Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Transformasi BPJS 2. September 2011

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PT ASKES (PERSERO) MENUJU BPJS KESEHATAN TAHUN OCTOVIANUS RAMBA Kepala PT. Askes (Persero) Cabang Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KESIAPAN PT. JAMSOSTEK (Persero) MENUJU BPJS KETENAGAKERJAAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENUNJUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Paham Transformasi Jaminan Sosial Indonesia

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

Marita Ahdiyana, M. Si

Hasil Diskusi Peluang dan Tantangan Daerah Menyongsong Kebijakan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. 7-8 Desember 2012 Yogyakarta

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Paham Transformasi Jaminan Sosial Indonesia

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

RENCANA PELAKSANAAN SJSN MELALUI BPJS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 pasal 3 ayat 2, dan pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang Program

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

Pengalihan JPK ke BPJS Kesehatan. Agus Supriyadi Direktur Renbang dan Informasi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Peta Jalan Menuju JAMINAN KESEHATAN NASIONAL didukung oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

Bahan Mata Acara RUPSLB Tahun 2017

PENJELASAN BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN (RUPS TAHUNAN) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 31 Maret 2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

Lampiran 1 Tabel Mortalita

TATA KELOLA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 /DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Pembangunan Nasional pada hakikatnya adalah pembangunan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Daftar Peraturan/Kebijakan di Bidang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berdasarkan Tahun (Sumber: hukumonline.com)

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

PERATURAN PELAKSANAAN (R)UU BPJS: Apa Yang Harus Dikawal? Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan kesehatan merupakan hak Konstitusional setiap warga negara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482)

Namanya saja Sistem Jaminan Sosial Nasional, padahal isinya adalah menarik iuran wajib tiap bulan dari masyarakat tanpa pandang bulu.

PT ASKES (PERSERO) MENUJU BPJS KESEHATAN TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

Bahan Mata Acara RUPSLB Tahun PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

PERKEMBANGAN ISU-ISU TERKINI PERATURAN KETENAGAKERJAAN

MAKNA TRANSFORMASI BPJS A.A OKA MAHENDRA ASIH EKA PUTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum

KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

ASURANSI KESEHATAN BANDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. 04/01/2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

LAPORAN GELADI BPJS KESEHATAN CABANG BALIKPAPAN. Disusun oleh: Yehezkiel Dwisandi Sabana ( ) SI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

Pemerintah Kabupaten Bantul DINAS SOSIAL VALIDASI DAN VERIFIKASI JAMINAN KESEHATAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN 2015 MATERI RAPAT

Dipresentasikan oleh: Dr. Theresia Ronny Andayani, MPH, Drg Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes

Transkripsi:

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS 7 September 2011 1

Pending Issues yang signifikan 1. Transformasi 2. Seleksi Dewan Pengawas dan Direksi 3. Jumlah Anggota Dewan Pengawas dan Direksi 4. Hubungan dengan Lembaga Lain 5. Sanksi 2

PENGATURAN TENTANG TRANSFORMASI 3

TUJUH PRINSIP TRANSFORMASI Sesuai RAKER PANJA RUU BPJS Tanggal 14 Juli 2011 1. Tidak boleh ada ada PHK dan tidak boleh ada pengurangan hakhak normatif dari karyawan ke-4 BUMN. 2. Tidak boleh merugikan peserta lama yang mengikuti program di ke-4 BUMN. 3. Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. 4. Satu peserta hanya membayar 1 kali untuk setiap program. 5. Pemerintah diamanatkan untuk menyelesaikan seluruh peraturan pelaksanaannya yang diperlukan terkait transformasi 4 BUMN dengan batasan waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) bulan. 6. Ada kepastian dalam investasi 4 BUMN yang saat ini sedang berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 7. Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada aset BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. 4

Transformasi BPJS 1.(1) RUU BPJS disahkan menjadi UU Ijin prakarsa pembuatan PP & Perpres terkait Perpres seleksi Dewas dan Direksi Perpres Jamkes, termasuk pentahapan kepesertaan PP PBI Nov 2011 Jan 2012 Mar 2012 Juni 2012 Penetapan alokasi penyertaan modal Pemerintah dalam APBN 2013 PT Askes selesai memilah layanan manfaat dasar & manfaat premium Penetapan daftar nominatif PBI Jamkes Penyusunan Data Terpadu Penduduk Miskin Nov 2012 Okt 2012 Sept 2012 Agst 2012 5

Transformasi BPJS 1 (2) Inisiasi perubahan: UU43/1999, UU3/1992, UU11/2009, UU Fakir miskin PP Penyertaan modal Pemerintah ke BPJS 1 Penyiapan infrastruktur BPJS1: menyusun Dbase dan kepesertaan (Sist.Inf.), dll KAP mulai mengaudit neraca penutupan PT Askes Jan 2013 Mar 2013 Apr 2013 Agst 2013 Pencabutan status badan hukum PT Askes RUPSLB PT Askes Pemilahan aset & liabilitas PT Askes terkait layanan manfaat dasar dan manfaat premium Des 2013 Nov 2013 Okt 2013 6

