BAB IV MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA. A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Menggunakan atau Tidak

dokumen-dokumen yang mirip
Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

BAB IV ANALISIS HUKUM POSITIF TERHADAP PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM TERHADAP HAK ISTRI DALAM PERKARA NOMOR 0241/PDT.G/2016/PA.

BAB IV. Hakim dalam memutuskan suatu perkara yang ditanganinya, selain. memuat alasan dan dasar dalam putusannya, juga harus memuat pasal atau

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

BAB III PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA BANGIL

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari hukum perdata. dikemukakan oleh Abdul Ghofur Anshori, yaitu hukum perkawinan sebagai

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MENOLAK GUGATAN REKONVENSI DALAM. PUTUSAN No: 1798 / Pdt.G/2003/PA.Sby

BAB IV. ANALISIS PELAKSANAAN PUTUSAN No. 0985/Pdt.G/2011/PA.Sm. TENTANG MUT AH DAN NAFKAH IDDAH

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI DALAM PUTUSAN NO. 718 K/AG/2012

gugatan/permohonan bagi orang-orang beragama Islam. Dalam pengajuan perkara di Pengadilan Agama, penggugat/pemohon dapat mendaftarkannya ke

PUTUSAN NOMOR <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 85/Pdt.G/2010/PA.Pkc

Indonesia (Jakarta: Kencana, 2007), h Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

BAB IV CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF YURIDIS. DALAM PUTUSAN PERKARA NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs PENGADILAN AGAMA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara, yang berpuncak pada

P U T U S A N Nomor 0633/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 018/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menghukum orang-orang yang melanggar norma-norma dengan hukum yang

Salinan P U T U S A N

PUTUSAN Nomor: 105/Pdt.G/2012/PA.Pkc

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG NO. 1934/Pdt.G/2012/PA.Mlg.

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 1359/PDT. G/2013/PA. MLG DENGAN ALASAN GUGATAN OBSCUUR LIBEL DALAM PERKARA CERAI GUGAT

بسم هللا الرحمن الرحيم

Salinan P U T U S A N

TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB I PENDAHULUAN. Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman. memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

BAB I PENDAHULUAN. Negara hukum adalah adanya jaminan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

Bismillahirrahmanirrahim

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 5667/PDT.G/2013/PA. Kab Mlg TENTANG PENAMBAHAN NAFKAH ANAK SETIAP PERGANTIAN TAHUN

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N. Nomor 1599/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N Nomor: 0108/Pdt.G/2010/PA.Spn.

BAB I PENDAHULUAN. keduanya mengembangbiakkan banyak laki-laki dan perempuan agar. senantiasa bertaqwa kepada-nya dengan mempergunakan nama-nya serta

BAB IV ANALISIS YURIDIS PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM TERHADAP HAK-HAK ISTRI DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA BANGIL

PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Kecamatan yang bersangkutan.

PUTUSAN NOMOR 28/Pdt.G/2013/PTA.Smd DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

P U T U S A N No. 83 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara

bismillahirrahmanirrahim

PUTUSAN. Nomor : 0015/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor :./Pdt.G/2010/PA.Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor 0606/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor: 0767/Pdt.G/2012/PA.Dum DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. tertera di bawah ini dalam perkara cerai talak antara:

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0597/Pdt.G/2014/PA.Spg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 258/Pdt.G/2013/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR:70/Pdt.G/2012/PA.Msa BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Marisa yang

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai naluri untuk bisa hidup

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 1612/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

PUTUSAN Nomor : 303/Pdt.G/2011/PA.Pkc

PUTUSAN Nomor: 106/Pdt.G/2012/PA.Pkc

P U T U S A N. Nomor 1745/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N Nomor : 0241/Pdt.G/2012/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB V PEMBAHASAN. penelitian, maka dalam bab ini akan membahas satu persatu fokus penelitian yang

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1376/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor 0035/Pdt.G/2015/PA.Pkc

P U T U S A N. Nomor 1965/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor :./Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0712/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

PUTUSAN Nomor: 521/Pdt.G/201 /PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor: 284/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

P U T U S A N NOMOR : 0333/Pdt.G/2011/PA. Skh. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1267/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor : 0048/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

P U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ; PENGGUGAT ; MELAWAN

P U T U S A N Nomor: 1373/Pdt.G/2014/PA. Pas

bismillahirrahmanirrahim

PUTUSAN Nomor : 080/Pdt.G/2013/PA.Mtk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. BARAT, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;

BISMILLAHIRAHMANNIRRAHIM

P U T U S A N. Nomor : 0940/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

BAB III PENCABUTAN GUGATAN DALAM PERKARA CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA TUBAN

PUTUSAN Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

BAB IV ANALISIS TIDAK DITERIMANYA KUMULASI GUGATAN PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI

P U T U S A N NOMOR 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 201/Pdt.G/2013/PA.Pkc.

