5.3 Keragaan Relatif Tingkat Perkembangan Desa-desa Pesisir Dibanding Desa/kelurahan pada Umumnya di Kota Bandar Lampung Berdasarkan Hasil Analisis Tipologi Wilayah 5.3.1 Hasil Tipologi Desa Menurut Analisis Skalogram Analisis skalogram merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan hierarki wilayah terhadap jenis dan jumlah sarana dan prasarana yang tersedia. Jenis data yang digunakan dalam analisis ini, meliputi data jumlah sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana komunikasi, dan jenis data penunjang lainnya (seperti: data jarak dari masing-masing wilayah terhadap pusat pelayanan, jenis penggunaan lahan, infrastruktur kesehatan, infrastruktur umum, dan sebagainya). Masing-masing peubah tersebut dilakukan pembobotan dan standarisasi. Urutan tingkat hierarki adalah berdasarkan pengkumulatifan dari masingmasing desa/kelurahan, urutan teratas merupakan tingkat hierarki yang terbesar, demikian seterusnya hingga urutan hierarki terkecil. Urutan hierarki yang diperoleh kemudian dapat dikelompokkan lagi berdasarkan selang hierarki. Penentuan pengelompokan ini berdasarkan selang hierarki seperti yang telah dijelaskan pada bagian metodologi penelitian. Adapun nilai dari standar deviasi (Stdev) = 10,27 dan nilai rataan ID = 55,61. Hasil yang didapat adalah untuk hierarki I mempunyai ID > 76,5; hierarki II mempunyai ID antara 55,61 hingga 76,5; dan hierarki mempunyai nilai < 55,61. Peubah yang digunakan dalam analisis ini terdiri dari tujuh puluh variabel penjelas. 111
Hasil dari analisis skalogram ini dapat ditentukan bahwa wilayah-wilayah yang mempunyai nilai indeks perkembangan wilayah paling besar dapat dikategorikan ke dalam wilayah dengan tingkat perkembangan maju, atau dicirikan oleh jumlah dan jenis sarana, prasarana dan infrastruktur yang tersedia cukup memadai. Sedangkan untuk wilayah-wilayah yang mempunyai indeks perkembangan sedang lambat atau wilayah terbelakang dan kelompok wilayah ini lebih dicirikan dengan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana sangat terbatas. Berdasarkan hasil dari analisis skalogram yang dilakukan pada kelurahan se-kota Bandar Lampung, tingkat perkembangan kelurahan Kota Bandar Lampung di kelompokkan ke dalam tiga hierarki wilayah, yaitu: 1. Hierarki I, merupakan wilayah dengan tingkat perkembangan maju. Wilayah ini dicirikan oleh indeks perkembangan kelurahan paling tinggi dan ditentukan oleh jumlah ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai, terutama sarana pendidikan (bangunan sekolah TK, SD, SLTP, SLTA dan banyaknya orang yang bersekolah di perguruan tinggi yang dibiayai rumah tangga desa ini), sarana kesehatan (jumlah rumah sakit, puskesmas, apotik dan sebagainya), sarana transportasi, jarak dari masing-masing wilayah terhadap pusat pelayanan relatif dekat sehingga untuk mengakses ke pusat pelayanan tersebut menjadi lebih mudah, serta infrastruktur-infrastruktur yang tersedia di masingmasing wilayah. Hanya Ada empat kelurahan yang termasuk hierarki I, kesemuanya adalah kelurahan non pesisir yaitu: Kelurahan Palapa, Tanjung 112
Karang, Gunung Mas, dan Rawa Laut. Pada umumnya kelurahan yang termasuk dalam hierarki I selain memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap dari hierarki II dan, juga mempunyai lokasi daerah di pusat kota dan sekitarnya dengan pemukiman yang lebih teratur, tingkat kesejahteraan masyarakat lebih tinggi dan aksesibilitas ke pusat kota sangat baik. 2. Hierarki II, termasuk wilayah dengan tingkat perkembangan sedang. Pada hieraki II ditunjukkan oleh tingkat sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tersebut lebih sedikit dari hierarki I dan jarak dari masing-masing wilayah terhadap pusat-pusat pelayanan agak lebih jauh dari hierarki I. Kelurahan-kelurahan yang termasuk hierarki II pada umumnya berlokasi agak di pinggir kota dengan tingkat kehidupan relatif kurang maju dibanding dengan kelurahan-kelurahan yang ada pada hierarki I. Jumlah kelurahan se-kota Bandar Lampung yang masuk hierarki II sebanyak 37 kelurahan, 3 diantaranya termasuk kelurahan pesisir yaitu: Sukaraja, Pesawahan, dan Bumi Waras. 