BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR JUWITA OKTAVIANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1. Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP SEMARANG

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

PUSAT PELATIHAN DAN PERTANDINGAN BULUTANGKIS DI YOGYAKARTA

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PELATIHAN DAN PENDIDIKAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

PUSAT OLAH RAGA UNDIP DI TEMBALANG

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

2015 PUSAT PEMBINAAN ATLET BOLA VOLI KOTA BANDUNG

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

GEDUNG PERSATUAN BULUTANGKIS SEMARANG

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN. (

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

AKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB 3 METODE PERANCANGAN. aktifitas olahraga, hal itu disebabkan karena kurangnya fasilitas yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB I PENDAHULUAN SOLO RACQUET SPORTS CENTER

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

REDESAIN KOMPLEKS OLAHGARA DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

FUTSAL CENTRE DI YOGYAKARTA

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas)

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Tabel 1. 1 Pertumbuhan Jumlah Pelajar di Yogyakarta

APARTEMEN BAGI ORANG ASING DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN BAB I: PENDAHULUAN

KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang banyak di

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

PENGEMBANGAN GELANGGANG FUTSAL UNDIP

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 -

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

PEKALONGAN BASKETBALL ARENA

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli sendiri tidak terpaku hanya untuk bermain di lapangan outdoor saja,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Bisnis Bintang 4 di Kota Jambi. Rahma Mastovani_ L2B008122

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Minggu 2 STUDI BANDING

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN A. Pengertian Obyek Pengertian Sekolah bulutangkis PB. Djarum. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. Persatuan : Kumpulan orang yang memiliki minat atau tujuan yang sama. Bulutangkis : Olahraga yang menggunakan alat berbentuk raket untuk memukul kok agar dapat melewati atas net yang membatasi tengah - tengah lapangan. Permainan ini dapat dilakukan oleh satu orang (single) atau dua orang (Ganda). Djarum : Salah satu perusahaan swasta terbesar di Indonesia. Di : Petunjuk tempat, posisi. Gorontalo : Salah satu provinsi di pulau Sulawesi yang merupakan pulau continental, tetapi terpisah dari dataran Asia dan Australia. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Sekolah bulutangkis PB. Djarum di Gorontalo berarti : Suatu wadah dengan fasilitas penunjang untuk tempat pendidikan dan pelatihan terpadu olahraga bulutangkis di Gorontalo. 1

B. Fungsi Dan Kegiatan Fungsi Sekolah bulutangkis PB. Djarum adalah sebagai suatu wadah yang dapat memenuhi aktivitas/kegiatan olahraga bulutangkis dalam bentuk pendidikan, pelatihan serta pertandingan/kompetisi dimana dari kegiatan-kegiatan yang diadakan tersebut, diharapkan dapat melahirkan batlit bulutangkis yang berprestasi bukan hanya ditingkat daerah saja, tetapi juga ditingkat nasional bahkan internasional. C. Struktur Organisasi Secara umum Sekolah bulutangkis PB. Djarum ini dipimpin oleh pejabat eksekutif tinggi atau CEO (Chief Executive Officer) dan dibantu oleh manager umum, wakil manager, secretay, dan staff. CEO Wakil Manager Manager Sekertaris Umum Staff Gambar 2.1 struktur organisasi (sumber : www.pbdjarum.org, 2013) 2

Adapun Unsur pelaku pada Sekolah bulutangkis PB. Djarum terdiri dari: 1. Pemilik Menanamkan modal untuk obyek rancangan Sekolah bulutangkis PB. Djarum. Menyediakan fasilitas serta kelengkapan peralatan untuk obyek tersebut. 2. Pengelola Mengatur dan mengontrol penggunaan fasilitas. Mengurus administrasi keuangan. Mengawasi jalannya pendidikan/pelatihan pada obyek. Melaksanakan pemeliharaan/perawatan berkala atas seluruh fasilitas. 3. Pelatih Memberikan materi serta, Melatih para atlet. 4. Pengunjung Menemui Pengelola. Menemui Tenaga Pelatih atau Siswa. melihat kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekolah bulutangkis PB. Djarum, misalnya event pertandingan. 3

D. Bentuk Dan Penampilan 1. Penampilan Bangunan Pendekatan rancangan yang akan dilakukan sesuai metode Rasional dimana proses perancangan yang didasarkan pada peniruan bentuk-bentuk yang sudah ada untuk di hadirkan kembali melalui proses tambah kurang sehingga objek yang akan hadir memiliki kesamaan seperti ide dasar dari penampilan bangunan berasal dari karakter Olahraga itu sendiri. Terdapat 3 (tiga) wujud dasar sebagai bentuk yang paling sederhana dan teratur yang nantinya dapat dikembangkan sebagai komposisi bentuk Arsitektur, yaitu: Segiempat Segitiga Lingkaran 4

