A. Jagung BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tong kolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Dahlan, 1992 : 1-3). Budidaya atau bercocok tanam di lahan dapat melakukan dimana saja. Namun, hal itu tergantung pada jenis komoditasnya yang telah digolongkan, seperti tanaman jagung digolongkan sebagai tanaman semusim. Tanaman jagung tumbuh optimal pada daerah dengan ketinggian tempat antara 200-800 mdpl. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh tanpa naungan, dengan suhu udara berkisar 22-26 C, ph tanah 6-7 (Dahlan, 1992 : 1-3). Jagung adalah bahan makanan yang dapat kita jumpai didalam sereal. Jagung sejatinya mempunyai berbagai khasiat bagi kesehatan kita. Salah satunya yaitu jagung begitu baik didalam mengontrol diabetes. Selain itu, jagung juga berkhasiat untuk mencegah penyakit jantung, mencegah cacat tabung saraf ketika lahir, dan juga untuk menurunkan hipertensi (Dahlan, 1992 : 1-3). B. Pemasaran Pengertian pemasaran banyak didefinisikan oleh para pakar dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingin melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan produk lain (Kotler dan Amstrong, 2004 : 6). Definisi pemasaran tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut: Kebutuhan, keinginan, permintaan Produk dan jasa Nilai dan kepuasan Jual beli dan transaksi Pasar dan pemasaran
Sumber: Kotler, (1995 : 428) Gambar 1. Konsep-Konsep Pokok Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk perkembangan dan memperoleh laba (Kotler, 1997 dalam Dewi, 2011:19). Pada umumnya dalam kegiatan pemasaran, perusahaan berusaha menghasilkan laba dari hasil penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga tugas memajukan pemasaran adalah memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi (Karmini, 1999 dalam Dewi, 2011:19). 1. Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran adalah keragaman dari semua aktivitas bisnis dalam upaya menyalurkan produk atau jasa mulai dari titik produk sampai ke tangan konsumen (Khols, 2002:17). Manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran perorangan dan organisasi (Kotler, 1997 : 9). Dalam menganalisis manajemen pemasaran Khols (2002 : 21), selanjutnya mengemukakan beberapa pendekatan yang digunakan yaitu: 1. Pendekatan fungsi merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengetahui fungsi pemasaran apa saja yang dijalankan oleh pelaku yang terlibat dalam pemasaran. Fungsifungsi tersebut adalah fungsi pertukaran (pembeli dan penjual), fungsi fisik (penyimpanan, transportasi, dan pengolahan), fungsi fasilitas (standarisasi, resiko, pembiayaan dan informasi pasar). 2. Pendekatan kelembagaan merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengetahui berbagai macam lembaga atau pelaku yang terlibat dalam pemasaran. Pelaku-pelaku ini
adalah pedagang perantara yang terdiri dari pedagang pengumpul, pedagang pengecer, pedagang spekulatif, agen manufaktur dan organisasi lainnya yang terlibat. 3. Pendekatan sistem merupakan pelengkap dari pendekatan fungsi kelembagaan, untuk mengetahui aktivitas-aktivitas yang ada dalam pemasaran dan kombinasi dari fungsi pemasaran. Pendekatan ini terdiri dari the input-output system, the power system dan the communication system. 2. Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan aktivitas pemasaran, menyalurkan jasa dan produk pertanian kepada konsumen akhir serta memiliki jejaring dan koneksitas dengan badan usaha dan atau individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul sebagai akibat kebutuhan konsumen untuk memperoleh produk yang diinginkan sesuai waktu, tempat dan bentuknya. Peran lembaga pemasaran adalah melakukan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga konsumen. Nilai balas jasa tersebut tercermin pada besarnya margin pemasaran. Umumnya lembaga pemasaran dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan fungsi pemasaran yang dilakukan. Berdasarkan penguasaannya terhadap komoditi yang diperjualbelikan lembaga pemasaran dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: 1. Lembaga pemasaran yang bukan pemilik namun mempunyai