2012, No.1148

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK.

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN 1. No. NOMOR POS TRIF

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/M-DAG/PER/5/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 09/M-DAG/PER/2/2007 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 09/M-DAG/PER/2/2007 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN

DAFTAR LAMPIRAN TATA CARA PEMBERIAN REKOMENDASI EKSPOR PRODUK INDUSTRI PULP DAN KERTAS BERBAHAN BAKU NON KAYU DAN KERTAS BEKAS

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 647/MPP/Kep/10/2003 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN (PIK) By. Hanik Rustiningsih

Kayu bakar, berbentuk log, billet, ranting, ikatan atau cabang atau dalam bentuk semacam itu

2015, No Kehutanan Ekspor Barang Tertentu dan mengatur kembali ketentuan impor produk kehutanan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

NO KODE HS URAIAN BARANG

REKOMENDASI EKSPOR PRODUK KAYU OLAHAN ULIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

Baru / Perubahan SPI ( Surat Persetujuan Impor )

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN. Lampiran Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor : 31/MPP/Kep/1/2003 Tanggal : 22 Januari 2003

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI NOMOR : 04/DAGLU/KP/I/2003

BAB I PENDAHULUAN. 4. Kebijakan ekspor ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Perdagangan.

KAYU LAMINASI DAN PAPAN SAMBUNG

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN. MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42/MPP/Kep/2/1997

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat

KELUAR BARANG EKSPOR BERUPA KULIT DAN KAYU YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

UNI EROPA, selanjutnya disebut Uni, dan REPUBLIK INDONESIA, selanjutnya disebut Indonesia, secara bersama-sama selanjutnya disebut Para Pihak,

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

2015, No Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 97/M-DAG/PER/12/2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan dinilai su

Lampiran Kaputusan Menteri Parindustrian dan Pardagangan RI Nomor : 385/MPP/Kep/6/2004

Kemasan Kertas dan Karton

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 570/KMK.01/1999 TENTANG PERUBAHAN TARIF BEA MASUK ATAS IMPOR BEBERAPA PRODUK TERTENTU

3. Kambing ex

PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN YANG DIKENAKAN BEA KELUAR. 3. Crude Palm Oil (CPO) Crude Palm Kernel Oil (CPKO)

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan

KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA ( KPPI ) KUESIONER IMPORTIR KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA (KPPI)

Kayu lapis Istilah dan definisi

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

II. DESKRIPSI PROSES

DATA EKSPOR PRODUK KAYU RAMIN KECENDERUNGANNYA SELAMA TAHUN

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR: 385/MPP/Kep/6/2004 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR

BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN TARIF BEA KELUAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARDUS BOX ARSIP STANDAR KARDUS ARSIP. SPESIFIKASI Bahan Kardus Arsip terbuat dari

CAKUPAN PRODUK LAMPIRAN IA KODE BARANG YANG DIHARMONISASIKAN UNTUK KAYU DAN PRODUK KAYU YANG DICAKUP DALAM SKEMA PEMBERIAN LISENSI FLEGT

2 Perdagangan, yaitu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan terhadap impor produk coated paper dan paper board; d. bahwa dalam rangka menindaklanjuti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengolahan Limbah Pabrik Kertas

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

DINDING DINDING BATU BUATAN

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

Teknis Menggambar Desain Interior

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PUSAT STANDARDISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.

KELAPA SAWIT, CPO DAN PRODUK TURUNANNYA. 1. Buah dan Kernel Kelapa Sawit Bungkil Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 151/KM.4/2016 TENTANG : PENETAPAN HARGA EKSPOR UNTUK PENGHITUNGAN BEA KELUAR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah

Pengertian sticker dan jenisnya

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

KULIAH V KEMASAN KAYU. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu mengaplikasikan kemasan kayu pada bahan pangan.

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

KEMASAN TRANSPOR 31 October

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.

