BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tidak seimbang. Dari ketidakseimbangan antara jumlah luas tanah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bagian dari negara Indonesia. Baik tanah maupun sumber-sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tanah. Tanah sangat penting bagi manusia sebagi tempat

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

1.PENDAHULUAN. masih memerlukan tanah ( K. Wantjik Saleh, 1977:50). sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak

BAB I PENDAHULUAN. kepastian hukum atas kepemilikan tanah tersebut. ayat (3) menentukan bahwa, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan tanah memiliki ikatan yang erat dimana tanah

SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI ALAT PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN (UUPA) adalah hukum agraria penjajahan yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara di sisi lain luas tanah tidak bertambah. Begitu pentingnya tanah bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah persoalan hak atas tanah. Banyaknya permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari

Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional. Dr. Suryanti T. Arief SH.,MKn.,MBA

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Kebutuhan akan tanah semakin hari semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang terbagi secara adil dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, ruang angkasa dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

PENYIMPANGAN DALAM PENERBITAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH. Urip Santoso Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Tanah adalah sumber daya alam terpenting bagi bangsa Indonesia untuk

HUKUM AGRARIA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social asset

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pokok permasalahan utama. Instruksi Gubernur tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. tanah terdapat hubungan yang erat. Hubungan tersebut dikarenakan. pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Berdasarkan prinsip

BAB III PELAKSANAAN KONVERSI TANAH ATAS HAK BARAT OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air,

PERBANDINGAN ANTARA HAK MILIK ATAS TANAH MENURUT KETENTUAN KUHPerdata Dan UUPA

KEPASTIAN HUKUM SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560

BAB I PENDAHULAN. penting untuk kepentingan pembangunan perekonomian di Indonesia, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dimuat dalam BAB IV, maka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat investasi yang sangat menguntungkan. Keadaan seperti itu yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri. 1 Oleh karena itu, pencaharian bertani dan berkebun, 2

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk, membuat kebutuhan akan tanah atau lahan. meningkat membuat harga tanah juga menjadi tinggi.

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA SISTEMATIK DI KABUPATEN BANTUL. (Studi Kasus Desa Patalan Kecamatan Jetis dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat dan Hak Perorangan

BAB 1 PENDAHULUAN. hukum adat. Setelah Indonesia merdeka Indonesia merupakan negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. 23 Januari 1942 merupakan catatan penting bagi masyarakat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. bertentangan dengan Pasal 19 ayat (2) huruf C UUPA yang menetapkan

PENDAFTARAN TANAH RH

BAB I PENDAHULUAN. pada satu pihak tertentu, akibatnya ada masyarakat atau pihak lain yang sama

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Secara konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dalam Pasal 33 ayat

LAND REFORM INDONESIA

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BANK TANAH: ANTARA CITA-CITA DAN UTOPIA CUT LINA MUTIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gorontalo. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah pertama, melakukan observasi

BAB I PERKEMBANGAN SEJARAH HUKUM AGRARIA

BAB III KEDUDUKAN HUKUM TANAH OBYEK SENGKETA Sengketa yang Timbul Sebagai Akibat dari Kelalaian dalam Proses Penerbitan Sertifikat Hak Pakai

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Tujuan pembangunan itu dapat tercapai, bila sarana-sarana dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dengan tanah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. Pressindo, Jakarta, 2009, hlm Erwin Kallo, Panduan Hukum Untuk Pemilik/Penghuni Rumah Susun, Minerva Athena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dimensi ekonomi, sosial, kultural, politik dan ekologis.

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan keterbatasan ketersediaan lahan pertanahan.

PEMPURNAAN UUPA SEBAGAI PERATURAN POKOK AGRARIA

PENDAFTARAN TANAH ADAT. Indah Mahniasari. Abstrak

BAB I P E N D A H U L U A N. aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan dengan

PEMANDANGAN UMUM. UUPA mulai berlaku pada tanggal 24 September Undang-undang ini

BAB I PERKEMBANGAN POLITIK DAN HUKUM AGRARIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Baik sebagai sumber penghidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertanahan di Indonesia telah muncul dengan beragam wujud

2 UUPA harus memberikan tercapainya fungsi bumi, air, dan ruang angkasa yang sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara serta memenuhi keperluannya m

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang kehidupan masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya pembangunan dapat diketahui suatu daerah mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya bercocok tanam atau berkebun di lahan pertanian untuk memenuhi

PENDAFTARAN TANAH ADAT Oleh : Indah Mahniasari, SH. Abstraksi

ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM PENGELOLAAN ASET TANAH INSTANSI PEMERINTAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan manusia, khususnya bagi. bangsa Indonesia, peranan negara sangat penting di dalam mengatur