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

P U T U S A N. Nomor : 87/Pdt.G/2009/PA.Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS YURIDIS HAK EX OFFICIO HAKIM TENTANG NAFKAH MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Menggunakan atau Tidak Menggunakan Hak Ex Officio Menyangkut hak ex officio hakim, disini hakim bisa menggunakan atau tidak menggunakan hak ex officionya dengan pertimbanganpertimbangan. Jadi para hakim di Pengadilan Agama Surabaya menerapkannya melihat dari suatu alasan-alasan perceraian, jika dianggap perlu maka hakim menggunakannya. 1 Hakim harus mengadili seluruh petitum dalam permohonan dan tidak boleh mengadili lebih dari yang diminta dalam petitum (pasal 178 HIR/pasal 189 R.Bg), kecuali undang-undang menentukan lain. Menurut ketentuan pasal 41 huruf c Undang-undang Perkawinan, yang merupakan lex specialis, maka Hakim karena jabatannya, tanpa harus ada permintaan dari pihak istri, dapat mewajibkan atau menghukum dalam putusan tersebut kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri. Hal tersebut dimaksudkan untuk terwujudnya perceraian yang adil dan ihsan, di samping untuk terwujudnya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan. 1 Khatim Junaidi, Wawancara, Surabaya, 15 Juni 2016. 56

57 Hal-hal yang melekat menjadi kewajiban suami yang merupakan hak istri tersebut meliputi: Pemberian mutah yang layak Pelunasan nafkah terhutang oleh suami Pemberian nafkah, maskan dan kiswah selama masa idah Pelunasan mahar terhutang Pemberian biaya hadanah bagi anak-anak yang belum dewasa, yang semuanya itu menurut ketentuan yang berlaku dan berdasarkan kepatutan. Apabila penyebab perceraian timbul dari suami, ia wajib memberi mutah. Jadi dalam penggunaan hak ex officionya hakim harus melihat penyebab perceraian begitu juga dengan kemampuan suami yang dijadikan pertimbangan. Adapun perceraian dapat dikabulkan apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan mengenai: Sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran Sifat dan bentuk serta kadar perselisihan dan pertengkaran, dan setelah dipertimbangkan ternyata benar-benar berpengaruh dan prinsipil bagi keutuhan kehidupan suami istri. Tidak adanya harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. 2 Dalam sebuah putusan tidak boleh mengabulkan melebihi tuntutan yang dikemukakan dalam gugatan. Larangan ini disebut ultra petitum 2 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), 218-219.

58 partium. Hakim yang mengabulkan melebihi posita maupun petitum gugat, dianggap telah melampaui batas wewenang atau ultra vires yakni bertindak melampaui wewenangnya. Mengadili dengan cara mengabulkan melebihi dari apa yang digugat, dapat dipersamakan dengan tindakan yang tidak sah (ilegal) meskipun dilakukan dengan iktikad baik. Apalagi mengabulkan sesuatu yang sama sekali tidak diajukan dalam petitum, nyata-nyata melanggar asas ultra petitum, oleh karena itu harus dibatalkan. Hakim yang melanggar prinsip ultra petitum, sama dengan pelanggaran terhadap prinsip rule of law. 3 Namun hakim di Pengadilan Agama Surabaya tidak melakukan hal yang melanggar prinsip ultra petitum tersebut. Dari analisa dan pemahaman penulis dalam hal keberlakuan hakim menggunakan hak ex officio, hakim telah melakukan kewenangan haknya itu dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada dan secara logis tanpa melampaui batas kewenangan dan dengan cara melihat dari fakta yang ada, sehingga dapat tercapainya keadilan. Jadi hakim di Pengadilan Agama Surabaya tidak semerta-merta dalam menggunakan hak ex officionya. B. Hak Ex Officio Hakim tentang Mutah dalam Perkara Cerai Talak di Pengadilan Agama Hakim Pengadilan Agama Surabaya efektif sekali dalam menggunakan hak ex officionya. Dalam hal menentukan atau mengadili 3 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), 801-802.

59 mutah istri sebagai hak istri pasca perceraian dalam perkara cerai talak, hakim melihat kemampuan suami serta berapa lama pernikahan keduanya terjadi dalam suka maupun duka. Pemberian mutah atau uang hiburan perceraian kepada bekas istrinya apabila terjadi perceraian yang bukan atas kesalahan istri itu. Ini disebut uang hiburan, karena perceraian itu terjadi tidak atas kesalahan si istri. Jalan pikiran pemberian mutah ini tampaknya ialah pengakuan suami atas kewajarannya bahwa dia harus membiayai istrinya yang dicerainya tanpa kesalahan istri itu. Tetapi tidak mengikatnya untuk waktu yang lama hanya pembayaran sekaligus. Kebiasaan yang sedemikian harus ditingkatkan yaitu pembiayaan hidup biasa bagi bekas istri yang bersangkutan dengan syarat-syarat yang wajar. Jadi jangan bersifat uang penghibur, tetapi harus bersifat uang kewajiban. Hal ini suatu ketentuan yang juga akan mempersulit terjadinya perceraian. 4 Ini berarti bahwasannya istri yang nusyu (membangkang) tidak mendapatkan hak mutah. Mutah ini diberikan untuk sekali lalu saja atau satu kali kepada bekas istrinya dan diberikan setelah ikrar talak. Jika pada saat itu suami tidak memberikan mutah yang sudah ditentukan oleh Majelis hakim maka suami bisa menitipkannya di Pengadilan, jadi tidak berarti akan adanya penundaan ikrar talak, karena itu tidak diperbolehkan. Di dalam agama mutah merupakan suatu kewajiban dan tuntutan bagi mantan suami untuk memberikannya kepada mantan istri. Meskipun istri tidak meminta tetapi 4 Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: UI Press, 1974), 132.