Bambu lamina penggunaan umum

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB X PINTU DAN JENDELA

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JANUARI 2016

Effect of Particle Layerson Mechanical Characteristics (MoE And MoR) Of Particle Board Of Ulin Wood (Eusideroxylon Zwageri T.Et.B)

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI

Paving Block. Construction s Materials Technology

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/M-DAG/PER/5/2009

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-DAG/PER/4/2010 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

III. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 46/M-DAG/PER/11/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

15 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/M-DAG/PER/10/2012 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN KELOMPOK A PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN YANG DIBATASI EKSPORNYA NO. NOMOR POS TARIF (HS) 1. Ex. 4407.10.00.00 s.d Ex 4407.99.90.00 2. Ex. 4408.10.10.00 s.d Ex. 4408.90.00.00 3. Ex. 4409.10.00.00 s.d Ex. 4409.29.00.00 4. Ex. 4410.11.00.00 s.d Ex. 4410.90.00.00 5. Ex 4411.12.00.00 s.d Ex 4411.94.00.00 6. Ex. 4412.31.00.00 s.d Ex. 4412.99.00.90 URAIAN BARANG kayu gergajian yang telah diolah lebih lanjut dengan meratakan keempat sisinya sehingga permukaannya menjadi rata dan halus dengan ketebalan melebihi 6 mm (S4S); kayu olahan yang diperoleh dengan menyambung kayu gergajian yang telah dikeringkan dan diketam keempat sisinya setelah proses finger jointed dengan ketebalan melebihi 6 mm. Lembaran kayu veneer (disambung maupun tidak) dan kayu lainnya digergaji membujur, dibelah, atau dikuliti baik diketam, diampelas atau "end jointed" maupun tidak dengan ketebalan tidak melebihi 6 mm. Kayu (termasuk jalur dan potongan untuk lantai papan, tidak dipasang) dibentuk tidak terputus (diberi lidah, diberi alur, tepinya dikorok, diberi lereng, diberi lidah dan alur, tepinya miring, berbentuk V, beaded, diberi pole bentukan, dibundarkan atau semacam itu), sepanjang tepi atau permukaannya, diketam maupun tidak diampelas atau "finger-jointed". Papan partikel dan papan semacam itu dari kayu atau bahan mengandung lignin lainnya, diaglomerasi dengan resin atau bahan perekat organik lainnya maupun tidak. Papan terbuat dari serat kayu atau bahan mengandung lignin lainnya, direkatkan dengan resin, bahan organik lainnya maupun tidak. Kayu lapis, panel lapisan kayu dan kayu berlapis semacam itu. 7. Ex. 4413.00.00.00 Kayu dipadatkan berbentuk block, pelat, jalur atau profil.

16 NO. NOMOR POS TARIF (HS) 8. Ex. 4415.10.00.00 Ex. 4415.20.00.00 9. Ex. 4418.10.00.00 s.d Ex. 4418.90.90.00 URAIAN BARANG Peti, kotak, krat, drum dan pengemas semacam itu dari kayu, gelondong kabel dari kayu, palet kotak dan papan untuk muatan lainnya dari kayu, kerah palet dari kayu. Perabot dan bahan pembangun rumah dari kayu, temasuk panil kayu selular, rakitan panel penutup lantai, atau sirap dan "shake". 10. Ex. 4421.90.99.00 Paving Blok dari kayu. 11. 9406.00.92.00 Bangunan Prefabrikasi dari kayu. 12. 4701.00.00.00 Pulp kayu mekanik. 13. 4702.00.00.00 Pulp kayu kimia, mutu larut(dissolving grade). 14. 4703.11.00.00 s.d 4703.29.00.00 Pulp kayu kimia, soda atau sulfat, selain mutu larut (dissolving grade). 15. 4704.11.00.00 s.d Pulp kayu kimia, sulfit, selain mutu larut. 4704.29.00.00 16. 4705.00.00.00 Pulp kayu yang diperoleh melalui kombinasi proses pembuatan pulp secara mekanik dan kimia. 17. 4803.00.30.00 Kertas toilet atau kertas tisu untuk kulit 4803.00.90.00 muka, kertas handuk atau kertas serbet dan kertas semacam itu dari jenis yang digunakan untuk keperluan rumah tangga atau saniter, gumpalan selulosa dan web dari serat selulosa, dikisutkan, dikerutkan, diembos, diperforasi, diwarnai permukaannya, dihias atau dicetak permukaannya maupun tidak, dalam gulungan atau lembaran. 18. 4804.21.10.00 dan 4804.21.90.00 19. 4806.10.00.00 s.d 4806.40.00.00 - Kertas Kraft untuk kantong tidak dikelantang dari jenis yang digunakan untuk pembuatan kantong semen. - Kertas Kraft untuk kantong tidak dikelantang dari jenis lain-lain. Perkamen nabati, kertas tahan lemak, kertas kalkir dan kertas glasin serta kertas transparan dikilapkan atau kertas bening lainnya, dalam gulungan atau lembaran. 20. 4808.40.00.10 Sack Kraft Paper. 21. 4809.20.00.00 s.d Kertas karbon, kertas self-copy dan 4809.90.90.00 kertas kopi atau kertas transfer lainnya (termasuk kertas dilapisi atau kertas diresapi untuk stensil duplikator atau pelat offset), dicetak maupun tidak, dalam gulungan atau lembaran.

