pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis ke SKB, seminar, lokakarya, studi

dokumen-dokumen yang mirip
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada

tujuan pelatihan dalam proses pengkajian kebutuhan pelati)(an^>

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

L A P O R A N K I N E R J A

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas menekankan pada pemanfaatan sumber daya yang ada dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. ditemui melalui pendekatan kualitatif, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

L A P O R A N K I N E R J A

Widyat Nurcahyo, Analisa Atribut Yang Mempengaruhi Mutu Program Studi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

III. METODE PENELITIAN

Evaluasi Program Pelatihan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah cukup maju,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN UANG KINERJA PADA BELANJA LANGSUNG

pendaping dalam melaksanakan tugas pendampingan. Dalam pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

BAB III METODA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB in METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan, dengan ditentukannya metode penelitian, maka akan memandu seorang

STRATEGI SANITASI KABUPATEN HALMAHERA BARAT

AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Borang Kinerja Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.143 Gresik. Alasan

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

STANDAR KEMAHASISWAAN

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB I PENDAHULUAN

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S2

BAB I PENDAHULUAN. berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Akuntansi Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

K A T A P E N G A N T A R

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

dan jumlah pesanan. Dalam pemasaran hasil produknya kurang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2016 Tanggal 18 Agustus 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

kepada mahasiswa, pengembangan dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Visi, misi dan tujuan pengembangan dosen yunior bara sebatas

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model pelatihan yang

BAB 5. SIMPULAN dan SARAN

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS PENYULUHAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN OLAHRAGA MASYARAKAT DI WILAYAH KECAMATAN KABUPATEN PURWAKARTA.

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Monitoring dan Evaluasi dalam Program Pemberdayaan

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

II. KAJIAN PUSTAKA AUDIT OPERASIONAL DAN KEPUASAN PELANGGAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pelaksana. bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung melalui Sekretaris

URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP

Lampiran I. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata Kunci : Sistem perencanaan pembangunan, Proyek Perubahan, area perubahan, program kegiatan, dan indikator kinerja

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

Transkripsi:

BABV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi, interpretasi dan pembahasan hasil temuan penelitian dari beberapa data hasil wawancara dan hasil observasi serta studi dokumentasi yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dalam bab ini penulis akan mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia Diklusepora khususnya pamong belajar telah dilakukan upaya-upaya oleh Kepala BPKB, Tim Pengembang Program, Panitia Pelatihan, Fasilitator melalui berbagai pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis ke SKB, seminar, lokakarya, studi banding, temu konsultasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Pendidikan Luar SekolahPemuda dan Olahraga kepada masyarakat. 2. Proses penyusunan perencanaan pelatihan yang mendukung tercapainya pelaksanaan pelatihan pamong belajar adalah perumusan tujuan pelatihan, penyusunan desain program pelatihan, penyusunan kurikulum pelatihan, penyusunan instrumen evaluasi program pelatihan, penerapan prinsip belajar dalam pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan evaluasi pelatihan. 3. Tujuan yang telah dirumuskan dalam proses perencanaan pelatihan pamong belajar sudah sesuai dengan visi dan misi Diklusepora dan sesuai pula dengan permasalahan yang dihadapi pamong belajar maupun jajaran Diklusepora dalam melayani kebutuhan masyarakat tentang pendidikan luar sekolah. 136

137 4. Langkah awal yang dilakukan oleh Tim Pengembang Program sebelum menyusun perencanaan program pelatihan pamong belajar adalah identifikasi dan pengkajian kebutuhan pelatihan. Sehingga jenis dan tujuan pelatihan yang ditetapkan dapat mendukung tersusunnya desain program pelatihan, namun dalam pemilihan calon peserta pelatihan belum seluruhnya tepat, karena tidak didasarkan pada pengukuran kesenjangan kinerja, sehingga pamong belajar yang tidak memerlukan pelatihan ada kemungkinan terpilih menjadi peserta pelatihan. 5. Tersusunnya Desain Program Pelatihan pamong belajar telah dapat mendukung berkembangnya pelatihan, karena komponen kurikulum pelatihan sudah dikembangkan sampai pada sub pokok bahasan, tujuan instruksional, alokasi waktu, metode, media dan evaluasi. Kualitas Desain Program Pelatihan pamong belajar yang dihasilkan tidak terlepas dari kemampuan tim penyusun, hal ini telah dimiliki tenaga fongsional BPKB dengan berbagai pengalaman dan disiplin ilmu. Sedangkan dalam pembahasan penyusunan kurikulum, pamong belajar dan fasilitator dari luar belum terlibat, yang terlibat baru tim pengembang program, panitia pelatihan dan fasilitator dari tenaga fongsional BPKB. 6. Kelima prinsip pembelajaran telah dapat diterapkan dan dapat mendukung proses pelaksanaan pelatihan pamong belajar. Namun kemampuan sebagian fasilitator dalam metodologi pelatihan masih kurang sehingga belum sepenuhnya dapat mendukung terjadinya proses pelatihan partisipatif. 7. Dalam evaluasi program pelatihan, tentang penyelenggaraan program pelatihan pamong belajar khususnya pada tahap proses dan out put telah dapat memberikan umpan balik yang dibutuhkan untuk perbaikan perencanaan program pelatihan

