Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

SAPAAN DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

KESULITAN PENGUCAPAN KONSONAN DAN DIFTONG PADA SISWA KELAS V C1 SLB PUTRA MANUNGGAL GOMBONG TAHUN AJARAN 2015/2016

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

Oleh: Halimah Wahyuningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KAJIAN CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. kedua deiksis ini saling melengkapi fungsinya masing-masing saat dipergunakan

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

PENGGUNAAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 8 DAN 9 TAHUN DI DESA LUNDONG KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA LAUNDRY DI KELURAHAN GONILAN, KECAMATAN KARTASURA, KABUPATEN SUKOHARJO

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

ANALISIS CAMPUR KODE DAN GAYA BAHASA SARKASME PADA PEMENTASAN LUDRUK KIRUN CAMPURSARI GOBYOK. Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERMINAN NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM VARIASI TINDAK TUTUR BAHASA JAWA DIALEK BANYUMAS

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL SAVIOR KARYA ASHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA PADA SISWA KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN SISWA SMP

KATA SAPAAN KEKERABATAN MARGA RANAU. Hetilaniar, M.Pd. Abstrak

Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparto Brata

Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia secara kodrati diberi kelebihan oleh sang Maha Pencipta dalam

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan ide-ide ataupun gagasannya kepada orang lain. Samsuri (1987:4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I KEPOSONG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Wirotho Agung, sebelah Selatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga faktorfaktor

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Analisis Kesalahan Menulis Karangan Narasi Ragam Krama pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Kabupaten Magelang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen

Ragam Bahasa Jawa dalam Komunitas Pecinta Musik Reggae di Alun-alun Kebumen

Oktorita Kissanti Rahayu

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB III METODE PENELITIAN

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

Transkripsi:

Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo Oleh: Ari Fariza Ma rifati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa afaryza@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) bentuk-bentuk honorifik dan (2) jenisjenis honorifik bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo. Honorifik merupakan satuan lingual yang digunakan untuk mengungkapkan rasa hormat kepada orang lain, berdasarkan perbedaan dalam hal derajat sosial, peringkat kesantunan, dan kekuasaan pada yang bersangkutan. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh masyarakat kabupaten Purworejo. Sampel penelitian yaitu 9 desa dari 3 kecamatan di kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilakukan di (1) Kecamatan Bruno, yakni (a) desa Brunorejo, (b) desa Gowong, dan (c) desa Plipiran. Selanjutnya (2) Kecamatan Gebang yakni (a) desa Gebang, (b) desa Salam, dan (c) desa Bendosari. Lalu yang terakhir (3) Kecamatan Kemiri yakni (a) desa Gedhongan, (b) desa Gesikan, dan (c) desa Paitan. Data penelitian ini berupa bentuk dan jenis honorifik yang terdapat di kabupaten tersebut. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian merupakan peneliti sendiri dan dibantu perangkat keras dan perangkat lunak. Analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan yaitu metode padan dan metode agih. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) bentuk honorifik yang terdapat di kabupaten Purworejo ada 5 yaitu: (a) kata, (b) kelompok kata, (c) singkatan kata, (d) kelompok singkatan kata, dan (e) gabungan singkatan dan kata. (2) berdasarkan jenisnya ada 7 jenis honorifik bahasa Jawa di kabupaten Purworejo, yaitu (a) honorifik kata kerabat, (b) honorifik kata ganti personal, (c) honorifik pangkat, jabatan, dan profesi, (d) honorifik gelar, (e) honorifik rekigius, (f) honorifik tokoh ghaib, dan (g) honorifik umum. Kata kunci: Bentuk, Jenis Honorifik, Kabupaten Purworejo. Pendahuluan Bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia. Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, keduanya berhubungan erat. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu atau alat untuk berkomunikasi dalam menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan yang pelajari oleh suatu ilmu yang disebut linguistik. Dengan kata lain, linguistik adalah suatu ilmu yang mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi manusia. Dengan demikian, setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik yang bertindak sebagai komunikator maupun komunikan. Jika mempelajari bahas secara realistis, bukan menganggap keberadaan bahasa hadir seacara mandiri, karena sebagai suatu gejala sosial, bahasa tidak hanya Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 36