Transformasi BPJS 1 (3) Pengesahan neraca pembukaan BPJS 1 dan Dana Jamsos untuk Jamkes BPJS1 mulai beroperasi Pengalihan penyelenggaraan program Jamkesmas ke BPJS1 Pengalihan program, aset, liabilitas terkait layanan manfaat dasar dan karyawan dari PT Askes ke BPJS1 Komisaris dan Direksi PT Askes diangkat menjadi Dewan Pengawas dan Direksi BPJS 1 Jan 2014 PP Jaminan Kecelakaan Kerja PP Jaminan Kematian Pengesahan atas perubahan: UU43/1999, UU3/1992, UU11/2009,UU Fakir Miskin Persiapan dan pelaksanaan Program JKK dan JK oleh BPJS 1 Harmonisasi Jamkesda Persiapan dan pelaksanaan Kepesertaan anggota TNI/Polri aktif pada program Jamkes Persiapan dan pelaksanaan pengalihan program JPK Jamsostek ke BPJS 1, termasuk mulainya kewajiban menjadi peserta bagi pemberi kerja yang opting out 7

Usulan Transformasi transformasi mengacu pada tujuh prinsip sesuai dengan RAKER PANJA RUU BPJS Tanggal 14 Juli 2011 transformasi dirumuskan dalam bab ketentuan peralihan dan ketentuan penutup 8

POKOK-POKOK YANG AKAN DIATUR DALAM KETENTUAN PERALIHAN 9

Sejak ditetapkannya UU BPJS hingga BPJS I beroperasi (1) Kementerian Kesehatan tetap melaksanakan kegiatan operasional penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat; Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes tetap melaksanakan kegiatan operasional penyelenggaraan program jaminan kesehatan bagi PNS, pensiunan PNS, pensiunan TNI/Polri, veteran, perintis kemerdekaan, beserta keluarga. Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) 10

Sejak ditetapkannya UU BPJS hingga BPJS I beroperasi (2) Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia tetap melaksanakan kegiatan operasional penyelenggaraan program layanan kesehatan bagi anggotanya. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jamsostek tetap melaksanakan kegiatan operasional penyelenggaraan program jaminan pemeliharaan kesehatan, program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan kematian, program jaminan hari tua. Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) 11

Sejak ditetapkannya UU BPJS hingga BPJS I beroperasi (3) Pemberi Kerja tetap mengikutsertakan Pekerjanya dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Kewajiban Pemberi Kerja untuk mengikutsertakan pekerjanya pada program jaminan kesehatan yang timbul sejak beroperasinya BPJS 1, dilaksanakan dengan mendaftarkan pekerjanya pada program jaminan kesehatan yang dilaksanakan oleh BPJS 1. Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) 12

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(1) Menyiapkan operasional BPJS I untuk program jaminan kesehatan paket manfaat dasar bagi peserta PNS, pensiunan PNS, pensiunan TNI/Polri, veteran, perintis kemerdekaan, pekerja swasta, peserta yang termasuk dalam kategori fakir miskin dan orang tidak mampu, dan masyarakat umum lainnya; - Tidak boleh merugikan peserta lama yang mengikuti program di ke-4 BUMN. (Prinsip 2) - Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) 13

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(2) Melakukan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan jaminan kesehatan; - Tidak boleh merugikan peserta lama yang mengikuti program di ke-4 BUMN. (Prinsip 2) - Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) 14

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(3) Melakukan pemilahan program jaminan kesehatan paket manfaat dasar dan program jaminan kesehatan paket manfaat tambahan; - Tidak boleh merugikan peserta lama yang mengikuti program di ke-4 BUMN. (Prinsip 2) - Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) - Satu peserta hanya membayar 1 kali untuk setiap program. (Prinsip 4) 15

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(4) Menyiapkan pengalihan: a) program jaminan kesehatan paket manfaat dasar, aset, pegawai, serta hak dan kewajiban Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes yang terkait dengan program jaminan kesehatan paket manfaat dasar kepada BPJS I; dan b) program jaminan kesehatan paket manfaat tambahan, aset, serta hak dan kewajiban Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes yang terkait dengan program jaminan kesehatan paket manfaat tambahan kepada perusahaan asuransi milik negara; - Tidak boleh merugikan peserta lama yang mengikuti program di ke-4 BUMN. (Prinsip 2) - Ada kepastian dalam investasi 4 BUMN yang saat ini sedang berjalan sesuai dengan peraturan perundangundangan. (Prinsip 6) 16

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(5) Berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk pengalihan penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat ke BPJS I; - Tidak boleh merugikan peserta lama yang mengikuti program di ke-4 BUMN. (Prinsip 2) - Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) 17

