PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu )

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran

PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI PERILAKU BULLYING TEMAN KELAS

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

PENGGUNAAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XII MIA SMA NEGERI 5 PALU. Rizki Prihatin 1 Abd.

BULLYING. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF NON-VERBAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PALU

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

JURNAL HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan oleh pernyataan Amrullah, Child Protection Program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan dan cita-cita suatu negara (Mukhlis R, 2013). Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI MANAJEMEN STRESS DALAM MEREDUKSI STRESS AKADEMIK SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 3 PASANGKAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah

Pemanfaatan Media Animasi Dalam Pembelajaran Kimia Untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

BAB I RENCANA PENELITIAN. formal, pendidikan dilakukan oleh sebuah lembaga yang dinamakan sekolah,.

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. teori yang dikembangkan oleh Coloroso (2006:43-44), yang mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENULIS JURNAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING

BAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Perilaku Bullying dan Peranan Guru BK/Konselor dalam Pengentasannya (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMP Negeri 3 Lubuk Basung)

PEDOMAN OBSERVASI FENOMENA KORBAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DALAM DUNIA PENDIIDKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik. Banyak yang beranggapan bahwa masa-masa sekolah adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

PEDOMAN KUESIONER TERBUKA CYBER BULLYING. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KAUMANTULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Upaya Mengurangi Perundungan melalui Penguatan Bystanders di SMP B Yogyakarta

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi, karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan

I. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di

PERAN GURU BK/KONSELOR DALAM MENGENTASKAN PERILAKU BULLYING PARTICIPANT OF THE TEACHERS BK / COUNSELORS TO ALLEVIATE BULLYING BEHAVIOR

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ringan seperti mencontek saat ujian, sampai pada perkelahian

Medan, Juni (Responden) Universitas Sumatera Utara

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP KECENDERUNGAN BULLYING PADA SD PADAMU NEGERI MEDAN. Reflina Sinaga Surel:

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang diarahkan pada peningkatan intelektual dan emosional anak

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH PERILAKU BULLYING SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal small-group yang berupaya secara

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: pembelajaran, project based learning, audiovisual, hasil belajar, geografi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

PERILAKU BULLYING YANG TERJADI DI SD NEGERI UNGGUL LAMPEUNEURUT ACEH BESAR. ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH ABSTRAK

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

H, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING

2. Pendidikan Geografi, FKIP Unsyiah, 3

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain. Untuk mewujudkannya digunakanlah media

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJUAN PUSTAKA

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

Analisis Pemahaman Siswa Tentang Momen Inersia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Biromaru

Transkripsi:

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) Putri Wardhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : Media Audio Visual, Perilaku Bullying Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual terhadap perilaku bullying siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku bullying siswa sebelum maupun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual serta menjelaskan pengaruh layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual terhadap pengurangan perilaku bullying. Subjek penelitian ini berjumlah 13 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, terdapat 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 61,5% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 23,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah. Sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, terjadi pengurangan perilaku bullying fisik antara lain: 7,7% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 30,8% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 46,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah dan 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah. Hasil analisis inferensial menunjukan bahwa perilaku bullying siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual lebih rendah dibandingkan sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual. 1 Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo 39

PENDAHULUAN Masa remaja merupakan proses dimana seorang remaja sedang mencari dan menemukan jati dirinya serta lebih suka untuk melakukan aktivitas berkelompok. Dalam proses menemukan jati dirinya remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan hal - hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain salah satunya adalah dengan melakukan kekerasan. Begitu banyaknya kekerasan yang terjadi, sehingga muncul kekhawatiran bahwa kekerasan dapat dianggap sebagai suatu hal yang normal dan wajar. Kasus kekerasan pada anak di lingkungan sekolah sebenarnya sudah lama dan banyak terjadi, namun tidak mendapat perhatian bahkan terkadang tidak dianggap sesuatu hal yang serius. Kekerasan yang terjadi yaitu berupa kekerasan fisik 40 dan mental seperti perpeloncoan, bentuk intimidasi dari teman teman dan pengucilan diri. Kekerasan ini biasanya disebut dengan perilaku bullying. Bullying merupakan suatu bentuk perilaku agresif yang diwujudkan dengan perlakuan secara tidak sopan dan menggunakan kekerasan/paksaan untuk mempengaruhi orang lain. Perilaku bullying dapat mencakup pelecehan verbal, kekerasan fisik, psikologis dan cyberbullying yang dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu. Pelecehan verbal yaitu pelecehan dengan menggunakan ucapan berupa mengejek, menyebarkan gosip serta memberi julukan. Kekerasan fisik adalah perilaku bullying yang dilakukan dengan adanya sentuhan fisik seperti mendorong, menjambak, memukul, dll. Pelecehan secara psikologis adalah pelecehan yang cukup sulit untuk di deteksi karena bullying ini berupa mimik kegiatan yang secara tidak langsung diperlihatkan oleh pelaku bullying yaitu menjulurkan lidah, memandang dengan penuh ancaman, serta memandang dengan hina, sedangkan cyberbullying adalah bully yang dilakukan dengan menggunakan media dari teknologi dan komunikasi seperti sms, telepon, e-mail, facebook, twitter, instagram, dsb. Akibat dari perilaku bullying adalah anak menjadi cenderung bersifat agresif, mudah marah, memiliki toleransi yang rendah, mempengaruhi prestasi belajar di sekolah, dapat depresi tahap ringan dikarenakan rasa bersalah serta dapat masuk penjara. Jika perilaku bullying ini tidak segera ditangani, maka akan berdampak buruk bagi perkembangan anak nantinya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan layanan diskusi kelompok untuk mengetahui bagaimana tanggapan mereka serta memecahkan masalah perilaku bullying fisik di sekolah. Diharapkan dari pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi yang mengalami