17 NO. NOMOR POS TARIF (HS) URAIAN BARANG 22. 4812.00.00.00 Block, lempengan dan pelat saring, dari pulp kertas. 23. 4813.10.00.00 s.d Kertas sigaret, dipotong menurut ukuran 4813.90.90.00 maupun tidak, baik dalam bentuk buklet atau tabung. 24. 4814.20.00.00 Wallpaper dan penutup dinding semacam itu; 4814.90.00.00 25. 4816.20.10.00 s.d 4816.90.90.00 26. 4818.10.00.00 s.d 4818.90.00.00 kertas transparansi untuk jendela. Kertas karbon, kertas self-copy dan kertas kopi atau kertas transfer lainnya (selain yang dimaksud dalam pos 48.09), stensil duplikator dan pelat offset, dari kertas, disiapkan dalam kotak maupun tidak. Kertas toilet dan kertas semacam itu, gumpalan selulosa atau web dari serat selulosa, dari jenis yang digunakan untuk keperluan rumah tangga atau saniter, dalam gulungan dengan lebar tidak melebihi 36 cm, atau dipotong menurut ukuran atau bentuk tertentu; saputangan, tisu pembersih, handuk, taplak meja, serbet, seprei dan keperluan rumah tangga semacam itu, barang keperluan saniter atau rumah sakit, pakaian dan aksesori pakaian, dari pulp kertas, kertas, gumpalan selulosa atau web serat selulosa.

18 KELOMPOK B NO. NOMOR POS TARIF (HS) URAIAN BARANG 1. Ex. 4401.21.00.00 Ex. 4401.22.00.00 2. Ex. 4404.10.00.00 Ex. 4404.20.10.00 Kayu dalam bentuk keping atau pecahan (wood in chip or particles). Kepingan kayu (chipwood). 3. Ex. 4414.00.00.00 Bingkai kayu untuk lukisan, foto, cermin, atau barang semacam itu. 4. Ex. 4416.00.10.00 Ex. 4416.00.90.00 5. Ex. 4417.00.10.00 Ex. 4417.00.90.00 Tahang, tong, bejana, pasu dan produk lainnya dari pembuat tong/pasu dan bagiannya dari kayu, termasuk papan lengkung untuk tahang. Perkakas, badan perkakas, pegangan perkakas, badan sapu atau sikat dan pegangannnya, dari kayu; acuan dan kelebut sepatu bot atau sepatu, dari kayu. 6. Ex. 4419.00.00.00 Perangkat makan dan perangkat dapur dari kayu. 7. Ex. 4421.90.20.00 Batang kayu korek api. 8. 9401.61.00.00 Tempat duduk lainnya dengan rangka dari kayu, diberi lapisan penutup. 9. 9401.69.00.10 9401.69.00.90 Lain-lain (Tempat duduk lainnya dengan rangka dari kayu tidak diberi lapisan penutup). 10. 9403.30.00.00 Perabotan kayu dari jenis yang digunakan di kantor. 11. 9403.40.00.00 Perabotan kayu dari jenis yang digunakan di dapur. 12. 9403.50.00.00 Perabotan kayu dari jenis yang digunakan di kamar tidur. 13. 9403.60.10.00 9403.60.90.00 Perabotan kayu lainnya. 14. 9403.90.90.00 Bagian Perabotan dari Kayu.

