SINTESIS KATALIS HETEROGEN MgO-SiO 2 SEKAM PADI DENGAN METODE SOL-GEL DAN APLIKASINYA PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KELAPA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

I. PENDAHULUAN. Bahan bakar minyak adalah sumber energi dengan konsumsi terbesar di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu pada bulan Juni hingga Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

I. PENDAHULUAN. berbeda menjadi material baru yag memiliki sifat yang lebih baik dari material

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Salah satu tantangan besar yang dihadapi secara global dewasa ini adalah krisis

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu material dalam peningkatan produk hasil reaksi tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu industri yang terus berkembang pesat di Indonesia adalah industri

Oleh: Nufi Dini Masfufah Ajeng Nina Rizqi

1. PENDAHULUAN. Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Oktober

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Ekstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph)

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

PENGARUH TEMPERATUR FURNACE, TEMPERATUR PELARUTAN, DAN RASIO PELARUT PADA PEMBUATAN NATRIUM SILIKAT DARI SEKAM PADI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI MENJADI NATRIUM SILIKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari hingga April

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

Bab III Metodologi Penelitian

VARIASI BERAT KATALIS DAN SUHU REAKSI TRANSESTERIFIKASI CRUDE PALM OIL MENGGUNAKAN KATALIS CANGKANG KERANG DARAH KALSINASI 800 O C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei s.d. Oktober 2015,

PEMBUATAN MEMBRAN SILIKA DARI FLY ASH DAN APLIKASINYA UNTUK MENURUNKAN KADAR COD DAN BOD LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

4 Hasil dan Pembahasan

Preparasi Ion Cu Yang Didukung Oleh ZnAl 2 O 4

Pembentukan Senyawa Interkalasi CuCl 2 -Grafit dengan Metode Lelehan Garam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PREPARASI DAN APLIKASI SILIKA GEL YANG BERSUMBER DARI BIOMASSA UNTUK ADSORPSI LOGAM BERAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

EKSTRAKSI SILIKA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN METODE KONTINYU ABSTRAK ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PENGARUH TEKNIK EKSTRAKSI DAN KONSENTRASI HCl DALAM EKSTRAKSI SILIKA DARI SEKAM PADI UNTUK SINTESIS SILIKA XEROGEL

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

PENGARUH ph DAN WAKTU AGING TERHADAP PROSES PRESIPITASI SILIKA DARI FLY ASH SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN CO 2

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan Februari hingga Mei

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Mei hingga Agustus

MODIFIKASI SILIKA GEL DARI ABU SEKAM PADI DENGAN LIGAN DIFENILKARBAZON. I Wayan Sudiarta, Ni Putu Diantariani dan Putu Suarya

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

SINTESIS KATALIS HETEROGEN MgO-SiO 2 SEKAM PADI DENGAN METODE SOL-GEL DAN APLIKASINYA PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KELAPA Kamisah D. Pandiangandan dan Wasinton Simanjuntak Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro No 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35144 Surel : kamisahdelilawati@yahoo.com ABSTRACT In this research, heterogeneous catalyst MgO/SiO 2 has been synthesized from rice husk by sol-gel method, with the main purpose to investigated the effect of weight ratio of MgO to SiO 2 from rice husk. Catalyst was prepared with a ratio of MgO to SiO 2 varied 1:1 1:2 1:3 1:4, 1:5 and 1:10. Catalyst activity was tested in the transesterification reaction of coconut oil with methanol. Optimum condition was reached in MgO/SiO 2 ratio 1:5 respectively to perform the transesterification process at temperature 60 C for 30 minutes. Keywords : coconut oil, heterogeneous catalyst, rice husk,transesterification, PENDAHULUAN Penggunaan katalis sangat penting, baik dalam industri kimia maupun untuk menunjang keberlangsungan kehidupan makhluk hidup. Hampir semua proses industri pembuatan bahan kimia menggunakan katalis untuk pembentukan produk tertentu dengan melakukan reaksi pada suhu yang lebih rendah sehingga mengurangi biaya energi. Katalis adalah zat yang meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi dengan cara menyediakan alternatif jalur reaksi. Katalis dapat bereaksi untuk membentuk intermediet dengan reaktan dan akan ditemukan kembali dalam langkah berikutnya sehingga tidak dikonsumsi dalam reaksi (Chang, 2010). Katalis diklasifikasikan menjadi 2 jenis yakni katalis homogen dan heterogen. Katalis homogen yakni jika fase katalis sama dengan fase reaktan dan fase produk reaksi, paling umum reaktan, katalis dan produk dalam bentuk fase cairberada dalam larutan. Katalis ini memiliki keeunggulan antara lain aktivitas dan selektivitasnya tinggi, tidak mudah teracuni oleh keberadaan pengotor, mudah dioperasikan dan mudah dimodifikasi. Sedangkan kelemahannya adalah sulit dipisahkan dari campuran reaksi, kurang stabil pada suhu tinggi. Katalis heterogen memiliki fase yang berbeda dengan 516