masalah perilaku bullying fisik tidak akan melakukan perilaku bullying fisik lagi sehingga dapat mengurangi dampak yang terjadi dari perilaku tersebut serta siswa dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik dalam layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan secara berkelompok guna membantu siswa agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu pencapaian perkembangan siswa baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun karirnya. Pengertian diskusi kelompok memiliki beberapa pengertian dari para ahli seperti menurut Tohirin (2007:291) diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Sedangkan menurut Sukardi, D.K (2008:220) diskusi kelompok adalah suatu pertemuan dua orang atau lebih yang ditunjukkan untuk saling tukar pengalaman dan pendapat, dan biasanya menghasilkan suatu keputusan bersama. Menurut Djaramah dan Zain (dalam Febritha D, 2014 :31) bahwa media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Bullying merupakan perilaku agresif berulang yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang yang bertujuan untuk menyakiti dan mengganggu orang lain secara fisik, verbal, psikologis serta melalui media elektronik. Bullying memiliki beberapa pengertian dari para ahli, diantaranya menurut Tim Yayasan Sejiwa (2008 :2) menyatakan bahwa bullying adalah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Sedangkan menurut Rigby ( dalam Astuti, 2008:3) bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment research yaitu adanya perlakuan pada siswa yang akan menjadi pembanding, dalam pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual karena tidak semua indikator mengenai perilaku bullying mampu dikontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Sigi Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI 41

yang berjumlah 13 siswa. Pengambilan data dan pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Februari tahun 2016. Teknik pengumpulan data ini adalah angket. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (subjek penelitian) atau dikumpulkan peneliti dalam berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dalam penelitian ini adalah observasi langsung pada pelaksanaan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual serta wawancara langsung dengan guru BK. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis data deskriptif menggunakan rumus presentase ( Anas, S 2003:40) dengan menggunakan pedoman klasifikasi (Thalib, M.M. 2007). Sedangkan analisis inferensial menggunakan rumus uji-t. Untuk menentukan apakah hipotesis nol ditolak atau tidak maka hitung dikonsultasikan pada daftar nilai distribusi tabel dengan taraf signitif 95%. (α = 0,05) Jika hitung > tabel maka H 0 (hipotesis nol) ditolak, jika t hitung tabel maka H 0 diterima. HASIL Hasil Analisis Deskriptif Deskripsi data perilaku bullying Untuk mengetahui frekuensi perilaku bullying siswa SMA Negeri 5 Sigi sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, maka dibuat klasifikasi perilaku bullying siswa seperti pada tabel 1 dan 2: Tabel 1. Klasifikasi dan Persentase Perilaku Bullying Siswa Sebelum diberikan Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual. No Klasifikasi Perilaku Bullying Fisik f % 1 Sangat Tinggi 2 15,4 2 Tinggi 8 61,5 3 Rendah 3 23,1 4 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 13 100 Berdasarkan tabel 1 di atas, menunjukan bahwa dari 13 siswa yang menjadi subjek penelitian, 2 atau 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 8 atau 61,5% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 3 atau 23,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah dan tidak ada atau 0% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah 42