Dalam menentukan bentuk dasar massa bangunan hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah: a) Bentuk dapat diolah, digabungkan, dengan bentuk dasar lainnya sehingga menciptakan citra yang dinamis dan menarik. b) Dapat menyesuaikan dengan bentuk tapak. c) Sesuai dengan kegiatan yang didalamnya agar tercipta penggunaan ruang yang efisien. d) Kemudahan sirkulasi kedalam bangunan. Pada obyek rancangan ini diambil bentuk dasar segi empat, yang bersifat stabil dan formal. Kekurangan bentuk segi empat yaitu bentuk yang monoton, namun hal itu dapat diatasi karena beberapa hal sebagai berikut: Bentuk segi empat dapat diolah dengan bentuk-bentuk dasar lainnya. Berkesan dinamis dan rileks. Penataan mudah. Dapat memberikan kenyamanan sirkulasi karena bias berbentuk linier maupun Radial. 2. Proses Perubahan Bentuk Proses perubahan bentuk dapat ditempuh dengan morfologi. dengan bentukbentuk dasar yang diubah hingga diperoleh bentukan yang cocok dengan dasar perancangan obyek. Morfologi Arsitektural (architectural morphology) disebut juga studi didalam Arsitektur, hal ini secara inti menyangkut dengan batasan-batasan 5

dimana bentuk geometri ditempatkan pada bentuk-bentuk yang memungkinkan atau tepat dan ruang-ruang dimana bangunan-bangunan dan rencana denahnya diambil. Morfologi juga merupakan proses perubahan bentuk yang diakibatkan oleh faktor penting yang mempengaruhi bentuk denah dan tampilan bangunan itu sendiri. Rencana perubahan bentuk dengan penggabungan bentuk berpengaruh terhadap denah dan tampilan bentuk obyek nanti, dan tentu saja bentuk ini disesuaikan pula dengan yang ada. 3. Jenis Bentuk Bangunan Berdasarkan jenis massa yang ada maka untuk menunjang citra bangunan, kita dapat mengetahui jenis massa apakah yang cocok nantinya agar bangunan terlihat unik, dinamis, individual dan menarik. Pada obyek rancangan Sekolah bulutangkis PB. Djarum ini diambil jenis massa banyak dengan pertimbangan sebagai berikut: Mudah mengelompokan kegiatan tanpa terjadi tumpang tindih antar fungsi yang berbeda lewat perbedaan lantai dan pembagian zone tiap lantai. Aktivitas pada obyek akan berjalan sesuai fungsi dan tidak akan terjadi penumpukan pada satu tempat. Kesan bangunan yang akan ditampilkan lebih dinamis. 6

4. Tampilan Bangunan Tampilan bangunan memegang peranan penting guna menampilkan citra bangunan. Yang berperan didalam citra bangunan yaitu: 1) Fungsi, pemenuhan terhadap aktivitas manusia merupakan batasan fungsi secara umum dalam Arsitektur. Namun fungsi tidak selalu menentukan bentuk, dalam hal ini bentuk hanya dapat mencerminkan simbol kegiatan. 2) Skala, berperan dalam memberi kesan pada bangunan dan berlaku pada interior dan eksterior bangunan. 3) Penampilan berdasarkan gubahan massa, seperti: Simetris, berkesan statis. Asimetris, berkesan dinamis. Hirarki, berdasarkan kepentingan fungsi bangunan. Pada rancangan Sekolah bulutangkis PB. Djarum ini, menggunakan prinsip Asimetris agar berkesan dinamis sesuai citra yang diinginkan. 4) Pengolahan fasade bangunan diusahakan sebisa mungkin untuk menunjukan citra kekuatan bangunan seperti karakter Olahraga itu sendiri. 7

E. Hasil Survey Obyek Rancangan Studi Komparasi Untuk mendapatkan pengetahuan yang luas mengenai fungsi objek sesuai dengan interpretasi objek, dan merupakan data pembanding maka dilakukan studi mengenai fungsi maupun bentuk dan langgam dengan objek yang sejenis guna menambah pengetahuan perancang akan objek Sekolah bulutangkis PB. Djarum beserta fasilitas pendukungnya sehingga proses perancangan objek dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan tetap memperhatikan kondisi serta kebutuhan masyarakat Gorontalo tempat objek dihadirkan. 1. GOR Sekolah bulutangkis PB. Djarum Jati, Kudus Gambar 2.2 Sekolah bulutangkis PB. Djarum (sumber : www.pbdjarum.org, 2013) GOR Jati mulai di bangun tahun 2004, kemudian diresmikan pada tanggal 27 Mei 2006. GOR ini difungsikan sebagai pusat pelatihan bagi sejumlah atlet binaan 8

yang dikriteriakan untuk tunggal putri dan putra, sedangkan atlet yang dikategorikan ganda mendapat pelatihan di Sekolah bulutangkis PB. Djarum Jakarta. GOR jati dibangun dibilangan Jati Kudus dan mengemban misi Sekolah bulutangkis PB. Djarum itu, pembangunannya total dihabiskan dana sebesar 30 miliar. GOR Jati yang didirikan diatas lahan 43.207 m2 ini, memiliki standart internasional, bahkan disebutsebut sebagai pusat pelatihan bulutangkis yang terbaik di Asia. Kompleks GOR Jati memiliki luas 29.450 m2 terdiri dari gedung olahraga, seluar 4.925 m2 dengan 16 lapangan terbagi dalam 12 lapangan beralaskan kayu, sisanya beralaskan vinil (karet sintetis) yang di lengkapi tribun penonton di kanan kirinya, serta bangunan penunjang lainnya seperti ruang pertemuan, ruang makan, ruang fitness, ruang komputer, ruang perpustakaan, dan ruang audio visual. Gambar 2.3 Lobby (Sumber : www.pbdjarum.org, 2013) 9

