PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL MELALUI KEGIATAN PERMAINAN KOREK API PADA ANAK KELOMPOK A TK PKK PAPAR KEDIRI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PIRING HURUF DI RAUDHATUL ATHFAL DARMA WANITA PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini OLEH :

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki karakteristik yang

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH II KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENIUP BALON

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 7 BARENG KLATEN TAHUN 2012/2013

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK SATU ATAP BATU KUALI TALAWI SAWAHLUNTO

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

2014/2015. Disusun oleh : A

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI TULISAN PADA MEDIA BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK BAITUL HAMDI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UN PGRI Kediri

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MELENGKAPI HURUF MENJADI KATA TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program studi PG PAUD FKIP UNP Kediri.

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B3 RA DEPAG 1 PALU BARAT

BAB I PENDAHULUAN. (National Assosiation Education for Young Children) bahwa anak usia dini

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKSI SOSIAL EMOSIONAL MELALUI STRATEGI SALING TUKAR ALAT MAINAN PADA ANAK KELOMPOK A. TK AISYIYAH DEMANGAN SAMBI BOYOLALI

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR TK LEMBAH SARI AGAM ZAINAB ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

Transkripsi:

PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG ARTIKEL RINI DESMAREZA NIM: 0991/009 JURUSAN PENDIDIKAN GURU - PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG WISUDA PERIODE SEPTEMBER 01 Rini Desmareza, PG-PAUD, FIP, UNP, www.rini unp.co.id

Rini Desmareza, PG-PAUD, FIP, UNP, www.rini unp.co.id

Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Anak Melalui Permainan Montase di RA Darul Ulum PGAI Padang Rini Desmareza* Abstrak: Penelitian bertujuan mengetahui cara meningkatkan perkembangan sosial emosional anak melalui permainan montase. Jenis penelitian B1 RA Darul Ulum PGAI Padang 011/01, dengan anak 16 orang pada semester 1. Data perkembangan sosial emosional anak dalam pembelajaran diperoleh dari observasi dan dokumentasi yang dianalisis dengan persentase. Penelitian dilakukan dua siklus, pelaksanaan siklus satu dan dua tiga kali pertemuan. Hasil penelitian disimpulkan melalui permainan montase dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional anak B1 RA Darul Ulum PGAI Padang. Kata Kunci: sosial, emosional, permainan, montase PENDAHULUAN Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) / Raudathul Athfal (RA) pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh Rini Desmareza, PG-PAUD, FIP, UNP, www.rini unp.co.id yang menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Menurut Anderson dalam (Masithoh) (00:) Pendidikan anak TK perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi perkembangan yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosional, fisik, dan motorik. Di samping TK, Pendidikan yang sejajar dengan itu adalah Raudathul Athfal (RA). DEPAG RI (006: 6) menyatakan bahwa RA adalah salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berupaya melakukan pembinaan bagi anak sejak umur empat sampai enam tahun. Pendidikan ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki usia lebih lanjut. Dalam kurikulum berbasis kompetensi dinyatakan bahwa tujuan TK adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan

fisik yang meliputi moral dan nilai- nilai agama, sosial, emosional serta kemandirian dan juga dalam bidang pengembangan kemampuan dasar yang mencakup kognitif, bahasa, fisik motorik, dan kemandirian. Guru TK atau RA hendaknya memahami karakter dan kemampuan anak yang harus dikembangkan anak dimasa selanjutnya. Salah satu aspek perkembangan yang harus menjadi perhatian penuh dari pihak guru maupun orang tua adalah perkembangan sosial emosional anak. Perkembangan sosial emosional merupakan salah satu aspek dari perkembangan Anak Usia Dini. Perkembangan sosial emosional anak dimulai dari egosentris individual yang artinya hanya memandang dari satu sisi yaitu dirinya sendiri, konsep diri dan kontrol diri kemudian secara bertahap menuju kearah berinteraksi dengan orang lain (Direktorat PAUD, 003). Contohnya adalah anak dapat merasakan bahagia dan senang bermain dengan teman- temannya, anak dapat bersosialisasi dengan teman- temannya, dan mudah bergaul dengan teman yang baru, anak merasakan kasihan terhadap teman yang sakit, anak dapat menolong temannya yang sedang dalam masalah. Dan lain sebagainya. Sosial emosional memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan, maka perlu diketahui bagaimana perkembangan dan pengaruh emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Pada dasarnya kemampuan untuk berinteraksi secara sosial dan emosional sudah ada semenjak bayi pada setiap individu. Ada pendapat yang mengatakan yaitu pendapat tradisonal bahwa sifat sosial dan emosional itu sudah dimiliki oleh masing-masing orang sesuai dengan keturunan, namun banyak penelitian yang membuktikan bahwa kecerdasan sosial emosional seseorang tumbuh dan berkembang sesuai dengan pendidikan yang didapatkannya atau dengan kata lain merupakan hasil dari belajar. Oleh karena itu TK/RA sebagai salah satu wadah peletak dasar utama konsep diri anak- anak baik secara sosial emosional, intelektual, sikap dan lain sebagainya hendaklah menjadi dasar bagi para pendidik Anak Usia Dini dalam mengembangkan metode dan media pada kurikulum pengajaran di TK/ Ra. Rini Desmareza, PG-PAUD, FIP, UNP, www.rini unp.co.id

Dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Peningkatkan Perkembangan Sosial Emosianal Anak melalui Permainan Montase di RA Darul Ulum PGAI Padang. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah (1) Anak sulit bersosialisasi dengan teman-temannya, () Kesabaran anak kurang terlatih, (3) Emosi anak sering tidak terkontrol, (4) Sosial Emosional Anak kurang berkembang, dan () Kurangnya kreativitas guru menggunakan media dalam pembelajaran. Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Bagaimanakah Permainan Montase dapat Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak di RA Darul Ulum PGAI Padang. Menurut Direktorat PADU (003: 34) perkembangan sosial anak dimulai dari egosentris individual yaitu hanya memandang dari satu sisi yaitu dirinya sendiri, konsep diri dan kontrol diri kemudian secara bertahap menuju kearah berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain perkembangan sosial adalah proses pembentukan pribadi dalam masyarakat untuk memperoleh kamampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menurut Nugraha, dkk (006: 1) fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak adalah (1) Sebagai bentuk komunikasi dengan lingkungannya, () Sebagai bentuk kepribadian dan penilaian anak terhadap dirinya sendiri, (3) Sebagai bentuk tingkah laku yang dapat diterima lingkungannya, (4) Sebagai bentuk kebiasaan dan () Sebagai upaya pengembangan diri. Dapat disimpulkan bahwa sosial emosional anak perlu dikembangkan, terdapat hal yang mendasar yang mendorong pemtingnya pengembangan emosi dan sosial tersebut. Salah satu cara atau metode untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak adalah melalui permainan montase. Permainan dengan menggunakan montase sebenarnya sudah banyak diterapkan oleh guru, namun masih banyak yang menggunakan kertas yang tidak berwarna sehingga tidak menarik bagi anak. Menyusun guntingan kertas di atas kertas yang memakai lem Rini Desmareza, PG-PAUD, FIP, UNP, www.rini unp.co.id

memerlukan ketekunan dan kesabaran anak. Anak yang pembosan dan tidak sabar, biasanya tidak bisa melakukan hal-hal yang memerlukan kesabaran tinggi seperti permainan montase ini. Selain itu, dengan permainan montase anak juga Montase menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahan- bahan tertentu, berupa bahan-bahan buatan atau bahan sisa. Dapat disimpulkan bahwa penengertian montase yaitu komposisi gambar berupa kreasi aplikasi dengan menggabungkan beberapa sumber dengan pencampuran unsur dengan menempelkan bahan-bahan tertentu. METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk dapat melakukan penelitian tindakan guru hendaklah memahami permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas sehari-hari yang ditemui sewaktu melaksanakan proses pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah kelompok B1 RA Darul Ulum PGAI Padang dengan jumlah murid 16 orang yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Data yang diperoleh dari hasil observasi dari kegiatan belajar mengajar akan dianalisis. Setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan sebagai bahan untuk menentukan tindakan berikutnya. Disamping itu juga seluruh data digunakan untuk mengambil kesimpulan dari tindakan yang dilakukan. Hasil analisis ini akan dimasukkan dalam laporan penelitian hasil belajar yang diperoleh dianalisis untuk melihat perubahannya, menggunakan statistik dengan rumus yang dikemukakan oleh Haryadi (009:4). Data yang diperoleh selama pembelajaran diolah dengan teknik persentase menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Haryadi (009:9) : P = F x N 100%, keterangan : P = Persentase yang diperlukan, F = Frekwensi nilai siswa, N = Jumlah siswa, 100 : Persentase Rini Desmareza, PG-PAUD, FIP, UNP, www.rini unp.co.id