reaktan atau produk reaksi, misalnya katalis berupa padatan dalam reaksi gas. Jika dibandingkan dengan katalis homogen, katalis heterogen memilikikelebihan antara lain kestabilan termalnyarelatif tinggi sehingga dapat digunakan untuk reaksi yang memerlukan suhu tinggi, kemudahan pemisahan katalis dari campuran reaksi karena reaktan dan produk mempunyai katalis yang berbeda dengan katalis,dan katalis mudah diregenerasi (Moffat, 1990; Frenzer and Maier, 2006). Katalis heterogen terdiri dari dua komponen utama, yaitu situs aktif (dopan) dan penyangga. Situs aktif berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi dan mengarahkan reaksi ke arah produk yang diinginkan. Penyangga yang umumnya merupakan zat padat berpori berfungsi sebagai wadah untuk distribusi situs aktif sehingga katalis mempunyai luas permukaan yang lebih besar. Selain dari dua komponen tersebut, hal penting lainnya yang perlu diperhatikan pada pembuatan katalis heterogen adalah metode preparasi yang dilakukan misalnya dengan cara impregnasi, interkalasi, sol gel dan lain-lain. Pada pembuatan katalis heterogen, dopan dibuat dari logam atau oksida logam baik dari logam golongan utama maupun transisi melalui serangkaian proses aktivasi yang dilakukan akan mendapatkan situs aktif pada katalis. Sedangkan penyangga katalis heterogen juga merupakan komponen yang sangat penting karena akan berfungsi sebagai wadah untuk distribusi gugus aktif katalis. Salah satu material yang umum digunakan sebagai penyangga katalis heterogen adalah silika. Sumber silika yang umumnya berasal dari senyawa alkoksida logam transisi dan silikon alkoksida(si(or) 4 ), seperti tetra etil ortho silikat (TEOS) dan tetra metil ortho silikat (TMOS), dan fume silica (Tomiyama et al., 2003; Barrault et al., 2002). Alkoksida logam banyak dimanfaatkan karena adanya gugus OR yang bersifat sangat elektronegatif, sehingga mampu menstabilkan logam pada tingkat oksida yang paling tinggi. Salah satu kendala terkait dengan bahan baku silika tersebut adalah harganya yang mahal, sehingga pencarian sumber lain yang lebih ekonomis masih sangat diperlukan. Salah satu sumber silika yang potensil untuk dimanfaatkan adalah sekam padi karena sekam padi diketahui mengandung komponen organik dan anorganik. Komponen organik utama dalam sekam adalah 33-44% selulosa, 19-47% lignin, 17-26% hemiselulosa, 3,03% protein, dan 1,18% lemak (Hartono dkk., 2002). Komponen 517