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI SECARA SPORADIK MELALUI PENGAKUAN HAK. Oleh Bambang Eko Muljono Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V IMPLIKASI TERHADAP LEMBAGA KELURAHAN DAN HAK ULAYAT ATAS TANAH EKS DESA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM DAN HAK PENGUASAAN ATAS TANAH

PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan salah satu modal pokok bagi bangsa Indonesia dan suatu

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

A. Keabsahan Kepemilikan Hak Atas Tanah Berdasarkan Asas Perlekatan. Vertikal Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat. Padahal, tanah dari dulu hingga sekarang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tanah dapat menimbulkan persengketaan yang dahsyat karena manusia-manusia

PENDAFTARAN TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan memiliki kaitan yang mendasar dalam hubungannya dengan hukum,

BAB I. Pendahuluan. dapat dikembangkan dengan lebih cepat serta mempunyai daya saing yang kuat.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan negara dan rakyat yang makin beragam dan. atas tanah tersebut. Menurut A.P. Parlindungan 4

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan tanah adalah dua unsur yang tak dapat di pisahkan. Bahkan saat manusia mati pun tanah masih sangat diperlukan oleh manusia. Dari pernyataan itu dapat di lihat bahwa tanah dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat sekali. Karena begitu pentingnya arti dan makna tanah bagi manusia sehingga manusia akan berusaha bagaimana cara agar bisa menguasai tanah. Hanya saja melihat kondisi saat ini, dimana jumlah luas tanah dengan jumlah manusia yang tidak seimbang. Dari ketidakseimbangan antara jumlah luas tanah dengan jumlah manusia yang ada maka tak jarang terjadi konflik atau persoalan yang bersumber dari masalah penguasaan tanah. Untuk mencegah atau pun meminimalisir konflik atau persoalan yang timbul dikarenakan masalah tanah, maka selaku negara Indonesia adalah Negara hukum dengan dasar pemikiran dan landasan politik agraria nasional yang dianut di dalam Undang Undang Pokok Agraria yang didasarkan pada Pasal 33 ayat 3 Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi sebagai berikut: Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Dengan merujuk kepada isi Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945, maka pada 24 September 1960 disahkanlah undang undang yang mengatur mengenai tanah secara khusus atau sering disebut dengan Undang-Undang Pokok Agraria

UUPA) No.5 tahun 1960. Namun sebelum Undang Undang Pokok Agraria No.5 tahun 1960 ini lahir, hukum yang mengatur mengenai tanah di Indonesia ialah hukum adat dan hukum Barat. Santoso (2010:15-16) menyatakan bahwa hukum agraria Kolonial atau sebelum Undang Undang Pokok Agraria No. 5 berlaku mempunyai 3 ciri yang dimuat dalam konsideran Undang Undang Pokok Agraria di bawah Perkataan menimbang huruf b, c, dan d serta dimuat dalam Penjelasan Umum Angka 1 UUPA, yaitu: a. Hukum agraria yang masih berlaku saat ini sebagian tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari pemerintahan jajahan dan sebagian dipengaruhi olehnya, hingga bertentangan dengan kepentingan rakyat dan negara didalam menyelesaikan revolusi nasional sekarang ini serta pembangunan semesta. b. Hukum agraria tersebut mempunyai sifat dualisme, dengan berlakunya hukum adat, disamping Hukum Agraria yang didasarkan atas hukum barat. c. Bagi rakyat asli Hukum Agraria penjajahan itu tidak menjamin kepastian hukum. Dengan adanya dua macam hukum tanah yang terkenal dengan sebutan dualism itu, sebagai peninggalan dari jaman Hindia Belanda, sering menimbulkan berbagai kesulitan disamping memang merupakan hal yang tidak sesuai dengan cita-cita persatuan bangsa Indonesia. Dengan demikian untuk memperbaiki produk hukum yang ada di Indonesia, dengan dilatarbelakangi ketidaksesuaian hukum yang ada dengan citacita persatuan bangsa Indonesia, maka terjadilah perubahan fundamental dalam hukum Agraria Indonesia.

