BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua hal, yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam ada lima, dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA. Aqilla, Umi. Panduan Praktis Haji dan Umrah. (Jakarta: Al- Maghfiroh, 2010).

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) 1.1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya beragama Islam dan termasuk Jamaah Haji terbesar di

BAB II SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DAN IBADAH HAJI PLUS 2.1. SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam terbesar di dunia. Terkait dengan penyelenggaraan ibadah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu lembaga yang sah dan memiliki kewenangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

BAB III PELAYANAN JAMA AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009

BAB IV ANALISIS APLIKASI PERENCANAAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG Analisis fungsi Perencanaan Penyelengaraan Ibadah Haji

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMA AH HAJI TENTANG KUALITAS PELAYANAN DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah Haji merupakan ibadah yang Allah wajibkan bagi umat Islam. Allah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7

BAB V PENUTUP. pengelolaan pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan,

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2016, No tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2005), hlm. 8.

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 97 yang

PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBATALAN TABUNGAN HAJI DI BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

IKHTISAR EKSEKUTIF. Unit Kerja Anggaran Realisasi Sisa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELTIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI OFF LINE

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III POSEDUR PENELITIAN. A. Metode Penelitian Dua istilah penting dalam metode penelitian yaitu metode dan penelitian.

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 17 TAHUN 1999 (17/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN PENYELENGGARAAN UMRAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (Fakultas Dakwah UIN Walisongo, 04 Februari 2012). Ibadah Haji bahwa penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas

A. Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Prima (Excellent Service) di. pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat khusus bagi calon tamutamu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA BANK JATIM CABANG PEMBANTU PUSPA AGRO SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh : AISYAH YUNITA SARI NIM :

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan

Salinan NO : 9/LD/2013 NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN JEMAAH CALON HAJI DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN JEPARA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering

BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kewajiban dalam Rukun Islam adalah menunaikan ibadah haji bagi

Inovasi Pelayanan Jemaah Haji

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : masyarakat dalam pemenuhan biaya menunaikan ibadah haji.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1429 H/2008 M

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2016

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Agama sebagai sub sistem pemerintahan Republik Indonesia mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas pemerintah di bidang agama. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Kementerian Agama Kota Semarang lebih banyak menitikberatkan pada pelayanan terhadap masyarakat di bidang agama. Seiring dengan perkembangan tuntunan pelayanan pada masyarakat yang semakin komplek, perlu terus ditingkatkan kualitas kinerja pelayanan masyarakat. Baik buruknya pelayanan yang diberikan oleh Kementerian Agama Kota Semarang akan menentukan citra kementerian agama di masyarakat, karena dengan semakin baiknya pelayanan, maka kepuasaan dan kepercayaan akan dapat diwujudkan. Ibadah haji merupakan salah satu ibadah murni yang diwajibkan atas setiap muslim yang mampu. Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang kelima. Karena haji merupakan kewajiban, maka setiap orang yang mampu, apabila tidak melaksanakannya, ia berdosa, dan apabila dilakukan ia mendapatkan pahala. Haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup. Ini berarti bahwa apabila seseorang telah melakukan haji yang pertama, maka selesailah, kewajibannya (Shiddieqy, 2006: 9). 1

2 Penyelenggara Ibadah Haji merupaka tugas Nasional yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomer 13 tahun 2008 tentang penyelenggara ibadah haji, sebagaimana telah diubah undang-undang Nomer 34 tahun 2009, yang terus diupayakan peningkatan pelayanan dan penyempurnaan sistem manajemennya sehingga dapat berjalan tertib, lancar dan aman serta sesuai dengan tujuan syari ah (Depag Ri, 2009: 7). Sebagaimana dalam penyelenggara ibadah haji itu sendiri, harus meliputi suatu perencanaan dan kebijakan yang telah di tetapkan sejak pendaftaran, pembiayaan, penyiapan akomodasi baik pemondokan maupun katering, menyiapkan tranportasi haji, pelunasan biaya penyelenggara ibadah haji, pengelompokan, pelaksanaan bimbingan dan manasik, penyelesaian dokumen dan paspor, pemvisaan serta penyiapan sumber daya pendukung dan pelaksanaan operasional haji (Depag RI, 2008: 1). Dalam hal pendaftaran ibadah haji itu sendiri, melalui SISKOHAT atau Sistem Komputerisasi Haji Terpadu yang dioperasikan secara bersambung (online) dengan bank penerima setoran ONH, sehingga bisa memberikan pelayanan yang prima serta kepastian kepada pendaftar calon jama ah haji bahwa yang bersangkutan sudah sah terdaftar sebagai calon haji dan di buktikan oleh bukti setoran ONH yang dicetak secara otomatis oleh Bank Penerima Setoran (BPS) ONH/BPH pada saat itu calon jama ah haji memperoleh