anorganik sekam adalah abu dengan kandungan berkisar antara 13-30% dan di dalam abu tersebut terkandung silika yang cukup tinggi, berkisar antara 87-97% (Della et al., 2002; Harsono, 2002). Daifullah et al., (2002) dengan menggunakan metode standar ASTM:D-3172-73, melaporkan bahwa dalam sekam padi terdapat bahan volatil 64,3%, senyawaan karbon 15,9% dan abu 19,8%. Pada penelitian sebelumnya telah berhasil diekstraksi silika dari sekam padi (Pandiangan dkk, 2009) dengan metode presipitasi menggunakan larutan alkalis. Silika yang berasal dari sekam padi ini telah dimanfaatkan sebagai penyangga alternatif pada pembuatan katalis heterogen berbasis sekam padi yakni Fe-silika (Pandiangan, 2008), Ti silika dan Ni silika (Pandiangan dkk, 2010). Secara umum katalis heterogen yang telah disintesis umumnya mempunyai aktivitas pada reaksi esterifikasi dan transesterifikasi minyak kelapa baik dengan menggunakan metanol (Pandiangan dkk, 2010) maupun dimetil karbonat (Pandiangan and Simanjuntak, 2013). Oleh karena uji aktivitas yang dilakukan pada beberapa katalis heterogen berbasis silika sekam padi sebelumnya khususnya pada reaksi transesterifikasi masih kurang memuaskan, maka pada penelitian ini sebagai dopan untuk situs aktif katalis dicobakan logam yang lain yakni Mg untuk sintesis katalis heterogen MgO-silika sekam padi. Sintesis katalis MgO/SiO 2 dilakukan dengan cara sol gel. Metode sol gel mempunyai kelebihan yakni prosesnya sederhana, mempunyai homogenitas yang tinggi, dapat mengontrol ukuran dan morfologi partikel, dapat dilakukan pada suhu rendah (Jarza et.al, 1999) METODE Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekam padi, KOH, NaOH, HNO 3, magnesium nitrat heksahidrat Mg(NO 3 ) 2. 6H 2 O, akuades, metanol dan minyak kelapa. Sintesis katalis MgO/SiO 2 dilakukan dengan metode sol gel dengan terlebih dahulu melakukan mengesktraksi silika dari sekam padi untuk digunakan sebagai penyangga katalis MgO/SiO 2. Ekstraksi silika sekam padi Sebelum dilakukan ekstraksi silika dari sekam padi, sekam terlebih dahulu dibersihkan dengan cara dipisahkan dari merangnya selanjutnya direndam dalam air 518

panas selama 2 jam, disaring kemudian dibilas kembali dengan air panas lalu dikeringkan. Ke dalam 50 g sekam padi yang telah bersih ditambahkan 500 ml KOH 1,5% kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit, didinginkan dan didiamkan selama 24 jam kemudian disaring dan filtrat yang mengandung silika terlarut ditampung. Silika diendapkan dengan menambahkan larutan HNO 3 10% secara bertahap hingga pembentukan gel silika berhenti, dibiarkan selama 24 jam, dicuci hingga warna gel menjadi putih kemudian dikeringkan. Preparasi katalis MgO/SiO 2 dengan metode sol gel Sol silika disiapkan dengan menambahkan 600 ml NaOH 5% pada 20 gram serbuk silika hasil ektraksi, diaduk dengan magnetic stirer selama 3 jam dengan wadah tertutup tanpa pemanasan hingga terbentuk sol silika. Selanjutnya ke dalam sol silika tersebut ditambahkan dopan MgO yang dibuat dengan cara melarutkan sejumlah Mg(NO 3 ) 2.6H 2 O dalam akuades sesuai komposisi yang diinginkan. Sintesis dilakukan dengan komposisi MgO/SiO 2 bervariasi 1:1; 1:2; 1:3; 1:4; 1:5 dan 1:10. Campuran distirer selama 3 jam hingga terbentuk larutan magnesium silikat kemudian ditambahkan larutan HNO 3 % secara perlahan hingga larutan silikat hingga terbentuk gel selanjutnya didiamkan kemudian disaring dan dicuci dengan akuades panas, gel dikeringkan dalam oven kemudian digerus untuk mendapatkan serbuk magnesiun silikat. Serbuk dikalsinasi pada 700 o C selama 3 jam Uji aktivitas katalis Untuk mengevaluasi unjuk kerjanya, masing-masing katalis MgO/SiO 2 diujicobakan pada reaksi transesterifikasi minyak kelapa dengan fokus kajian pengaruh nisbah katalis terhadap minyak kelapa, suhu dan waktu transesterifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi silika dari sekam padi Ekstraksi silika sekam padi diawali dengan memisahkan sekam dari merangnya kemudian dibersihkan hingga terbebas dari pengotor organik yang larut dalam air. Kemudian silika diekstraksi secara metode sol gel menggunakan larutan KOH 1,5% dan HNO 3 10% sebagai zat untuk mengatur ph pembentukan gel silika. Campuran kemudian disaring untuk memisahkan filtrat yang mengandung silika (sol silika), yang biasa juga disebut sebagai filtrat kalium silikat. Filtrat ini merupakan larutan kental, 519