19 KELOMPOK C NO. NOMOR POS TARIF (HS) URAIAN BARANG 1. 4601.22.00.00 Lampit dan tirai dari rotan. 2. 4602.12.00.00 Keranjang dan anyaman dari rotan. 3. 9401.51.00.10 Tempat duduk dari rotan. 4. 9403.81.00.10 Perangkat kamar tidur, ruang makan atau ruang keluarga dari rotan. 5. 4802.10.00.00 s.d 4802.69.00.00 6. 4804.11.00.00 s.d 4804.19.00.00 dan 4804.29.00.00 s.d 4804.59.00.00 7. 4805.11.00.00 s.d 4805.93.90.00 Kertas dan kertas karton tidak dilapisi, dari jenis yang digunakan untuk penulisan, pencetakan atau keperluan grafik lainnya, serta kertas untuk punch card serta punch tape tidak diperforasi, dalam gulungan atau lembaran empat persegi panjang (termasuk bujur sangkar) dari berbagai ukuran, selain dari pos 48.01 atau 48.03; kertas dan kertas karton buatan tangan. Kertas dan kertas karton kraft tidak dilapisi, dalam gulungan atau lembaran, selain yang dimaksud pada pos 48.02 atau 48.03. Kertas dan kertas karton tidak dilapisi lainnya, dalam gulungan atau lembaran, tidak dikerjakan atau diproses lebih lanjut selain yang dirinci dalam Catatan 3 pada Bab ini. 8. 4807.00.00.00 Kertas dan kertas karton komposit (dibuat dengan merekatkan beberapa lapisan datar kertas atau kertas karton dengan perekat), permukaannya tidak dilapisi atau diresapi, bagian dalamnya diperkuat maupun tidak, dalam gulungan atau lembaran. 9. 4808.10.00.00 dan 4808.40.00.90 s.d 4808.90.90.00 Kertas dan kertas karton, bergelombang (dengan atau tanpa dilekati lembaran yang datar permukaannya), dikisutkan, dikerutkan, diembos atau diperforasi, dalam gulungan atau lembaran, selain kertas dari jenis yang diuraikan dalam pos 48.03.

20 NO. NOMOR POS TARIF (HS) 10. 4810.13.11.00 s.d 4810.99.90.00 11. 4811.10.21.00 s.d 4811.90.99.00 12. 4817.10.00.00 s.d 4817.30.00.00 13. 4821.10.10.00 s.d 4821.90.90.00 14. 4822.10.10.00 s.d 4822.90.90.00 15. 4823.20.10.00 s.d 4823.90.99.00 URAIAN BARANG Kertas dan kertas karton, dilapisi satu atau kedua sisinya dengan kaolin (tanah liat Cina) atau zat anorganik lainnya, dengan atau tanpa bahan pengikat, dan tanpa pelapis lainnya, diwarnai, dihias atau dicetak permukaannya maupun tidak, dalam gulungan atau lembaran empat persegi panjang (termasuk bujur sangkar) dari berbagai ukuran. Kertas, kertas karton, gumpalan selulosa dan web dari serat selulosa, dilapisi, diresapi, ditutupi, diwarnai permukaannya, dihias atau dicetak permukaannya, dalam gulungan atau lembaran empat persegi panjang (termasuk bujur sangkar), dari berbagai ukuran, selain barang dari jenis yang diuraikan dalam pos 48.03, 48.09 atau 48.10. Amplop, kartu surat, kartu pos polos dan kartu korespondensi, dari kertas atau kertas karton; kotak, kantong, dompet dan kompendium tulisan, dari kertas atau kertas karton, berisi bermacam-macam kertas surat. Label kertas atau kertas karton dari segala jenis, dicetak maupun tidak. Bobbin, kelos, cop dan alat penunjang semacam itu dari pulp kertas, kertas atau kertas karton (diperforasi atau dikeraskan maupun tidak). Kertas, kertas karton, gumpalan selulosa dan web serat selulosa lainnya, dipotong menurut ukuran atau bentuk; barang lainnya dari pulp kertas, kertas, kertas karton, gumpalan selulosa atau web serat selulosa. MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, GITA IRAWAN WIRJAWAN