kuasa atas produk (agent middleman), di antaranya: a. Perantara, makelar, atau broker baik selling broker maupun buying broker. Broker merupakan pedagang perantara yang tidak secara aktif berpartisipasi dalam melakukan fungsi pemasaran, mereka hanya berperan menghubungkan pihak-pihak yang bertransaksi. Bila transaksi berhasil dilaksanakan, broker akan memperoleh komisi atas jasa mereka. b. Commission agent, yaitu pedagang perantara yang secara aktif turut serta dalam pelaksanaan fungsi pemasaran terutama yang berkaitan dengan proses seleksi produk, penimbangan dan grading. Umumnya mereka memperoleh komisi dari perbedaan harga produk. 2. Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai produk pertanian yang diperjualbelikan, antara lain:
a. Pedagang pengumpul, penebas, tengkulak atau contract buyer,whole seller: mereka umumnya menaksir total nilai produk pertanian dengan cara menaksir jumlah hasil panen dikalikan dengan harga yang diharapkan pada saat panen (expectation price). Dalam praktek on farm bila contract buyer adalah penebas atau ijon maka setelah ada kesepakatan harga, mereka akan bertanggung jawab memelihara tanaman sampai panen selesai dilakukan. Biaya panen dibayar oleh penebas. b. Grain millers : pedagang atau lembaga pemasaran yang memiliki gudang penyimpan produk pertanian. Mereka membeli aneka produk pertanian utamanya padi dan palawija dan sekaligus menangani pasca panen c. Eksportir dan importir. 3. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai produk pertanian yang ditransaksikan: a. Processors dan manufaktur: lembaga-lembaga ini sangat berperan dalam proses tata niaga agroproduk sebab keberadaannya menjadi jaminan pasar bagi produk pertanian. Sebagai contoh dapat diamati industri-industri pangan olahan seperti produsen sari apel, buah kaleng, susu Pasteurisasi, pakan ternak, penggilingan padi, baik dalam skala mikro, kecil, menengah hingga industri besar seperti Pabrik Gula (PG), Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dan sebagainya. b. Facilitative organizations: salah satu bentuk organisasi fasilitatif yang sudah dikenal di Indonesia adalah pasar lelang ikan. Sub Terminal Agribisnis, walaupun belum sepenuhnya berjalan dengan baik sudah menawarkan alternatif transaksi berbagai produk pertanian melalui lelang. c. Trade associations: asosiasi perdagangan agroproduk yang\ terutama bertujuan untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi pada anggotanya. Contoh asosiasi dagang semacam ini adalah AEKI (Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia) dan ICO (international Coffe Agreement). 3. Saluran Pemasaran Saluran pemasaran adalah rute dan status kepemilikan yang ditempuh oleh suatu produk ini mengalir dari penyedia bahan mentah melalui produsen ke konsumen akhir. Saluran pemasaran ini dari semua lembaga atau pedagang perantara yang memasarkan produk atau barang/ jasa dari
produsen sampai ke konsumen. Beragam pertukaran produk, pembayaran, kepemilikan dan informasi yang terjadi disepanjang saluran pemasaran. Saluran pemasaran diperlukan karena produsen menghasilkan produk dengan memberikan kegunaan bentuk (form utility) bagi konsumen setelah sampai ketangannya, sedangkan lembaga penyalur membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat, dan kepemilikan dari produk itu (Kotler dan Susanto, 2001:59). Saluran pemasaran merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan produk dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran sangatlah penting terutama untuk melihat tingkat harga pada masing-masing lembaga pertanian dan harga jual produk di pasaran (Kotler dan Susanto, 2001 : 59). 4. Fungsi Pemasaran Fungsi pemasaran merupakan kegiatan atau tindakan dalam proses pemasaran. Anindita (2004 : 19), menjelaskan bahwa fungsi pemasaran adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Downey dan Erickson (1992 : 282), menambahkan bahwa beberapa kegiatan atau fungsi khusus membentuk langkah-langkah yang akan dilakukan namun dalam pelaksanaanya tidak perlu berurutan tetapi mencakup semuanya agar proses pemasaran berhasil dicapai. Anindita (2004 : 19), menjelaskan bahwa fungsi pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Fungsi pertukaran Fungsi pertukaran dengan perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi tersebut dapat melalui proses penjualan dan pembelian antara lembaga yang bersangkutan. b. Fungsi fisik Fungsi fisik merupakan tindakan yang berhubungan langsung dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bentuk dan waktu. c. Fungsi fasilitas Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk melancarkan kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen. 5. Kegunaan Pemasaran