berwarna coklat kehitaman. Ekstraksi silika dengan KOH didasarkan pada kelarutan silika yang besar dalam larutan alkalis, dimana silika berada dalam bentuk ion silikat (SiO 2 3 ). Selanjutnya, ion silikat tersebut akan berikatan dengan ion logam alkali dan membentuk garam alkali silkat terlarut. Dalam larutan KOH, silika akan membentuk garam kalium silikat (K 2 SiO 3 ) yang merupakan prekursor pembentukan gel silika (Nuryono dan Narsito, 2004). Rangkaian hasil ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Rangkaian hasil ekstraksi silika dari sekam padi: (A) sekam awal (B) sekam yang sudah bersih (C) ektraksi sekam padi dengan KOH 1,5% (D) filtrat silika (E) gel silika sekam padi Sintesis katalis MgO/SiO 2 dengan metode sol gel Preparasi katalis MgO/SiO 2 dilakukan dengan metode sol gel. Sol silika disiapkan terlebih dahulu dengan menambahkan 600 ml NaOH 5% pada 20 gram serbuk silika hasil ektraksi, diaduk dengan magnetic stirer selama 3 jam dengan wadah tertutup tanpa pemanasan. Larutan dopan MgO disiapkan dengan cara melarutkan sejumlah Mg(NO 3 ) 2.6H 2 O dalam akuades sesuai komposisi yang diinginkan. Sintesis dilakukan dengan komposisi MgO/SiO 2 bervariasi 1:1; 1:2; 1:3; 1:4; 1:5 dan 1:10. Katalis yang disintesis divariasikan berdasarkan perbandingan MgO/SiO 2, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh nisbah komposisi katalis terhadap aktivitas katalis. Rangkaian hasil sintesis katalis dapat dilihat pada Gambar 2. 520

Gambar 2. Sintesis katalis MgO/SiO 2 dengan metode sol gel (A) sol silika yang telah ditambahkan larutan dopan (B) gel MgO/SiO 2 (C) serbukmgo/sio 2 Uji aktivitas katalis MgO/SiO 2 Masing-masing katalis hasil sintesis digunakan dalam reaksi transesterifikasi minyak kelapa dengan metanol dengan perbandingan 1 : 4 dengan jumlah katalis sebanyak 5% dari berat sampel minyak kelapa. Percobaan dilakukan dengan cara merefluks semua campuran pada suhu 60 o C selama 30 menit didinginkan selama 24 jam kemudian disaring untuk memisahkan katalis dari produk reaksi. Pemisahan dimungkinkan karena katalis MgO/SiO 2 berbeda fase dengan zat-zat yang terlibat dalam proses transesterifikasi. Filtrat ditampung, kemudian dipisahkan antara sisa reaktan dengan produk reaksi berupa biodiesel. Pemisahan ini dapat dilakukan karena adanya pemisahan fase setelah filtrat didiamkan. Volume biodiesel yang dihasilkan diukur untuk menghitung nilai konversi yang mampu dicapai oleh katalis MgO/SiO 2 seperti ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini. 521

Tabel 1. Pengaruh komposisi katalis terhadap hasil transesterifikasi minyak kelapa No. Perbandingan MgO:SiO 2 % konversi 1 1 : 1 67,21 2 1 : 2 69,03 3 1 : 3 76,29 4 1 : 4 58,13 5 1 : 5 78,11 6 1 : 10 58,13 Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dikatakan bahwa katalis terbaik pada proses transesterifikasi minyak kelapa adalah MgO/SiO 2 dengan perbandingan 1: 5. Katalis MgO/SiO 2 dengan perbandingan 1:5 selanjutnya digunakan untuk menentukan suhu reaksi terbaik. Kondisi percobaan dibuat dengan suhu reaksi bervariasi yakni 50, 60 dan 70 o C, berdasarkan volume biodiesel yang dihasilkan maka dapat ditentukan suhu transesterifikasi terbaik.. Hasil percobaan disajikan pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Pengaruh suhu reaksi terhadap hasil transesterifikasi minyak kelapa No. Suhu reaksi ( o C) % konversi 1 50 Tidak terkonversi 2 60 80,84 3 70 79,02 Berdasarkan data Tabel 2 diketahui bahwa suhu berpengaruh pada aktivitas katalis khususnya pada proses transesterifikasi minyak kelapa. Ketika suhu masih rendah (50 o C) minyak kelapa belum mampu diubah menjadi ester/biodiesel setelah reaksi dilakukan selama waktu 30 menit. Berdasarkan percobaan maka dapat dikatakan suhu terbaik untuk tahapan ini adalah 60 o C dengan nilai konversi yang dicapai adalah 80,84%. Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada percobaan sebelumnya maka evaluasi terhadap variabel reaksi yang lain juga dilakukan yakni waktu reaksi. Percobaan dikondisikan tetap dengan menvariasikan waktu reaksi yaitu 30, 60 dan 90 menit. Hasil percobaan disajikan pada Tabel 3 berikut: 522