Peningkatan aktivitas siswa rendah, cukup tinggi atau sangat tinggi ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Arikunto (006:41) yaitu : 1) 81% - 100% Sangat Tinggi, ) 61% - 80% Tinggi, 3) 1% - 41% Rendah. HASIL Hasil Penelitian deskripsi siklus 1 dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dilakukan pada hari senin februari 01, pertemuan kedua dilakukan pada hari kamis 01 maret 01, pertemuan ketiga dilakukan pada hari senin maret 01, Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Hasil Observasi peningkatan kemampuan sosial emosional anak siklus 1 pertemuan ketiga dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 1. Hasil Observasi Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Anak melalui Permainan Montase Pada Siklus I NO Aspek Yang Dinilai Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga ST T R ST T R ST T R F % F % F % F % F % F % F % F % F % 1 Anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya melaui permainan montase 31. 4 43. 43. 0 3 18. 6 3. 9 36. 3 18. 4 Anak merasa senang dan bahagia 31. 3 18. 8 0 43. 0 4 31. 8 0 4 4 3 anak dapat bersahabat dengan temannya 4 4 8 0 6 3. 4 6 3. 43. 4 31. 4 anak merasa simpati terhadap temantemannya 3 18. 31. 8 0 6 3. 31. 31. 6 3. 31. 31. Nilai Rata-Rata 6. 3. 9 40. 6 4. 9 34. 3 46. 8 4. 9 8. 1 Rini Desmareza, PG-PAUD, FIP, UNP, www.rini unp.co.id

Berdasarkan tabel diatas pada siklus 1,pertemuan pertama kemampuan anak dalam mengembangkan sosial emosional masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat pada siklus pertemuan pertama, anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya melalui permainan mentase yang mendapat nilai sangat tinggi 31.% nilai tinggi %,nilai rendah 43.%, Selanjutnya pada aspek anak merasa senang dan bahagia yang mendapat nilai sangat tinggi 31.% nilai tinggi 18.% dan nilai rendah 0%. Aspek yang ketiga pada anak dapat bersahabat dengan temannya yang mendapat nilai sangat tinggi %, nilai tinggi %. Nilai rendah 0%.Aspek yang keempat pada anak merasa simpati terhadap teman-temannya nilai anak yang sangat tinggi 18.%. nilai tinggi 31.%. nilai rendah 0%. Pada pertemuan kedua siklus 1 mulai terjadi peningkatan pada beberapa aspek kemampuan yang dinilai seperti anak dapat bersosialisasi dengan temantemannya melalui permainan montase yang mendapat nilai sangat tinggi 43.% yang mendapat nilai tinggi 18.%. yang mendapat nilai rendah 3.%. Selanjutnya pada aspek kemampuan anak merasa senang dan bahagia yang mendapat nilai sangat tinggi 43.%. nilai tinggi %. Nilai rendah 31.%. Aspek yang ketiga anak dapat bersahat dengan teamannya yang mendapat nilai sangat tinggi 3.%. nilai tinggi % nilai rendah 3.%. Aspek yang keempat pada anak merasa simpati terhadap teman-temannya yang mendapat nilai yang sangat tinggi 3.%. nilai tinggi 31.%. dan nilai rendah 31.%. Pada pertemuan ketiga siklus 1 juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan pertama dan kedua. Pada kemampuan anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya melalui permainan montase nilai sangat tinggi 36.% nilai tinggi 18.%. nilai rendah %. Selanjutnya pada aspek anak merasa senang dan bahagia yang mendapat nilai sangat tinggi 0%. nilai tinggi %. Nilai rendah %. Aspek yang ketiga anak dapat bersahabat dengan temannya yang mendapat nilai sangat tinggi 43.%. nilai tinggi %. Nilai rendah 31.%. Aspek yang keempat pada anak merasa simpati terhadap teman-temannya yang mendapat nilai sangat tinggi 3.% nilai tinggi 31.%. nilai rendah 31.%.

