PREDIKSI EROSI PADA LAHAN PERTANIAN DI SUB DAS KRUENG SIMPO PROVINSI ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO

Kajian Tingkat Bahaya Erosi pada Berbagai Jenis Penggunaan Lahan Hubungannya Dengan Pendapatan Petani Dikawasan di Sub Das Krueng Simpo

Prosiding Seminar Nasional INACID Mei 2014, Palembang Sumatera Selatan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

PREDIKSI EROSI DAERAH ALIRAN SUNGAI POBOYA

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)

PREDIKSI EROSI PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DAS SEKAMPUNG HULU PROVINSI LAMPUNG

Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI DI SUB-DAS TEWEH, DAS BARITO PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

Rd. Indah Nirtha NNPS. Program Studi Teknik Lingkungn Fakultas Teknis Universitas Lambung Mangkurat

Yeza Febriani ABSTRACT. Keywords : Erosion prediction, USLE method, Prone Land Movement.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode MUSLE

HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Lahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

Erosi. Rekayasa Hidrologi

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT PREDICTION EROSION, LAND CAPABILITY CLASSIFICATION AND PROPOSED LAND USE IN BATURITI DISTRICT, TABANAN REGENCY, BALI PROVINCE.

PENGGUNAAN METODE USLE DAN MUSLE DALAM ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI DI DAS BELAWAN

Ummi Kalsum 1, Yuswar Yunus 1, T. Ferijal 1* 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN

PREDIKSI EROSI DAN SEDIMENTASI DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI

MENENTUKAN LAJU EROSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN SISTEM AGROFORESTRY PADA PENGGUNAAN LAHAN DI DAS CISADANE HULU: MAMPUKAH MEMPERBAIKI FUNGSI HIDROLOGI DAS? Oleh : Edy Junaidi ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat untuk Hutan Aceh Berkelanjutan Banda Aceh, 19 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai merupakan suatu sistem alam yang menjadi

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

Penilaian Tingkat Bahaya Erosi di Sub Daerah Aliran Sungai Cileungsi, Bogor

PREDIKSI EROSI DAN SEDIMENTASI PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI SUB DAS DANAU LIMAU MANIS PADA DAS KURANJI KOTA PADANG

PENDUGAAN EROSI TANAH DIEMPAT KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN BERDASARKAN METODE ULSE

KAJIAN EROSI TANAH DENGAN PENDEKATAN WISCHMEIER PADA DAS KALIMEJA SUBAIM KECAMATAN WASILE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU BIANG (KAWASAN HULU DAS WAMPU)

Dwi Priyo Ariyanto i dan Hery Widijanto

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa

TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA HUTAN DAN LAHAN KAKAO DI DESA SEJAHTERA, KECAMATAN PALOLO, KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN PADA USAHATANI LAHAN KERING BERBASIS TEMBAKAU DI SUB DAS PROGO HULU

STUDI EROSI LAHAN PADA DAS AIR DINGIN BAGIAN HULU DI KOTA PADANG. Skripsi APRIZON PUTRA 89059

III. METODE PENELITIAN

Kajian Tingkat Bahaya Erosi Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Karakter Daerah Tangkapan Air Merden

TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta

TINGKAT KERUSAKAN DAN ARAHAN KONSERVASI LAHAN DI DAS CIKARO, KABUPATEN BANDUNG. Oleh: Gurniwan K. Pasya*), Jupri**), Hendro Murtianto***) Abstrak

RINGKASAN DISERTASI. Oleh : Sayid Syarief Fathillah NIM 06/240605/SPN/00217

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

INTISARI TINGKAT KERUSAKAN DAN ARAHAN KONSERVASI LAHAN DI DAS CIKARO, KABUPATEN BANDUNG Oleh : Gurniwan KP, Jupri, Hendro Murtianto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

POTENSI DAS DELI DALAM MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN BERDASARKAN EVALUASI KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN ABSTRAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keywords: land resources management, erosion, sedimentation, construction terrace

POTENSI LAHAN DI DAS BATANG PELEPAT UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN

ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PERENCANAAN KONSERVASI TANAH DAN AIR DI DAS YEH EMPAS, TABANAN, BALI

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

Evaluasi Kemampuan Lahan DAS Sekampung Hulu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

Evaluasi Kemampuan Lahan dan Teknik Konservasi Di DAS Krueng Seulimum Kabupaten Aceh Besar

ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI DAN LAHAN KRITIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI RORAYA PROVINSI SULAWESI TENGGARA 1)

III. METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN LAHAN KRITIS SUB DAERAH ALIRAN CI KERUH DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Nilai Koefisien Limpasan di DAS Krueng Meureudu Provinsi Aceh

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENUTUPAN LAHAN, LAJU EROSI AKTUAL DAN TOLERABLE SOIL LOSS DI SUB DAS TAPUNG KANAN. ABSTRAK

Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi Sub DAS Petani Sumatera Utara. Mapping Erosion Level in Petani SubWatershed North Sumatera

Kemampuan hujan dengan energi kinetiknya untuk menimbulkan erosi pada suatu bidang lahan dalam waktu tertentu (Intensitas Hujan = EI30

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 2 : (1999)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

190. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN RAKYAT MELALUI PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH LOKAL SPESIFIK (Studi Kasus pada DAS Cisadane)

ZONASI TINGKAT ERODIBILITAS TANAH PADA AREA REKLAMASI TAMBANG PT. BHARINTO EKATAMA KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,

PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI DENGAN METODE USLE (UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION) BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI PULAU SAMOSIR

EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Evaluation of The Level Of Soil Erosion Sukorejo in District Of Kendal

BAB III LANDASAN TEORI. Jika dirumuskan dalam suatu persamaan adalah sebagai berikut : R=.(3.1) : curah hujan rata-rata (mm)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

PREDIKSI DAN TINGKAT BAHAYA EROSI PADA LAHAN USAHA TANI PEGUNUNGAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DENGAN PROGRAM AGNPS

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

ABSTRACT. Keywords: land degradation, tobacco, income, erosion, agro-technology, slit pit

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

PENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh

Transkripsi:

PREDIKSI EROSI PADA LAHAN PERTANIAN DI SUB DAS KRUENG SIMPO PROVINSI ACEH (PREDICTION OF EROSION ON AGRICULTURAL LAND IN KRUENG SIMPO SUB WATERSHED ACEH PROVINCE) Rini Fitri ABSTRACT Erosion on agricultural land decreased production of agriculture, and it will decline the incomes of farmers. The aims of the research is to predict erosion and Etol at each units of land at Krueng Simpo Sub watershed that is used as agricultural land. The method use in the research is survey method that consist three fase namely, preparation and ground check the map units of land to determine the units of observation, and predict erosion using USLE model. The result shows that use of cultural land at Krueng Simpo Sub watershed causes erosion on monoculture of agricultural land (90,9 tone/ha/year) has exceeded Etol (,80 tone/ha/year). Therefore, improvement, changes in cropping patterns, and application of alternative agrotechnology to minimize predictive value erosion that will accur, and enhance the agricultural corservation. Key words : Erosion, agricultural land, watershed PENDAHULUAN Sub DAS Krueng Simpo memiliki luas.9 ha merupakan ekosistem dinamis yang menghubungkan antara hulu (upstream) dan hilir (downstream) serta merespon semua kegiatan penggunaan lahan dan perubahannya dibagian hilir (out let). Konversi hutan ke non hutan sejak Th 960-009, bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat Sawah (swasembada beras) di tengah-hilir DAS, Perkebunan dan tegalan (hulu-tengah) pembangunan infrstruktur dan pemukiman (tengah-hilir), hutan manggrove menjadi tambak (hilir). Konversi hutan, jangka pendek secara ekonomi menguntungkan, jangka panjang merugikan dan merusak lingkungan hal ini disebabkan penggunaan lahan untuk produksi tidak sesuai kemampuan dan kesesuaiannya, Teknik Korservasi Tanah dan Air tidak tepat yang mengakibatkan terganggu kondisi hidrologi DAS tersebut, baik pada in site maupun off site. Kondisi tersebut berupa fluktuasi debit sungai dimusim hujan dan kemarau, erosi, sedimentasi Dosen Fakultas Pertanian Universitas Al Muslim, Aceh J. Hidrolitan, Vol. : : 96-0, 0 ISSN 086-485 96