60 hakim bisa memberikan hak-hak istri ini karena kewenangan hak ex officionya. Ini hanya bisa diminta atau dituntut pada perkara cerai talak saja, kalau cerai gugat istri tidak bisa menggugat hak-haknya, namun bisa jika dalam hal nafkah anak, dikarenakan istrilah yang menggugat cerai suaminya. 5 Hal ini dijelaskan pada pasal 158 huruf a dan b Kompilasi Hukum Islam tentang mutah, bahwa mutah wajib diberikan oleh bekas suami dengan syarat; a. belum ditetapkan mahar bagi istri ba da al dukhu<l, b. perceraian itu atas kehendak suami. 6 Pada penentuan mutah ini tidak ada batasan-batasan hakim dalam menggunakan kewenangannya atas hak ex officio. Jadi sesuai dengan kepantasan dan kemampuan suami, yang mana sudah dijelaskan di dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 160 yaitu besarnya mutah disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan suami. 7 Kemudian mengenai kriteria mutah dan kewajiban suami memberikan mutah kepada mantan istri, juga dijelaskan di Kompilasi Hukum Islam pasal 149 huruf a; bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib: memberikan mutah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qobla al dukhu<l. 8 Menurut teori ini, ketika istri mengajukan tuntutan haknya dan suami merasa keberatan atas rekonvensi istri, maka hakim bisa mengurangi 5 Khatim Junaidi, wawancara, Pengadilan Agama Surabaya, 15 Juni 2016. 6 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam (Hukum Perkawinan, Kewarisan, dan Perwakafan),(Bandung: Nuansa Aulia, 2012), 47-48. 7 Ibid. 8 Ibid., 44.

61 apa yang telah diminta dalam rekonvensi atas dasar pertimbangan kemampuan suami dan melihat fakta yang ada. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan mempelajari, memahami dan menggali situasi yang ada yaitu alasan dari perceraian sehingga hakim bisa adil terhadap keduanya. Dari putusan yang ada pada perkara cerai talak yang terjadi di Pengadilan Agama Surabaya hakim sudah melakukannya dengan benar sesuai teori dan undang-undang. Dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 556 K/Sip/1971, dimungkinkan mengabulkan gugatan yang melebihi permintaan dengan syarat asal masih sesuai dengan kejadian materiil. Namun perlu diingat, penerapan yang demikian sangat kasuistik. Akan tetapi, sebaliknya dalam hal petitum primair dan subsidair masing-masing dirinci satu per satu, tindakan hakim yang mengabulkan sebagian petitum primair dan sebagian lagi petitum subsidair, dianggap tindakan yang melampaui batas wewenang, oleh karena itu tidak dibenarkan. Demikian Penegasan Putusan Mahkamah Agung Nomor. 882 K/Sip/1974. Dalam hal gugatan mencantumkan petitum primair dan subsidair, pengadilan hanya dibenarkan memilih satu diantaranya, apakah mengabulkan petitum primair atau subsidair. Hakim tidak dibenarkan menggunakan kebebasan cara mengadili dengan jalan mengabulkan petitum primair atau mengambil sebagian dari petitum subsidair. 9 9 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata..., 802.

62 Majelis Hakim dapat menggunakan hak ex officionya karena jabatannya dalam memutuskan suatu perkara dapat keluar dari aturan baku selama ada argumentasi yang logis dan sesuai aturan undang-undang. Ketentuan ini dimaksudkan agar hak-hak istri bisa terpenuhi, sehingga tidak ada penyesalan atau penderitaan dibelakang nantinya. Akan tetapi tidak semua perkara yang masuk ke Pengadilan Agama mengenai pemberian hakhak istri akibat perceraian diputus dengan menggunakan hak ex officio hakim. Karena hak ex officio merupakan hak opsi yang dimiliki oleh hakim, dimana hakim Pengadilan Agama dapat memilih untuk menerapkannya atau tidak, bukan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh hakim dalam memutus suatu perkara dan bukan suatu larangan yang tidak boleh dilanggar oleh hakim.