3 nomer porsi dari siskohat. Hal ini dimaksudkan agar pelayanan pendataan dan informasi dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan akurat, baik untuk kepentingan manajemen, jamaah haji maupun masyarakat lainnya (Depag RI, 1998: 22). Pendaftar haji dibuka sepanjang tahun secara real time dan online melalui sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (siskohat). Prinsip yang diterapkan adalah first come first served sesuai nomer porsi. Artinya siapa yang mendaftar lebih dulu akan memperoleh pelayanan pemberangkatan lebih awal (Bisri, 2011: 207). Disamping itu Siskohat mampu memberikan pencepatan, ketepatan dan keakuratan pelayanan secara otomatis sejak masa pendaftaran, penyelesaian administasi dan dokumen sampai masa operasional di Embarkasi dan Arab Saudi. Dengan adanya berbagai permasalahan yang ada dilapangan bahwa pemerintah merupakan penanggung jawab atas penyelenggaraan ibadah haji kurang maksimal dalam menetapkan dan melakukan langkah-langkah antisipasi. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pengelolaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam rangka perbaikan pengelolaan di dalam suatu instansi atau organisasi, diperlukan manajemen yang berperan sesuai kebutuhan dan kemampuan mendorong setiap anggotannya. Dimana, di dalam manajemen organisasi

4 tersebut harus terdapat standart pelaksanaan yang sering disebut dengan standart operasional prosedur (SOP). Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian suatu tujuan dan hasil yang telah ditetapkan maka di dalam organisasi diharapkan melakukan penerapan standart operasional prosedur (SOP). SOP itu sendiri merupakan pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas suatu pekerjaan sesuai fungsi dan alat penilaian kinerja berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Sop juga mendiskripsikan lebih rinci tentang langkah-langkah yang harus dilakukan seseorang dalam alur kegiatan tertentu dalam organisasi, tidak hanya berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab secara deskripsi dan mandiri, tetapi juga berhubungannya denga fungsi-fungsi dari anggota lainnya (Tambunan, 2013: 26-27). Pada dasarnya setiap organisasi memiliki kebutuhan yang berbeda antara organisasi lainnya dan secara otomatis kebutuhan akan sop juga berbeda. Oleh karena itu, SOP dapat menjadi pedoman yang dapat digunakan untuk memadu anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan secara efektif dan efesien, agar mampu meningkatkan daya saing dan kualitas layanan sehingga pencapaian manfaatmanfaat teknis bisa terlihat dengan jelas. (Tambunan, 2013: 176).

5 Penyelenggaraan haji Kementerian Agama Kota Semarang bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jama ah haji, sehingga jama ah haji Kota Semarang dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jama ah haji (Syaukani, 2011: 1). Penyelenggaraan ibadah haji pada hakekatnya merupakan pelayanan yang termasuk bagian dari pelayanan publik. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas pelayanan haji yang ada di Kementerian Agama Kota Semarang perlu terus dilakukan, sebab hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat kepuasan para jama ah yang melaksanakan haji (Syaukani, 2003: 3). Agar tujuan pelaksanaan ibadah haji di Kementerian Agama Kota Semarang selalu sukses dan mencapai target yang di inginkan, maka perlu SOP, serta pelayanan, penyuluhan, bimbingan manasik dan prosedur pendaftaran. Berdasarkan uraian di atas penulis perlu melakukan penelitian skripsi dengan judul Implementasi SOP Pendaftaran Ibadah Haji di Kementerian Agama Kota Semarang (Prospektif Excellent Service).

6 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aplikasi SOP pendaftaran ibadah haji di Kementerian Agama Kota Semarang? 2. Bagaimana Pelayanan yang diberikan di Kementerian Agama Kota Semarang? 1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sop pendaftaran ibadah haji di Kementerian Agama Kota Semarang. b. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan yang di berikan di Kementerian Agama Kota Semarang. 1.3.2. Manfaat Penelitian Penelitiaan ini diharapkan dapat memberi manfaat: a. Manfaat secara teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ibadah haji yang lebih terbuka kepada masyarakat tentang penyelenggaraan haji dengan segala kendala dan tantangan sehingga diperoleh pemahaman yang utuh bagi masyarakat dan menumbuhkan

