RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TUJUAN, STRATEGI, DAN SASARAN UTAMA

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggarakan layanan kesehatan di Indonesia tantangannya sangat berat

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

B A B P E N D A H U L U A N

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Daftar Isi. Bab 1 : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROGRAM KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV P E N U T U P

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Jenis penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang secara khusus

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEBO

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Pendidikan & Promosi Kesehatan

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAH. 1. Pengelolaan survailans epidemiologi kejadian luar biasa skala nasional.

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN ANGGARAN 2016

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 B. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KESEHATAN

B. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LAKIP Dinas Kesehatan Kota Prabumulih Tahun 2016

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Urusan Pemerintahan Organisasi : ( 102 ) : ( 0101 ) Triwulan. Lokasi. Sumber. Uraian. Kode. Kegiatan. Dana I II ,557,750

KATA PENGANTAR. Balikpapan, 8 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Dr. Balerina JPP, MM NIP

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

Pengertian SKN. Maksud dan Kegunaan SKN 28/03/2016. BAB 9 Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN 2005 2009

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI [Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP(K)] NOMOR 331/MENKES/SK/V/2006 RENCANA STRATEGI DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN 2005 2009

PENDAHULUAN (1) Undang undang Nomor 25 Tahun 2004, Departemen Kesehatan Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005 2009. Renstra Departemen Kesehatan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1274/MENKES/SK/VIII/2005 tanggal 17 Agustus 2005. Dalam upaya menanggulangi masalah kesehatan dan menghadapi tantangan, Depertemen Kesehatan juga telah menata kembali organisasi dan tata kerjanya yang baru ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005. Renstra Departemen Kesehatan yang telah ditetapkan tanggal 17 Agustus 2005 diadakan perubahan sesuai dengan keperluannya.

PENDAHULUAN (2) Penyesuaian Renstra Departemen Kesehatan dilakukan melalui empat tahap lokakarya. Lokakarya Tahap I (Mind Setting), Lokakarya Tahap II (Building Shared Vision, Mission, and Values), Lokakarya Tahap III dan IV (Strategy Breakthrough). Lima pendekatan yang dipergunakan dalam penyesuaian Renstra Departemen Kesehatan (1) pendekatan politik, (2) pendekatan teknokratik, (3) pendekatan partisipatif, (4) pendekatan atas bawah (top down), (5) pendekatan bawah atas (bottom up). Renstra Departemen Kesehatan yang telah disesuaikan akan menjadi acuan dalam penyusunan : 1. Rencana Aksi masing masing Unit Utama Depertemen Kesehatan. 2. Rencana Kerja dan Anggaran Departemen KEsehatan tahun 2007, 2008 dan tahun 2009.

ISU STRATEGIS (1) 1. Derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna, tetapi beberapa indikator kes masih perlu ditingkatkan. 2. Indonesia juga mengalami beban ganda dalam pembangunan kesehatan. 3. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai subyek pembangunan kesehatan. 4. Berbagai lingkungan strategis baik internal maupun eksternal termasuk globalisasi, masih kurang mendukung pembangunan kesehatan.

ISU STRATEGIS (2) 5. Upaya pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal. 6. Sistem perencanaan dan penganggaran Departemen Kesehatan belum optimal. 7. Standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan dirasakan masih kurang memadai, baik jumlah maupun kualitasnya. 8. Peran Departemen Kesehatan sebagai pelaksana dan sebagai penggerak/fasilitator pembangunan kesehatan masih terbatas.

VISI MASYARAKAT YANG MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

MISI MEMBUAT RAKYAT SEHAT

NILAI NILAI 1. BERPIHAK PADA RAKYAT 2. BERTINDAK CEPAT DAN TEPAT 3. KERJASAMA TIM 4. INTEGRITAS YANG TINGGI 5. TRANSPARAN DAN AKUNTABEL

TUJUAN (1) yang dicapai Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Perpres nomor 7 Tahun 2005). 1. Meningkatnya umur harapan hidup (66,2 tahun menjadi 70.6 tahun. 2. Menurunnya angka kematian bayi (35 menjadi 26 per 100.000 kelahiran hidup). 3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan (307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup) 4. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita (25,8% menjadi 20,0%).

TUJUAN (2) Pembangunan kesehatan berhasil guna dan berdaya guna pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan, serta pemantapan fungsi fungsi administrasi. Fungsi fungsi administrasi kesehatan (perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pertanggung jawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan).

STRATEGI (1) 1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Perlu terus dikembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) menwujudkan Desa Siaga menuju Desa Sehat. Pengembangan Desa Siaga melibatkan LSM utamanya PKK, organisasi keagamaan, dan sektor swasta. Desa Siaga ditandai oleh berkembangnya perilaku hidup bersih dan sehat, serta dikembangkan dan beroperasinya UKBM.

STRATEGI (2) 2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas Departemen Kesehatan memfasilitasi upaya revitalisasi sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien, peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Peningkatan akses dan kualitas ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundanguandangan yang memadai, penelitian dan pengembangan kesehatan.

