TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

2016 PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba modern ini, kecenderungan pola makan yang serba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan yang serba instan. Sayangnya pengkonsumsian makanan. sehingga berakibat terjadinya penumpukan lemak.

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gaya makanan junk food dan fast food yang tren di tengah masyarakat.

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bekatul di Indonesia sangat melimpah, mengingat bangsa. Indonesia merupakan negara agraris. Setiap tahun Indonesia mampu

PENGARUH PERASAN KENTANG (Solanum tuberosum. L ) SEBAGAI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 12 No. 2 Desember 2008

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Serat dibutuhkan untuk mendukung tingkat kesehatan yang optimal. Serat merupakan komponen makanan yang penting terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman modern, terapi herbal kembali

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L)

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tanaman obat dan produk-produk alam yang termasuk

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut adalah melalui usaha peternakan ayam pedaging. Ayam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an telah di tuliskan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan adanya perubahan zaman di kota-kota besar yang berpengaruh pada pola hidup dan pola makan masyarakat yang kurang sehat yaitu makanan yang mengandung lemak jenuh (LDL) seperti makanan yang digoreng, jeroan, daging, kolesterol tinggi dan mengandung pengawet serta kurang serat yang menjadi makanan banyak digemari oleh masyarakat. Sehingga tanpa disadari lama-kelamaan kandungan lemak akan menumpuk dan menyebabkan kolesterol tinggi. Selain itu, kurangnya aktifitas fisik akan menyebabkan bertambahnya penimbunan lemak di dalam tubuh (Anies, 2015). Tersedianya makanan yang cepat saji (fast food) juga menimbulkan pola masyarakat yang konsumtif. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak kadar kolesterol tinggi menyebabkan tingkat presentasi berbagai penyakit yang akan timbul semakin tinggi. Tingginya kadar lipid didalam tubuh dapat disebabkan oleh sintesis kolesterol dan penyerapan kolesterol yang tinggi akibat asupan yang tidak seimbang (Graha et al., 2013). Kolesterol yang tertimbun dalam tubuh merupakan salah satu pemicu penyakit jantung koroner (Anies, 2015). Dampak dari meningkatnya kadar kolesterol total di dalam darah manusia yang melebihi batas normal akan menimbulkan penyakit salah satunya yaitu hiperlipidemia. Pada manusia, nilai profil lipid darah normal untuk kolesterol total adalah di bawah 200 mg/dl, LDL di bawah 130 mg/dl, HDL di atas 45 mg/dl dan trigliserida di bawah 200 mg/dl (Connor, 1989). Adapun pada hewan perlakuan yaitu mencit (Mus musculus L.) memiliki kadar kolesterol total dalam keadaan normal yaitu 26-82 mg/dl, maka diatas angka tersebut dapat dikatakan hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah suatu kondisi dimana kadar lipid didalam darah dalam keadaan berlebih yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol, trigliserida atau keduanya di dalam darah (Polychronopoulos et al.,

2 2005). Makanan diet tinggi lemak merupakan salah satu faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap hiperlipidemia (Sharper, 1987). Pada umumnya masyarakat mengobati hiperlipidemia dengan mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung bahan kimia yang cukup mahal misalnya simvastatin dan atorvastatin, karena beberapa bahan baku maupun obat masih diimpor (Sutioso, 2012). Untuk itu upaya pencegahan hiperlipidemia dapat dengan mengkonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan yang diutamakan untuk memelihara kesehatan dan penyakit menahun (kronis) yang tidak dapat disembuhkan oleh obat sintetik. Oleh karena itu, memerlukan kombinasi antara obat sintetik dengan mengkonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan yang berkhasiat (Dalimartha, 2001). Dalam upaya menurunkan keadaan hiperlipidemia, pengurangan dalam mengkonsumsi lemak dan kolesterol secara ketat tetap tidak akan memberikan pengaruh secara signifikan ke keadaan normal seiring dengan pertambahan usia. Maka, salah satu upaya dalam menurunkan kadar kolestrol di dalam darah yaitu dengan mengkonsumsi serat pangan (dietary fiber). Serat pangan merupakan salah satu komponen penting makanan yang sebaiknya ada dalam susunan diet seharihari dan dengan mudah didapatkan dari buah-buahan atau sayuran. Serat pangan sendiri sudah banyak digunakan dan direkomendasikan untuk menjaga konsentrasi kolesterol darah agar tetap normal (Andreson et al., 2009). Serat pangan merupakan bagian tanaman yang dapat dimakan meliputi polisakarida, oligosakarida, lignin dan zat tumbuhan lainnya (American Assosiation of Cereal Chemicts (AACC), 2001; Mongeau, 2003). Serat pangan terbagi dalam dua kelompok, yaitu serat pangan tidak larut (Insoluble Dietary Fiber, IDF) dan serat pangan larut (Soluble Dietary Fiber, SDF). Kedua jenis serat sama-sama penting bagi kesehatan pencernaan, dan mencegah kondisikondisi seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan konstipasi (sembelit). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pangan terutama serat pangan larut dapat mengikat pengeluaran asam empedu sehingga mengurangi kolesterol total dan LDL (Story et al., 1997). Serat pangan larut merupakan serat yang larut didalam air yang dapat membentuk gel untuk memperlambat pencernaan dalam menunda pengosongan