7 keyakinan jamaah haji untuk dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik sesuai dengan ajaran agama Islam. b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan evaluasi, pertimbangan dan masukan bagi Kementerian Agama Kota Semarang dalam menjalani tugasnya dalam memberikan pelayanan yang diharapkan adalah pelayanan mudah, nyaman, pasti, berkeadilan, serta dapat memenuhi tingkat kepuasan jama ah secara proporsional. 1.4. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan pembahasan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh orang lain, maka penulis menyajikan beberapa penelitian yang telah di buat oleh para penulis lain, yaitu: Pertama, penelitian yang berjudul Manajemen Haji (Studi kasus dan telaah implementasi knowledge workers) ditulis oleh Ahmad Nijam pada tahun 2004.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini berfokus pada (1) menyatakan tentang gambaran umum perhajian dengan menitik beratkan pada penerapan kualitas pelayanan prima yang seharusnya diberikan kepada masyarakat. (2) lebih khusus lagi kepada masyarakat perhajian dengan mewujudkan sumber daya

8 manusia yang memiliki ilmu pengetahuan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pelayanan dijadikan prioritas utama dalam menyelenggarakan ibadah haji, sehingga memerlukan kualitas pelayanan yang memuaskan bagi jama ah haji. Kedua, penelitian yang berjudul Realitas Rencana Strategis dalam Penyelenggaraan dan Pelayanan Haji Departemen Agama Kabupaten Grobogan Tahun 2008 ditulis oleh Ahmad Yusuf pada tahun 2009.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini tentang (1) rapat koordinasi, (2) pendaftaran haji, (3) laporan jama ah haji dan pengelolahan data dan bimbingan masal, (4) manasik kelompok, (5) cekking kesehatan calon jama ah haji, (6) pelepasan atau pemberangkatan haji dan pemulangan haji.dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum rencana strategis penyelenggaraan ibadah haji Departemen Agama Kabupaten Grobogan tahun 2008 dapat terealisasi dengan baik, hanya saja pada aspek-aspek pelayanan tertentu perlu optimalisasi, seperti pada aspek pelayanan jama'ah pembinaan manasik, layanan kesehatan dan sebagainya. Ketiga, penelitian yang berjudul Pelayanan Jamaah Haji Kota Semarang Tahun 2009 (Analisis Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008) ditulis oleh Dimas Priyono pada tahun 2004. Jenis penelitian yang

9 digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini berfokus pada (1) untuk mengetahui muatan yang terkandung dalam undang-undang No. 13 Tahun 2008, (2) untuk mengetahui pelayanan jamaah haji kementerian agama kota Semarang tahun 2009 dilihat dari implementasi undangundang No. 13 Tahun 2008, (3) untuk mengetahui hambatan yang dihadapi kemenag kota Semarang dalam memberikan pelayanan jamaah haji dilihat dari implementasi undangundang No. 13 Tahun 2008. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pelayanan jama`ah haji kota semarang tahun 2009 yang dilaksanakan oleh kementerian agama kota semarang sudah sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2008 dengan perubahanya. Keempat, penelitian yang berjudul Manajemen Pelayanan Jamaah Haji di Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes ditulis oleh Jamaludin Tahun 2009.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini menyebutkan bahwa bentuk-bentuk pelayanan jama`ah haji yang dilakukan oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes yaitu meliputi: (1) Pendaftaran Haji, (2) Pelayanan biaya ibadah haji atau tabungan haji, (3) Pelayanan pengantar kesehatan tahap I, (4) Pelayanan BPIH, (5) Pelayanan pengantar kesehatan tahap II, (6) Pelayanan pembentukan regu rombongan dan kloter, (7) Pelayanan manasik haji masing-masing

10 kecamatan, (8) Pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jama`ah haji, (9) Pelayanan seragam pakaian haji.hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa bentuk-bentuk pelayanan yang ada Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen pelayanan yang optimal sehingga dapat meningkatkan kepuasan jama`ah terhadap pelayanan yang ada. Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa semua itu ada kaitannya dengan judul skripsi ini, baik tentang manajemen haji dan penyelenggara haji. Tapi belum ada yang secara khusus melakukan penelitian terhadap Faktor-faktor peningkatan jumlah pendaftar ibadah haji di Kementerian Agama Kota Semarang. Oleh karena itu penelitian ini layak untuk dilakukan. 1.5. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban, dengan ungkapan lain, bahwa metodologi penelitian merupakan suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.(mulyana, 2008: 145). 1.5.1. Jenis penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami

11 sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang (Moleong, 2010: 5). Melihat dari permasalahan yang ada maka bentuk penelitian yang ada adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu melakukan penelitian dengan melakukan analisa hanya pada taraf deskriptif. Penelitian menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang dihasilkan dalam metode penelitian ini pada dasarnya dapat dikembangkan langsung pada data lapangan yang bersifat deskriptif (Azwar, 2011: 5). 1.5.2. Sumber data Dalam penelitian ini di bagi menjadi dua, yaitu: a) Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti(rianto, 2004: 61). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah data tentang jumlah pendaftar ibadah haji di Kementerian Agama Kota Semarang tahun 2010-2013. b) Sumber data sekunder adalah sumber data tertulis yang merupakan sumber data tambahan yang tidak bisa diabaikan karena melalui sumber data tersebut dapat mendukung dan menyempurnakan data yang diperoleh dari sumper primer (Moleong, 2009: 159). Data yang diperoleh berupa arsip, dokumen, visi dan

12 misi, struktur organisasi yang ada di Kementerian Agama Kota Semarang. 1.5.3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematik untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan kesimpulan atau diagnosis (Herdiansyah, 2012: 131-132). Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku dilihat oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. Metode (penelitian) observasi disamping digunakan dalam penelitian ilmu- ilmu exact juga digunakan oleh penelitian untuk melakukan eksplorasi awal dimana hasil dari observasi kemudian digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian yang sesungguhnya, seperti penelitian yang menggunakan metode survey biasanya dengan observasi (Soedwadji, 2012: 23). Metode observasi dilakukan peneliti dengan mencari data langsung, dalam hal ini peneliti akan melakukan secara langsung di Kementerian Agama Kota Semarang.

13 b. Interview (Wawancara) Interview (wawancara) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Meleong, 2013; 186). Interview (wawancara) adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (Gunawan, 2013: 160). Metode interview ini digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data tentang sesuatu yang berkaitan dengan faktor- faktor peningkatan jumlah pendaftar ibadah haji di Kementerian Agama Kota Semarang tahun 2010-2013. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dari data-data tertulis yang dalam pelaksanaanya untuk menyelidiki tanda-tanda tertulis seperti: buku-buku, dokumen, majalah, satuan catatan harian, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 2002: 200). Penelitian menggunakan teknik ini untuk memperoleh informasi dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari kementerian agama kota semarang

14 seperti sejarah berdirinya, struktur organsasi khususnya gara haji, visi dan misi dan lain-lain. 1.6. Metode Analisis Data Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi dan analisis induktif. Metode analisis deskriptif ini bertujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat dengan menggambarkan atau status fenomena (Arikunto, 1993: 228). Metode ini secara aplikasi digunakan untuk mendiskripsikan tentang obyek penelitian yang sedang dikaji, setelah data terdeskripsikan langkah selanjutnya adalah menganalisis dengan menggunakan metode analisis induktif yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus, ditarik kesimpulan yang bersifat umum (Hadi, 2004: 42). 1.7. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan dengan memahami isi skripsi ini. Maka sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: BAB I: Berisi tentang Pendahuluan, yang menerangkan tentang bentuk dan penelitian, di mulai dari Penegasan judul, Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Tinjaun pustaka, Metodologi penelitian, dan Sisematika penilisan.

15 BAB II : Pada Bab ini membahas tentang Landasan teori tentang faktor-faktor peningkatan jumlah pendaftar ibadah haji di Kementerian Agama Kota Semarang dalam landasan teoritis terdiri dari sub bab pertama yaitu; Pengertian Ibadah Haji, Syarat Haji, Rukun Haji, Wajib Haji.Sub bab kedua yaitu; SOP Pendaftaran Ibadah Haji yang terdiri dari; Pengertian SOP, Unsur SOP, Tujuan SOP, Manfaat SOP, Pendaftaran Ibadah Haji. Sub bab ketiga yaitu; Pelayanan Prima yang terdiri dari; Pengertian Pelayan Prima, Prinsip pelayanan, Standar Pelayanan, Kepuasan Pelayanan. BAB III: Bab ini berisi tentang gambaran umum Kementerian Agama Kota Semarang. Bab ini meliputi dua sub bab pertama yaitu, Sejarah Kementerian Agama, Visi dan misi, Struktur organisasi, Tugas dan fungsi. Dan sub bab kedua; Deskripsi pelayanan dan SOP Pendaftaran Ibadah Haji di Kementerian Agama Kota Semarang. BAB IV: Bab ini berisi tentang Analisis terhadap faktor-faktor peningkatan jumlah pendaftar ibadah haji di kementerian agama kota semarang tahun 2010-2013. BAB V: Bab ini merupakan Penutup yang berisi Kesimpulan, Saran, dan Kata Penutup.