Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Eksperimen di Kelas IV SDN 2 Banggai Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan wujud benda melalui metode eksperimen pada siswa kelas IV SDN 2 Banggai Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan (2) Pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pengumpulan data melalui teknik pemberian tes, wawancara, observasi dan pencatatan lapangan. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan data awal siswa yang kategori tuntas 3 orang atau presentase ketuntasan klasikal 20%. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas 8 orang presentase ketuntasan klasikal 53,3%, Sedangkan Siklus II jumlah siswa yang tuntas 14 orang, presentase ketuntasan klasikal 93,3%. Hasil aktivitas guru siklus I 55,78 % dengan kategori Sangat Kurang, hasil aktivitas siswa siklus I 68,75 % kategori kurang. Hasil aktivitas guru siklus II 75,78% dengan kategori cukup, hasil aktivitas siswa siklus II 86,25% kategori baik. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan wujud benda di kelas IV SDN 2 Banggai Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut Kata Kunci: Meningkatkan Hasil Belajar, Metode Eksperimen I. PENDAHULUAN Pendidikan adalah sangat penting bagi manusia untuk meraih kesuksesan, tanpa pendidikan negara kita tidak akan bisa maju, oleh karena itu pendidikan sangat penting bagi seluruh umat manusia. Hal yang sangat penting bagi siswa di sekolah yaitu kegiatan utama belajar. Belajar adalah suatu usaha merubah tingkahlaku orang yang belajar sehingga akan mengalami suatu perubahan. Perubahan yang dimaksud sebagai suatu akibat hasil belajar meliputi pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan sikap. 151
Hingga saat ini di SDN 2 Banggai, guru dalam mengajar masih secara informatif yaitu mengajar lebih banyak berbicara dan bercerita atau masih menggunakan metode ceramah. Sedangkan murid hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru. Guru lebih menitikberatkan pada kemampuan kongnitif saja, sedangkan psikomotor dan afektifnya kurang diperhatikan. Hal in menyebabkan kesempatan siswa untuk terlibat dalam proses belajar dan kesempatan untuk mengembangkan diri berkurang dan daya serap terhadap mata pelajaran rendah, yaitu khususnya pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan kegiatan yang terjadi selama ini guru di SDN 2 Banggai, pada mata pelajaran IPA, sampai saat ini belum menggunakan metode eksperimen. Umumnya pembelajaran materi tersebut masih menggunakan metode ceramah yang dikombinasi dengan tanya jawab dan penugasan diakhir pembelajaran. Hal ini membuat siswa cenderung menghayal, mengantuk dan bahkan bermain dengan sesama temanya sehingga mempengaruh hasil belajar siswa yang dinilai rata-rata kelas pada pelajaran terbilang rendah yakni 5,50. Hasil tersebut belum sesuai dengan standar KKM yang telah ditentukan oleh sekolah masing-masing yaitu secara individual 70% sedangkan secara klasikal 80%. Agar siswa aktif dalam mengembangkan potensinya dalam proses pembelajaran khususnya pelajaran IPA, guru perlu menerapkan metode yang tepat yaitu metode eksperimen ataupun dapat mengkombinasikan atau memadukan dari beberapa metode yang relevan saat pembelajaran berlangsung, disamping itu dapat memilih salah satu metode yang sangat tepat dalam pembelajaran yang akan disajikan, agar siswa dapat mengerti. Dalam menggunakan metode eksperimen, juga mempunyai kelebihan yaitu anak terlatih dalam menghadapi masalah, tidak mudah terpengaruh, anak lebih aktif berpikir serta dapat membuktikan sendiri kebenaranya. Metode eksperimen merupakan suatu metode pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah. Dengan metode eksperimen siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mandiri, serta meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, siswa dapat 152
membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpanya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktunya dapat digunakan lagi (Nurhadi, 2004:29). Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Perubahan Wujud Benda melalui metode eksperimen di kelas IV SDN 2 Banggai Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut. II. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Rangkaian kegiatan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman PTK. (Depdiknas, 2005:23). PTK sangat erat hubungannya dengan praktek pembelajaran yang dihadapi guru. Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan umum dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Banggai, dan rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai bulan Nopember Tahun 2014. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Banggai yang berjumlah 15 orang siswa Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap evalasi/observasi, dan 4) tahap refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 153