Berdasarkan pelakasanaan pada siklus 1 ternyata belum mencapai kritiria ketuntasan, maka peneli melanjutkan penelitian pada siklus ke II yang dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis 8 maret 01, Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin 1 maret 01, Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu 1 maret 01. Hasil Observasi peningkatan Perkembangan sosial emosional anak siklus II Pertemuan ketiga dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Perkembangan Sosial emosional Anak melalui Permainan Montase Pada Siklus II Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga NO Aspek Yang Dinilai ST T R ST T R ST T R F % F % F % F % F % F % F % F % F % 1 Anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya melalui permainan montase 10 6. 3 18. 3 18. 13 81. 3 18. 0 0 1 93. 1 6. 0 0 Anak merasa senang dan bahagia 9 6. 4 3 18. 1 1. 1. 14 8. 1 6. 1 6. 3 Anak dapat bersikap bersahabat dengan temannya 9 6. 31. 4 10 6. 31. 1 6. 1 93. 1 6. 0 0 4 Anak merasa simpati terhadap temantemannya 8 0 31. 3 18. 10 6. 4 1. 1 93. 1 6. 0 0 Nilai Rata-Rata 6. 6. 0. 0. 3 1. 8.8 9. 1 6. 1. Berdasarkan tabel diatas pada siklus II pertemuan pertama kemampuan anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya melalui permainan montase yang mendapat nilai sangat tinggi 6.%.nilai tinggi 18.%.dan nilai rendah

18.%. Selanjutnya pada aspek kemampuan anak merasa senang dan bahagia yang mendapat nilai sangat tinggi 6.%. nilai tinggi %.nilai rendah 18.%. Aspek yang ketiga anak dapat bersikap bersahabat dengan temanya yang mendapat nilai sangat tinggi 6.%. nilai tinggi 31.%. nilai rendah %. Aspek yang keempat anak merasa simpati terhadap teman-temannya yang mendapat nilai sangat tinggi 0%. Nilai tinggi 31.% nilai rendah 18.%. Pada pertemuan ke dua juga terjadi peningkatan dibandingkan pada pertemuan pertama. Pada kemanpuan anak dapat bersosialisasi dengan temantemannya melalui permainan montase yang mendapat nilai sangat tinggi 81.% nilai tinggi 18.%.dan nilai rendah 0%. Selanjutnya pada aspek kemampuan anak merasa senang dan bahagia yang mendapat nilai sangat tinggi %. nilai tinggi 1.%.nilai rendah 1.%. Aspek yang ketiga anak dapat bersikap bersahabat dengan temanya yang mendapat nilai sangat tinggi 6.%. nilai tinggi 31.%. nilai rendah 6.%. Aspek yang keempat anak merasa simpati terhadap temantemannya yang mendapat nilai sangat tinggi 6.%. Nilai tinggi % nilai rendah 1.%. Pada pertemuan ke tiga juga mengalami peningkatan yang sangat berarti terhadap kemampuan sosial emosional anak. Hal tersebut dapat dilihat Pada kemanpuan anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya melalui permainan montase yang mendapat nilai sangat tinggi 93.% nilai tinggi 6.% dan nilai rendah 0%. Selanjutnya pada aspek kemampuan anak merasa senang dan bahagia yang mendapat nilai sangat tinggi 8.%. nilai tinggi 6.%.nilai rendah 6.%. Aspek yang ketiga anak dapat bersikap bersahabat dengan temanya yang mendapat nilai sangat tinggi 63.%. nilai tinggi 6.%. nilai rendah 0%. Aspek yang keempat anak merasa simpati terhadap teman-temannya yang mendapat nilai sangat tinggi 93.%. Nilai tinggi 6.% nilai rendah 0%. PEMBAHASAN Pada bagian ini dikemukakan pembahasan mengenai hasil observasi peningkatan perkembangan sosial emosional anak. Pada kondisi awal, peneliti