3 perut dan membuat merasa kenyang. Pengosongan lambung yang lambat juga dapat mempengaruhi kadar gula darah dan memiliki efek menguntungkan pada sensitivitas insulin, yang dapat membantu mengendalikan diabetes. Serat larut juga dapat membantu menurunkan kolesterol LDL darah karena mengganggu penyerapan kolesterol makanan. Oleh karena itu serat larut dapat membantu mencegah penyakit jantung. Serat yang larut dapat diperoleh dari pektin, karagen, dan gum yang berasal dari kacang-kacangan, biji-bijian, umbi-umbian buahbuahan dan sayuran. Serat pada karagenan sendiri meningkatkan konsentrasi HDL dalam serum darah dan konsentrasi kolesterol feses (Hernawati et al., 2013). Serat tidak larut adalah serat makanan yang tidak larut dalam air yang dianggap sebagai serat yang menyehatkan usus. Serat ini tidak larut dalam air, karena melewati saluran pencernaan relatif utuh, dan mempercepat perjalanan makanan dan limbah melalui usus. Serat tidak larut sangat bermanfaat bagi tubuh karena membantu melancarkan buang air besar sehingga mengurangi konstipasi dan diare serta membantu menghilangkan toksin (racun) dari usus besar, dan mengurangi resiko kanker usus besar karena serat tak larut membantu mempertahankan ph usus (Hernawati et al., 2013). Serat tidak larut dapat diperoleh dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang terdapat pada serelia, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan (Carvalho et al., 2009). Sumber serat pangan yang menarik untuk dikaji peranannya dalam memperbaiki kadar lipid darah pada hewan penelitian adalah buah nanas. Tersedianya bahan baku yang mudah di dapat yaitu buah nanas dapat mengurangi biaya untuk membeli obat-obatan yang mahal ataupun yang diimpor tersebut. Buah nanas diketahui mampu mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi kadar kolesterol sehingga dapat mencegah stroke, efek diuretik, dapat mengurangi demam dan mempercepat pengeluaran racun, serta mempercepat penyembuhan luka. Nanas juga merupakan sumber oksidan alami yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi penyakit dan meningkatkan kosentrasi leukosit. Selain itu, di dalam buah nanas juga mengandung serat yang dapat diambil ekstraknya serta dimanfaatkan untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Fujianti, 2008).

4 Berdasarkan nilai ekonomi menunjukkan bahwa pemanfaatan nanas sebagai makanan konsumsi maupun olahan begitu besar jumlahnya. Buah Nanas (Ananas comosus (L.)Merr) adalah salah satu buah tropis yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dengan produksi ketiga terbesar di dunia setelah pisang dan jeruk. Nanas sangat bermanfaat bagi tubuh terutama dalam mengurangi lemak pada tubuh. Salah satu pemanfaatan buah nanas adalah sebagai bahan pakan ternak contohnya mencit jantan (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan. Dalam buah nanas terkandung Vitamin C, Vitamin A, fosfor, besi, Vitamin B1, Vitamin B2, niacin dan serat. Cara yang sering digunakan oleh masyarakat dalam mengkonsumsi nanas untuk membantu menurunkan kadar koleterol total dan trigliserida darah adalah dengan cara dibuat minuman seperti jus, perasan air nanas atau dikonsumsi langsung sebagai buah segar (Dewi et al,. 2012). Induksi diet tinggi lemak dan kolesterol merupakan salah satu penyebab hiperlipidemia. Oleh karena itu hal tersebut perlu dikaji karena pengaruh dari serat pangan pada penurunan kadar lipid darah. Dengan mengkonsumsi makanan cukup serat akan menurunkan kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah, terutama apabila dikonsumsi secara terus menerus. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kandungan serat dari macam-macam buah ataupun sayuran mampu menurunkan kadar kolesterol. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Serat Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Terhadap Perbaikan Kadar Lipid Serum Darah Mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster Jantan Hiperlipidemia. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh serat buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) terhadap perbaikan kadar lipid serum darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan hiperlipidemia? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

