JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerjasama. seseorang yang bisa memberikan penjelasan yang melengkapi.

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat didalamnya yaitu owner, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sering terjadi pada jasa konstruksi adalah Keterlambatan pembayaran,

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

KONFLIK ANTARA KONTRAKTOR DAN PEMILIK PROYEK YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KLAIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul dalam setiap proyek konstruksi, salah satunya adalah

Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management

MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I P E N D A H U L U A N

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

JURNAL DAN TEKNOLOGI. Pandangan Hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

STUDI TENTANG PENGAJUAN KLAIM KONSTRUKSI DARI KONTRAKTOR KE PEMILIK BANGUNAN

Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak)

BAB II STUDI LITERATUR

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA

Owner (Pemilik Proyek)

DAFTAR PUSTAKA. Abdulrasyid,Priyatna Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta : PT.

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam

PERJANJIAN KERJASAMA BANGUN GUNA SERAH PEMBANGUNAN

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

PERMASALAHAN KLAIM PADA PROYEK PLN

PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

BAB III KLAIM KONSTRUKSI

INFO TEKNIK Volume 5 No. 1, Juli 2004 (7-17) Faktor-faktor Potensial Terjadinya Perselisihan Kontrak pada Proyek Gedung

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

STUDI MENGENAI DIRECTED CHANGES DAN CONSTRUCTIVE CHANGES PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KONTRAKTOR DALAM MEMAHAMI DOKUMEN KONTRAK KONSTRUKSI. Herman Susila. Abstrak

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

TINJAUAN STANDAR/SISTIM KONTRAK KONSTRUKSI INTERNASIONAL (AIA, FIDIC, JCT, SIA) (RINGKASAN) Oleh : Ir. H. Nazarkhan Yasin

ANALISIS PENENTUAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pada umumnya sistem kontrak konstruksi yang paling banyak

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan

ANALISIS PENGARUH KONFLIK DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI TERHADAP KESUKSESAN PROYEK. Herman Susila Suryo Handoyo. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH. Oleh : Asdita Apriliasari

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Skema Langkah-langkah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Permasalahan yang sering muncul dalam proyek konstruksi adalah keterlambatan

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada proyek EPC maupun proyek konstruksi tradisional, kualitas atau mutu adalah salah satu hal yang sangat penting dan seharusnya

BERITA ACARA PENGAJUAN KLAIM ASURANSI DAN BENTUK JAMINAN

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab VI Kesimpulan dan Saran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

TUGAS AKHIR. Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan. Oleh: TUA M. LBN. TORUAN NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 Universitas Narotama ISBN : 978-602-72437-1-2 JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Fredy Kurniawan¹ 1 Fredy Kurniawan, Universitas Narotama, fredy@narotama.ac.id ABSTRAK Perselisihan memberi efek buruk pada proyek konstruksi apabila praktisi konstruksi tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sengketa dengan baik. Tujuan diadakan penelitian ini adalah menganalisis jenis sengketa yang sering terjadi dan jalur penyelesaian sengketa yang sering digunakan. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner untuk memperoleh data dari responden. Secara keseluruhan responden terdiri dari, 20 kontraktor, 10 owner dan 10 pihak netral di Surabaya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan sengketa kategori segi teknis adalah yang paling sering terjadi di Surabaya. Kata kunci: Sengketa, Penyelesaian sengketa, Konstruksi, Surabaya. 1. PENDAHULUAN Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru yang ditetapkan, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan owner untuk melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan. Dalam proyek konstruksi melibatkan kerja sama antara owner, konsultan, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga sengketa/perselisihan sering timbul akibat perbedaan pendapat pada saat perencanaan dan pembangunan proyek [1]. Proyek konstruksi akan mengalami dampak buruk apabila dalam proses penyelesaian sengketa dilakukan dengan jalur yang kurang sesuai. Akibat dari terjadinya sengketa antara lain; pembengkakan biaya proyek, terhentinya proyek dalam beberapa waktu, bahkan sengketa tersebut berkembang menjadi kasus pidana. Berdasarkan pemikiran tersebut hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam tentang bagaimana cara penyelesaian sengketa yang sesuai dan efisien, karena para praktisi kontruksi pada umumnya masih belum menguasai sepenuhnya cara penyelesaian sengketa yang paling sesuai dengan jenis dan kompleksitas suatu masalah sengketa di dalam proyek konstruksi. Hal ini jelas akan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam masalah sengketa pada proyek konstruksi, apabila semua pihak memiliki wawasan tentang cara penyelesaian sengketa yang konstruktif dengan pertimbangan manajemen waktu, skill dan lingkungan yang mendukung terjadinya kerjasama daripada permusuhan [2]. Dimana keuntungan tersebut antara lain dapat menekan biaya, waktu dalam menyelsaikan konflik dapat diatasi secepat mungkin, nama baik masing-masing pihak dapat terjaga dengan baik. 2. STUDI PUSTAKA Sengketa bermula dari adanya pertentangan atau ketidak sesuaian antara para pihak yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerjasama [3]. Perselisihan yang terjadi antara para pihak, berdasarkan Shahab [4], dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi [4]: Bidang Manajemen Konstruksi 227

Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN 1. Perbedaan Pendapat ( dis-agreement / difference ) 2. Persengketaan ( argument / dispute ) 3. Pertentangan ( fight ) Lingkup sengketa pada industri konstruksi dapat terjadi mulai dari tingkat perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, hingga pada tingkat perngawasan konstruksi [5]. Sedangkan dari sudut apa yang dipersengketakan dapat dibedakan dalam beberapa jenis sengketa sebagai berikut [4]: 1. Sengketa segi teknis, yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah teknis di lapangan. 2. Sengketa segi administratif yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah administratif. 3. Sengketa segi hukum yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah hukum. 4. Sengketa gabungan dimana segi teknis, segi administratif, dan segi hukum menyatu. Di dalam penelitian terdahulu banyak dibahas masalah bagaimana mengantisipasi terjadinya baik claim maupun sengketa. Namun ketika terjadi sengketa pada proyek konstruksi, tidak ada penelitian lebih lanjut tentang bagaimana proses penyelesaian sengketa alternatif yang sesuai dengan jenis sengketa yang terjadi. Berikut metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui jenis sengketa yang sering terjadi di Surabaya. 3. METODOLGI PENELITIAN Untuk mempermudah proses analisa tentang jenis sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya, maka dibagi menjadi 4 kategori sengketa yaitu: (i) Sengketa segi teknis; (ii) Sengketa segi administratif; (iii) Sengketa segi hukum; (iv) Sengketa gabungan. Data yang telah diperoleh dilakukan analisa deskriptif untuk mengungkapkan dan memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi. Dan juga dilakukan analisa T-Test dipakai untuk membandingkan jawaban dengan skala yang hanya terdiri dari dua variabel. Variabel disini adalah kontraktor, owner/developer dan netral. Dalam penelitian ini, metode analisa T- Test dipakai untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapat yang significant antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Hipotesa (H 0 ) yang diuji adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral, dan owner dengan netral. Bila hipotesa diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Nilai atau nilai signifikansi yang dipakai adalah 5 persen. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H 0 ) diterima, sebaliknya dibawah 0.05 berarti hipotesa (H 0 ) ditolak. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis-Jenis Sengketa Yang Terjadi. Analisa dilakukan untuk mengetahui pendapat yang diberikan oleh responden secara umum dari pihak kontraktor, pihak pemilik proyek, dan pihak netral mengenai sengketa jenis apa saja yang sering terjadi di proyek konstruksi khususnya di Surabaya. Berdasarkan nilai mean yang tertinggi menurut responden secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis. 228 Bidang Manajemen Konstruksi

