BAB I PENDAHULUAN. Semi Tailoring merupakan salah satu teknik menjahit dimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini masih menghadapi masalah yang cukup

DAFTAR GAMBAR. 1. Sepatu Mesin Jarum Mesin Sekoci Spul Kapur Jahit Pita Ukur...

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

MODEL KERAH JAS, KERAH SETALI, KERAH FRILLS DAN JABOT SERTA CARA MEMBUAT POLANYA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diciptakan. Desain busana erat hubungannya dengan mode (fashion).

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR PEMBUATAN BUSANA IND USTRI SEBAGAI KESIAPAN MELAKSANAKAN PRAKTEK KERJA IND USTRI (PRAKERIN)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET TAILORING. 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

Briefing , 18 July 2016 Day 1-3, July 2016 Day 4, 23 July 2016

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

PANDUAN MENJAHIT MODEL-012

-2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan

Kata Kunci: Keterampilan, Menjahit, Nilai, Konstruksi Busana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan, dan saran disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya

ANALISIS KUALITAS TUGAS PRODUK SETELAN JAS PADA MATA KULIAH BUSANA TAILORING

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran

B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka bentuk garis leher dan kerah b. Identifikasi dan Penggambaran macam-macam bentuk lengan dan rok

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

BAB I PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi sesuai kejuruannya. Menurut UU Diknas pasal 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati

JOB-SHEET. A. Kompetensi: diharapkan mahasiswa dapat membuat bebe anak perempuan sesuai dengan disain

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PANDUAN MENJAHIT MODEL-001

Berbagai Model Lengan Dan cara Membuat Polanya. Oleh : As-as Setiawati

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

ANALISIS PERBEDAAN FITTING FACTOR ANTARA POLA SONNY DAN POLA PRAKTIS PADA JAS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

PANDUAN MENJAHIT MODEL-004

KETENTUAN PAKAIAN SERAGAM UNTUK SISWA SMK NEGERI 1 TANAH GROGOT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban utama pendidikan dan kependidikan yang diatur dalam undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewiyani Widayanthi, 2014 Pembuatan Alat Evaluasi Pembelajaran Praktek Busana Kerja Wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SILUET Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 48

JILID 3. Tata Busana

JILID 3. Tata Busana

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang inovatif dan kuantitatif. Pendidikan diselenggarakan berdasarkan

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

MODUL KURSUS MENJAHIT TINGKAT DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

MODIFIKASI POLA PADA TEKNIK PEMBUATAN BUSANA WANITA PAS BADAN

MEMILIH POLA BUSANA TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI TATA BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN

KODE MODUL: BUS-208C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: komponen pembelajaran antara lain : menerapkan dalam kehidupanya.

KRITERIA PENILAIAN MEMBUAT BEBE ANAK. Pencapaian Kompetensi. Sangat Baik (4) Baik (3) Kurang Baik (2) Tidak Baik (1) Sangat Baik (4) Baik (3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nindy Agustina, 2014 Manfaat hasil belajar membuat pola di atas kain sebagai kesiapan kerja di tailoring

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai pendapat

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI TATA BUSANA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.16/MEN/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

TINGKAT KESULITAN PEMBUATAN GAUN PAS BADAN

Universitas Sumatera Utara

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

TATA BUSANA SMK JILID 3. Ernawati Izwerni Weni Nelmira

Peraturan...

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ANALISIS MODEL BUSANA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

MODUL III BU 461*) Adibusana

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

100 SOAL TES PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

A. MODEL PAKAIAN DINAS. 1. PDH warna Khaki a. PDH warna khaki pria KETERANGAN :

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL...

MODEL, ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. penelitian dengan judul Manfaat Hasil Belajar Estetika dan Mode sebagai Kesiapan

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGAKT I JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. secara formal di sekolah sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk. pendidikan formal itu adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

PERSEPSI SISWI KELAS X TATA BUSANA TENTANG KOMPETENSI MEMBUAT POLA TEKNIK KONSTRUKSI DI SMKN 3 SUNGAI PENUH JULITA HARMAIDA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semi Tailoring merupakan salah satu teknik menjahit dimana pada bagian tengah muka menggunakan lining penuh, pada bagian tengah belakang menggunakan lining setengah. Busana semi tailoring dapat membentuk tubuh sipemakai menjadi lebih baik, menutupi bagian-bagian yang kurang seperti, bentuk dada dan pinggang yang terlalu kecil. Menjahit busana semi tailoring merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Pada kompetensi ini siswa belajar bagaimana cara menjahit busana semi tailoring sesuai dengan teknik yang dipelajari. Seperti halnya dalam menjahit membutuhkan keterampilan (soft skill), ketelitian, dan teknik yang tepat dimana siswa di tuntut untuk mampu memenuhi standart kompetensi yang telah ditetapkan oleh sekolah. Seperti yang dijelaskan oleh Ernawati (2008) mengemukakan bahwa dalam penguasaan teknik menjahit sangat penting karena teknik menjahit yang benar dapat mempengaruhi kualitas dari jahitan, disamping pola yang baik dan ukuran yang tepat serta menjahit dengan teknik yang tepat akan menghasilkan satu kesatuan yang baik pula. Selain ketelitian, teknik yang tepat dalam menjahit, kemampuan sangat di butuhkan dalam menjahit. Kemampuan merupakan kesanggupan setiap individu untuk menyelesaiakn pekerjaannya atau menguasai hal-hal yang ingin dikerjakan dalam suatu pekerjaan. Dalam hal menjahit, kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam menjahit busana semi tailoring adalah ketepatan menjahit lengan jas, 1

