BAB 10. Proteksi relay / peralatan yang digunakan tergantung pada ukuran, kepentingan dan konstruksi (tekan changer jenis) dari trafo.

dokumen-dokumen yang mirip
TRANSFORMATOR 3 PHASA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB III. Tinjauan Pustaka

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PROTEKSI RELAY

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

ANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA

1. Proteksi Generator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK

INSTRUMENT TRANSFORMERS. 4.1 Pendahuluan

4.3 Sistem Pengendalian Motor

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ISI 2.1 Termometer Bimetal 2.2 Prinsip Kerja Termometer Bimetal

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB III PENGAMAN PRIMER TRAFO DISTRIBUSI PT. PLN (Persero) AJ GAMBIR

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

Gangguan pada Sistem Distribusi Daya. (Faults)

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II LANDASAN TEORI

Pengujian Transformator

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : TRANSFORMATOR / 8 KODE / SKS / SIFAT : AK041437/ 4 SKS / PILIHAN

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA IV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan

BAB II EKSPERIMEN 2 RANGKAIAN TIGA FASA SERTA HUBUNGAN Y (BINTANG) DAN DELTA ( )

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang Masalah

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PROTEKSI TRANSFORMATOR 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN RELE DIFERENSIAL DI PLTG PAYA PASIR

JURNAL SIMETRIK VOL 7, NO. 2, DESEMBER 2017 TINJAUAN PENGAMAN GARDU DISTRIBUSI 37A TERHADAP LEDAKAN TRAFO DI SKIP DALAM PALDAM

TRANSFORMATOR TAP-CHANGER

Transkripsi:

MINGGU XII Transformer protection Types of protection Thermal Overload protection Over-flux protection BAB 10 10.1 Proteksi Transformator Transformator daya yang paling mahal yaitu elemen tunggal sistem transmisi HV. Transformer mewakili porsi terbesar investasi modal dalam transmisi dan distribusi sub stasiun. Selain itu, daya trafo memiliki dampak ekonomi yang cukup besar pada sebuah operasi jaringan listrik. Oleh karena itu, tujuan Power Engineers untuk meningkatkan keandalan operasi transformator, bermanfaat dalam pelayanan kehidupan dan mengurangi biaya pemeliharaan transformator. Transformer mengalami berbagai jenis rangkaian arus pendek, panas dan gangguan transien mekanik terjadi selama operasi switching dan kesalahan, sehingga membutuhkan isolasi selama kondisi tersebut untuk menghindari kegagalan isolasi dan abnormal pemanasan dari lilitan. 10.1 Jenis-Jenis Proteksi Proteksi relay / peralatan yang digunakan tergantung pada ukuran, kepentingan dan konstruksi (tekan changer jenis) dari trafo. a) Sekering HRC b) Proteksi arus lebih c) waktu lagging relay arus lebih d) Proteksi pentanahan e) Proteksi arde f) Buchholz relay (Gas dioperasikan perlindungan) g) Diferensial perlindungan h) Over-flux perlindungan i) Over-voltage perlindungan j) Tegangan di bawah perlindungan k) Surge perlindungan (tanduk kesenjangan dan kilat arrestors) l) Frekuensi di bawah proteksi Pada umumnya kesalahan yang terjadi di trafo daya adalah fase ke bumi, Fase ke fase, antara gilirannya yang wiring, wiring terlalu panas karena overcurrents. Penyebab lain

kegagalan transformator adalah karena pemasanan inti, minyak isolasi, tidak pantas atau tidak memadai sistem pendingin (peredaran minyak), karena perpindahan getaran mekanis pada wiring, system proteksi minyak yang rendah (diferensial) tidak bisa beroperasi untuk kesalahan yang terjadi di luar zona perlindungan perlindungan. Overload pada relay trafo disediakan sebagai cadangan untuk kesalahan di luar zona dilindungi trafo. Rincian pemiliha relay dan skema perlindungan trafo adalah sebagai berikut : a) KVA ratin b) Rasio tegangan c) jenis koneksi (bintang-delta, dll) d) Kering (resin berpakaian) atau Minyak diisi e) konservator digunakan atau tidak f) persentase Impedance g) Tekan changer tipe h) Sistem pending i) Jenis Pembumian netral (padat atau melalui resistor) j) Connected beban Sistem pelindung untuk distribusi transformer: fasa. Transformer kecil (di bawah 500 KVA): sekering HV untuk fasa netral dan fase-fault Waktu lagging relay kadang-kadang digunakan untuk overloads. Di atas 500 KVA atau transformer penting a) Kelebihan arus relay b) Arde sesaat relay Untuk upto 5 MVA transformer rating c) Perlindungan kelebihan arus d) Pembatasan arde relay Buchholz relay proteksi Over-flux Untuk transformer diatas 5 MVA rating a) Perlindungan arus lebih b) Pembatasan arde relay c) Buchholz relay d) Over-flux perlindungan e) Perlindungan diferensial f) Tekanan mendadak relay g) alarm suhu wiring Overloads (suhu) Tipe kesalahan Perlindungan peralatan yang digunakan Relay suhu overload, Temperature alarm relay