ditentukan oleh faktor-faktor di dalam bahasa (linguistik) tersebut, melainkan faktorfaktor di luar kebahasaan (nonlinguistik), antara lain faktor sosial dan situasional. Faktor sosial misalnya status sosial, tingkat ekonomi, jenis kelamin, faktor situasional misalnya dengan memperhatikan siapa yang berbicara, siapa lawan bicara, kapan pembicaraan diadakan, di mana pembicaraan berlangsung, dan apa yang menjadi pokok pembicaraan. Bahasa Jawa sebagai alat komunikasi sehari-hari masyarakat tutur Jawa mempunyai berbagai macam honorifik. Honorifik bagi orang Jawa yang masih memegang teguh norma dan adat merupakan suatu hal yang sangat penting. Penggunaan pronomina yang berbeda dalam honorifik tersebut dapat menunjukkan perbedaan rasa hormat dan status sosial seseorang. Honorifik dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk sapaan, misalnya: bapak, ibu, mas, adik, dan lain-lain. Bentuk-bentuk lingual yang digunakan dengan maksud untuk menghormati mitra bicara atau orang yang dihormati dinamakan honorifik. Honorifik adalah satuan lingual untuk menyatakan derajat pembicara kepada mitra bicara (orang kedua) atau orang yang dibicarakan (orang ketiga) dalam bentuk alternatif diantara pronomina, gelar, sapaan, bentuk panggilan (nama), dengan cara yang santun, takzim atau rasa hormat yang termasuk bentuk seperti itu antara lain rama, ayah, mbah dan lain-lain (Supardo, 1999: 3). Metode Penelitian Jenis penelitian yang berjudul Penggunaan Bentuk dan Jenis Honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena menghasilkan data deskriptif yang harus diuraikan yaitu data yang berupa tulisan-tulisan atau berbentuk lisan dan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 37

bukan berupa angka atau kuantitatif. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengungkapkan bantuk dan jenis honorifik Bahasa Jawa di Kabupaten Purworejo. Adapun hal-hal yang dibahas yaitu bentuk-bentuk honorifik, jenis-jenis honorifik, dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan honorifik bahasa Jawa khususnya di Kabupaten Purworejo.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa bentuk dan jenis honorifik yang ada dalam Kabupaten Purworejo diklasifikasikan : (1) bentuk honorifik yang terdapat di kabupaten Purworejo ada 5 yaitu: (a) kata, (b) kelompok kata, (c) singkatan kata, (d) kelompok singkatan kata, dan (e) gabungan singkatan dan kata. (2) berdasarkan jenisnya ada 7 jenis honorifik bahasa Jawa di kabupaten Purworejo, yaitu (a) honorifik kata kerabat, (b) honorifik kata ganti personal, (c) honorifik pangkat, jabatan, dan profesi, (d) honorifik gelar, (e) honorifik rekigius, (f) honorifik tokoh ghaib, dan (g) honorifik umum. 1. Bentuk-bentuk honorifik yang terdapat dalam bahasa jawa adalah: Kata, yaitu bentuk honorifik yang penggunaannya beupa kata utuh, tanpa mengalami pemenggalan atau penyingkatan, misalnya bapak, ibu, jendral, guru, dan sebagainya. Kelompok Kata, yaitu bentuk honorifik yang merupakan gabungan dari beberapa kata, seperti bapak camat, ibu dokter, bapak kyai haji, dan sebagainya. Singkatan Kata, yaitu bentuk honorifik yang mengalami penyingkatan. Biasanya berupa gelar, baik gelar akademi maupun gelar keturunan misalnya, Ir, Drs, SH, S. Pd, untuk gelar akademi dan R, R.A, Rr, untuk gelar keturunan. Selain itu honorifik singkatan juga berupa pemanggilan kata, misalnya pak, bu, mbah, dan sebaginya. Kelompok singkatan kata, yaitu gabungan dari berupa honorifik seperti Prof. Dr. Ir..., Prof. Dr. H., dan sebagainya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 38