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(6) Menyusun laporan posisi keuangan penutupan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes, neraca pembukaan BPJS I, dan neraca pembukaan Dana Jaminan Kesehatan; - Ada kepastian dalam investasi 4 BUMN yang saat ini sedang berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Prinsip 6) - Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada aset BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehatihatian. (Prinsip 7) 18

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(7) Menunjuk kantor akuntan publik untuk melakukan audit atas neraca penutup Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes, neraca pembukaan BPJS I, dan neraca pembukaan Dana Jaminan Kesehatan Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada aset BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehatihatian. (Prinsip 7) 19

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(8) Menyusun sistem dan prosedur operasi yang diperlukan untuk beroperasinya BPJS I; dan Pemerintah diamanatkan untuk menyelesaikan seluruh peraturan pelaksanaannya yang diperlukan terkait transformasi 4 BUMN dengan batasan waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) bulan. (Prinsip 5) 20

Tugas Komisaris & Direksi PT Askes sejak ditetapkannya UU BPJS hingga beroperasinya BPJS I...(9) Melakukan kegiatan lain yang diperlukan bagi: a) persiapan pengalihan: 1) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes; dan 2) Penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan; kepada BPJS I. b) persiapan penerimaan peserta baru yang berasal dari pemberi kerja dan pekerja yang belum menjadi peserta program jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dan masyarakat umum. Poses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada aset BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehatihatian. (Prinsip 7) 21

POKOK-POKOK YANG AKAN DIATUR DALAM KETENTUAN PENUTUP 22

Mulai Beroperasinya BPJS I BPJS I mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan paket manfaat dasar paling lambat pada bulan Januari 2014. Pemerintah diamanatkan untuk menyelesaikan seluruh peraturan pelaksanaannya yang diperlukan terkait transformasi 4 BUMN dengan batasan waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) bulan. (Prinsip 5) 23

Pada saat BPJS I mulai beroperasi (1) Untuk pertama kalinya, Dewan Komisaris PT Askes diangkat menjadi Dewan Pengawas BPJS I selama 2 (dua) tahun. Untuk pertama kalinya, Direksi PT Askes diangkat menjadi Direksi BPJS I selama 2 (dua) tahun. Semua pegawai Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes menjadi pegawai BPJS I. Prinsip yang diadopsi Tidak boleh ada PHK dan tidak boleh ada pengurangan hak-hak normatif dari karyawan ke-4 BUMN. (Prinsip 1) Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. (Prinsip 7) 24

Pada saat BPJS I mulai beroperasi (2) Dengan mengenyampingkan/mengecualikan ketentuan Pasal 142 ayat (2) huruf a Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan ketentuan Pasal 64 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes berdasarkan Undang-Undang ini dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS I dan aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum Dana Jaminan Kesehatan. Tidak boleh ada ada PHK dan tidak boleh ada pengurangan hak-hak normatif dari karyawan ke-4 BUMN. (Prinsip 1) Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. (Prinsip 7) 25

Pada saat BPJS I mulai beroperasi (3) Menteri Negara BUMN selaku rapat umum pemegang saham mengesahkan neraca penutup Perusahaan Perseroan (Persero) PT Askes setelah dilakukan audit oleh Kantor Akuntan Publik dan Menteri Keuangan mengesahkan neraca pembukaan BPJS I dan neraca pembukaan Dana Jaminan Kesehatan. Tidak boleh ada ada PHK dan tidak boleh ada pengurangan hak-hak normatif dari karyawan ke-4 BUMN. (Prinsip 1) Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. (Prinsip 7) 26

Pada saat BPJS I mulai beroperasi (4) Kementerian Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan program jaminan kesehatan masyarakat. Pekerja dan Pemberi Kerja yang belum menjadi peserta program jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek wajib menjadi peserta program jaminan kesehatan paket manfaat dasar yang diselenggarakan oleh BPJS I. Tidak boleh ada ada PHK dan tidak boleh ada pengurangan hak-hak normatif dari karyawan ke-4 BUMN. (Prinsip 1) Proses pengalihan aset dari 4 BUMN kepada BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. (Prinsip 7) 27

Pengalihan Program Jaminan yang Telah Ada (1) Pengalihan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian dari PT Jamsostek (Persero) ke BPJS 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pengalihan program layanan kesehatan bagi anggota TNI dan Polri dari Tentara nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia diatur dengan Peraturan Pemerintah. - Tidak boleh merugikan peserta lama yang mengikuti program di ke-4 BUMN. (Prinsip 2) - Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) - Tidak boleh merugikan peserta lama yang mengikuti program di ke-4 BUMN. (Prinsip 2) - Tidak boleh ada program untuk peserta lama yang stagnan atau berhenti. Pelayanan untuk peserta lama tidak boleh berhenti. (Prinsip 3) 28

TERIMA KASIH 29