Arus berlebih Proteksi back up Relay arus lebih dengan lagging waktu Relay arus lebih dengan waktu graded Lonjatan tegangan tinggi (penerangan dan saklar) Berat kesalahan internal (phasa ke ground dan phasa ke bumi) Kegagalan insipient (rangkaian hubung singkat, insulasi breakdown winding, insulasi breakdown minyak) Kesalahan ground Fuse HRC (trafo kecil) Penerangan arrester, rod gap Kerja alarm relay buchholz Kerja alarm relay buchholz, tekanan relay dan tegangan tabung relatif Masalah relay ke bumi, Proteksi differensial Saturasi kawat magnet Relay overflux dan Relay overvoltage 10.2 Perlindungan Suhu Lebih Untuk daya transformator liquid-innersed, suhu winding hot-spot adalah faktor terpenting dalam usia transformator. Suhu insulasi minyaknya tergantung pada suhu winding, dan digunakan untuk menunjukkan kondisi operasi trafo. Batas kegagalan tempratur ini mencapai suhu kapilaritas dari insulasinya dan bahan-bahan inti dapat menyebabkan kegagalan prematur transformator. Fungsi Perlindungan Termal Fungsi perlindungan thermal (suhu) dapat dibahas dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama adalah "Mekanik", dalam bentuk sensor dan relay yang berfungsi untuk mendeteksi suhu lebih, dan mengurangi pengaruh mitigating melalui alarm dan tripping. Jenis ini meliputi fungsi perlindungan langsung sensor suhu, termal internal relay, tekanan relay, dan relay deteksi gas. Ini adalah penting untuk mencatat bahwa sensor suhu bekerja hampir secara eksklusif di atas suhu minyak. Salah satu bagian penting proteksi jenis ini adalah sistem pendingin trafo, sebagai pendinginan tetap kipas angin dan pompa yang dihidupkan oleh sensor suhu. Beberapa transformer juga menggunakan monitor suhu topoil yang mencakup kontak langsung yang dapat digunakan untuk alarm dan tripping pada suhu minyak. Kelompok kedua adalah arus lebih berdasarkan proteksi beban lebih, yang diberikan oleh sekering atau relay arus lebih. Perangkat ini beroperasi ketika arus melebihi nilai yang tidak dapat diterima pada transformator. Overload ini akan menyebabkan kenaikan suhu minyak, sehingga fungsi overload terbatas terhadap proteksi termal oleh trafo de-energizing. Fungsi suhu beban lebih yang tersedia pada proteksi modern relay numerik transformator tergantung pada implementasi relay, menggunakan beberapa kombinasi

pengukuran arus, suhu ambien, dan suhu minyak trafo untuk mendeteksi keberadaan suhu lebih pada transformator. Fungsi ini dapat menghidupkan alarm ketika terjadi suhu berlebih, sehingga melepaskan beban dari trafo, atau trafo menjadi off-line. Table 10.2 LIMIT STANDAR TEMPERATUR Kenaikan suhu rata-rata winding 65 o C di atas ambient Kenaikan suhu hot-spot 80 o C di atas ambient Kenaikan suhu cair 65 o C di atas ambient Batas suhu maksimum 110 o C Mutlak Tabel 10.2: Standar limit temperatur, kenaikan transformator 65 o C, Suhu ambient 30 ºC Jenis-jenis pengaturan minyak temperatur adalah : 60 o C Kipas angin hidup 95 o C Alarm 120 o C Trip Gambar 10.1