Menurut Sudiyono (2001:1), Pemasaran pertanian yaitu proses aliran komoditas yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu (time utility), guna tempat (place utility), dan guna bentuk (from utility) yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran. Kegunaan pemasaran terdiri atas kegunaan bentuk (form utility), kegunaan tempat (place utility), kegunaan waktu (time utility), dan kegunaan kepemilikan (possessing utility). Kegunaan bentuk (form utility) yaitu industri berusaha mengubah suatu benda (bahan dasar) menjadi benda lain yang berbeda bentuknya sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi manusia/ masyarakat, seperti ulat sutra menjadi kain sutra. Kegunaan tempat (place utility) yaitu usaha yang bergerak dalam bidang transportasi atau pengangkutan, baik barang maupun angkutan manusia. Kegunaan waktu (time utility) yaitu usaha yang bergerak dalam bidang penyimpanan, misalnya dolog. Kegunaan kepemilikan yaitu (possessing utility) yaitu usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan atau pertokoan, seperti memindahkan barang-barang hasil olahan milik pabrik agroindustri menjadi milik masyarakat luas. 6. Margin Pemasaran Margin pemasaran adalah sebagai perbedaan harga yang dibayarkan oleh penjual utama (produsen) dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir (Hanafiah dan Saeffudin, 2006 : 99). Berdasarkan pengertian tersebut menunjukan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran yang saling berinteraksi. Margin pemasaran juga dinyatakan sebagai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan sejak tingkat produsen sampai ke tingkat konsumen. Menurut Downey dan Erickson (1992 : 504), margin pemasaran (marketing margin) adalah selisih antara dua pengembalian atau hasil produk pada dua tingkatan dalam saluran pemasaran, misalnya selisih antara harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Menurut Amang et. al (1996 : 324), margin pemasaran adalah diartikan sebagai perbedaan antara harga yang dibayar oleh konsumen untuk membeli produk dengan harga pabrik yang diterima oleh produsen yang membuat produk tersebut. Keuntungan pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar ke produsen (Petani) dan harga yang dibayarkan konsumen akhir. Keuntungan pemasaran bisa disebut margin pemasaran. Perbedaan jarak dari produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan. Oleh karena itu produsen tidak dapat bekerja sendiri untuk memasarkan produknya
sehingga memerlukan pihak lain atau lembaga pemasaran untuk membantu memasarkan hasil produksinya, misalnya pedagang pengumpul, pedagang besar, pengecer, dan sebagainya. Masing-masing lembaga pemasaran ingin mendapatkan keuntungan sehingga harga yang dibayarkan oleh lembaga pemasaran itu juga berbeda. Perbedaan harga masing-masing lembaga pemasaran bervariasi tergantung besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh masing-masing lembaga pemasaran. Jadi harga jual ditingkat produsen (petani) akan lebih rendah dari pada harga jual ditingkat pengecer atau harga beli ditingkat konsumen akhir (Kotler, 1997 : 22). C. Penelitian Terdahulu Roidah (2010), melakukan penelitian tentang Strategi Pemasaran Jagung Hibrida di Desa Janti Kecamatan Papar Kabupaten Kediri. Metode yang digunakan adalah metode survey. Hasil dari penelitian strategi pemasaran jagung hibrida di Desa Janti Kecamatan Papar Kabupaten Kediri berdasarkan hasil pembobotan, pemberian rating dan skoring diperoleh hasil total skor 2,65 yang berasal dari penjumlahan faktor