Fitri R : Prediksi Erosi pada Lahan Pertanian di Sub DAS Krueng Simpo dan pendangkalan badan sungai, saluran irigasi, rawa dan hilir (off site). Penggunaan lahan di Sub DAS Simpo terdiri dari kebun campuran 8.50 ha, tegalan 6,9 ha, hutan 0.9 ha, sawah 5,5 ha, semak belukar.656 ha. Pemanfaatan lahan secara intensif dan tidak disertai penerapan teknik konservasi tanah dan air (KTA) merupakan penyebab erosi pada lahan pertanian di lndonesia. Erosi telah menyebabkan degradasi lahan mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Saat ini di lndonesia telah terjadi penurunan kualitas lahan diberbagai daerah aliran sungai (DAS) yang diindikasikan oleh perluasan kerusakan lahan dan siklus hidrologi DAS. Fenomena kerusakan lahan juga terjadi di Sub DAS Krueng Simpo hal ini disebabkan pemanfaatan lahan dikawasan ini untuk pertanian tidak mempertimbangkan kaidah Konservasi Tanah dan Air. Padahal berdasarkan hasil penelitian Fitri (00), faktor penghambat utama kemampuan lahan di Sub DAS Krueng Simpo untuk pengembangan pertanian adalah kemiringan lereng yang tergolong datar hingga bergelombang (5%). Masyarakat wilayah Sub DAS Krueng Simpo dalam penggunaan lahan umumnya tanpa perlakuan teknik konservasi yang memadai baik dari segi pola tanam maupun cara bertaninya sehingga menyebabkan terjadinya erosi. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan mengenai pemeliharaan sumberdaya lahan mengakibatkan teriadinya degradasi serta menurunnya produktivitas lahan yang diusahakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fitri (00) yang mengemukakan bahwa akibat rendahnya produksivitas lahan di Sub DAS Krueng Simpo menyebabkan pendapatan petani di wilayah ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. Menurut BPS Bireuen (008) pendapatan rata-rata petani hanya Rp 7.00.000/keluarga/tahun dan jumlah penduduk miskin didaerah inimencapai 40% (BPS Bireuen 008). Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi erosi dan Etol pada setiap unit lahan di Sub DAS Krueng Simpo yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. 97

J. Hidrolitan. Vol. : : 96-0, 0 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Sub DAS Krueng Simpo Provinsi Aceh. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni Sampai Desember 0. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat peralatan survei tanah (bor tanah, GPS dan abney level) sedangkan bahan yang digunakan adalah peta-peta (peta tanah, peta rupa bumi dan peta penggunaan lahan). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang pertama tahap persiapan yang meliputi pengumpulan data sekunder yang diperlukan, penyiapan dan ground check peta unit lahan untuk menentukan unit lahan pengamatan. Peta unit lahan diperoleh berdasarkan tumpang tindih peta tanah, peta lereng dan peta penggunaan lahan. Tahapan Kedua pengumpulan data meliputi survei tanah bertujuan untuk mengumpulkan data kualitas tanah melalui, pengamatan lapangan dan pengambilan contoh tanah. Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer berupa data sifat-sifat (karaktersitik) lahan yang terdiri atas kemiringan lereng, panjang lereng, penggunaan lahan, kedalaman dan struktur tanah (pengamatan di lapangan); berat volume tanah, tekstur tanah (4 fraksi), permeabilitas, kandungan C-organik (analisis contoh tanah di laboratorium). Tahapan ketiga analisis di laboratorium yaitu analisis tanah serta interpretasi data karakteristik lahan dan erosi pada setiap unit lahan. Data karakteristik lahan digunakan untuk menghitung nilai kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas), faktor lereng (LS), prediksi erosi (Universal Soil Loss Equation USLE yang dikemukakan oleh Weischmeir and Smith, 978) dan Etol (persamaan Wood and Dent, 98). Erosi dan Etol yang diperoleh pada setiap unit lahan (lahan pertanian) di Sub DAS Krueng Simpo di analisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data tanah dari setiap unit lahan kawasan Sub DAS Krueng Simpo mempunyai tingkat kepekaan erosi (erodibilitas) tanah yang tergolong rendah hingga agak tinggi Tabel. 98