Pengukura Suhu Ambient Pengoperasian suhu TRANSFORMER didasarkan pada kenaikan suhu lingkungan. Model suhu minyak trafo biasanya memerlukan pengukuran suhu langsung untuk menentukan keadaan trafo. Sebagai contoh, seperti yang sebelumnya ditetapkan, temperatur minyak hot-spot tergantung pada suhu lingkungan secara langsung. Jadi keuntungan utama mengukur suhu ambient adalah meningkatkan akurasi suhu minyak berdasarkan perhitungan, dan perhitungan suhu hot-spot. Pengukuran suhu ambient dengan cara menghubungkan probe suhu ke relay. Secara tradisional probe suhu menggunakan output tranduser, tetapi dalam beberapa dapat menggunakan koneksi RTD (Resistor Suhu Detektor). Pengukuran Suhu Top-Oil Suhu Top-Oil mudah diukur. Kecocokan sensor suhu Top-Oil diinstal sebagai bagian dari sistem pendingin trafo. Sensor suhu yang sebenarnya biasanya merupakan RTD yang dipasang pada pemanas thermowell dalam satu fase dari transformator. Sensor suhu Top-Oil juga mudah untuk menginstal, seperti sensor mount ke tangki eksternal yang tersedia. Pengukuran langsung suhu Top-Oil dapat meningkatkan akurasi suhu berdasarkan fungsi proteksinya, dan meningkatkan perhitungan akurasi suhu Top-Oil. Penggunaan pengukuran suhu Top-Oil memerperlukan sebuah sensor suhu pada transformator, dengan menghubungkan alatnya ke relay proteksi transformator. Dengan instalasi trafo yang lebih baru, maka suhu topoil mungkin saja sebuah output dari kontrol pendinginan transformator. Pengukuran suhu Top-Oil hanya dapat dilakukan pada satu titik yang mengasumsikan beberapa homogenitas di antara suhu Top-Oil di dalam tangki trafo. Sehingga ini memungkin untuk menggunakan beberapa sensor untuk pengukuran suhu Top- Oil per phasa, oleh karena itu suhu per phasa transformator dapat terlindungi. Namun, Suhu Top-Oil akan identik terhadap ketiga phasa kecuali terjadi ketidak seimbangan beban secara signifikan. Pengukuran Temperatur Hot-Spot Tujuan utama dari proteksi suhu transformator adalah melindungi trafo dari dampak suhu Hot-Spot pada isulasi trafo. Oleh karena itu, penggunaan pengukuran suhu Hot-Spot adalah memberikan informasi yang paling akurat suatu proteksi transformator terhadap kondisi temperatur berlebihan, dan hanya memungkinkan untuk tujuan perlindungan saja. Kerugian terbesar metode ini adalah terdapat pada sensor suhu Hotspot. Praktisnya, sensor harus diinstal selama pembuatan transformator, sehingga sensor harus dipasang secara fisik dalam lilitan trafo pada suatu titik yang dihitung oleh transformer desainer untuk ditetapkan daerah hot-spot. Sensor suhu harus terisolasi dari listrik trafo tank dan lilitan, Biasanya snsor suhu Hot-Spot terbuat dari sensor suhu serat optik. Sensor ini dipasang untuk mengukur suhu hot-spot, untuk daya memperbesar transformer.

Indikator Suhu Winding dan Oil Indikator suhu Oil umumnya mempunyai dua jenis tipe, pertama dengan menggunakan regret stem dan jenis lainnya dengan menggunakan tabung kapiler. Keduanya dilengkapi dengan elemen penginderaan temperatur di ujung batang atau kapiler tabung. Indikator temperatur winding terdapat pada tabung kapiler dengan elemen sensing (bohlam) pada akhir tabung. Sensing elemen diapit oleh logam bola lampu, yang dipasang di saku yang disediakan di tangki atas di daerah minyak terpanas. Sebelum memasang bohlam rasakanlah dulu suhu yang ada di dalam saku, trafo minyak atau konduksi heating harus diisi ke dalam saku. Satuan kopling pada bola lampu harus dipasang erat di saku sehingga air tidak menembu saku. Tabung kapiler harus dihubungkan dan dipasangkan seperti yang telah disediakan sehingga mengurangi risiko bengkok atau dipotong. Tali plastik yang disediakan dengan masing-masing instrument untuk memperbaiki tabung. Panjang surplus tabung tidak boleh dipotong karena tekanan sistem yang seimbang akan dihancurkan. Mungkin tabung dibuat menjadi loop lebih dari 150 mm diameter dan diikat ke tangki pada posisi yang sesuai. Harus sangat hati-hati merasakan bohlam pas di saku karena kemungkinan tabung kapiler dapat membentuk tikungan tajam dan merusak instrumen. Instrumen yang dikalibrasi dan dalam keadaan apa pun, penunjuk indikator harus dipindahkan dengan tangan atau membungkuk, karena akan mengalami kerusakan permanen. Jika instrumen tidak memberikan indikasi temperatur yang benar sebagai akibat dari penanganan yang tidak tepat atau penyebab lainnya akan dikalibrasikan seperti yang diberikan dalam instrument pamflet. Suhu Indikator winding (dengan pemanas saku yang terpisah). Sensing suhu lampu ada pada akhir kapiler harus dilengkapi saku pemanas di perumahan dipasang pada penutup tangki. Dua terminal disediakan dalam perumahan yang terhubung ke kumparan pemanas saku dalam perumahan (di luar tangki) dan untuk saat ini terminal sekunder trafo dari dalam tangki. (Biasanya ini tersambung sebelum pengiriman transformator). Perumahan terisi udara dan Instrumen disimpan di kotak. 10.3 Relai Over-Flux Ketika frekwensi sistem operasi naik di atas frekwensi rarta-rata trafo, fluk magnet yang berada di dalam inti besi dan kumparan akan meningkat, dengan demikian akan memperbesar kehilangan daya (rugi) inti besi dan kumparan sehingga akan meningkatnya panas pelindung inti yang akan menekan penyekatan laminasi. Relai Over-Flux yang bekerja pada tegangan (V) / Frekuensi (F) masukan, dimana tegangan/frekuensi disuplay dari transformator tegangan dan frekwensi. Relai Over-Flux mengatur simpangan waktu yang cukup