3. Hierarki, termasuk wilayah dengan tingkat perkembangan rendah. Pada hieraki ditunjukkan oleh tingkat sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tersebut relatif sangat kurang dan jarak dari masing-masing wilayah terhadap pusat-pusat pelayanan relatif jauh sehingga untuk mengakses ke pusat-pusat pelayanan relatif lebih sulit. Kelurahan-kelurahan yang termasuk hierarki pada umumnya berlokasi dipinggir kota dan di daerah pesisir dengan tingkat kehidupan relatif kurang maju dibanding dengan kelurahankelurahan yang ada pada hierarki I dan II. Jumlah kelurahan se-kota Bandar 113
Lampung yang masuk hierarki sebanyak 43 kelurahan, 9 kelurahan diantaranya adalah kelurahan pesisir yaitu: Kelurahan Keteguhan, Panjang Selatan, Way Lunik, Panjang Utara, Ketapang, Kota Karang, Kangkung, Sukamaju, dan Srengsem. Berikut ini sebaran kelurahan berdasarkan nilai indeks perkembangan wilayah (ID) yang dapat dilihat pada Gambar 31. 100.00 Indeks (ID) 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 0 12 24 36 48 60 72 84 Kod e Kelurahan Gambar 31. Grafik Sebaran Kelurahan Kota Bandar Lampung Berdasarkan Nilai ID. Keterangan: Kode Kelurahan ID Kode Kelurahan ID Kode Kelurahan ID Kode Kelurahan ID 1 Palapa 90.00 22 Surabaya 60.33 43 Keteguhan* 54.79 64 Kupang Kota 48.94 2 Tj Karang 83.06 23 Batu Putuk 59.93 44 Pj Selatan* 54.48 65 Tanjung Baru 48.66 3 Gunung Mas 78.62 24 Gng Terang 59.66 45 Tj Raya 54.23 66 Garuntang 47.81 4 Rawa Laut 77.06 25 Tj Gading 59.05 46 Raja Basa 54.02 67 Kebon Jeruk 46.43 5 Pecoh Raya 73.30 26 Perwata 58.98 47 Lngk Pura 53.95 68 Pj Utara* 46.17 6 Psr Gintung 72.86 27 Susunan Baru 58.11 48 Jg Baya I 53.68 69 Sukarame 45.83 7 Enggal 72.78 28 Kupang Raya 57.91 49 Sw Brebes 52.68 70 Gunung Sulah 45.73 8 Bakung 68.50 29 Gulak Galik 57.87 50 Kelapa 3 52.46 71 Kmp Baru 45.05 9 Pelita 68.11 30 Pesawahan* 57.82 51 Kuripan 52.36 72 Kupang Teba 44.94 10 Gunung Sari 67.44 31 Sidodadi 57.59 52 Pahoman 51.96 73 Ketapang* 44.20 11 Sumur Putri 66.71 32 Sumur Batu 57.43 53 D Payung 51.91 74 Pidada 44.15 12 Penengahan 66.68 33 Smbrj Kmlg 57.29 54 Tj Senang 51.61 75 Kota Karang* 44.08 13 Telukbetung 66.63 34 Tj Agung 57.19 55 Way Lunik* 51.46 76 Kangkung* 43.87 14 Pengajaran 66.25 35 Campang Ry 56.59 56 Beringin R 51.06 77 Suka Menanti 43.71 15 Sukaraja* 64.90 36 Gd Meneng 56.41 57 W Kandis 50.42 78 Sawah Lama 43.64 16 Gd Pakuon 63.38 37 Sukabumi 56.27 58 W Laga 49.85 79 Sukarame II 43.34 17 Talang 62.78 38 Bumi Waras* 56.06 59 Kedamaian 49.65 80 Way Gubak 42.26 18 W H Permai 62.68 39 N O Gading 55.80 60 Suka Jawa 49.50 81 Kedaton 41.60 19 Gtng Royong 62.09 40 Perumnas WH 55.69 61 Jg Baya II 49.33 82 Skdana Ham 41.03 20 Lbhn Ratu 61.02 41 Gedong Air 55.65 62 Sgl Mider 49.13 83 Sukamaju* 37.47 21 Kaliawi 60.61 42 Lbhn Dalam 55.06 63 Kota Baru 49.03 84 Srengsem* 32.89 * = desa-desa pesisir 114
Kota Bandar Lampung memiliki penduduk yang cukup padat karena disamping merupakan ibukota Kota Bandar Lampung sekaligus juga merupakan ibukota Propinsi Lampung. Dengan memiliki sarana dan prasarana kota yang memadai, cukup banyak penduduk kabupaten lain tertarik untuk pindah dan mencari kehidupan di kota. Meskipun demikian, tingkat kesejahteraan belum dapat dikatakan merata pada seluruh kelurahan, karena masih ada beberapa kelurahan yang terlihat kumuh dengan kantong-kantong kemiskinannya. Hal ini tergambar pada sebagian besar kelurahan pesisir yang termasuk pada hierarki yaitu sejumlah sembilan kelurahan. Alasan lain bahwa sebagian besar wilayah penelitian berada pada hierarki, antara lain dapat disebabkan oleh jarak dari kelurahan-kelurahan tersebut ke pusat pelayanan relatif jauh