Tabel. Nilai Erodibiltas Tanah (K) pada Lahan Pertanian di Sub DAS Krueng Simpo No Unit Lahan Pasir Halus (%) Debu (%) Liat (%) Bahan Organik (%) Lahanpertanian Kode Struktur Tanah Kode Permeabilitas Tanah Nilai M Nilai K 4 5 6 7 8 (LP) 4 (LP) 9 (LP5) 5(LP6) 8(LP7) (LP8) (LP) 5 (LP9) 9,9 9,08,9 8,49,0 7,4 8,04 4,94 5,44 4,5 4,60,58 69, 8,78 50,8 4, 8,4 6,7 4,5,9 4,7 9,6 6,77 6,7,6,40 6,48 4,,57,76 6,65,4 4 4.9,8.878,9 4.86,50.784,95 6.5, 4.74,65 5.00,9.6,8 0.6 0. 0, 0, 0,4 0,6 0,5 0,8 Hutan 9 0 6 4,98 6,5 40,6 4,59 9,7 5,9 9,08,40 4 4.,8 4.079,6 0,9 0,8 Semak Belukar 4,8 54,89 9,45,7 6.08,4 0,44 99

J. Hidrolitan. Vol. : : 96-0, 0 Berdasarkan data curah hujan dari Badan Meteorogi Geofisika Malikussaleh tahun 998 007, didapat nilai erosivitas di Sub DAS Krueng Simpo adalah 694,08. Nilai kepekaan erosi (erodibilitas) tanah mengakibatkan erosi yang terjadi pun bervariasi pada setiap unit lahan pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa pada lahan usahatani yang monokultur terdapat erosi yang lebih besar daripada erosi yang ditoleransikan dibandingkan dengan lahan usahatani yang ditumpang sari dengan tanaman semusim atau dengan sistem agroforestry. Sistem tumpang sari yang disertai dengan pemupukan dan teras gulud sehingga dapat pula menurunkan aliran permukaan dan erosi masing-masing 65% dan 45% (Juarsah, 008) sedangkan sistem agroforestry juga merupakan salah satu alternatif SPK yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan sekaligus menyediakan jasa lingkungan seperti pengendalian erosi dan memelihara fungsi hidrologis DAS (Joshie et al., 006; Akiefnawati et al., 008; Junedi, 00). Nilai prediksi erosi yang didapat lebih besar dari nilai ETol disebabkan oleh faktor lereng yaitu lereng yang bergelombang. Semakin bergelombangnya lereng mengakibatkan kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga kekuatan mengangkut partikel-partikel tanah juga meningkat. Faktor lain yang mengakibatkan nilai prediksi erosi aktual lebih besar dari nilai ETol adalah penggunaan lahan yang tidak disertai dengan teknik konservasi yang memadai seperti pergiliran tanaman, pemakaian tanaman penutup tanah, pengolahan tanah minimum, penggunaan mulsa atau kombinasi dari teknik-teknik konservasi. Berdasarkan Tabel penggunaan lahan yang hanya disertai dengan agroteknologi tradisional tanpa teknik konservasi menunjukkan bahwa nilai prediksi erosi pada (LP,LP5,LP6,LP7,LP8) yang didapat lebih besar dari nilai (ETol). Untuk itu diperlukan penyempurnaan, perubahan pola tanam dan penerapan agroteknologi alternatif untuk memperkecil nilai prediksi erosi yang akan terjadi sedangkan penggunaan lahan semak belukar (unit lahan 4) dengan topografi datar (-8%), maka penggunaan lahannya diarahkan untuk padang penggembalaan serta 00

