BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Samsul, 2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab V SIMPULAN DAN SARAN. diperoleh suatu kesimpulan. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan pada

BAB I PENDAHULUAN. (Bersambung)

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB V PENUTUP. terjadinya monday effect terhadap return Indeks LQ45 dan STI selama periode

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai suatu harga keseimbangan yang baru (Jogiyanto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan mengenai penghematan anggaran

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Indeks Harga Saham

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pasar modal merupakan tempat diperjual belikanya berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kewarganegaraannya, investor di pasar modal dibedakan dalam dua

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara memerlukan pembiayaan yang cukup besar, baik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 2008 berita tentang Resesi Global marak terdengar. "Resesi"

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Imbas the U.S. subprime mortgage crisis ke perekonomian negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. hindia belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC.

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain,

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang (Hanafi, 2008). perusahaan, dan pemerintah. Menurut Undang-Undang No.

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. aset-aset finansial dan ada yang melakukan investasi pada aset-aset riil. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Hampir seluruh negara di dunia memiliki pasar modal (capital market), kecuali di negara-negara yang masih berbenah. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki waktu lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010:26). Kegiatan jual beli dilakukan di Bursa Efek. Bursa Efek merupakan lembaga sentral di mana kekuatan penawaran dan permintaan untuk efek tertentu dipertemukan. Seluruh perdagangan dilakukan di satu tempat, dan dibawah sejumlah peraturan tertentu. Bursa utama dimana transaksi saham dan obligasi dilakukan di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia memiliki indeks harga saham yang dapat digunakan sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Di Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham ada 11 indeks, yaitu COMPOSITE (IHSG), SEKTORAL, KOMPAS100, LQ45, JII, PEFINDO25, BISNIS-27, SRI-KEHATI, INDIVIDUAL, PAPAN PENGEMBANGAN, dan PAPAN UTAMA (Sumber : http://www.idx.co.id/ diakses pada tanggal 23 September 2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. IHSG menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik relatif kecil sementara kapitalisasi 1

pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. (Sumber : http://www.idx.co.id/ diakses pada tanggal 23 September 2015). IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan. Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan. (Sumber : http://www.idx.co.id/ diakses pada tanggal 23 September 2015) 1.2 Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saaat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Tandelilin, 2010:2). Salah satu tempat untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:1). Salah satu investasi yang dilakukan investor yaitu dalam bentuk saham. Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan, artinya pemilik saham merupakan pemilik perusahaan, dimana semakin besar saham yang dimiliki maka semakin besar pula kekuasaan di perusahaan tersebut (Kasmir, 2011:209). Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada investor mengenai perkembangan bursa juga semakin meningkat. Bursa Efek Indonesia memiliki indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik yang dapat digunakan sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Salah satu jenis indeks tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 2

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Composite Stock Price Index yaitu indeks yang menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:130). IHSG menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. (Sumber : http://www.idx.co.id/ diakses pada tanggal 23 September 2015). Harga saham dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang fluktuatif yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 yang menggambarkan naikturunnya harga saham berdasarkan IHSG. Dari tahun 2004 hingga tahun 2014, IHSG mengalami penurunan yang cukup signifikan pada akhir tahun 2008. Indeks harga saham gabungan pada 2014 yang mengalami kenaikan sebesar 22,29% memecahkan rekor sejak 2011. IHSG pada 2011 mengalami peningkatan sebesar 3,2% dan pada 2012 meningkat 12,94%. Tetapi, pada 2013 indeks mengalami penurunan sebesar 0,98%. Hingga akhir tahun 2014, IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kenaikan sebesar 23,92% dari IHSG per akhir 2013. (Sumber : http://market.bisnis.com/ diakses pada tanggal 09 September 2015). GAMBAR 1.1 Pertumbuhan IHSG tahun 2004 2014 Sumber : IDX Statistics 2014 3