STRATEGI (3) 3. Meningkatkan sistem surveilans,monitoring dan informasi kesehatan. Peningkatan surveilans dan monitoring dilaksanakan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaporan masalah kesehatan di wilayahnya. Dalam keadaan darurat kesehatan pengerahan anggaran dan tenaga pelaksana pada saat investigasi KLB dan respon cepat. Dikembangkan dan ditingkatkan Early Warning System dan penunjang kedaruratan kesehatan, serta dilaksanakan National Pandemic Preparedness Plan.

STRATEGI (4) 4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan Departemen Kesehatan melakukan advokasi dan sosialisasi kepada semua penyandang dana pemerintah, masyarakat termasuk swasta. Secara bertahap pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah dapat diupayakan sebesar 15% dari APBN dan APBD. Dikembangkan sistem jaminan kesehatan sosial yang dimulai dengan asuransi kesehatan penduduk miskin (Askeskin).

SASARAN UTAMA (1) 1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. a. Seluruh desa menjadi Desa Siaga. b. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. c. Seluruh keluarga sadar gizi.

SASARAN UTAMA (2) 2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. a. Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu. b. Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat berisiko tinggi terlindungi dari penyakit. c. Di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang berkompeten. d. Di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar. e. Setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya. f. Pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, Puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu.

SASARAN UTAMA (3) 3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan. a. Setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada kepala desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat. b. Setiap KLB dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat. c. Semua ketersediaan farmasi, makanan, dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat. d. Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan. e. Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia.

SASARAN UTAMA (4) 4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan. a. Pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah. b. Anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan. c. Terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.

PROGRAM (1) A. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Besih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). B. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. C. PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan di Desa.

PROGRAM (2) D. PROGRAM UPAYA KESEHATAN PERORANGAN Meningkatkan akses, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan. E. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT Menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. F. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan Balita, serta usia produktif.

PROGRAM (3) G. PROGRAM SUMBERDAYA KESEHATAN Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan termasuk SDM kesehatan lainnya, serta pemberdayaan profesi kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. H. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan kosmetika. I. PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN Mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

PROGRAM (4) J. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program pembangunan kesehatan. K. PROGRAM PENDIDIKAN KEDINASAN Meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan profesionalisme pegawai dan calon pegawai negeri Departemen Kesehatan atau lembaga pemerintahan non departemen yang berkaitan dengan kesehatan, dalam pelaksanaan tugas kedinasan yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal

PROGRAM (5) L. PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MANUSIA APARATUR Meningkatkan sistem pengelolaan dan kapasitas sumberdaya manusia aparatur sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas kepemerintahan dan pembangunan. M. PROGRAM PENYELENGGARAAN PIMPINAN KENEGARAAN DAN KEPEMERINTAHAN Membantu kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan kepemerintahan.

PROGRAM (6) N. PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR NEGARA Menyempurnakan dan mengefektifkan sistem pengawasan dan audit serta sistem akuntabilitas kinerja dalam mewujudkan aparatur negara yang bersih, akuntabel, dan bebas KKN.

KEBUTUHAN DANA INDIKATIF RENSTRA DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN 2005 2009 NO PROGRAM TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaann Masyarakat 50,000 135,000 391,000 583,000 831,000 2. Lingkungan Sehat 300,000 450,000 644,000 715,000 891,000 3. Upaya Kesehatan Masyarakat 2,000,000 2,500,000 3,795,000 5,405,000 5,865,000 4. Upaya Kesehatan Perorangan 2,500,000 4,350,000 5,940,000 6,270,000 6,600,000 5. Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat 850,000 1,700,000 2,415,000 3,162,000 3,450,000 6. Perbaikan Gizi Masyarakat 200,000 590,000 916,000 946,000 1,100,000 7. Sumberdaya Kesehatan 500,000 1,000,000 1,225,000 1,600,000 2,100,000 8. Obat dan Perbekalan Kesehatan 200,000 650,000 908,000 990,000 1,210,000 9. Kebijakan dan Manjemen Pembangunan Kesehatan 1,100,000 1,200,000 1,350,000 1,500,000 1,750,000 10. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 100,000 175,000 225,000 360,000 550,000 11. Program Pendidikan Kedinasan 15,000 15,000 30,000 35,000 55,000 12. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara 20,000 50,000 120,000 175,000 260,000 13. Pengelolaan Sumberdaya Manusia Aparatur 12,000 27,000 35,000 40,000 65,000 14. Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan 900,000 1,100,000 1,300,000 1,550,000 1,600,000 JUMLAH 8,747,000 13,942,000 19,294,000 23,331,000 26,327,000

PENILAIAN 1. Tujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan. 2. Penilaian akhir dilakukan pada tahun 2010 menilai pencapaian indikator keberhasilan Renstra yang berupa sasaran Departemen Kesehatan, sasaran keluaran dan sasaran dampak pembangunan kesehatan pada tahun 2009. 3. Perlu dikembangkan sistem pelaporan pelaksanaan yang dipadukan dengan pengembangan sistem informasi kesehatan. 4. Penilaian hasil dilakukan dalam bentuk penyusunan laporan kinerja tahunan Departemen Kesehatan.