Gabungan singkatan dan kata, yaitu bentuk honorifik yang berupa gabungan dari berupa bentuk honorifik, misalnya bapak Drs. H..., bapak rector Prof. Dr...S. H. 2. Jenis honorifik yang terdapat dalam penelitian ini adalah: Honorifik kata kerabat (kekerabatan) yaitu kata honorifik yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang mempunyai hubungan saudara, seperti bapak, ibu, adhik, mbak, mas, dan sebagainya. Honorifik kata ganti personal, yakni kata honorifik yang digunakan untuk menunjukan orang lain. Bentuk kata ganti personal ada tiga, yaitu kata ganti orang pertama (enyong, aku, kula, dalem), kata ganti orang kedua (siro, kowe, sampeyan, panjenengan) dan kata ganti orang ketiga (dheweke, piyambake, panjenenganipun). Honorifik pangkat, jabatan dan provesi yaitu honorifik yang berasal dari pangkat, jabatan dan provesi yang di sandang oleh seseorang. Honorifik pangkat lain digunakan sebagai sapaan oleh kalangan militer, misalnya kapten, letnan, jendral dan sebagainya. Honorifik jabatan misalya lurah, camat, jaksa agung, presiden dan sebagainya. Paling banyak dikenal dan digunakan sebagai sapaan oleh masyarakat. Honorifik profesi yaitu honorifik yang disandang oleh orang menekuni bidang pekerjaan tertentu seperti dokter, guru, dosen, dan sebagainya. Honorifik gelar dapat diperoleh melalui dua cara, yakni melalui jalur pendidikan dan jalur keturunan. Gelar pendidikan diperoleh setelah seseorang menempuh pendidikan tinggi dan memenuhi syarat tertentu. Contoh gelar pendidikan adalah S. H, S. E, S. Pd, dan Ir. Gelar keturunan diperoleh secara turun-temurun sebagai bentuk warisan keluarga, termasuk gelar keturunan Rr, R. Honorifik kata religious yakni honorifik yang berupa kata-kata untuk menyebut Tuhan. Masing-masing agama mempunyai nama yang berbeda. Pemeluk agama Islam biasa menggunakan nama Allah, Gusti Allah, Gusti Pangeran, Gusti Ingkang Maha kuwaos, dan sebagainya. Orang Nasrani menyebut Yesus, Bapa, Roh Kudus dan sebagainya. Pemeluk agama Budha menggunakan nama Sang Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 39

Budha Gauthama dan pemeluk agama Hindu menggunakan nama Sang Hyang Widi Wase. Honorifik tokoh gaib adalah sapaan atau julukan yang digunakan untuk menyebutkan tokoh atau benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib seperti Nyi Roro Kidul, Tombak Kyai Pleret dan sebagainya. Honorifik umum yaitu honorifik kekerabatan yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang bukan merupakan saudara, misalnya bapak, ibu, yang ditujukan kepada atasan, guru atau orang yang sesuai dengan orang tua kita, mas dan mbak ditunjukan kepada orang yang dianggap lebih tua. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Honorifik merupakan salah satu sarana bagi seseorang untuk menunjukan sopan santun dan sikap hormat terhadap orang lain. Melalui penggunaan honorifik yang tepat sesuai dengan kedudukan dan status sosial seseoang dalam masyarakat, seseorang dapat membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Honorifik dapat menjadi penambah kekayaan Bahasa Jawa. Praktik penggunaan honorifik secara tepat dapat meningkatkan persaudaraan antara masyarakat, karena dengan honorifik orang menjadi tau harus bagaimana menghargai dan menempatkan diri maupun orang lain pada posisi yang semestinya. Selain itu, honorifik juga dapat digunakan sebagai bahan pengajaran Bahasa Jawa. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 40

Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dardjowidjojo, S. 2002. Nilai Budaya Jawa Seperti Tercermin Pada Bahasanya. Jakarta: Unika Atma Jaya. Sudaryanto. 1993. Metode dan AnekaTeknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Moeliyono, A. 1991. Santun Bahasa. Jakarta: Gramedia. Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muljono. 1997. Honorifik di-dalam Percakapan. http://jurnal.ugm.ac.id/jurnalhumaniora/article/view/1867. Mulyana. 2008. Bahasa dan Sastra Daerah. Yogyakarta: Tiara Wacana Sukoharjo. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 41