kekuatan dan kelemahan. Penjumlahan masingmasing komponen IFAS diperoleh dari kekuatan dan kelemahan. Nilai kekuatan strategi pemasaran jagung hibrida sebesar 2,2 sedangkan nilai kelemahannya 0,45. Analisis lingkungan eksternal meliputi beberapa faktor strategis eksternal yang diperoleh masing-masing nilai peluang dan ancaman. Nilai peluang sebesar 2,4 sedangkan nilai ancaman sebesar 0,4 dengan hasil pembobotan, pemberian rating dan skoring diperoleh total 2,8 yang berasal dari penjumlahan faktor peluang dan ancaman. Saluran pemasaran jagung hibrida ada 2 saluran pemasaran di Desa Janti Kecamatan Papar Kabupaten kediri sebagai berikut: Saluran pemasaran 1. Sutawi (2002), meneliti tentang Analisis Pemasaran Jagung di Kecamatan Singosari Malang. Metode yang digunakan adalah metode survey di Kecamatan Singosari, yang merupakan salah satu sentra produksi jagung di Kabupaten Malang. Data dianalisis dengan metode deskriptif, perhitungan marjin pemasaran, indeks gini, elastisitas transmisi harga. Hasil penelitian menunjukkan pemasaran jagung melalui 3 saluran utama yaitu (a) Petani - tengkulak - pengumpul - grosir - pengecer - konsumen; (b) Petani - penebas - pengumpul - grosir - pengecer - konsumen; (c) Petani - pengumpul - grosir - pengecer - konsumen. Marjin pemasaran pada ketiga saluran utama sebesar Rp 709,00/kg pada saluran I, Rp 855,00/kg pada saluran II, dan Rp 608,00/kg pada saluran III. Distribusi keuntungan pada masing-masing lembaga pemasaran tidak
merata sempurna seperti ditunjukkan angka indeks gini masing-masing sebesar 0783, 0,789, dan 0,662, serta nilai elastisitas transmisi harga sebesar 0,628 yang berarti bahwa perubahan harga eceran 1% mengakibatkan perubahan harga di tingkat petani 0,628%. Tiolan (2003), meneliti tentang Prospek Pengembangan Jagung Di Kabupaten Tapanuli Utara (Studi kasus penelitian ini di Desa Bakal Batu 1, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara). Metode yang digunakan adalah metode survey. Dari penelitian diperoleh hasil: 1) Lahan, modal tenaga kerja dan input yang dibutuhkan usahatani jagung di daerah penelitian cukup tersedia. 2) Agroklimat di daerah penelitian sesuai dengan syarat tumbuh budidaya jagung. 3) Usahatani jagung menguntungkan dan layak untuk dikembangkan dengan nilai - R/C ratio adalah 1,81 - Pendapatan atau laba usahatani jagung cukup tinggi. 4) Potensi pasar dan permintaan atas hasil produk meningkat dari tahun ke tahun. 5) Harga jual komoditi jagung di daerah penelitian relatif stabil. 6) Masalah-masalah yang dihadapi oleh.petani adalah minimnya sarana dan prasarana, biaya produksi yang tinggi dan besarnya tingkat kehilangan hasil. 7) Strategi-strategi yang perlu disusun berkenaan dengan upaya adalah pemupukan modal, penyediaan alsintan, membentuk kelompok tani, meningkatkan produktivitas, memperkecil kehilangan hasil dan memperluas jaringan pemasaran. Penelitian ini dilakukan oleh Iskandar (2013), dengan judul Strategi Analisis Pemasaran Cabai Rawit Di Desa Bionga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode survei, dimana pengambilan data berdasarkan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa, 1) Saluran pemasaran cabai rawit adalah saluran pemasaran tidak langsung, 2) Nilai dari margin pemasaran Rp. 22.900, distribusi margin pemasaran terdiri dari biaya pengangkutan 74,24 %, biaya retribusi 17,45 % dengan keuntungan 7,86 %, dilihat dari biaya-biaya pemasaran maka petani dan pedagang cabai rawit Di Desa Bionga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo mendapat keuntungan cukup baik. Penelitian ini dilakukan oleh Ilahude (2013), dengan judul Analisis Sistem Pemasaran Kopra di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode survei, dimana pengambilan data berdasarkan wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis margin pemasaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa lembaga pemasaran yang terkait dengan pemasaran kopra yaitu, petani, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar. Terdapat tiga saluran pemasaran, yaitu saluran pemasaran tidak langsung, dengan margin pemasaran pada saluran pertama Rp.
