BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Beberapa data mengenai tantangan dan peluang Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya di Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 adalah total Gross Domestic Product (GDP) ASEAN tercatat di ASEAN Secretary di tahun 2012 lalu menembus angka US$ 2.327 miliar dengan pasar sebesar US$ 600 juta. Angka ini akan terus bertambah apalagi ekonomi ASEAN memiliki daya tarik yang tinggi. sebagian besar perdagangan barang intra-asean menikmati tarif 0% (zero tarif). Oleh karenanya ASEAN mampu bertahan ditengah krisis belahan dunia lainnya.
Indonesia pastinya siap bersaing di MEA 2015 walau terjadi pelemahan ekonomi. Seperti yang kita ketahui, ekonomi Amerika dan austerity measures di Uni Eropa telah menciptakan kebijakan moneter yang loose, sehingga arus investasi dari kedua kawasan tersebut cukup deras. Dari tiga pusat pertumbuhan dunia (Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara), yang menikmati pertumbuhan tertinggi yaitu Asia Tenggara. Dari seluruh anggota ASEAN, pertumbuhan ekonomi tertinggi dalam Indonesia yaitu sebesar 6,4% (Bank Dunia 2011) berada pada urutan ketiga di Asia, setelah Cina dan India. Kemudian data lain kesiapan Indonesia dalam MEA tercatat dalam Bank Dunia diakhir tahun 2011 dan hingga akhir 2013 terus mencatat peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di ASEAN. Realisasi investasi pada tahun 2012 lalu mencapai Rp 313,2 triliun dan ini merupakan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. untuk kelas menengah, pertumbuhan Indonesia juga terus meningkat, dari hanya sebesar 37,7% di tahun 2003, menjadi 56,6% pada tahun 2010.Total PDB Indonesia juga menembus 846 milyar dolar Amerika di tahun 2011 dan ini terbesar di ASEAN dan Indonesia masuk ke 16 di dunia, termasuk menjadi satusatunya anggota ASEAN yang menjadi anggota G20. Usaha kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Oleh karena itu, UKM harus diupayakan untuk terus berkembang. Jumlah UKM di Indonesia mencapai 56,2 juta unit dan mampu menyerap 97,2% tenaga kerja dari total angkatan kerja yang ada. UKM sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan
juga berperan dalam penerimaan devisa. Peranan UKM di Indonesia sendiri telah menciptakan lapangan pekerjaan yang jauh lebih cepat daripada disektor usaha lainnya. Gerak sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan UKM sangat penting dan strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu Negara. Menurut Suryana (2013:80), kemauan memulai usaha adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Sedangkan menurut Machfoedz (2005:9), menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Menurut Ranto (2007:22), Kemandirian Pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan. Kemandirian pribadi direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfleksikan dengan adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Motivasi bukanlah suatu perilaku, motivasi adalah pernyataan internal yang kompleks yang tidak dapat dipelajari secara langsung, tetapi pernyataan
internal kompleks itu mempengaruhi perilaku yaitu berani bersikap, otonomi dan mampu mewujudkan sesuatu. Motivasi merupakan keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan (Barelson dan Steiner dalam Siswanto Sastrahadiwirno:2001,267). Menurut Menger (Riyanti,2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai /bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.misalnya, dari terigu menjadi roti yang lezat. Dalam hal pengetahuan dalam berwirausaha, mata kuliah Kewirausahaan menjadi solusi awal dalam memperkenalkan dan memberikan pengetahuan dasar pada mahasiswa tentang kewirausahaan. Mata kuliah tersebut juga memberikan kompetensi pada mahasiswa untuk dapat menciptakan sesuatu yang baru. Ada pula pembekalan melalui seminar entrepreneurship yang mengajak mahasiswa untuk mengubah mindset soal pentingnya wirausaha bagi suatu negara, membuat bussiness plan, yang akan diwujudkan saat mereka berwirausaha secara nyata dan memberi kompetensi pada mahasiswa tentang cara untuk bisa memenajamen usaha kecil yang baru dirintis supaya bisa terus tumbuh dan berkembang. Pemahaman akan creative decision making bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada mahasiswa cara-cara untuk mengambil keputusan secara
kreatif. Dengan bekal pengetahuan yang didapat dari seminar entrepreneurship tersebut, seharusnya mereka memiliki intensi dan atensi yang kuat untuk berwirausaha. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Dengan memahami Kemandirian Pribadi, Motivasi, dan Pengetahuan Kewirausahaan yang dimiliki tiap mahasiswa, maka mahasiswa dapat memiliki kemauan untuk memulai usaha kecil. Mahasiswa yang berhasil dapat melakukan testimoni kepada wirausahawan pemula maupun wirausahawan yang belum berhasil. 2. Bagi Masyarakat Luas Sebagai wacana dan pengetahuan tentang pemahaman pengembangan kepribadian, pengetahuan wirausaha untuk memulai usaha kecil yang memotivasi mahasiswa agar berkeinginan menjadi entrepreneur. 3. Bagi Peneliti lain Sebagai bahan referensi yang nantinya melakukan penelitian yang mendekati sama dengan penelitian ini untuk dapat dibandingkan pada masa yang akan datang. Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan mengenai manajemen usaha kecil ke realita kehidupan sehingga dapat menambah wawasan dan mengembangkan pola pikir yang lebih inovatif agar usaha yang dijalankan lebih berkembang. 4. Bagi Peneliti Untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala berpikir, khususnya dalam bidang kewirausahaan.