Gambar 1 Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005; 30) Pelaksanaan tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Masing- masing siklus akan dilaksanakan berdasarkan perubahan yang ingin dicapai. Alur prosedur pelaksanaannya sebagai berikut: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu: Tes untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan siswa selama pembelajaran IPA yang diberikan di setiap akhir tindakan (siklus). Hasil kemampuan akhir siswa dapat pula sebagai acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru/peneliti dan kepada subyek penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah di siapkan dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan aktifitas guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Wawancara dilakukan setelah evaluasi tindakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran. 154
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Ada dua jenis data yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa adalah: Daya Serap Individual DSI = X Y x 100% Keterangan: X = skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal DSI = Daya Serap Individual Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya seraf individual sekurang-kurangnya 70% (Depdiknas, 2005: 37) KBK = N S x 100% Keterangan: N = jumlah siswa yang tuntas S = jumlah siswa seluruhnya KBK= ketuntasan belajar klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase klasikal yang dicapai adalah 80% (Depdikans, 2005:37) DSK = P I x 100% Keterangan: P = Skor yang diperoleh siswa I = Skor ideal seluruh siswa DSK= Daya Serap Klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase klasikal yang dicapai adalah 70% (Depdikans, 2005:37) 155
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui tingkat kemampuan guru (peneliti) dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 2 Banggai. Kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA di Kelas IV di SDN 2 Banggai digunakan lembar observasi yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini, yang diobservasi langsung oleh Teman sejawat. Adapun hasil observasi dari kegiatan guru (peneliti). Tabel 1. Hasil Pengamatan Guru Bagian pembelajaran Apakah guru Keterangan melaksanakan 5 4 3 2 1 1. Menyampaikan salam 1 Sangat kurang awal 2. Mengabsen siswa 3. Appersepsi 4. Motivasi 5. Menuliskan materi dipapan tulis 6. Menyajikan materi tentang sifat 2 Sangat kurang benda 7. Menjelaskan materi tentang sifat inti benda secara klasikal 8. Membentuk siswa menjadi 3 kelompok 9. Membagi lembaran LKS kepada siswa 10. Guru menyuruh siswa menyiapkan bahan-bahan untuk alat eksperimen tentang perubahan sifat benda 11. Memintah siswa untuk melakukan kegiatan penggunaan media eksperimen seperti yang diperagakan oleh guru 156
12. Guru menyuruh masing-masing 1 Sangat Kurang kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan perintah dalam LKS tentang perubahan sifat benda, melalui diskusi 13. Guru meminta setiap kelompok 1 Sangat kurang mengumpulkan hasil diskusi eksperimen tentang perubahan sifat benda kepada guru 14. Guru menyuruh setiap kelompok diwakili satu orang untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas 15. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa 1 Sangat kurang 16. Mengadakan refleksi dan pengayaan 17. Membantu siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran 18. Memberi evaluasi 1 Sangat kurang 19. Memberi tugas rumah (PR) Jumlah Skor 33 Skor Maksimal 95 Persentase perolehan (33/95) x 100 34,73% % = 34,73 % (Sangat Kurang) Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas IV SDN 2 Banggai. Hal ini bisa diketahui dari 19 komponen yang diamati tidak satu pun yang bernilai kategori sangat baik, dan baik, sementara yang bernilai cukup 1, dan bernilai kurang sebanyak 12 komponen, sedangkan dalam kategori sangat kurang 6 komponen. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap pertama. Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 157
Hasil pengamatan tersebut dapat di lihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengamatan Siswa Bagian No Ciri perilaku siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar awal Inti 1 Mengucapkan salam kepada guru 2 Mengemukakan pendapat yang ditanyakan oleh guru dalam kehidupan seharihari 3 Menjawab pertanyaan yang ada kaitanya tentang materi yang akan dieksperimen 4 Menyiapkan alat peraga yang akan dipraktekan 5 Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru secara klasikal 6 Menulis nama-nama kelompok masing-masing yang telah dibagi oleh guru 7 Meletakan lembaran LKS dengan baik yang telah dibagikan oleh guru 8 Setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan perintah dalam LKS tentang perubahan sifat benda 9 Semua siswa dapat mengamati serta mempraktekan proses berlangsungnya eksperimen dengan baik 10 Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi eksperimen tentang perubahan sifat benda Hasil Pengamatan Keterangan Kategori 1 2 3 4 5 1 Sangat kurang 158