ketepatan menjahit kerah jas, ketepatan menjahit lubang kancing, dan kerapian menjahit saku passepoille serta finishing. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 02 Oktober 2015 dengan salah satu guru bidang studi Tata Busana yaitu Ibu Sri Susilawati S.Pd bahwa dalam mata pelajaran pembuatan busana wanita yaitu salah satu kompetensi dasarnya adalah menjahit busana semi tailoring. Guru bidang studi juga mengatakan, pada proses pembuatan busana Semi Tailoring terutama proses pembuatan saku passepoillle diperlukan teknik ketelitian yang tinggi serta memiliki tingkat kesulitan tertentu dibandingkan dengan saku yang lain, dan banyak siswa yang tidak bisa menerapkan itu, misalnya ukuran lidah passepoille yang tidak seimbang, pengguntingan sudut saku yang tidak sesuai polanya dan menjahit bagian sudut saku, jahitan yang berkerut karena adanya kesalahan saat menggunting sudut saku serta kurangnya pengepressan pada saku sehingga hasil jadi saku passepoille tidak sesuai dengan yang diajarkan. Berdasarkan hasil pengamatan saku passepoille pada tanggal 12 Januari 2016 dengan jumlah 10 busana semi tailoring yang telah dijahit siswa pada tahun ajaran sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Ukuran lidah passepoille tidak seimbang, pada lidah saku kurang di press, (Sumber : Dokumentasi SMK Negeri 1 Beringin) 2

Gambar 2. Jahitan berkerut pada sudut saku, keseluruhan hasil saku tidak rapi. (Sumber : Dokumentasi SMK Negeri 1 Beringin) Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa hasil jahitan siswa masih belum sesuai dengan kriteria saku passepoille yang baik dan kemampuan siswa tergolong rendah. Sehingga penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kemampuan Menjahit Saku Passepoille Sistem Porrie Muliawan Pada Busana Semi Tailoring Siswa Kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Beringin. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa kesulitan ketika menggunting segitiga pada sudut saku. 2. Siswa belum terampil dalam menjahit segitiga pada sudut saku sehingga jahitan menjadi terlipat. 3. Siswa kesulitan menentukan ukuran lebar kantong saku sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 3

4. Siswa kesulitan ketika proses menggunting saku, karena ada guntingan yang tidak sesuai dengan pola saku yang telah dibuat. 5. Siswa kesulitan pada proses menjahit lidah passepoille, karena pengguntingan segitiga pada sudut saku tidak membentuk sudut sehingga hasil jahitan menjadi berkerut. C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, serta keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti untuk meneliti secara keseluruhan permasalahan yang ada, maka perlu dibatasi pada masalah yaitu : Kemampuan hasil menjahit saku passepoille dengan sistem Porrie Muliawan pada busana semi tailoring dengan ukuran lebar 13 cm dan ukuran lidah passepoille 1 cm menggunakan bahan semiwool dengan ukuran S pada siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Beringin. D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kemampuan menjahit saku passepoille sistem Porrie Muliawan pada busana semi tailoring siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Beringin. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kemampuan menjahit saku 4

passepoille sistem Porrie Muliawan pada busana semi tailoring siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Beringin. F. Manfaaat penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas diharapkan hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa 1) Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran produktif. 2) Dapat memperluas pemahaman siswa dalam mengembangkan pembuatan busana semi tailoring. 3) Memberikan informasi tentang pentingnya mengetahui menjahit saku passepoille pada busana semi tailoring. 2. Bagi sekolah 1) Sebagai masukan bagi pihak sekolah khususnya pada jurusan Tata Busana 2) Sebagai masukan kepada guru SMK dalam proses pembelajaran terutama mata pelajaran produktif. 3. Bagi peneliti 5

1) Sebagai masukan pemikiran bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 2) Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah kemampuan menjahit saku passepoille pada busana semi tailoring. 6