Gambar 2.4 Ruang makan (sumber : www.pbdjarum.org, 2013) Gambar 2.5 Perpustakaan (sumber : www.pbdjarum.org, 2013) 10

Gambar 2.6 Ruang Komputer (sumber : www.pbdjarum.org, 2013) Gambar 2.7 Ruang Fitness dan Fisioterapi (Sumber : www.pbdjarum.org, 2013) 11

Gambar 2.8 Hall Latihan Ekslusif (sumber : www.pbdjarum.org, 2013) Gambar 2.9 Lapangan Utama (Sumber : www.pbdjarum.org, 2013) 12

Selain itu terdapat asrama atlit seluas 1.834 m2, memiliki 40 kamar terpisah untuk putra dan putri dengan kapasitas 2 orang untuk setiap kamar berikut fasilitas tempat tidur dan meja belajar. Rumah pelatih dan assisten pelatih yang didirikan pada lahan 312 m2 juga menjadi satu komplek di GOR jati. (Sumber : http://pbdjarum.org/about_us) 2. National Badminton Centre, Inggris Gambar 2.10 National Badmiton Centre (sumber : Sumber : http://nbc.uk.com, 2013) National Badminton Centre, yang berbasis di Milton Keynes, adalah salah asatu tempat pelaihan bulutangkis di Inggris. Sama seperti Sekolah bulutangkis PB. Djarum National Badminton Centre ini membuka penerimaan siswa atau anggota tiap 13

tahunnya. Ini adalah pusat pelatihan untuk atlet kelas dunia Inggris dan regu. Tempat ini juga di sewakan untuk masyarakat sekitar yang gemar pada olahraga bulutangkis, juga disediakan fasilitas penunjang seperti sauna, restoran dan bar. Pengelola klub melayani semua standar pemain dari pemula sampai pemain profesional yang serius. National Badminton Centre juga menjadi pusat pelatihan bulutangkis kelas dunia, National Badminton Centre juga menyediakan tempat konferensi utama dan dapat menampung pengguna gedung baik itu pertemuan maupun acara hingga 100 orang dan memiliki reputasi pelayanan yang ramah, fleksibel dan profesional. (Sumber : http://nbc.uk.com/about_us, 2013) 3. Setia Badminton Academy, Malaysia Gambar 2.11 Setia Badmiton Academy (sumber : http://setiabadminton.com, 2012) Setia Badminton Academy [Setia BA] didirikan pada tahun 1997 oleh Han Jian sebagai Pelatih Kepala nya. Han Jian adalah Juara Dunia tahun 1985 dan pelatih tim Thomas Malaysia 1992. Saat ini, Setia BA telah mendirikan pusat pelatihan di 14

Subang Jaya dan Klang selain home base di Setia. Alam, Shah Alam, Selangor Darul Ehsan. Ada sekitar 300 pemain di pusat pelatihan, Han Jian dibantu oleh tiga [3] pelatih lainnya dari Indonesia dan Malaysia. Tujuan utama dari Setia BA adalah untuk melatih pemain antara usia 07-15 pada keterampilan bulutangkis dasar. Selain pelatihan keterampilan, Setia BA juga menanamkan nilai-nilai seperti disiplin diri, ketekunan, ketepatan waktu, dan lain-lain untuk semua atlet setia BA. Layanan lain yang disediakan oleh Setia BA adalah pembinaan klinik, individu atau kelompok pelatihan dan keterampilan bulutangkis lainnya dan juga kursus. (Sumber : http://setiabadminton.com.my/about_us, 2013) 1.) Kesimpulan dari studi komparasi Dari data di atas dapat dilihat bahwa antara Sekolah bulutangkis PB. Djarum Jati, National badminton center, dan Setia badminton academy, memiliki perbedaan baik bangunan gedungnya maupun prasarana lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh fasilitas dana dan fungsi utama yang ada tidak sesuai dengan pra desainnya, seperti Sekolah bulutangkis PB. Djarum Jati mereka lebih mengutamakan pada Gedung Olahraganya, dan pada National Badminton Center lebih mengutamakan kenyamanan pengunjung karena hal ini berada di kawasan pemukiman begitu seterusnya. Setiap pusat pelatihan harus menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai pada umumnya. Untuk perencanaan bentuk objek nanti, akan mengikuti bangunan objek perbandingan dari studi komparasi ini, tapi untuk Sekolah bulutangkis PB. Djarum di 15

Gorontalo ini masih mengutamakan fasilitas utama atau lebih mengedepankan fasilitas latihan, dan lebih mengedepankan kegiatan pelatihan demi kemajuan atletnya. 16