelenggaraan perencanaan program dan anggaran; c. Menyiapkan, menyusun, mengolah, meneliti laporan akuntabilitas capaian kinerja dan keuangan; d. Melaksanakan administrasi keuangan meliputi verifikasi, pembukuan, perbendaharaan dan gaji; e. Menyusun dan melakukan usul perubahan anggaran; f. Melaksanakan pengendalian anggaran, penerimaan kas, pengeluaran kas, investasi dan utang piutang;

- 7 - g. Menyiapkan evaluasi dan monitoring penatausahaan perencanaan dan keuangan; h. Menyiapkan pengembangan sistem dan prosedur akuntansi; i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (5) Subbagian Umum mempunyai tugas: a. Mengkoordinasikan rencana kegiatan ketatausahaan umum; b. Menyiapkan, menyusun, meneliti dan melaksanakan administrasi surat-menyurat sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Menggandakan dan mendistribusikan surat-menyurat; d. Melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan upacara serta melakukan kegiatan keprotokolan dan administrasi perjalanan dinas; e. Mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data informasi untuk kepentingan masyarakat; f. Melaksanakan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor; g. Menyiapkan dan menyusun daftar inventaris, arsip dan dokumentasi; h. Melaksanakan pengawasan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan; i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. Bagian Ketiga Bidang Pengelolaan Batas Negara Pasal 6 (1) Bidang Pengelolaan Batas Negara melaksanakan tugas penyelenggaraan di bidang pengelolaan wilayah laut, udara dan lintas batas negara serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan; (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengelolaan Batas Negara mempunyai fungsi: a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya; b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan; c. Pelaksanaan dan pengkoordinasian tugas pengelolaan batas negara; d. Penyelenggaraan urusan pengelolaan wilayah laut dan udara; e. Penyelenggaraan urusan pengelolaan lintas batas negara; Badan. (3) Subbidang Pengelolaan Wilayah Laut dan Udara mempunyai tugas :

- 8 - b. Penyiapan penyusunan dan perumusan rencana induk dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan kebijakan dan pengelolaan serta pemanfaatan batas negara wilayah laut dan udara; c. Penyiapan pelaksanaan koordinasi pengelolaan fasilitasi penegasan, pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan, dan pengamanan batas wilayah laut dan udara; d. Penyiapan pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran pembangunan dan pengelolaan batas negara wilayah laut dan udara sesuai skala prioritas; e. Koordinasi penyiapan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan serta pengelolaan batas negara wilayah laut dan udara; f. Membuat dan menyusun laporan kegiatan; g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala (4) Subbidang Pengelolaan Lintas Batas Negara mempunyai tugas: b. Penyiapan penyusunan dan perumusan rencana induk dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan kebijakan lintas batas Negara; c. Penyiapan pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran pelaksanaan lintas batas Negara; d. Penyiapan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lintas batas Negara; e. Koordinasi pelaksanaan dan penetapan kebijakan batas dan yuridiksi wilayah antar negara; f. Koordinasi pelaksanaan evaluasi dan pengawasan atas batas wilayah dan yuridiksi wilayah antar negara serta diluar wilayah negara; g. Membuat dan menyusun laporan kegiatan; h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keempat Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Pasal 7 (1) Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan melaksanakan tugas penyelenggaraan di bidang penataan ruang kawasan perbatasan dan potensi kawasan perbatasan laut serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan; (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan mempunyai fungsi: a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya; b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan; c. Pelaksanaan dan pengkoordinasian tugas kawasan perbatasan;