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 Universitas Narotama ISBN : 978-602-72437-1-2 Namun pihak netral beranggapan sengketa yang paling sering terjadi adalah segi gabungan (teknis, administratif, hukum) karena merupakan akumulasi masalah yang biasanya diawali dari segi administrasi namun karena dipicu oleh masalah segi teknis maka sengketa menjadi tidak terhindarkan. Tanggapan responden pihak netral juga dikuatkan oleh literatur yang menyebutkan bahwa pada umumnya tidak ada sengketa yang murni masalah teknis atau masalah admininstratif atau masalah hukum. Perpaduan selalu terjadi dengan proporsi bobot masing-masing yang berbeda [4]. 4.2. Sengketa Segi Teknis. teknis yang menempati urutan peringkat pertama adalah kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance) yang memiliki nilai mean tertinggi 3.53. Contoh sengketa dari segi teknis yang berikutnya pada posisi kedua adalah kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi yang kurang tepat yang memiliki nilai mean 3,17. Secara keseluruhan berbagai peringkat contoh sengketa jenis teknis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Intensitas Sengketa Segi Teknis Rating Jenis jenis Sengketa* Mean 1 Kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance) 3.53 2 Kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi 3.17 3 Perbedaan cara atau tingkat perbaikan yang dapat diterima 3.13 4 Kesalahan design, kesalahan konstruksi 2.87 5 Perbedaan pendapat mengenai kualitas menurut cara evaluasi kualitas yang berbeda 2.83 6 Perbedaan pengertian tingkat kualitas yang disepakati 2.77 7 Quality assurance gagal mengamankan kualitas 2.69 8 Perbedaan interpretasi tingkat kesetaraan 2.66 9 Durability yang tidak wajar 2.63 10 Perbedaaan pengertian jenis testing yang sesuai, jumlah testing dan cara evaluasi hasil testing 2.59 11 Standard service/ standard of good conduct telah dilampaui 2.40 4.2. Sengketa Segi Administrasi administratif yang menempati urutan peringkat pertama adalah claim yang objektif tetapi tidak didukung persyaratan administratif yang memiliki nilai mean tertinggi 3,07. Contoh sengketa dari segi administratif yang berikutnya pada posisi kedua adalah prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran/mempengaruhi kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis yang memiliki nilai mean 3,00. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis administratif dapat dilihat pada Tabel 2. Bidang Manajemen Konstruksi 229

Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN Tabel 2. Intensitas Sengketa Segi Administratif Rating Jenis jenis sengketa* Mean 1 Claim yang objektif tetapi tidak didukung persyaratan administratif 3.07 2 Prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran / mempengaruhi kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis 3 Kesepakatan tambahan secara lisan yang tidak segera diikuti secara tertulis. 2.69 4 Pengajuan ganti rugi dengan waktu yang telah kadaluarsa. 2.50 5 Kegagalan memenuhi ketentuan administratif yang ditetapkan dalam perjanjian. 2.38 6 7 8 9 Kekurang jelasan petunjuk pelaksanaan peraturan yg mengaikbatkan interpretasi & kesalahan langkah administratif Masalah materi di bawah tangan, surat kuasa yang cacat, surat approval yang belum counter approved oleh yang berwenang dan lain-lain Changes yang memiliki faktor pendukung tetapi tdk mengikuti prosedur yg telah disepakati. Format administratif yg berbeda atau adanya ketentuan-ketentuan administratif yg bersilang atau bertolak belakang 4.3. Sengketa Segi Hukum. hukum yang menempati urutan peringkat pertama dan kedua adalah pengaruh perubahanperubahan terhadap perjanjian dan masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang masing-masing memiliki kesamaan nilai mean tertinggi 3,07. Sedangkan contoh sengketa dari segi hukum yang berikutnya pada posisi ketiga adalah ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur secara eksplisit. yang memiliki nilai mean 2,93. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Intensitas Sengketa Segi Hukum Rating Jenis jenis sengketa* Mean 3.00 2.36 2.18 2.14 2.11 1 Masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. 3.07 2 Pengaruh perubahan-perubahan terhadap perjanjian 3.07 3 Ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur secara eksplisit. 2.93 4 Pengaruh penundaan (delay atau idle time) yang tidak diatur secara eksplisit. 2.79 5 Masa pemeliharaan yang telah lewat, ternyata kemudian ditemukan defects. 2.64 6 Segi keadilan itikad baik yang tidak tertampung (tidak cukup tercermin) dalam perjanjian 2.54 7 Asas objektifitas dan kewajaran yang tidak diperhatikan 2.43 8 Ketidakmampuan pelaksanaan perjanjian yang diakibatkan oleh pihak ketiga atau di luar kemampuan yang normal/standar 2.29 230 Bidang Manajemen Konstruksi