Tabel 2. Klasifikasi dan Persentase Perilaku Bullying Siswa Sebelum diberikan Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual. No Klasifikasi Perilaku Bullying Fisik f % 1 Sangat Tinggi 1 7,7 2 Tinggi 4 30,8 3 Rendah 6 46,1 4 Sangat Rendah 2 15,4 Jumlah 13 100 Berdasarkan tabel 2 di atas, menunjukan bahwa dari 13 siswa yang menjadi subjek penelitian bahwa 1 atau 7,7% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 4 atau 30,8% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 6 atau 46,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah dan 2 atau 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah. Deskripsi Pengurangan Perilaku Bullying Fisik Sebelum dan Sesudah Diberikan Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual. Berdasarkan klasifikasi tentang perilaku bullying siswa, maka dapat dilihat pengurangan perilaku bullying siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual pada tabel 3. Tabel 3. Deskripsi Pengurangan Perilaku Bullying Siswa Sebelum Dan Sesudah diberikan Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual. No 1 Klasifikasi PBF Sangat Tinggi 2 Tinggi Sebelum Diberikan Layanan (DKMMAV) Sesudah Diberikan Layanan (DKMMAV) Peningkatan PBF % 4, 10 10 0 0 2, 3, 5, 6, 7, 9, 12, 13 3 Rendah 1, 8, 11 4 Sangat Rendah 2, 4, 6, 9 1 7,7 3, 5, 7, 8, 12, 13 5 38,46 0 1, 11 2 15,38 Jumlah 13 13 8 61,54 Keterangan : LDKMMAV (Layanan Diskusi Kelompok dengan Menggunakan Media Audio Visual) PBF (Perilaku Bullying Fisik) 43

Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa pengeurangan perilaku bullying siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual adalah 1 atau 7,7% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi yaitu siswa nomor 4. Kemudian 5 atau 38,46% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah yaitu siswa nomor 3, 5, 7, 12 dan 13. Terdapat 2 atau 15,38% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah yaitu siswa nomor 1 dan 11. Sehingga siswa yang mengalami pengurangan perilaku bullying fisik sebanyak 61,54%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi berpengaruh terhadap pengurangan perilaku bullying fisik siswa. Analisis Inferensial Untuk menguji apakah hipotesis nol (H 0 ) ditolak atau diterima, maka hasil perhitungan (t hitung ) dikonsultasikan pada tabel t (satu ekor), dengan taraf kepercayaan 95% (ɑ = 0,05) pada derajat bebas (db) = (n 1) = (13 1) = 12. Pada tabel distribusi diperoleh nilai t tabel sebesar 1,78. Hal ini berarti nilai t hitung > nilai t tabel atau 10 > 1,78. Dengan demikian hipotesis nol (H 0 ) ditolak. Hipotesis nol (H 0 ) yang berbunyi perilaku bullying fisik siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual tidak lebih rendah dibandingkan sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku bullying siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi, sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual dari 13 orang siswa yang menjadi subjek penelitian, 2 atau 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 8 atau 61,5% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 3 atau 23,1 % siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah, dan tidak ada atau 0% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa di SMA Negeri 5 Sigi, terdapat siswa kelas XI memiliki perilaku bullying fisik yang harus segera diatasi agar tidak berdampak pada temantemannya, berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan, hukum dan norma sosial yang berlaku di lingkungan sekolah. Pengurangan perilaku bullying fisik siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual adalah 61,54%. Pengurangan tersebut terjadi dikarenakan siswa turut berperan aktif dalam pelaksanaan layanan diskusi 44

kelompok dengan menggunakan media audio visual serta mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh teman dan peneliti. Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai pengurangan perilaku bullying fisik sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata skor perilaku bullying fisik siswa sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual yaitu 38,77 sedangkan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual siswa berubah menjadi 32,77. Berarti selisih ratarata siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual yaitu 6. Siswa mengalami pengurangan perilaku bullying fisik dikarenakan adanya kesediaan siswa untuk mengikuti setiap sesi layanan dengan penuh perhatian dan antusias. Selain itu, dinamika kelompok yang dibutuhkan agar terjalin interaksi yang baik antar sesama anggota kelompok sehingga masalah perilaku bullying fisik yang dialami siswa dapat menemukan alternatif pemecahan masalahnya. Layanan diskusi kelompok ini, menggunakan media audio visual sebagai alat bantunya dan diberikan dalam bentuk video. Hal ini dikemukakan pula oleh Sanjaya (dalam Mardliyah dan Sutriswo, 2015:47) bahwa media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan sebagainya. Media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik. Pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual akan lebih menarik siswa untuk mengikutinya dan media ini dianggap lebih baik dikarenakan siswa dapat pula melihat secara langsung perilaku bullying fisik yang akan dibahas pada layanan ini. Maka dapat dikatakan bahwa salah satu alternatif dalam mengurangi masalah perilaku bullying fisik siswa di sekolah adalah dengan pemberian layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dina Afriana pada tahun 2013 yang berjudul Upaya Mengurangi Perilaku Bullying Di Sekolah Dengan Menggunakan Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014 yang menunjukan bahwa terjadi pengurangan perilaku bullying siswa di sekolah setelah mengikuti layanan konseling kelompok. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ellya Rakhmawati pada tahun 2010 dengan judul Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas VIII SMP H ISRIATI Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 45

yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku bullying siswa kelas VIII SMP H Isriati Semarang. Dapat disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok dan bimbingan kelompok cukup efektif dalam mengurangi perilaku bullying fisik siswa di sekolah. Hal ini dikarenakan ada perubahan dalam perilaku bullying fisik siswa yang sebelumnya selalu dilakukan, kini menjadi berkurang. Terlebih lagi, penggunaan media audio visual sebagai alat bantu dalam pelaksanaan layanan dapat membuat siswa melihat sendiri perilaku bullying fisik yang mereka lakukan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Perilaku bullying fisik siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual terdiri dari 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 61,5% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, dan 23,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah. 2) Perilaku bullying fisik siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual, perilaku bullying fisik siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi yaitu 7,7% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat tinggi, 30,8% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang tinggi, 46,1% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang rendah, dan 15,4% siswa memiliki perilaku bullying fisik yang sangat rendah. 3) Perilaku bullying siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi sesudah diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual lebih rendah dibandingkan sebelum diberikan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual. Saran Sehubungan dengan kesimpulan yang dikemukakan, maka saran yang dapat diberikan ialah: 1) Bagi kepala sekolah agar memfasilitasi guru pembimbing dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling agar frekuensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat lebih ditingkatkan, salah satunya yaitu layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual sehingga perilaku bullying fisik dan permasalahan lainnya di sekolah dapat segera diatasi. 2) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah agar menindak lanjuti siswa nomor 2, 6, 9, dan 10 karena perilaku bullying fisik, ketiga siswa tersebut masih berada dalam klasifikasi sangat tinggi dan tinggi. Diharapkan agar 46

guru pembimbing melaksanakan layanan konseling individual untuk mendalami masalah dari keempat siswa tersebut sehingga perilaku bullying fisik mereka mengalami pengurangan. 3) Bagi siswa kelas XI SMA Negeri 5 Sigi yang telah memiliki pengurangan perilaku bullying fisik agar terus dapat menjaga perilaku positifnya sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya. 4) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan diskusi kelompok dengan menggunakan media audio visual dengan variabel yang lain dan mengembangkan metode penelitian yang telah ada. DAFTAR PUSTAKA Afriana, D. (2014). Upaya Mengurangi Perilaku Bullying Di Sekolah Dengan Menggunakan Layanan Konseling Kelompok. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. http://jurnal.fkip.unila.ac.id Di Unduh [ 23 November 2015 ] Astuti, R.P. (2008). Indonesia. Meredam Perilaku Bullying. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Anas, S. (2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Febrita, D. (2014). Pengaruh Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Media Audio Visual Terhadap Hubungan Sosial Teman Sebaya Siswa di kelas VII SMPN 4 Kota Bengkulu. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling. Universitas Bengkulu. http://repository.unib.ac.id Di unduh [ 30 November 2015 ] Mardliyah dan Sutiswo. (2015). Upaya Meningkatkan Minat Mengikuti Layanan Informasi Bimbingan dan Konseling Melalui Media Audio Visual. Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling, Vol.1 (3). Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pancasakti Tegal. http://i-rpp.com/index.php/jptbk/article/download/334/334. Di akses [ 30 November 2015 ] Rakhmawati, E. (2010). Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Bullying pada Siswa Kelas VIII SMP H ISRIATI SEMARANG Tahun Pelajaran 2009/2010. Jurnal Penelitian PAUDIA, Vol 2 (1), Mei 2013. http://e-jurnal.upgrismg.ac.id Di unduh [ 12 November 2015 ] Sukardi, D.K. (2002). Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta. PT Rineka Cipta. Thalib, M.M. (2007). Materi Diklat PLPG Bagi Guru Pembimbing. Palu. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 25 Sulawesi Tengah. 47

Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Tim Yayasan Sejiwa. (2008). Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta. PT Grasindo. 48