- 9 - d. Penyelenggaraan urusan penataan ruang kawasan perbatasan; e. Penyelenggaraan urusan potensi kawasan perbatasan laut; Badan. (3) Subbidang Penataan Ruang Kawasan Perbatasan mempunyai tugas: b. Melaksanakan penyusunan dan perumusan rencana induk dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan kebijakan penataan ruang Kawasan Perbatasan; c. Melaksanakan koordinasi penyusunan anggaran penataan ruang kawasan perbatasan; d. Melaksanakan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penataan ruang kawasan perbatasan; e. Membuat dan menyusun laporan kegiatan; f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala (4) Subbidang Potensi Kawasan Perbatasan Laut mempunyai tugas: b. Menyiapkan penyusunan dan perumusan rencana induk dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan kebijakan pengelolaan potensi kawasan perbatasan laut; c. Menyiapkan pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran pengelolaan potensi kawasan perbatasan laut; d. Menyiapkan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan potensi kawasan perbatasan laut; e. Membuat dan menyusun laporan kegiatan; Bagian Kelima Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Pasal 8 (1) Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan melaksanakan tugas penyelenggaraan di bidang infrastruktur fisik, ekonomi, kesejahteraan rakyat dan pemerintahan serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan; (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan mempunyai fungsi: a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya; b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan; c. Pelaksanaan pengkoordinasian tugas penetapan batas wilayah; d. Penyelenggaraan urusan infrastruktur fisik;

- 10 - e. Penyelenggaraan urusan infrastruktur ekonomi, kesejahteraan rakyat dan pemerintahan; Badan. (3) Subbidang Infrastruktur Fisik mempunyai tugas : b. Menyiapkan penyusunan dan perumusan rencana induk dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan kebijakan pembangunan infrastruktur fisik; c. Menyiapkan pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran pembangunan infrastruktur fisik; d. Menyiapkan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pembangunan infrastruktur fisik; e. Membuat dan menyusun laporan kegiatan; (4) Subbidang Infrastruktur Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat dan Pemerintahan mempunyai tugas : b. Menyiapkan penyusunan dan perumusan rencana induk dan rencana aksi serta pengkoordinasian penyusunan kebijakan pembangunan Infrastruktur ekonomi dan kesejahteraan rakyat; c. Menyiapkan pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran pembangunan Infrastruktur ekonomi dan kesejahteraan rakyat; d. Menyiapkan pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pembangunan Infrastruktur ekonomi dan kesejahteraan rakyat; e. Membuat dan menyusun laporan kegiatan; Bagian Keenam Bidang Kerja Sama Pasal 9 (1) Bidang Kerja Sama melaksanakan tugas penyelenggaraan dibidang kerja sama lintas sektor, pusat dan daerah serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan; (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Kerja Sama mempunyai fungsi : a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya; b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan; c. Pelaksanaan pengkoordinasian tugas kerja sama lintas sektor, pusat dan daerah; d. Penyelenggaraan urusan kerja sama lintas sektor; e. Penyelenggaraan urusan kerja sama pusat dan daerah;

- 11 - Badan. (3) Subbidang Kerja Sama Lintas Sektor mempunyai tugas: b. Menyiapkan bahan pelaksanaan kerjasama antar lembaga pemerintah; c. Menyiapkan bahan pelaksanaan organisasi non pemerintah nasional dan internasional, monitoring dan evaluasi; d. Membuat dan menyusun laporan kegiatan; e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala (4) Subbidang Kerja Sama Pusat dan Daerah mempunyai tugas: b. Menyiapkan bahan pelaksanaan kerjasama antar pusat dan daerah; c. Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi; d. Membuat dan menyusun laporan kegiatan; e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BAB IV TATA KERJA Pasal 10 (1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dilingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain diluar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masingmasing; (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; (3) Setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya; (4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya; (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya;

- 12 - (6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja; (7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 11 (1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis di bidang keahliannya masing-masing; (2) Kelompok jabatan fungsional dapat dibagi dalam subkelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya masing-masing dipimpin oleh tenaga fungsional senior; (3) Kebutuhan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) ditentukan berdasarkan sifat, jenis, dan beban kerja; (4) Pembinaan terhadapa tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. N O P E N G O L A H P A R A F 1. KABAG KELEMBAGAAN 2. KABAG PERUNDANG-UNDANGAN Ditetapkan di Manado pada tanggal 8 Mei 2012 GUBERNUR SULAWESI UTARA, 3. KARO ORGANISASI 4. KARO HUKUM 5. ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 6. ASISTEN ADMINISTRASI UMUM S. H. SARUNDAJANG 7. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI 8. WAKIL GUBERNUR SULUT 9. GUBERNUR SULUT MOHON UNTUK DITANDATANGANI