Pada penutupan perdagangan tahun 2008, tepatnya 30 Desember 2008, IHSG ditutup di level 1.355,408. Titik terendah IHSG sejak pasar modal mengalami penurunan tahun 2008 terjadi pada 28 Oktober 2008. Menurunnya IHSG tahun 2008 merupakan akibat dari memburuknya kinerja bursa saham di seluruh dunia sebagai akibat resesi global. Gejala melemahnya pasar modal mulai terlihat dan terus berlanjut pada efek dari krisis subprime mortgage yang kemudian mencapai puncaknya pada pertengahan September 2008 disaat salah satu bank investasi terbesar di Amerika, yakni Lehman Brothers, mengumumkan pailit. (Sumber : http://finance.detik.com/ diakses pada tanggal 19 September 2015). Pasar modal saham bereaksi tidak sesuai dengan konsep yang ada dalam pasar yang efisien, dimana hal ini disebut sebagai gangguan atau anomali. Anomali pasar adalah kondisi tidak teratur dan tidak sesuai atau menyimpang dari pasar yang efisien dimana investor dapat memanfaatkan kondisi saat terjadi anomali pasar untuk memperoleh abnormal return dari investasi yang dilakukannya (Harijanto dan Kurniawati, 2013:225). Abnormal return adalah adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan (Lestari, 2011:32). Pasar dikatakan tidak efisien akibat adanya anomali jika kondisikondisi tertentu terjadi di pasar. Menurut Hartono dalam Werastuti (2012:7) kondisi-kondisi yang menyebabkan pasar tidak efisien yaitu terdapat sejumlah pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas serta informasi yang disebarkan dipasar dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian dari pelaku-pelaku pasar. Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Agus Tony Poputra mengatakan pelemahan rupiah mengikuti mata uang Tiongkok Yuan mencerminkan anomali pasar keuangan. Anomali ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, dua diantaranya adalah sentimen negatif berlebihan terhadap Rupiah dan IHSG serta adanya skenario mengguncang ekonomi Indonesia lewat pasar keuangan. (Sumber : http://wartaekonomi.co.id/ diakses pada Tanggal 09 September 2015). 4

Pawal Oktober 2008, IHSG terpengaruh oleh kasus gagal bayar (Repurchase Agreement) Repo Grup Bakrie. Besarnya kapitalisasi saham perusahaan-perusahaan dibawah grup Bakrie berdampak secara langsung pada IHSG yang turun pada posisi penutupan terendah tahun 2008 di 1.111. (Sumber : http://finance.detik.com/ diakses pada tanggal 19 September 2015). IHSG mengalami penurunan di hari Rabu 9 Agustus 2015 setelah mendapat sentimen negatif dari Wall Street. IHSG turun 44 poin dan terus melemah. Pada perdagangan hari sebelumnya IHSG turun hingga 97 poin setelah investor menjual sahamnya mengikuti bursa Asia. Penjualan yang dilakukan investor ini membuat IHSG turun dari 4.400. Bursa saham Wall Street kembali jatuh yang dikarena kekhawatiran perlambatan ekonomi China. Indeks saham di Wall Street mengalami penurunan hampir 3% karena aksi jual yang terjadi. Sentimen dari Negeri Paman Sam tersebut membuat banyak bursa Asia mengalami penurunan. (Sumber : http://finance.detik.com/ diakses pada tanggal 24 September 2015). IHSG melemah pada minggu kedua Juni 2011 akibat sentimen di hampir semua bursa Asia. Pelemahan juga terjadi karena adanya sedikit aksi profit taking per enam bulanan. Selain itu, baik di BEI maupun di bursa Asia pada minggu kedua Juni 2011 muncul para pelaku pasar yang melakukan quick-switching (memindahkan) modalnya di saham-saham yang sudah tergolong profit ke saham-saham unggulan yang lebih tinggi angka profitnya dan umumnya pada akhir Juni dan pada bulan Juli 2011 sahamsaham unggulan di beberapa perusahaan tersebut sudah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan angka deviden tahunannya. (Sumber : http://www.antaranews.com/ diakses pada tanggal 09 September 2015). Dalam teori keuangan di kenal empat macam anomali pasar yaitu (1) Anomali Perusahaan, (2) Anomali Musiman, (3) Anomali Peristiwa, dan (4) Anomali Akuntansi (Gumanti, 2011:343). Anomali yang sering terjadi yaitu Anomali Musiman. Menurut Gumanti (2011:329), bentuk hipotesis pasar 5