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 Universitas Narotama ISBN : 978-602-72437-1-2 9 10 Telah diadakan negosiasi pada tingkat bawah dan telah disetujui, tingkat atas yang berwenang menolak persetujuan, sedangkan pekerjaan telah berjalan Masalah akibat penggunaan kata-kata abstrak yang tidak jelas batasannya yang bisa diartikan secara harfiah/letterlijk, dan bisa diartikan secara relatif/kewajaran 2.25 2.25 11 Adanya perjanjian kontrak kerja konstruksi yang cacat hukum 1.96 4.4. Sengketa Segi Gabungan gabungan yang menempati urutan peringkat pertama adalah sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu yang memiliki nilai mean tertinggi 3.30. Contoh sengketa dari segi gabungan yang berikutnya pada posisi kedua adalah kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan /ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait yang memiliki nilai mean 3.29. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Intensitas Sengketa Segi Gabungan Rating Jenis jenis sengketa* Mean 1 Sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu 3.30 2 3 Kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan/ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait Klaim ganti rugi atas idle-time atau atas pembatalan kontrak, dimana masalah penyebabnya tidak diatur oleh kontrak 3.29 2.93 4 Masalah yang berkaitan dengan defects liability (cacat kewajiban) 2.93 5 6 7 8 9 Kesepakatan lisan yg krn bersifat urgent langsung diikuti dg pelaksanaan perjanjian, berjalan dg baik sampai tingkat tertentu, kemudian dibatalkan scr sepihak sebelum sempat dibuat perjanjian tertulis. Tanggung jawab yang sangat besar dengan wewenang yang sangat terbatas, yang menghambat inisiatif dan membatasi gerak (action) Pelanggaran persyaratan kejujuran/keterbukaan dan persyaratan proteksi safety minimum untuk satu perlindungan asuransi. Masalah yang berkaitan dengan batasan berlakunya liquiditas damages dan general damages Porsi Keterlibatan berbagai pihak (& konsekuensinya) atas kegagalan (failure) dlm berbagai bentuk 2.76 2.59 2.46 2.45 2.45 10 Valid atau berlaku sebagian atau gugurnya satu jaminan 2.38 Bidang Manajemen Konstruksi 231

Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN 7. KESIMPULAN Jenis sengketa yang paling sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya menurut para praktisi konstruksi dan pihak netral secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis dengan contoh sengketa kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance). Untuk mengetahui lebih jauh tentang jalur sengketa apa saja yang diminati oleh para praktisi konstruksi dan latar belakang para praktisi konstruksi dalam memilih jalur penyelesaian sengketa, akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian sengketa pada proyek konstruksi. 8. DAFTAR PUSTAKA Malak, A., Saadi, E., Zeid A., Marwan. Process Model for Administrating Construction Claims,. Journal of Construction Engineering and Management. 18:2 (2002). Walker, Derek H. T., Peters, Renaye J., & Hampson, Keith D. Collaborative Approach to Conflict Resolution in a Project Alliance Environment, 2002. 2003. Pribadi, Djarot. Alternative Dispute Resolution. Universitas Narotama, Surabaya, Shahab, Hamid. Aspek Hukum dalam Sengketa bidang Konstruksi. Djambatan, Jakarta, 1996. Poerdyatmono, Bambang. Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil, 8:1 (2007) :78-90. 232 Bidang Manajemen Konstruksi