penutup 11 Masing-masing kelompok diwakili satu orang untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas 12 Siswa menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami 13 Setiap siswa menuliskan materi pelajaran yang telah disimpulkan oleh guru 14 Semua siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah diberikan oleh guru 15 Siswa mengumpulkan soal evaluasi kepada guru 16 Siswa menuliskan tugas rumah PR yang diberikan oleh guru Jumlah Skor 43 Skor Maksimal 80 Persentase perolehan (43/80) x 100 % = 53,75% (Sangat Kurang) 53,75 % Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 16 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (16 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori sangat kurang, 5 aspek yang kategori kurang, 8 aspek yang kategori cukup, 2 aspek dalam kategori baik dan tidak ada dalam kategori sangat baik. Setelah observasi dilaksanakan kemudian peneliti menemui kembali kepala sekolah untuk rencana mengadakan pra tindakan (tes awal) kepada siswa kelas IV SDN 2 Banggai. Tes awal dilaksanakan. Oleh karena peneliti adalah guru kelas IPA di kelas IV SDN 2 Banggai, maka yang dijadikan dasar penelitian ini adalah hasil ulangan harian siswa kelas IV yaitu IPA mengenai perubahan sifat benda. 159
Memperhatikan hasil observasi di atas, nyatalah produktifitas hasil belajarmengajar belum tercapai secara maksimal, dimana hanya terdapat 3 orang siswa (20%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 12 (80%) orang siswa dengan kriteria tidak tuntas. Dengan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa daya serap individu belum berjalan dengan baik dan ketuntasan klasikal dalam pembelajaran selama ini tidak tercapai dengan baik. Daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari 70% dan tercatat hanya 3 orang siswa yang memperoleh nilai ketuntasan individu di atas 60%, serta ketuntasan klasikal hanya mencapai 20%, hasil ini masih sangat jauh dari ketuntasan klasikal yang di inginkan. Berdasar atas hasil di atas, maka perlu dipikirkan konsep pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa yang bermuara pada peningkatan hasil yang akan diberikan. Pada pelaksanaan tindakan penelitian selanjutnya. Deskripsi Siklus 1 Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengamatan Guru Siklus I Bagian pembelajaran Apakah guru Keterangan melaksanakan 5 4 3 2 1 1. Menyampaikan salam awal 2. Mengabsen siswa 3. Appersepsi 4. Motivasi 5. Menuliskan materi dipapan tulis 6. Menyajikan materi tentang sifat benda 7. Menjelaskan materi tentang inti sifat benda secara klasikal 8. Membentuk siswa menjadi 3 kelompok 160
9. Membagi lembaran LKS kepada siswa 10. Guru menyuruh siswa menyiapkan bahan-bahan untuk alat eksperimen tentang perubahan sifat benda 11. Memintah siswa untuk melakukan kegiatan penggunaan media eksperimen seperti yang diperagakan oleh guru 12. Guru menyuruh masing-masing kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan perintah dalam LKS tentang perubahan sifat benda, melalui diskusi 13. Guru memintah setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi eksperimen tentang perubahan sifat benda kepada guru 14. Guru menyuruh setiap kelompok diwakili satu orang untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas 15. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa 16. Mengadakan refleksi dan pengayaan 17. Membantu siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran 18. Memberi evaluasi 19. Memberi tugas rumah (PR) Jumlah Skor 53 Skor Maksimal 95 Persentase perolehan (53/95) x 100 55,78 % % = 55,78 % (Sangat Kurang) 161
Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas IV SDN 2 Banggai. Hal ini bisa diketahui dari 19 komponen yang diamati tidak satu pun yang bernilai sangat baik sementara yang bernilai baik 3 komponen dan bernilai cukup sebanyak 9 komponen, yang kategori kurang 7 komponen dan tidak ada dalam kategori sanat kurang. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua. Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan tentang pemberian metode eksperimen siswa. Tabel 4. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I Bagian No Ciri perilaku siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar awal Inti 1 Mengucapkan salam kepada guru 2 Mengemukakan pendapat yang ditanyakan oleh guru dalam kehidupan seharihari 3 Menjawab pertanyaan yang ada kaitanya tentang materi yang akan dieksperimen 4 Menyiapkan alat peraga yang akan dipraktekan 5 Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru secara klasikal 6 Menulis nama-nama kelompok masing-masing yang telah dibagi oleh guru 7 Meletakan lembaran LKS dengan baik yang telah dibagikan oleh guru 8 Setiap kelompok melakukan eksperimen Hasil Pengamatan Kategori 1 2 3 4 5 Keterangan 162