21 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/M-DAG/PER/10/2012 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN KRITERIA TEKNIS YANG DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN TERTENTU YANG DAPAT DIEKSPOR 1. Ukuran dan tingkat olahan a. Kayu olahan dalam bentuk S4S (surfaced four side) yang termasuk HS.4407: Produk kayu olahan yang diratakan keempat sisinya sehingga permukaannya menjadi rata dan halus. - berasal dari kayu merbau dengan ketentuan luas penampang tidak lebih dari 10.000 mm2. - berasal dari selain kayu merbau dengan ketentuan luas penampang tidak lebih dari 4.000 mm2. b. Kayu olahan dalam bentuk E2E atau E4E yang termasuk HS.4409: Produk kayu olahan turunan dari S4S yang diberi sudut lengkung pada 2 (dua) sudut (E2E) atau 4 (empat) sudut (E4E) dengan ketentuan sudut lengkung minimal 3 mm (R3). - berasal dari kayu merbau dengan ketentuan luas penampang tidak lebih dari 10.000 mm2. - berasal dari selain kayu merbau dengan ketentuan luas penampang tidak lebih dari 4.000 mm2. c. Finger Jointed yang termasuk HS.4407: Produk kayu olahan yang dihasilkan dengan menyambung kayu gergajian yang telah dikeringkan dan diketam keempat sisinya setelah proses finger jointed dengan ketentuan panjang setiap keping yang disambungkan tidak lebih dari 1.000 mm. d. Laminated Board (Jointed Board) yang termasuk HS.4412: Produk kayu olahan yang dihasilkan dari penggabungan kepingan kayu kearah penampang lebar dengan cara dikempa (di pres) menggunakan perekat, dengan ketentuan luas penampang masing-masing keping tidak lebih dari 4.000 mm2. e. Laminated Block yang termasuk HS.4412: Produk kayu olahan yang dihasilkan dari penggabungan kepingan kayu kearah penampang tebal dengan cara dikempa (di pres) menggunakan perekat, dengan ketentuan luas penampang masing-masing keping tidak lebih dari 6.000 mm2 f. Decorative Profile yang termasuk HS.4409:

22 Produk kayu olahan yang dihasilkan dengan membentuk kayu dengan mesin moulder, sedemikian rupa sehingga menampilkan fungsi keindahan (fungsi decorative) dan langsung dapat digunakan tanpa merubah bentuk, kecuali memotongnya sesuai ukuran panjang yang diperlukan, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Ukuran luas penampang tidak lebih dari 12.750 mm2; 2) Untuk Decorative Profile Muka lebar : - decorative sekurang-kurangnya setengah (1/2) muka lebar pada satu sisi; - tebal tidak lebih dari 25 mm, kedalaman decorative sekurangkurangnya 3 mm; - tebal lebih dari 25 mm s/d 50 mm, kedalaman decorative sekurangkurangnya 6 mm; - tebal lebih dari 50 mm, kedalaman decorative sekurang-kurangnya 10 mm. 3) Untuk Decorative Profile Muka tebal : - decorative sekurang-kurangnya setengah (1/2) muka tebal pada satu sisi; - lebar tidak lebih dari 50 mm, kedalaman decorative sekurangkurangnya 3 mm; - lebar lebih dari 50 mm s/d 80 mm, kedalaman decorative sekurangkurangnya 6 mm; - lebar lebih dari 80 mm s/d 100 mm, kedalaman decorative sekurang-kurangnya 15 mm; - lebar lebih dari 100 mm, kedalaman decorative sekurang-kurangnya 20 mm. Untuk Decorative Profile dengan ukuran luas penampang kurang dari 1.000 mm2 tidak terkena ketentuan ukuran dan kedalaman decorativenya. Bila terdapat profil pada 2 (dua) sisi maka kedalaman profile merupakan penjumlahan dari 2 (dua) sisi tersebut. g. Kayu Profile untuk Kusen Pintu (Door Jamb) atau Kusen Jendela (Window Jamb) yang termasuk HS.4409 : Dengan ketentuan luas penampang tidak lebih dari 7.200 mm2 h. Kayu Profile untuk Rangka Pintu (Door Frame) atau Rangka Jendela (Window Frame) yang termasuk HS.4409: Dengan ketentuan sebagai berikut : - tebal tidak lebih dari 40 mm; - luas penampang tidak lebih dari 6.600 mm2. i. Wall Panel yang termasuk HS.4409: Mempunyai ukuran tebal tidak lebih dari 20 mm dengan luas penampang