sehingga sedikit banyak menghambat akses ke pusat pelayanan, luas pemukiman kumuh yang relatif besar, fasilitas pendidikan, keagamaan dan kesehatan yang relatif sedikit, besarnya jumlah keluarga prasejahtera, besarnya jumlah anak yang menerima bantuan GNOTA dan JPS, kurangnya fasilitas penunjang seperti TV, telepon, dan parabola. Selengkapnya hasil analisis skalogram untuk desa/kelurahan di Kota Bandar Lampung sebagaimana Lampiran 2. Berdasarkan lampiran tersebut, dapat diamati bahwa kelurahan pesisir pada hierarki II yang menempati urutan tertinggi adalah Kelurahan Sukaraja menempati urutan limabelas dari seluruh kelurahan di Kota Bandar Lampung dengan nilai indeks perkembangan (ID) 64,90, selanjutnya Kelurahan Pesawahan menempati peringkat tiga puluh dengan nilai ID 57,82; dan Kelurahan Bumi Waras menempati peringkat tiga puluh delapan dengan nilai ID 115
56,06. Untuk hierarki, Kelurahan Keteguhan menempati peringkat empat puluh tiga dengan nilai ID 54,79; kelurahan Panjang Selatan menempati peringkat empat puluh empat dengan nilai ID 54,48; Kelurahan Way Lunik menempati peringkat lima puluh lima dengan nilai ID 51,46; Kelurahan Panjang Utara menempati peringkat enam puluh delapan dengan nilai ID 46,17; kelurahan Ketapang menempati peringkat tujuh puluh tiga dengan nilai ID 44,20; Kelurahan Kota Karang menempati peringkat tujuh puluh lima dengan nilai ID 44,08; Kelurahan Kangkung menempati peringkat tujuh puluh enam.dengan nilai ID 43,87; Kelurahan Sukamaju menempati peringkat delapan puluh tiga dengan nilai ID 37,47; dan Kelurahan Srengsem dengan peringkat delapan puluh empat dengan nilai ID 32,89. Kelurahan Srengsem selain menduduki peringkat terakhir di desa pesisir, sekaligus juga peringkat terakhir dari seluruh kelurahan yang ada di Bandar Lampung. Analisis Skalogram dari kelurahan pesisir wilayah penelitian secara lengkap disajikan pada Tabel 27 dan secara spasial disajikan pada Gambar 32. Dari infrastruktur yang ada guna pengembangan suatu wilayah, dalam hal ini desa-desa pesisir Kota Bandar Lampung yang sebagian besar mempunyai indeks pengembangan rendah, perlu dilakukan pengembangan dan penambahan sarana prasarana dan infrastruktur yang cukup strategis guna menunjang pengembangan desa-desa yang bersangkutan. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi kebutuhan masyarakat sehingga pembangunan dan penambahan tersebut diharapkan dapat memicu pola pengembangan wilayah yang terpadu dan berkesinambungan. 116
Tabel 27. Hasil Analisis Skalogram di Desa Pesisir Kota Bandar Lampung No. Kelurahan ID Peringkat Hierarki 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Sukaraja Pesawahan Bumi Waras Keteguhan Panjang Selatan Way Lunik Panjang Utara Ketapang Kota Karang Kangkung Sukamaju Srengsem 64,90 57,82 56,06 54,79 54,48 51,46 46,17 44,20 44,08 43,87 37,47 32,89 15 30 38 43 44 55 68 73 75 76 83 84 II II II Berdasarkan peta penyebaran desa-desa pesisir pada Gambar 32 terlihat adanya pola penyebaran. Desa-desa pesisir yang termasuk kategori perkembangan sedang (hierarki II) pola penyebarannya cenderung berada di tengah, yaitu untuk kelurahan Pesawahan, Bumi Waras dan Sukaraja. Sedangkan desa-desa pesisir yang termasuk kategori perkembangan kurang maju (hierarki ) pola penyebarannya cenderung sebelah barat dan timur dari desa-desa pesisir dengan tingkat perkembangan sedang. Hanya ada satu desa hierarki yang terletak di tengah, yaitu Kelurahan Kangkung. Pola penyebaran desa-desa yang termasuk hierarki II atau memiliki tingkat perkembangan sedang memiliki aksesibilitas yang cukup baik, artinya mempunyai jarak ke pusat kota lebih dekat dari pada desa-desa yang terletak di hierarki. Dengan memiliki aksesibitas yang cukup baik, berarti memudahkan masyarakat desa dalam melakukan aktivitas. 117
Gambar 32. Penyebaran Desa-desa Pesisir Kota Bandar Lampung Secara Spasial Berdasarkan Analisis Skalogram 118