Harsono (2008 : 1) mengatakan bahwa, Perubahan itu bersifat fundamental, karena baik mengenai struktur perangkat hukumnya, mengenai konsepsi yang mendasarinya, maupun isinya, yang dinyatakan dalam bagian Berpendapat Undang Undang Pokok Agraria harus sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia serta memenuhi pula keperluannya menurut permintaan zaman. Perubahan Undang Undang yang terjadi diharapkan dapat meminimalisir bahkan mencegah konflik di tengah-tengah manusia atau masyarakat. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya perselisihan mengenai penguasaan tanah tersebut yang tercantum dalam Undang Undang Pokok Agraria No. 5 tahun 1960 ialah dengan mendaftarkan tanah yang telah dimiliki atau dikuasainya kepada BPN (Badan Pertanahan Nasional) untuk segera di proses agar selanjutnya tanah tersebut mengeluarkan sertifikat tanah yang dapat dipakai sebagai bukti yang sah menurut hukum, apabila sewaktu-waktu terjadi perselisihan. Sebab setelah daftarkannya tanah yang dimilikinya ke Badan Pertanahan Nasional dan sudah dikeluarkannya sertifikat kepemilikan atas tanah, maka status hukum dan hak kepemilikan tanahnya lebih terjamin dan jelas, jika dilihat dari UUPA No. 5 tahun 1960 dan Hukum Tata Usaha Negara. Menurut Sutedi (2012:33-34) bahwa Sertifikat hak atas tanah merupakan bentuk Keputusan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut Keputusan TUN) jika memperhatikan ketentuan Pasal 1 angka 9 pada Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009 ditegaskan : Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Sertifikat hak atas tanah merupakan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat konstitutif, yang merupakan alat bukti mutlak lahirnya hubungan hukum. Oleh karena itu, dengan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat konstitutif ini akan menciptakan hubungan hukum. Dalam kaitannya dengan hal ini, sertifikat hak atas tanah memberikan hubungan hukum untuk menggunakan dan memanfaatkan tanah untuk berbagai kepentingan termasuk kepentingan dengan pihak lain. Berpedoman pada hal tersebut, maka pada salah satu daerah di Kabupaten Deli Serdang, bernama Desa Limau Mungkur, di Kecamatan STM Hilir dimana mayoritas masyarakat yang ada disana bermata pencaharian sebagai Petani atau dengan kata lain selalu berhubungan dengan tanah atau juga tanahlah sumber dari penghidupan mereka. Tentu sering konflik mengenai tanah terjadi, konflik sosial ini merupakan hal yang sangat mudah terjadi dikarenakan tidak adanya bukti hukum yang kuat atau sertifikat tanah yang dimiliki oleh sipemilik tanah sebagi jaminan hukum yang pasti.. Salah satu contoh yang paling sering terjadi ialah masalah mengenai batas tanah kepemilikannya. Maka jika terjadi konflik, penyelesaiannya tidak jelas atau pun tidak sesuai dengan ketentuan dalam Undang Undang Pokok Agraria. Namun hanya digunakan cara lama yaitu dengan Kebiasaan dari adat setempat yaitu bermusyawarah atau bahkan dibiarkan berlarut begitu saja. Dari hal tersebut tentu ada pihak yang telah dirugikan atau dilanggar hak-haknya, namun karena tidak ada konsep yang jelas yang dapat dipakai sebagai pedoman, maka konflik sosial itu terjadi begitu saja. Oleh karena persoalan itu, maka yang ingin penulis lihat adalah seberapa besar sebenarnya peranan dari Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun

1960 dalam mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat desa limau mungkur untuk mensertifikasikan tanahnya Ke BPN. Berdasarkan Permasalahan diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dan membahas tentang Implementasi Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Mensertifikasikan Tanah di Desa Limau Mungkur Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang. A. Identifikasi Masalah Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penulisan ini ialah: 1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya. 2. Persepsi masyarakat yang kurang mengenai pentingnya mendaftarkan tanah ke Badan Pertanahan Nasional. 3. Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam mendaftarkan tanahnya. 4. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. 5. Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. 6. Peran Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 tahun 1960 dalam menyelesaikan konflik dan sengketa yang terjadi di masyarakat. B. Batasan Masalah Riduwan (2010 : 5) mengungkapkan bahwa, Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak melenceng kemana-mana. Dalam

hal ini perlu dipertimbangkan materi, kelayakan, dan keterbatasan dari peneliti tanpa keluar dari jalur penelitian ilmiah. Karena adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, teori-teori, dan agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah yang diteliti. Oleh karena itu, agar penulisan proposal penelitian ini ruang lingkupnya tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam proposal penelitian ini. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penulisan ini ialah sebagai berikut: 1. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya ke Badam Pertanahan Nasional (BPN). 2. Persepsi masyarakat mengenai tanah yang telah didaftarka ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). 3. Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanah dirinjau dari Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 di desa Limau Mungkur Kecamatan STM Hilir kabupaten Deli Serdang. C. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam draf proposal penelitian ini antara lain: 1. Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya ke Badan Pertanahan Nasional? 2. Bagaimana Persepsi masyarakat mengenai tanah yang telah didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional?

3. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya sesuai dengan Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 di Desa Limau Mungkur Kecamatan STM Hilir kabupaten Deli Serdang? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan pembatasan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini ialah: 1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanah ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). 2. Untuk mengetahui Persepsi masyarakat mengenai tanah yang telah didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). 3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa yang dihadapi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya sesuai dengan Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 di Desa Limau Mungkur Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang. E. Manfaat Penelitian Yang menjadi tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi penulis, sebagai pedoman penulis untuk mensosialisasikan Undang Undang Pokok Agraria kepada masyarakat setempat dan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1). Bagi Bagi fakultas, sebagai penelitian lanjutan