23 tidak lebih dari 4.000 mm2 dalam bentuk lidah dan alur (tongue and groove), alur dan alur (groove and groove) atau shiplap, dengan ketentuan sebagai berikut: - lebar tidak lebih dari 50 mm mempunyai dalam alur dan tinggi lidah atau shiplap sekurang-kurangnya 2 mm; - lebar lebih dari 50 mm s/d 100 mm mempunyai dalam alur dan tinggi lidah atau shiplap sekurang-kurangnya 3 mm; - lebar lebih dari 100 mm mempunyai dalam alur dan tinggi lidah atau shiplap sekurang-kurangnya 5 mm. j. Flooring yang termasuk HS.4409: Mempunyai ukuran tebal tidak lebih dari 35 mm dengan luas penampang tidak lebih dari 7.000 mm2 dalam bentuk lidah dan alur (tongue and groove), alur dan alur (groove and groove) atau shiplap, dengan ketentuan sebagai berikut: - lebar tidak lebih dari 50 mm mempunyai dalam alur dan tinggi lidah atau shiplap sekurang-kurangnya 2 mm; - lebar lebih dari 50 mm s/d 100 mm mempunyai dalam alur dan tinggi lidah atau shiplap sekurang-kurangnya 3 mm; - lebar lebih dari 100 mm mempunyai dalam alur dan tinggi lidah atau shiplap sekurang-kurangnya 5 mm. k. Decking yang termasuk HS.4409: Mempunyai ukuran tebal tidak lebih dari 45 mm dan luas penampang tidak lebih dari 9.000 mm2, dengan ketentuan: - dari jenis kayu merbau, keruing, kempas, bangkirai, kapur, ulin dan balau; - tebal tidak lebih dari 20 mm mempunyai dalam reeded/ groove pada sisi lebar sekurang-kurangnya 1,5 mm; - tebal lebih dari 20 mm s/d 35 mm mempunyai dalam reeded/ groove pada sisi lebar sekurang-kurangnya 3 mm; - tebal lebih dari 35 mm s/d 45 mm mempunyai dalam reeded/ groove pada sisi lebar sekurang-kurangnya 5 mm. Bila terdapat reeded/groove pada 2 (dua) sisi maka kedalaman reeded/groove merupakan penjumlahan dari 2 (dua) sisi tersebut. Sekurang-kurangnya setengah permukaan lebar harus diberi reeded atau diberi 2 (dua) groove dengan jarak yang proporsional pada sepanjang kayunya. l. Flooring untuk Truck, Container, Ship Deck dan Wagon yang termasuk HS.4409: Dalam bentuk lidah dan alur (tongue and groove) atau shiplap, dengan ketentuan sebagai berikut:

24 - dari jenis kayu merbau, keruing, kempas dan bangkirai; - tebal tidak lebih dari 50 mm; - luas penampang tidak lebih dari 12.000 mm2; - dalam alur dan tinggi lidah dan kedalaman shiplap sekurangkurangnya 5 mm. Khusus pole, main sill, cross sill dan truck body harus disertai dengan gambar yang memuat spesifikasi teknis secara lengkap (gambar set terpasang) dan harus diekspor bersamaan dengan flooringnya. m. Palet kotak dan palet papan (HS.4415): Harus dalam bentuk terpasang. n. Elemen bangunan dari kayu yang merupakan unit kesatuan dari bangunan (HS.4418): Harus dalam bentuk set elemen bangunan disertai gambar yang memuat spesifikasi teknis secara lengkap tanpa merubah bentuk dan memotongnya. o. Bangunan Prefabrikasi dari kayu (HS.9406): Harus dalam bentuk set bangunan prefabrikasi disertai dengan gambar yang memuat spesifikasi teknis secara lengkap tanpa merubah bentuk dan memotongnya. p. Post dan Beam yang termasuk HS.4409: Produk kayu olahan dalam bentuk E4E dan diberi reeded/groove, dengan ketentuan sebagai berikut: - luas penampang tidak lebih dari 4.500 mm2 mempunyai reeded /groove pada 2 (dua) sisinya, dengan kedalaman pada masing-masing sisi sekurang-kurangnya 2 mm; - luas penampang tidak lebih dari 8.100 mm2 mempunyai reeded /groove pada 4 (empat) sisinya, dengan kedalaman pada masing-masing sisi sekurang-kurangnya 2 mm; - luas penampang diatas 8.100 mm2 sampai dengan 14.400 mm2 mempunyai reeded/groove pada 4 (empat) sisinya, dengan kedalaman pada masing-masing sisi sekurang-kurangnya 4 mm. q. Window Board yang termasuk HS.4409 Dengan ketentuan sebagai berikut: - salah satu sisi tebal diberi bentukan profile bullnose (lengkung setengah lingkaran); - mempunyai ukuran tebal tidak lebih dari 30 mm; - luas penampang tidak lebih dari 7.800 mm2. 2.Toleransi ukuran dan kecacatan a. Semua ukuran kayu olahan yang diekspor diberikan toleransi ukuran sebagai berikut:

25 - tebal tidak lebih dari 0,5 mm; - lebar tidak lebih dari 1 mm; - panjang tidak lebih dari 50 mm. b. Cacat karena pengerjaan mesin (machine defect) diperkenankan tidak lebih dari 5% dari jumlah volume yang diekspor. MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. GITA IRAWAN WIRJAWAN

26 LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/M-DAG/PER/10/2012 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN LAPORAN RENCANA PRODUKSI TAHUNAN TAHUN : Nama Perusahaan : Nomor ETPIK : No. Uraian Barang Jumlah Barang Jumlah Satuan TOTAL MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, GITA IRAWAN WIRJAWAN

27 LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/M-DAG/PER/10/2012 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN LAPORAN REALISASI PRODUKSI TAHUNAN TAHUN : Nama Perusahaan : Nomor ETPIK : No. Uraian Barang Jumlah Barang Jumlah Satuan TOTAL MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, GITA IRAWAN WIRJAWAN

28 LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/M-DAG/PER/10/2012 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN LAPORAN RENCANA EKSPOR TAHUNAN TAHUN : Nama Perusahaan : Nomor ETPIK/ETPIK Non-Produsen : No. Pos Tarif (HS) Uraian Barang Jumlah Barang Negara Tujuan Jumlah Satuan TOTAL MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, GITA IRAWAN WIRJAWAN

29 LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/M-DAG/PER/10/2012 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK INDUSTRI KEHUTANAN LAPORAN REALISASI EKSPOR TAHUNAN TAHUN : Nama Perusahaan : Nomor ETPIK/ETPIK Non-Produsen : No. Pos Tarif (HS) Uraian Barang Jumlah Barang Nilai Barang Negara Tujuan Jumlah Satuan Nilai MTU*) TOTAL Keterangan :*) MTU : Kode Mata Uang Negara MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, GITA IRAWAN WIRJAWAN