Fitri R : Prediksi Erosi pada Lahan Pertanian di Sub DAS Krueng Simpo Tabel. Prediksi Erosi dan ETol pada Berbagai Pola Tanam dan Agroteknologi di Sub DAS Krueng Simpo Unit Lahan PolaTanam R K dan agragroteknologi LS C P Prediksi Erosi ton/ha/thn) Etol (ton/ha/thn) LP+ATTK 694.08 0.5. 0.40.00 90,9,80 LP+ATTK 694,08 0,6 0,4 0,0,00 5,5 7,49 4 LP+ATTK 694,08 0, 0,4 0,0,00 9,64 8,80 5 LP4+ATTK 694,08 0,8 0,40 0,0,00 5,55 4,96 9 LP5+ATTK 694,08 0, 0,8 0,40,00 50.08 9,86 4 Semak Belukar 694,08 0,44 0,5 0,0,00.90 9,0 5 LP6+ATTK 694,08 0, 0,8 0,0,00 9,75,80 6 Hutan 694,08 0,8,06 0,005,00,56 0,50 8 LP7+ATTK 694,08 0,4,06 0,0,00 58,76 6,98 LP8+ATTK 694,08 0,6,04 0,0,00 7,54,80 Hutan 694,08 0,9,6 0,005,00 0,70 7.80 Keterangan: P:Pinang Monokultur (5 batang 80% lahan), LP: (Pinang 440 batang 60% lahan) + (Kakao 5 batang 0% lahan), LP: (Pinang 440 batang 60% lahan) + (Pisang 40 batang 0% lahan), LP4: (Pinang 56 batang 40%lahan) + (Kakao 5% 0% lahan) + (Pisang 40 batang 0% lahan), LP5: (Pinang 440 batang 60% lahan) + (kedelai 0% lahan), LP6: (Pinang 56 batang 40% lahan) + (Kakao 5 batang 0% lahan) + (Kedelai 0 % lahan), LP7: (Pinang 56 batang 40% lahan) + (Pisang 40 batang 0% lahan) + (Kedelai 0% lahan), UT8: (Pinang 0 batang 0% lahan) + (Kakao 0 batang 0% lahan) + (Pisang 5 batang 0 % lahan) + (Kedelai 0% lahan),. AT=Agroteknologi Tradisional Tanpa Konservasi. penggunaan lahan hutan tetap dipertahankan penggunaannya sebagai hutan. Erosi yang lebih besar dari Etol pada lahan pertanian di Sub DAS Krueng Simpo dapat dikendalikan agar tidak semakin menurunkan produktivitas tanaman. Pengendalian erosi pada lahan pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pertanian konservasi (SPK). KESIMPULAN Penggunaan lahan pertanian di Sub DAS Krueng Simpo telah menyebabkan erosi pada lahan pertanian monokultur (90,9 ton/ha/tahun) telah melebihi Etol (.80 ton/ha/tahun). Oleh sebab itu penyempurnaan, perubahan pola tanam dan penerapan agroteknologi alternatif untuk memperkecil nilai prediksi erosi yang akan terjadi serta menerapkan sistem pertanian konservasi (SPK). SARAN Diperlukan dukungan dan kebijakan pemerintah kabupaten Bireuen dalam rangka penerapan sistem pertanian konservasi untuk 0

J. Hidrolitan. Vol. : : 96-0, 0 memperkecil nilai erosi pada Sub DAS Krueng Simpo. DAFTAR PUSTAKA Arsyad S., 000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Cetakan Ke Tiga. Gedung Lembaga Sumberdaya Informasi Lt. Kampus Darmaga, Bogor Asdak C. 00. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Asdak C. 995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bireuen.008. Bireuen Dalam Angka. Bireuen. [BPDAS Krueng Aceh] Balai Pengelolaan DAS Krueng Aceh. 005. Database dan inforfasi kegiatan rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial. [BPDAS Krueng Aceh] Balai Pengelolaan DAS Krueng Aceh. 008. Database dan inforfasi kegiatan rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial. [Dishut] Dinas Kehutanan Provinsi Aceh. 007. Statistik Kehutanan Aceh. Dinas Kehutanan Provinsi Aceh. Aceh [Ditjen RRL] Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. Departemen kehutanan. 999. SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No 84/Kpts-II/999 tentang Penerapan Urutan DAS Prioritas. Ditjen RRL Departemen Kehutan RI. Jakarta. [Ditjen RLPS], Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial 007. Data Lahan Kritis Nasional. Departemen Kehutan RI. Jakarta. [Ditjen Sumberdaya Air] Direktorat Jenderal Sumberdaya Air Departemen Pertanian. 004. Sebanyak 65 DAS dalam kondisi semakin kritis. Harian Kompas tanggal 0 Agustus 004. Hal 5. Jakarta. Sinukaban, N. 007. Peran Konservasi Tanah dan Air dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Dalam Bunga Rampai Konservasi Tanah dan Air. F. Agus, N. Sinukaban, A. Ngaloken Gintings, H. Santoso, dan Sutadi (ad)b007. Pengurus Pusat Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia Jakarta, hal: 5-4. Sitorus, S.R.P. 985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito, Bandung. Wischmeier, W.H. and D.D Smith. 978. Predicting Rainfall Erosion Losses A Guide to Conservation Planning. USDA Agric. Handbook. No. 58: 57. 0