400.000, saluran kedua Rp. 200.000, dan saluran ketiga Rp. 100.000, dan distribusi margin pemasaran pada saluran I biaya 68,75% lebih besar dari keuntungan 31,25%. Saluran II diperoleh biaya 50% sama besar dengan keuntungan 50%. Dan untuk saluran III juga diperoleh biaya 50% sama besar dengan keuntungan 50% dari margin pemasaran. Penelitian ini dilakukan oleh Warsana (2007), dengan judul Analisis Efisiensi dan Keuntungan Usahatani Jagung (Studi Kasus: di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora). Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden dengan metode pengambilan sampel cara proportional stratified random sampling. Pada analisis data dilakukan dengan menggunakan fungsi keuntungan Cobb Daouglass, Perhitungan Model Zellner's Method of Seemingly Unrelated Regression, pengujian keuntungan maksimum, pengujian skala usaha tani dan pengujian efisiensi ekonomi relatif. hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usahatani jagung di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora belum memberikan tingkat keuntungan yang maksimum kepada petani. Namun jika dilihat dari penggunaan input variabel menunjukan bahwa benih dan pestisida yang belum optimal sedangkan pengalokasian input variabel tenaga kerja dan pupuk telah mencapai optimal. Hasil pendugaan skala usaha menunjukan bahwa kondisi skala usaha dalam usahatani jagung didaerah penelitian secara rata - rata berada dalam keadaan increasing returns to scale (kenaikan hasil semakin bertambah). Dari hasil analisis efisiensi ekonomi relatif antara kedua kelompok berdasarkan skala luas lahan garapan yaitu skala luas lahan dibawah 1,0 ha (petani kecil) dan skala usaha luas lahan lebih dari diatas 1,0 ha dapat dibuktikan terdapat perbedaan tingkat efisiensi dimana petani kecil lebih efisien dibandingkan petani besar.
D. Kerangka Pikir Gambar 2: Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka kerangka pikir peneliti pada Usaha Tani Jagung Saluran Pemasaran Saluran Pemasaran Tidak Langsung Saluran Pemasaran Langsung Margin Pemasaran Mp=Pr-Pf atau Mp=Bp-Kp Gambar 2. Kerangka Pikir. Penelitian Analisis Pemasaran Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Gambar 2 diatas dijelaskan bahwa, salah satu tanaman yang cukup besar potensinya dalam perekonomian di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato adalah jagung. Usaha memperlancar arus barang/jasa dari produsen ke konsumen merupakan faktor yang tidak boleh diabaikan dengan memilih saluran pemasaran yang tepat yang akan digunakan dalam rangka penyaluran barang-barang/jasa dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran terbagi
atas dua bagian yaitu saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung. Saluran pemasaran langsung yaitu penyalur barang/jasa dari produsen ke konsumen dengan melalui perantara, sedangkan saluran pemasaran tidak langsung adalah bentuk saluran distribusi yang menggunakan jasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang atau jasa kepada para konsumen. Proses pengaliran barang pertanian dari produsen ke konsumen terdapat pedagang yang turut membantu proses pengaliran tersebut, sehingga harga jual dipasar mengalami perubahan dari harga yang diberikan oleh petani dengan harga yang diberikan pedagang di pasar. Margin pemasaran adalah selisih antara dua pengembalian atau hasil produk pada dua tingkatan dalam saluran pemasaran, misalnya selisih antara harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima produsen. Distribusi margin pemasaran adalah berapa besar bagian margin yang digunakan untuk melakukan fungsi pemasaran dan yang digunakan untuk keuntungan pemasaran. A. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pikir teoritis maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Diduga bahwa terdapat dua bentuk saluran pemasaran di Kecamatan Patilanggio yaitu saluran pemasaran langsung dan tidak langsung dan akan mempengaruhi besarnya margin pemasaran.