melihat bahwa masih banyak anak yang belum bersosialisasi dan mengontrol emosi. Selain itu masih banyak anak yang tidak dapat bekerjasama dengan temannya. Berdasarkan kondisi awal tersebut, terlihat sebagian anak di kelompok B1 mengalami kesulitan ketika bekerjasama dengan temannya. Dampak yang ditimbulkan terhadap anak adalah bahwa perkembangan sosial emosional anak tidak berkembang dengan baik. Pada kondisi awal, dari total anak yang berjumlah 16 orang, anak yang berkategori sangat tinggi dalam bersosialisasi dengan temantemannya hanya 3 orang dengan persentase 18,% dan anak yang berkategori sangat tinggi pada melatih kesabarannya orang dengan persentase 1,% sementara anak yang berkategori sangat tinggi pada bersikap bersahabat dengan teman-temannya juga orang dengan persentase 1,% dan anak yang berkategori sangat tinggi pada aspek kemampuan dalam dapat mengontrol emosinya juga orang dengan persentase 1,%, sementara anak yang berkategori sangat tinggi pada aspek kemapuan dalam dapat mengontrol emosinya sendiri ada 3 orang dengan persentase 18,%. Setelah diadakan pertemuan pada siklus I peneliti merasa kurang puas dalam pelaksanaannya karena masih banyak anak yang ke mampuannya rendah, hal ini terlihat dari persentase penelitian. Pada siklus II, terlihat peningkatan yang sangat baik karena peneliti menggunakan banyak kesempatan pad anak untuk melihat gambar secara bebas. Keberhasilan meningkatkan perkembangan sosial emosional dengan permainan montase, dijabarkan sebagai berikut: a) Ditinjau dari aktivitas guru, pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I dan pada siklus II sudah berjalan dengan baik sehingga dapat dilihat hasilnya, b) Perkembangan sosial emosional anak dengan permainan monatse, c) Pada pertemuan akhir yaitu pertemuan 3 siklus I dan pertemuan siklus II meningkat sebagai berikut: 1) Kemampuan anak yang berkategori sangat tinggi dalam bersosialisasi dengan teman-temannya sebanyak orang dengan persentase,%, ) Kemampuan anak yang berkategori sangat tinggi dalammelatih kesabarannya berjumlah oarang dengan persentase 4,%, 3)Kemampuan anak yang berkategori sangat tinggi pada bersikap bersahabat dengan temannya orang dengan persentase 4,%,

4) Kemampuan anak yang berkategori sangat tinggi pada mengontrol emosinya berjumlah 1 orang dengan persentase 4,%. Perkembangan sosial emosional anak dengan pembelajaran permainan montase pada pertemuan akhir yaitu pertemuan 3 siklus I dan pertemuan 3 siklus II meningkat sebagai berikut: 1) Pada aspek anak dapat bersosialisasi dengan temannya, anak yang sangat tinggi pada kondisi awal tidak ada, setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 31,%, pada siklus II meningkat lagi menjadi 3,%. Contoh: Pada saat Najla sedang duduk sendiri datang seorang temannya yang bernama Rahmi memanggil Najla. Sedang apa Najla? Lagi duduk sendiri saja kata Najla. Lalu Rahmi mengajak Najla bermain montase, kita bermain montase yuk. Ayo. Balas Najla lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat Aisyah (00: 9, 36) mengatakan bahwa perkembangan sosial adala proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya, ) Pada aspek anak merasa senang dan bahagia. Anak sangat tinggi pada kondisi awal 1,%. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 6,%. Contoh: Tuti dan Susi sedang asik bermain montase, sangat asiknya mereka lupa untuk makan siang sehingga ibunya datang mencari mengajak makan siang. Hal ini sesuai dengan pendapat World Book Dictionary (1994:690) emosi didefinisikan sebagi berbagai perasaan yang kuat, perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi, 3) Pada aspek anak bersikap bersahabat dengan temannya, anak yang sangat tinggi pada kondisi awal tidak ada. Pada siklus I meningkat menjadi % dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 6,%. Contoh: anak yang bernama Aqil ke sekolah membawa mainan. Kemudian dia meminjamkan mainan tersebut kepada sehabatnya yang bernama Taufiq. Hal ini sesuai dengan pendapat Harlok (198:4) yang mengatakan bahwa pengalaman awal ( Early Experience) anak di bawah usia lima tahun sangat menentukan kualiatas kehidupan kepribadian anak dimasa dewasa. Masa usia dini merupakan masa peletakan dasar pertama untuk mengembangkan berbagai potensi. Perkembangan pada usia awal cenderung

bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, 4) Pada aspek anak merasa simpati terhadap teman-temannya, anak yang sangat tinggi pada kondisi awal 1,% setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 18,% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 0%. Contoh: Dini bersedih melihat temantemannya yang sedang makan kue. Lalu datang temannya tersebut yang bernama Sri bersimpati untuk saling berbagi dengan memberikan sepotong kue pada Dini. Hal tersebut dapat dilihat pada perubahan sikap anak dari kondisi awal, siklus I dan siklus II terus meningkat secara berangsur- angsur atau bertahap. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhibin (1999:0) perkembangan sosial merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Berdasarkan keterangan di atas, terjadinya peningkatan perkembangan sosial emosional anak melalui permainan montase sebagai berikut: 1) Peningkatan perkembangan sosial emosional anak melalui permainan montase dari nilai ratarata 14,% pada kondisi awal setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 46,8% dan setelah diadakan siklus II meningkat menjadi 9,1%. Sedangkan anak yang peningkatan perkembangan sosial emosional rendah pada kondisi awal 0% setelah diadakan siklus I menurun menjadi 34,3% dan setelah diadakan siklus II menurun lagi menjadi 14,%, ) Kemampuan dan sikap positif anak mengikuti kegiatan terjadi peningkatan 14,% pada kondisi awal setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 46,8% setelah diadakan siklus II meningkat lagi menjadi 9,1%. Sedangkan kemampuan anak yang rendah berkurang dari,8% pada kondisi awal. Stelah diadakan siklus I berkurang menjadi 34,3% dan setelah siklus II berkurang menjadi 14,%, 3) Ditinjau dari aktifitas guru, pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan berhasil dalam pelaksanaannya. Berdasarkan nilai rata- rata yang diperoleh anak pada kondisi awal, siklus I dan siklus II terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran. Hasil observasi peningkatan nilai rata- rata sosial emosional anak melalui permainan montase sudah sesuai dengan yang diharapkan. Keberhasilan yang dicapai pada siklus II ini jauh lebih baik, untuk itu peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan tentang peningkatan perkembangan sosial emosional anak melalui permainan montase di RA Darul Ulum PGAI Padang : 1) Anak Usia Dini adalah anak sejak lahir hingga berusia 6 tahun. Masa ini disebut juga dengan masa golden age yang berarti masa yang sangat penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan, ) Perkembangan sosioal emosional dilakukan melalui permainan montase dengan menyajikan berbagai bentuk gambar jadi dan ditempelkan pada kertas hingga menjadi bentuk gambar yang utuh, 3) Permainan montase memberikan pengaruh yang cukup besar untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional anak, ) Pemahaman anak meningkat, hal ini terlihat bahwa pada kondisi awal sebelum tindakan dilakukan, anak sanagt rendah perkembangan sosial emosionalnya. Pada siklus I sudah megalami peningkatan pada pertemuan satu hingga ketiga, akan tetapi belum mencapai tujuan yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan tindakan pada siklus II dan mengalami peningkatan yang sangat berarti dari pertemuan satu hingga pertemuan tiga. Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini demi kesempurnaan Penelitian Tindakan Kelas dimasa yang akan datang maka diberikan saran yang membangun tentang : 1) Bagi guru hendaknya dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional anak dengan permainan montase, ) Untuk merangsang dan memotivasi anak dalam pembelajaran, maka guru hendaknya menciptakan suasana kelas kondusif agar dapat meningkatkan kreativitas dan keaktifan anak, 3) Bagi pembaca diharapkan dapat menggunakan artikel ini sebagai sumber ilmu pengetahuan guna menambah wawasan bagi pendidikan selanjutnya.

DAFTAR RUJUKAN Arikunto (006), Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik Jakarta : PT Rineka Cipta. Anderson (Masitoh), dkk. 00. Strategi Pembelajaran TK. Universitas Terbuka. Aisyah, Siti. 00. Perkembangan dan konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka. Depag RI Direktorat Pendidikan Pada Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 006 Pedoman Pengembangan Pandidikan Raudhatul Athfal Jakarta. Hurlock, Elizabeth. 198. Child Development. 6 ED. Tokyo: McGraw Hill.Inc.International Student.Terjemahan Perkembangan Anak Jilid I. Nugraha, Ali, dkk. 006. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka. Muhibin (1999:0) Perkembangan Sosial Emosional Anak. World Book Dictionary (1994:690) emosi didefinisikan sebagai berbagai perasaan yang kuat, perasaan benci, takut, marah.