138 yang akan datang, kecuali pada tahap input. Sedangkan evaluasi dampak pelatihan mengenai peningkatan kinerja pamong belajar dalam melaksanakan tugas pokoknya di lapangan belum diperoleh, karena belum pernah dilakukan, namun demikian berdasarkan hasil wawancara dengan kepala BPKB diperoleh informasi bahwa pamong belajar yang sudah mengikuti pelatihan ada peningkatan kinerjanya. Hal ini juga dibenarkan oleh pamong belajar yang bersangkutan, bahwa pelatihan memberikan manfaat bagi tugasnya. 8. Dalam proses penyusunan perencanaan pelatihan pamong belajar dipengaruhi berbagai faktor baik yang mendukung maupun yang menghambat, dimana kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Faktor yang mendukung : 1) adanya sistem kepemimpinan yang terbuka, 2) adanya fasilitas, sarana dan referensi, 3) terjalinnya hubungan yang harmonis semua unsur yang terkait, 4) adanya tenaga fongsional BPKB yang memiliki pengalaman dengan berbagai disiplin ilmu, 5) adanya kesungguhan dari semua unsur yang terkait. Faktor yang menghambat : 1) dalam proses memerlukan persiapan dan waktu yang lama, 2) banyak gagasan dan saran dari peserta diskusi yang hampir sama substansinya memerlukan perdebatan panjang, 3) keterbatasan dalam mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan pelatihan, 4) input perencanaan berupa informasi kebutuhan belum maksimal dan masih abstrak, 5) adanya luncuran model pelatihan pola top down dari Diktentis.

139 B. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan dan temuan dari hasil penelitian ini, maka berikut ini dapat dikemukakan beberapa rekomendasi, baik bagi Tim Pengembang Program, panitia pelatihan, fasilitator, peserta pelatihan, maupun bagi penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan serupa, sebagai upaya perbaikan dan pengembangan perencanaan pelatihan pamong belajar yang akan datang. 1. Rekomendasi bagi Panitia Pelatihan, Tim Pengembang Program, Fasilitator, Peserta Pelatihan Pamong Belajar. 1) Pada tahap identifikasi masalah dan pengkajian kebutuhan pelatihan, khususnya dalam rekrutmen pamong belajar yang akan menjadi peserta pelatihan, diperlukan adanya informasi yang akurat, persyaratan yang menggambarkan kesenjangan kinerja individu disamping kriteria yang sudah ada. Dengan demikian perlu dilakukan analisis kinerja, untuk memilih dan menentapkan calon peserta pelatihan melalui pengukuran kinerja individu. Oleh karena itu macam-macam kebutuhan yang telah diidentifikasi oleh tim pengembang program, panitia pelatihan pada tahap awal perencanaan pelatihan pamong belajar, harus benar-benar dipergunakan sebagai dasar penyusunan tujuan dan penentuan materi program pelatihan, hal ini dimaksudkan agar peserta mengetahui dan merasa memiliki program pelatihan tersebut. 2) BPKB sebagai lembaga pengembang program-program PLS hendaknya dalam penyusunan perencanaan pelatihan pamong belajar, melibatkan peserta meskipun tidak seluruhnya yaitu atas dasar keterwakilan wilayah kerja. Sehingga perencanaan program pelatihan pamong belajar benar-benar sesuai

140 dengan kebutuhan Pamong Belajar. Dengan demikian tugas pokok pamong belajar dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah akan berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu keikutsertaan pamong belajar sebagai peserta pelatihan dalam pengambilan keputusan, dalam proses perencanaan program, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan adalah penting dalam rangka peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan pelatihan pamong belajar yang akan datang. 3) Mengingat pelatihan pamong belajar merupakan salah satu strategi dalam rangka perbaikan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia, untuk itu diperlukan tenaga pengembang program yang tekun, ulet dan terampil serta memiliki kemampuan untuk menganalisis permasalahan dan kebutuhan yang sesuai dengan lapangan, dengan demikian hendaknya tenaga fongsional BPKB selalu berusaha terus menerus untuk meningkatkan dan mengembangkan diri sesuai potensi yang dimiliki. 4) Dalam melaksanakan evaluasi program pelatihan pamong belajar, hendaknya penyelenggara tidak terbatas hanya pada input, proses, output saja, akan tetapi sampai pada outcome, sehingga hasilnya benar-benar dapat diterapkan dan menunjang tugas pokok pamong belajar. Dengan demikian kinerja pamong belajar yang terukur, akan memberikan kontribusi positif bagi pamong belajar, Sanggar Kegiatan Belajar maupun jajaran Diklusepora. Hasil evaluasi program pelatihan akan dapat memberikan umpan balik yang tepat untuk peningkatan dan pengembangan perencanaan program pelatihan berikutnya.