penutup sesuai dengan perintah dalam LKS tentang perubahan sifat benda 9 Semua siswa dapat mengamati serta mempraktekan proses berlangsungnya eksperimen dengan baik 10 Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi eksperimen tentang perubahan sifat benda 11 Masing-masing kelompok diwakili satu orang untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas 12 Siswa menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami 13 Setiap siswa menuliskan materi pelajaran yang telah disimpulkan oleh guru 14 Semua siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah diberikan oleh guru 15 Siswa mengumpulkan soal evaluasi kepada guru 16 Siswa menuliskan tugas rumah PR yang diberikan oleh guru Jumlah Skor 55 Skor Maksimal 80 Persentase perolehan 68,75 % (55/80) x 100 % = 68,75 % (Kurang) Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 16 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (16 aspek) pembelajaran di atas 9 aspek yang berkategori cukup, 7 163
aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik. Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan dibandingkan dengan tes awal hasil belajar siswa, skor tertinggi di data awal 70% menjadi 80% yang tuntas di data awal 3 orang menjadi 8 orang setelah diberi tindakan pada siklus I, sedangkan daya serap klasikal dari 20% di data awal mengalami peningkatan menjadi sebesar 53,3% pada siklus 1. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan pada Siklus II sebagai berikut: 1. Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang. 3. Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan. 4. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang. Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II. Berdasarkan hasil diperoleh pada siklus satu, maka di upayakanlah perbaikan-perbaikan penerapan metode eksperimen. Meskipun hasil yang diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan nilai, namun masih di temukan beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan individu begitu pula dengan ketuntasan klasikal baru memperoleh 53,3%, seiring tindakan penelitian pembelajaran dengan metode eksperimen di lanjutkan pada siklus yang kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 5. 164
Tabel 5. Hasil Pengamatan Guru Siklus II Bagian pembelajaran Apakah guru Keterangan melaksanakan 5 4 3 2 1 1. Menyampaikan salam awal 2. Mengabsen siswa 3. Appersepsi 4. Motivasi 5. Menuliskan materi dipapan tulis 6. Menyajikan materi tentang sifat benda 7. Menjelaskan materi tentang sifat benda secara klasikal inti 8. Membentuk siswa menjadi 3 kelompok 9. Membagi lembaran LKS kepada siswa 10. Guru menyuruh siswa menyiapkan bahan-bahan untuk alat eksperimen tentang perubahan sifat benda 11. Memintah siswa untuk melakukan kegiatan penggunaan media eksperimen seperti yang diperagakan oleh guru 12. Guru menyuruh masing-masing kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan perintah dalam LKS tentang perubahan sifat benda, melalui diskusi 13. Guru memintah setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi eksperimen tentang perubahan sifat benda kepada guru 14. Guru menyuruh setiap kelompok diwakili satu orang untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas 15. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa 5 Sangat Baik 5 Sangat baik 5 Sangat Baik 16. Mengadakan refleksi dan pengayaan 17. Membantu siswa untuk 165
menyimpulkan materi pelajaran 18. Memberi evaluasi 19. Memberi tugas rumah (PR) Jumlah Skor 72 Skor Maksimal 95 Persentase perolehan (72/95) x 100 % = 75,78% 75,78% (Cukup) Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas IV SDN 2 Banggai. Hal ini bisa diketahui dari 19 komponen yang diamati tidak ada satu lagi aspek yang bernilai kurang baik sementara yang bernilai cukup 7 komponen dan bernilai baik sebanyak 9 komponen yang bernilai sangat baik 3 komponen. Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan tentang pemberian metode eksperimen siswa. Tabel 6. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Bagian No Ciri perilaku siswa dalam Hasil Pengamatan Keterangan melaksanakan kegiatan Kategori belajar 1 2 3 4 5 awal 1 Mengucapkan salam kepada guru 5 Sangat Baik 2 Mengemukakan pendapat yang ditanyakan oleh guru dalam kehidupan seharihari 3 Menjawab pertanyaan yang ada kaitanya tentang materi yang akan dieksperimen 166
Inti 4 Menyiapkan alat peraga yang akan dipraktekan 5 Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru secara klasikal 6 Menulis nama-nama kelompok masing-masing yang telah dibagi oleh guru 7 Meletakan lembaran LKS dengan baik yang telah dibagikan oleh guru 8 Setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan perintah dalam LKS tentang perubahan sifat benda 9 Semua siswa dapat mengamati serta mempraktekan proses berlangsungnya eksperimen dengan baik 10 Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi eksperimen tentang perubahan sifat benda 11 Masing-masing kelompok diwakili satu orang untuk membacakan hasil diskusi 5 Sangat Baik 5 Sangat Baik 167