Tabel 3. Pengaruh waktu reaksi terhadap hasil transesterifikasi minyak kelapa No. Waktu reaksi (menit % konversi 1 30 80,84 2 60 79,93 3 90 79,02 Dari hasil percobaan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa kondisi terbaik proses transesterifikasi minyak kelapa oleh katalis MgO/SiO 2 adalah menggunakan katalis dengan perbandingan MgO/SiO 2 1:5, pada suhu 60 o C selama 30 menit. Dengan capaian konversi minyak kelapa menjadi biodiesel sekitar 80%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan yakni: 1. Sintesis katalis MgO/SiO 2 dapat dilakukan dengan metode sol gel. 2. Katalis MgO/SiO 2 terbaik adalah katalis dengan perbandingan komposisi MgO/SiO 2 adalah 1:5. 3. Kondisi terbaik transesterifikasi minyak kelapa adalah menggunakan katalis MgO/SiO 2 dengan perbandingan 1:5 sebanyak 5% dari berat minyak kelapa dengan nisbah minyak terhadap metanol 1:4, dilakukan pada suhu 60 o C selama 30 menit. DAFTAR PUSTAKA Barrault, J., Pouilloux, Y., Clacens, J. M., Vanhove, C., Bancquart, S. 2002. Catalysis and fine chemistry,catalysis Today,75, 177 181. Chang, R,.2010. Chemistry, Tenth Edition, Published by McGraw-Hill,.Pp 594-599 Daifullah, A. A. M., Girgis. B. S., Gad, H. M. H. 2002. Utilization of Agro-Residues (Rice Husk) in Small Waste Water Treatment Plans. Material Letters. 57. pp 1723-1731. Della, V. P., I. Kuhn, D. Hotza. 2002. Rice Husk Ash an Alternative Source for Active Silica Production. Materials Letters, 57. pp 818-821. 523

Frenzer, G and Maier, W. F. 2006. Amorphorous Pourous Mixed Oxides : Sol-Gel Ways to a Highly Versatile Class of Materials and Catalysts.Annual Review of Materials Reseach. 36. pp 281-331. Harsono, H. 2002. Pembuatan Silika Amorf dari Silika Sekam Padi. Jurnal Ilmu Dasar. 3. pp. 98-103. Jarza, A.U., Damian, A., Maruszewski, K., Halina, P and Wieslaw, S. 1999. Advantages of Sol-gel Technologies for Biomedical Application. Proc. SPIE3567, Optical and Imaging Techniques for Biomonotoring IV, 50, doi:10.1117/12.339188. Moffat, J. B. 1990. Theoretical Aspects of Heterogeneouse Catalysis. New York: Van Nostrand Reinhold. Nuryono dan Narsito. 2004. Sintesis Silika Gel dari Abu Sekam Padi dan Aplikasinya untuk Adsorbsi Paraquat. J. Indo. Chem. 2(2). Pp 107-112. Pandiangan, K.D. 2008. Pembuatan Katalis Heterogen Silika-Fe dengan Metode Sol- Gel dan Karakterisasinya. Jurnal Sains MIPA. 14. No.3. pp.198-204. Pandiangan, K.D., Simanjuntak, W, Irwan, G.S., dan Novesar J. 2009. Lembaga Penelitian Universitas Lampung. 30 Desember 2009. Metode Ekstraksi Silika dari Sekam Padi. P00200900776. Pandiangan, K.D., Simanjuntak, W, Irwan, G.S., dan Soni, S. 2010. Studi Pendahuluan Transesterifikasi Minyak Kelapa dengan Katalis Ti-silika dan Ni-silika sebagai Langkah Awal Pengembangan Teknologi Produksi Biodiesel dengan Katalis Heterogen. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi III, Universitas Lampung, Hal : 249 257. Pandiangan, K.D. and Simanjuntak, W. 2013. Transesterification of Coconut Oil using Dimethyl Carbonate and TiO 2 /SiO 2 Heterogenous Catalyst. J. Indo. Chem. 13(1). Pp 47-52. Tomiyama, S., Takahashi, R., Sato, S., Sodesawa, T., Yoshida, S. 2003. Preparation of Ni/SiO 2 Catalyst with High Thermal Stability for CO 2 -reforming of CH 4. Applied CatalystA: General. 241. pp. 349-361. 524