efisien bentuk lemah misalnya seperti ada bentuk musiman dari harga saham, bahwa harga saham akan naik menjelang akhir tahun dan kemudian akan turun pada awal tahun. Berdasarkan pada hipotesis pasar efisien bentuk lemah, maka investor akan melakukan perubahan strategi untuk mengantisipasi penurunan harga pada awal tahun, dengan menjual saham yang dimiliki segera mungkin di akhir tahun. Upaya yang dilakukan investor tersebut akan menyebabkan harga saham perusahaan secara keseluruhan turun. Anomali musiman ada beberapa jenis dua diantaranya yaitu Monday Effect dan Week Four Effect. Monday effect terjadi ketika return saham secara signifikan negatif pada hari Senin, sedangkan Week-four Effect merupakan fenomena dimana return negatif pada hari senin hanya terkonsentrasi pada minggu keempat dan kelima untuk setiap bulannya (Levy dalam Gumanti, 2011:343). Menurut Cahyaningdyah, munculnya fenomena Monday Effect ini ditengarai merupakan akibat dari bad news yang kebanyakan diumumkan pada akhir pekan, yang nantinya baru akan direspon masyarakat pada hari Senin (Harijanto dan Kurniawati, 2013:226). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 11 November 2013 berada di area negatif dengan mengalami penurunan sebesar 3,32 poin ke posisi 4.480. IHSG melemah seiring dengan bursa saham Asia yang mayoritas masih di area negatif akibat adanya transaksi jual asing diiringi beredarnya spekulasi percepatan pengurangan (tapering-off) stimulus keuangan The Fed membuat IHSG mengalami pelemahan, selain itu pelaku pasar juga menahan diri menjelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur BI pekan ini yaitu 12 November 2013. (Sumber : http://www.republika.co.id/ diakses pada tanggal 25 Oktober 2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan awal pekan Senin 7 September 2015. Sepanjang perdagangan, indeks berada di zona merah, seiring dengan melemahnya sebagian besar bursa di kawasan Asia Pasifik. Nilai transaksi juga relatif rendah pada awal 6

pekan jika dibandingkan dengan akhir pekan lalu. Investor merespon negatif langkah China yang memangkas pertumbuhan ekonominya. Pukul 16.00, IHSG ditutup menurun sebesar 113,97 poin atau 2,58% di posisi 4.301,36. Volume perdagangan mencapai 4,07 miliar lot saham senilai Rp 3,2 triliun. (Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/ diakses pada tanggal 25 Oktober 2015). Wang Li dan Erickson mengungkapkan Week FourEffect terjadi ini berkaitan dengan tuntutan likuiditas investor individu yang jatuh pada setiap bulan. Individu melakukan pembayaran bulanan mereka pada akhir bulan, dan individu cenderung membeli saham pada pergantian bulan dan melikuidasinya pada saat mendekati akhir bulan. Alasan inilah yang menjelaskan terjadinya return pasar yang cenderung lebih rendah pada periode minggu keempat dan kelima (Rita, 2009:124). Penarikan lebih dari Rp 2 triliun oleh investor asing membuat IHSG melemah pada akhir bulan. Rekapitulasi perdagangan Bursa Efek Indonesia menyatakan pada Senin tanggal 27 April 2015 investor asing melakukan penjualan bersih sebanyak 282,81 juta lembar saham dengan nilai penjualan bersih Rp2,24 triliun. (Sumber : http://market.bisnis.com/ diakses pada tanggal 23 September 2015). Penelitian terkait dengan terjadinya Monday Effect dan Week Four Effect sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Rita (2009), menyatakan bahwa adanya Monday effect di BEI, yaitu rata-rata return hari Senin negatif dan paling rendah dibandingkan hari lainnya. Dan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Fauzie (2014) juga membuktikan adanya fenomena Monday Effect pada Indeks LQ-45 di BEI. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Harijanto dan Kurniawati (2013), hasil penelitian menunjukkan fenomena Monday Effect tidak dapat diidentifikasi keberadaannya pada Strait Times Index Singapura selama periode 2010-2012. 7

Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiaji (2013) pengujian week four effect membuktikan bahwa fenomena week four effect terjadi pada indeks LQ-45 BEI periode 2012, dimana return negatif hari Senin terkonsentrasi pada hari Senin di minggu keempat dan kelima setiap bulannya. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Harijanto dan Kurniawati (2013), hasil penelitian menunjukkan fenomena Week-four Effect tidak dapat diidentifikasi keberadaannya pada Strait Times Index Singapura selama periode 2010-2012. Berdasarkan hasil uraian teori dan praktek mengenai terjadinya perbedaan return saham akibat peristiwa tak terduga, serta perbedaan hasil penelitian terdahulu, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul Analisis Monday Effect dan Week Four Effect di Bursa Efek Indonesia (Studi pada Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2005 2014). 1.3 Perumusan Masalah Harga saham di Indonesia disinyalir terjadi penurunan setiap hari Senin dan mengalami penurunan yang signifikan di minggu keempat di setiap bulannya sehingga mempengaruhi besar return yang didapat oleh investor. Return saham secara signifikan negatif pada hari Senin dikarenakan investor yang bersifat menolak risiko cenderung menutup posisi dalam pasar saham pada hari Jumat sore dan membukanya kembali pada hari Minggu pagi. Sedangkan return negatif pada hari Senin pada minggu ke-4 untuk setiap bulannya terjadi karena tuntutan likuiditas investor yang jatuh pada setiap bulan. Individu melakukan pembayaran bulanan pada akhir bulan, dan cenderung membeli saham pada pergantian bulan dan melikuidasinya pada saat mendekati akhir bulan. 8

1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Adakah monday effect pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014? 2. Adakah week four effect pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui adakah monday effect pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2014. 2. Untuk mengetahui adakah week four effect pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2014. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dengan memberihan wawasan baru, ilmu, dan pengetahuan bagi berbagai pihak, yaitu : 1.6.1 Secara Akademis 1. Bagi Penelitian Selanjutnya Kalangan Akademisi Bagi penelitian selanjutnya kalangan akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya dan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan wawasan tambahan mengenai analisis Monday Effect dan Week Four Effect pada Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Peneliti Bagi peneliti sendiri penelitian ini digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan ilmu bagi peneliti serta tambahan wawasan. 9

1.6.2 Secara Praktis 1. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai keadaan dan harga saham serta dapat memprediksi tingkat return yang di dapat oleh investor. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meneliti tentang analisis Monday Effect dan Week Four Effect di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan sampel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2005 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu harga saham penutupan IHSG yang diperoleh dari website resmi Yahoo Finance yaitu http://finance.yahoo.com/. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam setiap Bab. Berikut sistematika penelitian ini, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Berisi penjelasan secara umum, ringkas, dan padat mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Berisi penjelasan teori-teori yang berkaitan dengan topik, masalah, dan variabel penelitian yang difokuskan pada teori yang sudah baku teruji secara ilmiah dan penelitianpenelitian terdahulu sebagai referensi. 10

BAB III : METODE PENELITIAN Berisi penjelasan mengenai karakteristik penelitian, tahapan penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran bagi penelitian dimasa yang akan datang. 11

Halaman Sengaja Dikosongkan 12