penutup di depan kelas 12 Siswa menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami 13 Setiap siswa menuliskan materi pelajaran yang telah disimpulkan oleh guru 14 Semua siswa mengerjakan 5 Sangat Baik soal evaluasi yang telah diberikan oleh guru 15 Siswa mengumpulkan soal 5 Sangat Baik evaluasi kepada guru 16 Siswa menuliskan tugas 5 Sangat Baik rumah PR yang diberikan oleh guru Jumlah Skor 69 Skor Maksimal 80 Persentase perolehan 86,25% (69/80) x 100 % = 86,25% (Baik) Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 16 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (16 aspek) pembelajaran di atas tidak ada aspek yang dalam kategori kurang dan sangat kurang, 1 aspek yang berkategori cukup, 9 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan 6 aspek yang berkategori sangat baik. Dari hasil refleksi siklus I, ternyata masih ada ditemukan kekurangan, disamping kelebihan. Oleh karena itu, perlu mencoba membuat alternatif tindakan 168
untuk menutupi kekurangan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan siklus II dengan mengacu pada perbaikan kekurangan siklus I, maka dapat dikemukakan kelebihankeiebihan dari siklus II antara lain: 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa 2. Siswa sudah mulai pandai tentang pembelajaran menganalisis metode eksperimen 3. Siswa mulai pintar dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. 4. Presentase ketuntasan klasikal meningkat dari 53,3% menjadi 93,3% 5. Aktivitas peneliti dalam pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen Memperhatikan hasil yang di capai pada pelaksanaan siklus dua dimana rata-rata siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta secara klasikal sudah memberikan hasil yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan metode eksperimen ini tidak lagi di lanjutkan pada siklus berikutnya. Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I yang terdapat pada tabel 4 menunjukkan peningkatan prestasi helajar siswa terhadap mata pelajaran IPA dimana terdapat 8 oran'g anak (53,3%) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu dan masih tersisa 7 orang anak (46,7%) berada pada kategori tidak tuntas individu. Begitu pula ketuntasan klasikal mengalami peningkatan yaitu dari 20 % menjadi 53,3%, namun demikian proses pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan berhasil karena secara klasikal harus memperoleh nilai 80%. Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian siklus 2 dapat kita lihat pada tabel 3 hasil evaluasi siklus 1, hasil evaluasi siklus 2 pun menunjukkan peningkatan hasil yaitu dari 15 orang siswa didapatkan 93,3% masuk dalam kategori tuntas dari sebelumnya hanya 53,3% dan terdapat hanya 1 orang siswa (6,7%) yang tidak tuntas, serta ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 80%. Seorang anak yang belum mencapai ketuntasan individu 1orang, ini sudah menunjukkan peningkatan prestasi yang berarti, yaitu dari 53,3% ketuntasan individu pada siklus I menjadi 93,3% ketuntasan individu pada siklus 2, dengan demikian 169
siswa perlu mendapatkan bimbingan khusus untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi belajarnya yang sudah didapatkan. IV. PENUTUP Kesimpulan Penerapan metode eksperimen dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN 2 Banggai. Siklus I hasil belajar mengajar setelah di berikan tindakan meningkat menjadi 8 (53,3%) dan. Siklus II hasil belajar mengajar setelah diberikan perlakuan tindakan meningkat menjadi 14 (93,3%). Peranan metode dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan menuntun siswa supaya dapat mengetahui strategi berpikir dalam memahami suatu konsep strategi berpikir yang dihasilkan oleh siswa tersebut dapat menjadi suatu bahan masukan bagi pendidikan dalam merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya guna meningkatkan kualitas pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. G, 1997. Pengantar Evaluasi Pengajaran. STKIP Singaraja 1999. Metodologi Penelitian Pendidikan, Singaraja: STKIP Singaraja. Depdiknas.2005.Penerapan Model Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional Dimyati dan Moedjono, 1992. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Depdikbud. Hidayat, 2001. Alam Sekitar Kita 4. IPA Untuk Sekolah Dasar Kelas 6, Jakarta: Depdikbud. Nurhadi 2004. Metode Eksperimen. Jakarta: Depdikbud. Roestyah, N. K, 1991. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Reneka Cipta. Rusyan Tabarin, 1989. Proses Belajar Mengajar Yang Efektif tingkat Pendidikan Dasar, Bandung: Bina Budhaya. Soeharto, Karti, 1995.Teknologi Pembelajaran, Surabaya: Intelek Club. 170
Soetomo, 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasional. Suharsimi Arikunto, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta 171