141 5) Sanggar Kegiatan Belajar sebagai lembaga pengirim peserta pelatihan, dalam pemilihan dan penentuan pamong belajar sebagai calon peserta pelatihan hendaknya dilakukan secara obyektif dan transparan, agar pamong belajar yang terpilih mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh, untuk itu diperlukan penilaian kebutuhan yang dirasakan oleh pamong belajar maupun kebutuhan yang dirasakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar. 6) Kepada pamong belajar yang telah mengikuti pelatihan, hendaknya benar-benar menerapkan hasil pelatihan di tempat tugas masing-masing, serta menularkan kepada teman sejawat pamong belajar dan jajaran Diklusepora di wilayah kerja nya melalui diskusi-diskusi. 7) Fasilitator dalam penyajian materi pelatihan secara kuantitatif telah menunjukkan kinerja yang produktif, sedangkan secara kualitatif masih kurang, hal ini seperti yang ditemui di lapangan. a) Perencanaan pembelajaran Pada waktu penyajian materi pelatihan, belum semua fasilitator atau nara sumber membuat persiapan yang dituangkan dalam bentuk program kegiatan belajar yang mengacu pada garis-garis besar program pembelajaran pelatihan pamong belajar yang telah disusun. b) Pelaksanaan proses pembelajaran Sebagian fasilitator telah menguasai materi pelatihan sehingga dapat disajikan dengan sistematis, jelas, dan terinci, akan tetapi ada juga fasilitator yang belum memahami benar arahan materi yang akan diberikan sehingga ia kesulitan untuk menyusun materi dan media pelatihan yang akan digunakan.

142 c) Evaluasi hasil belajar Evaluasi telah dilakukan oleh fasilitator pada waktu awal, sedang dan sesudah proses belajar dengan cara tanya jawab. Sehubungan dengan itu fasilitator/nara sumber perlu membuat persiapan, penguasaan metode dan melakukan evaluasi formatif untuk mengetahui sejauh mana materi yang disajikan dapat diserap oleh peserta pelatihan. 8) Walaupun dalam perencanaan pelatihan pamong belajar sudah melibatkan berbagai unsur terkait, untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelatihan, hendaknya BPKB sebagai lembaga penyelenggara pelatihan lebih meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan dinas/instansi/lembaga terkait terutama lembaga yang mengelola pelatihan. 2. Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi bagi Penelitian Selanjutnya Menyadari akan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, baik keterbatasan kemampuan peneliti sendiri maupun terbatasnya subyek yang diteliti, ruang lingkup daerah penelitian, masalah pokok yang diteliti dan keterbatasan waktu penelitian, serta sesuai dengan sifat penelitian yang penulis pergunakan, maka hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini belum tentu berlaku secara umum bagi kasus yang serupa akan tetapi berbeda tempat dan waktunya. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini, terutama dalam hal pengumpulan data yang berkaitan dengan keterandalan instrumen, proses pelaksanaan wawancara dan observasi, kemampuan mengolah data serta menganalisisnya, semuanya memerlukan pembenahan-pembenahan.

143 Berkenaan dengan keterbatasan peneliti, maka banyak masalah yang belum terungkap dalam penelitian ini. Oleh karena itu, berikut ini direkomendasikan untuk mengadakan penelitian lanjutan antara lain : ). Penelitian tentang penerapan perencanaan partisipatif dalam pelatihan pamong belajar, hanya membahas bagaimana 1) persiapan sebelum menyusun program pelatihan pamong belajar yang meliputi : identifikasi dan pengkajian kebutuhan, perumusan tujuan, rekrutmen calon peserta pelatihan. 2) penyusunan perencanaan program pelatihan pamong belajar terdiri atas : cara menyusun desain pelatihan, komponen desain pelatihan, kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan pelatihan, evaluasi program pelatihan. Oleh karena itu dalam penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk melakukan pembahasan tentang sejauh mana pengaruh penerapan perencanaan partisipatif terhadap kinerja pamong belajar. 2). Untuk mengevaluasi seberapa jauh keakuratan hasil penelitian ini, penulis mempergunakan analisis kualitatif, oleh karena itu penulis menyarankan agar ada peneliti lain yang mempergunakan analisis kuantitatif dalam kasus dan masalah yang serupa dengan penelitian ini. 3). Model perencanaan yang bagaimana yang diharapkan oleh peserta, panitia, tim pengembang program, fasilitator dan unsur terkait lainnya dalam pelatihan pamong belajar belum terungkap dalam penelitian ini. Hal ini mengingat karena penelitian ini hanya diwakili oleh beberapa orang dari peserta pelatihan, panitia pelatihan, tim pengembang program, fasilitator saja. Oleh karena itu disarankan, dalam penelitian selanjutnya untuk mengambil sampel dan wilayah yang lebih luas sehingga has. dapat digeneralisasikan.