5 1. Bagaimanakah pengaruh serat buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida dalam serum darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan hiperlipidemia? 2. Pada konsentrasi berapakah serat buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) yang tepat untuk memperbaiki kadar lipid (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida) serum darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan hiperlipidemia? C. Batasan Masalah Penelitian Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hewan penelitian yang di beri perlakuan adalah mencit (Mus musculus L.) galur Swiss Webster jantan hiperlipidemia dewasa dengan rentang berat badan 31-36 gram. 2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan serat adalah buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) yang dibuat menjadi tepung nanas. 3. Pengukuran parameter yang diteliti pada mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss Webster diambil dari sampel serum darah. 4. Parameter pengukuran kadar lipid serum darah yang diukur adalah kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida. 5. Penambahan pakan diet tinggi lemak yang digunakan bertujuan untuk menginduksi kadar lipid pada mencit. 6. Penentuan pemberian konsentrasi serat dari buah nanas yang diberikan kepada kelompok perlakuan dengan dosis 15%, 30%, dan 45% yang dicampurkan ke dalam 100 gram pakan berlemak (Hernawati, 2014). 7. Reagen yang digunakan untuk pengujian parameter pengukuran kadar lipid pada spektrofotometer adalah Cholesterol Oxidase Paraaminophenazone (CHOD-PAP), Triglycerides, dan HDL-CHOLESTEROL (PTA) dari Biolabo. D. Tujuan Penelitian

6 Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serat buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) terhadap perbaikan kadar lipid serum darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan hiperlipidemia. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi tentang kandungan serat yang terdapat pada buah nanas menjadi suatu produk yang bermanfaat untuk memperbaiki kadar lipid darah di dalam tubuh. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi serat yang dihasilkan nanas sebagai penurun kolesterol alami. Masyarakat diharapkan memahami keberadaan kolesterol dalam tubuh dengan jumlah tinggi dapat berakibat buruk. F. Asumsi Penelitian Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Serat larut yang dikonsumsi dari jus buah nanas dapat menurunkan kadar kolesterol total darah kelinci hiperkolestrolemia (Zuhrawati, 2014). 2. Serat pangan sudah banyak digunakan dan direkomendasikan untuk menjaga konsentrasi kolesterol darah agar tetap normal (Andreson et al., 2009). 3. Pemberian pakan diet tinggi lemak ditambah dengan jus buah yang mengandung vitamin C pada tikus putih (Rattus norvegicus) mampu menghambat kenaikan kolesterol dan menghambat penurunan HDL dan LDL (Murini et al.,2011). G. Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini yaitu serat buah nanas dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan meningkatkan HDL dalam serum darah mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan hiperlipidemia. H. Sistematika Penulisan

7 Sistematika penulisan hasil penelitian dalam skripsi ini terdiri dari bab satu sampai dengan bab lima dengan penjelasan sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Kandungan yang terdapat di bab satu merupakan hasil pemaparan konteks penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian ini, dijelaskan latar belakang mengenai topik dan materi yang akan diteliti dalam penelitian secara lebih luas dan mendalam. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Berisi kajian pustaka dalam skripsi yang memberikan konteks yang jelas terhadap permasalahan yang diangkat pada penelitian ini. Dengan adanya kajian pustaka, dapat ditunjukkan the state of the art dari teori yang sedang dikaji dan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. BAB III: METODE PENELITIAN Dalam bab tiga, dijelaskan bahwa penulis merancang alur penelitian yang dimulai dari tahap pra-penelitian, tahap penelitian, hingga tahap pasca penelitian. Secara umum akan disampaikan pola paparan yang digunakan dalam menjelaskan bagian metode penelitian dari penelitian ini. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi dua hal yang utama, yaitu hasil penelitian berdasarkan pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan yang disajikan penulis terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Kesimpulan yang disampaikan menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.